://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
.id
s.
go
bp
tb
.
tp
://
n
ht
:
: 52530.1503
: 3311004.52
Tim Penyusun
Pengarah
Penanggungjawab
Penulis
Editor
Desain Tata Letak
:
:
:
:
:
Diterbitkan Oleh
KATAPENGANTAR
dan luas lahan bukan sawah menurut penggunaannya dari setiap Kabupaten/Kota di
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bantuan sehingga
.id
publikasi ini dapat diterbitkan, diucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-
s.
go
tingginya. Saran dan kritik kami harapkan untuk menyempurnakan publikasi ini di masa
ht
tp
://
n
tb
.
bp
Drs. Wahyudin, MM
NIP.19661231 199103 1 140
DAFTARISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iii
METODOLOGI ..................................................................................................... 1
ULASAN SINGKAT . .............................................................................................. 5
s.
go
DAFTARTABEL
.id
TABEL-TABEL........................................................................................................ 11
Tabel 1 Luas Lahan Dirinci Menurut Penggunaan Per Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa
bp
tb
.
Tabel 2 Luas Lahan Sawah Dirinci Menurut Jenis Irigasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2014........................................................................................................................ 12
tp
://
n
Tabel 3 Luas Lahan Sawah Irigasi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2014.............................................................................................................. 13
Tabel 4 Luas Lahan Sawah Tadah Hujan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara
ht
ii
DAFTARGAMBAR
Gambar 2.1 Persentase Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Barat Tahun
2014................................................................................................................................6
Gambar 2.2 Perkembangan Luas Lahan Sawah yang Ditanami Padi (ha) di Nusa Tenggara Barat
Tahun 2010 - 2014...........................................................................................................6
Gambar 2.3 Persentase Lahan Sawah Irigasi Menurut Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Barat
ht
tp
://
n
tb
.
bp
s.
go
.id
Tahun 2014......................................................................................................................7
iii
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
METODOLOGI
PENGHITUNGAN
s.
go
.id
ht
tp
://
n
tb
.
bp
Survei Pertanian diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Pertanian Tanaman Pangan.
Landasan hukum pelaksanaan survei ini dan pengolahan hasil-hasilnya adalah :
a. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang statistik (Lembaran Negara Tahun 1997 no.39
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3683)
b. (No.20/DJTP/VI/1975)/(P.2/1/11/1975) , tanggal 28 Juni 1975 tentang pelaksanaan perbaikan
statistik pertanian.
c. (No.I.HK.050.84.86)/04110.0288, tanggal 17 Desember 1984 tentang keseragaman metoda
untuk memperoleh kesatuan angka.
d. (No.04110.143)/(I.HK.050.0617), tanggal 7 Agustus 1987 tentang petunjuk pelaksanaan
peramalan dan pengolahan bersama data statistik padi dan palawija.
2. METODOLOGI
Data lahan Pertanian yang disajikan adalah data luas lahan menurut penggunaan meliputi luas
lahan sawah menurut jenis pengairan dan luas lahan pertanian bukan sawah. Luas Lahan sawah
menurut pengairan yaitu Luas lahan sawah Irigasi dan luas lahan sawah non irigasi, sedang luas lahan
bukan sawah yakni luas lahan tegal/kebun, ladang/huma, dan lahan yang sementara tidak diusahakan.
Metode yang digunakan dalam survei ini adalah metode pencacahan lengkap seluruh kecamatan
di Nusa Tenggara Barat setiap tahun dengan menggunakan daftar SP LAHAN. Pengumpulan data
luas lahan menurut penggunaan (SP-Lahan) dilakukan oleh Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD)
menggunakan daftar SP-Lahan dengan metode pencacahan lengkap dari seluruh kecamatan di Nusa
Tenggara Barat. Data luas lahan yang dikumpulkan adalah kondisi pada akhir tahun dan dilaporkan
pada bulan Januari tahun berikutnya. Luas lahan tingkat provinsi merupakan penjumlahan angka
tingkat kabupaten/kota, dan luas lahan pada tingkat kabupaten/kota merupakan penjumlahan angka
tingkat kecamatan.
Laporan penggunaaan lahan ini dilakukan oleh mantri tani pada setiap bulan Januari dengan
referensi keadaan akhir Desember tahun sebelumnya.
4. PENGOLAHAN
Penerbitan ini merupakan hasil pengolahan dokumen SP LAHAN yang dikumpulkan dari setiap
kecamatan dan menunjukkan keadaan lahan menurut penggunaannya akhir Tahun 2014. Luas lahan
pada tingkat kabupaten/kota merupakan penjumlahan luas lahan tingkat kecamatan, dan luas lahan
di tingkat propinsi merupakan rekapitulasi angka tingkat kabupaten/kota.
a. LAHAN SAWAH
adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran
untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang
darimana diperoleh status lahan tersebut.
s.
go
.id
tb
.
bp
ht
tp
://
n
SAWAH LAINNYA
adalah polder (lahan sawah yang terdapat di delta sungai yang pengairannya dipengaruhi
oleh air sungai tersebut), dan sawah lainnya (rembesan-rembesan rawa yang biasanya
ditanami padi).
j. TEGAL/KEBUN
adalah lahan bukan sawah (lahan kering) yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan
terpisah dengan halaman sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah.
k. LADANG/HUMA
adalah lahan bukan sawah (lahan kering) yang biasanya ditanami tanaman musiman dan
penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah
tidak subur lagi.
l. PERKEBUNAN
adalah lahan yang ditanami tanaman perkebunan/industri seperti: karet, kelapa, kopi, teh,
dan sebagainya.
m. LAHAN YANG DITANAMI POHON/HUTAN RAKYAT
Meliputi lahan yang ditumbuhi kayu-kayuan/hutan rakyat termasuk bambu, sengon dan
angsana, baik yang tumbuh sendiri maupun yang sengaja ditanami.
.id
n. TAMBAK
adalah lahan yang dipergunakan untuk memelihara ikan, udang, atau binatang air lainnya.
Letak tambak ini tidak jauh dari laut dan airnya asin atau payau.
s.
go
o. KOLAM/TEBAT/EMPANG
adalah lahan yang dipergunakan untuk pemeliharaan/pembenihan ikan dan lain-lain.
tb
.
bp
p. PADANG PENGGEMBALAAN/RUMPUT
adalah lahan yang khusus digunakan untuk penggembalaan ternak.
tp
://
n
ht
r. PEKARANGAN
adalah lahan yang dipakai untuk rumah/bangunan termasuk halaman sekitar rumah yang
tidak diusahakan untuk pertanian.
s. HUTAN NEGARA
adalah lahan hutan yang berada di bawah pengawasan Departemen Kehutanan, Dinas
Kehutanan/Perhutani yang berada dalam wilayah kecamatan.
t. RAWA-RAWA
adalah lahan yang luas dan tergenang air yang tidak dipergunakan untuk sawah.
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
ULASAN SINGKAT
s.
go
.id
ht
tp
://
n
tb
.
bp
Salah satu yang mendasari perkembangan usaha pertanian di Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu
potensi sumber daya alam serta lahan yang dimiliki. Kondisi geografis NTB yang bervariasi antara
dataran tinggi, dataran rendah, pegunungan, pesisir, tanah yang kering, maupun berbagai kondisi lahan
dengan sistem irigasi yang baik, lahan kering, tadah hujan, pasang surut, menyebabkan tidak semua
wilayah di NTB mampu memproduksi semua jenis komoditi pangan yang sama. Petani cenderung
memilih jenis pertanian yang cocok dan menguntungkan sesuai dengan kondisi di tempat tinggalnya.
Petani yang tinggal di daerah tinggi dan berhawa sejuk cenderung memilih hortikultura dan
perkebunan. Tidak banyak yang memproduksi tanaman pangan seperti padi dan palawiija ataupun
perikanan darat karena dianggap tidak menghasilkan keuntungan yang optimal. Lain halnya petani
yang tinggal di areal dataran yang kering dan curah hujan yang rendah akan menyesuaikan komoditas
yang diusahakan sesuai dengan kondisi bentang lahan yang ada.
Luas lahan dan jenis lahan yang digunakan untuk pertanian dapat menentukan jumlah hasil
produksi pertanian. Luas lahan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah produksi tanaman yang
diusahakan, artinya jumlah produksi ditentukan oleh besar kecilnya luas lahan yang digunakan petani,
semakin luas lahan yang digunakan maka jumlah hasil produksi pertanian pun semakin meningkat
sehingga pendapatan petani semakin tinggi. Akan tetapi luas lahan tidak semata mata bergantung
pada jenis lahan yang digunakan. Lahan irigasi dapat berproduksi lebih banyak daripada lahan yang
mengandalkan pengairan dari air hujan maupun yang berasal dari pasang surut.
B. LAHAN PERTANIAN
Luas lahan sawah di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014 adalah 256.229 ha atau 12,84
persen dari keseluruhan luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lahan sawah tersebut menyebar
di sepuluh Kabupaten/Kota mengingat Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu lumbung padi nasional.
Kabupaten dengan lahan sawah paling luas adalah Kabupaten Sumbawa dengan luas lahan sawah
56.191 ha mengingat Kabupaten Sumbawa adalah kabupaten terluas di Provinsi NTB. Diikuti oleh
Kabupaten Lombok tengah pada urutan ke dua dengan luas lahan sawah 54.296 ha. Kabupaten/Kota
yang paling sedikit luas lahan sawahnya adalah Kota Mataram dengan luas lahan sawah 2.063 ha.
(Gambar. 1)
.id
Gambar 2.1
Persentase Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Nusa
Tenggara Barat Tahun 2014
ht
tp
://
n
tb
.
bp
s.
go
Luas baku lahan sawah NTB mengalami perkembangan dibandingkan tahun sebelumnya yakni
dari 254.543 ha pada tahun 2013 menjadi 256.229 ha pada tahun 2014. Dalam kurun waktu satu
tahun terjadi penambahan luas baku lahan sawah sebesar 0,66 persen dari tahun sebelumnya..
NTB yang terkenal sebagai tanah bumi Gora, mengandalkan komoditas padi sebagai komoditas
unggulan. Dapat dilihat pula dalam perkembangan luas lahan sawah yang ditanami padi, menunjukkan
bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir luas lahan sawah yang ditanami padi selalu mengalami
peningkatan. Hal ini sudah sejalan dengan program pemerintah melalui Kementerian Pertanian, dinas
pertanian provinsi maupun kabupaten untuk mencapai target swasembada melalui salah satunya
program upaya pencetakan lahan sawah baru yang bertujuan untuk peningkatan luas tanam.
Gambar 2.2
Perkembangan Luas Lahan Sawah yang Ditanami Padi (ha) di Nusa
Tenggara Barat Tahun 2010 - 2014
tb
.
bp
s.
go
.id
Dari total lahan sawah yang ada di NTB, terbagi dalam beberapa jenis sumber pengairan yang
digunakan, yaitu lahan sawah dengan irigasi (baik itu teknis, setengah teknis, atau sederhana), tadah
hujan, ataupun lahan sawah dengan irigasi pasang surut. Lahan sawah yang menggunakan pengairan
dengan irigasi seluas 205.131 ha atau 80,06 persen dari total lahan sawah di NTB. Luasan paling
besar berada di Kabupaten Lombok Timur 45.578 ha, selanjutnya Kabupaten Sumbawa 43.678 ha
dan Kabupaten Lombok Tengah 40.676 ha. Sawah dengan pengairan irigasi inipun terbagi menurut
penggunaannya dalam satu tahun antara lain ditanami padi sebanyak 99,33 persen, tidak ditanami
padi sebanyak 0,66 persen dari total lahan sawah dengan irigasi dan sementara tidak diusahakan
sebanyak 7 ha.
tp
://
n
Gambar 2.3
Persentase Lahan Sawah Irigasi Menurut Kabupaten/Kota di Nusa
Tenggara Barat Tahun 2014
ht
Luas lahan sawah tadah hujan di NTB adalah 51.093 ha, dengan seluruhnya dimanfaatkan untuk
ditanami padi seluas 50.545 ha dan tidak ditanami padi 548 ha. Lahan sawah tadah hujan merupakan
sumber daya fisik yang potensial untuk pengembangan pertanian, seperti padi, palawija maupun
tanaman holtikultura. Pada umumnya lahan sawah tadah hujan ini hanya ditanami padi sekali dalam
setahun atau maksimal dua kali yaitu pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau sebagian
diantaranya mengalami bera sampai pada musim tanam berikutnya.
Lahan sawah menurut pengairan selanjutnya lahan pasang surut. Lahan sawah dengan jenis irigasi
pasang surut hanya berada di Kota Mataram dengan luas sawah 5 ha. (Tabel. 2.1). Lahan sawah pasang
surut yang ada di Kota Mataram ini sebanyak 2 ha tidak ditanami padi dan selebihnya sementara tidak
diusahakan.
Yang dimaksud dengan lahan bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah seperti lahan
pekarangan, huma, lading, tegalan/kebun, lahan perkebunan, kolam, tambak, danau, rawa, dan
lainnya. Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak difungsikan sebagai lahan sawah lagi
dimasukkan dalam lahan bukan sawah.
Luas lahan pertanian bukan sawah di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah 1.331.111 ha pada
tahun 2013. Luas lahan tersebut turun sebesar -2,75 persen pada tahun 2014 menjadi 1.294.497 ha.
Lahan pertanian bukan sawah yang mengalami penurunan luas adalah lahan perkebunan, lahan yang
sementara tidak diusahakan dan lahan lainnya.
Luas lahan bukan pertanian yang ada di Nusa Tenggara Barat tahun 2014 adalah 445.378 ha yaitu
mengalami perkembangan 8,51 persen dibanding tahun sebelumnya. Perkembangan lahan bukan
pertanian ini terjadi karena meningkatnya permintaan akan lahan dan serta pertumbuhan penduduk
yang begitu cepat dan aktivitas pembangunan dalam berbagai bidang yang ada. Permintaan akan
lahan tersebut terus bertambah, sedangkan kita tahu bahwa lahan yang tersedia jumlahnya terbatas.
Hal inilah yang mendorong terjadinya konversi lahan pertanian ke lahan bukan pertanian.
Konversi lahan dapat diartikan sebagai perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif
(masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Konversi lahan merupakan konsekuensi
logis dari peningkatan aktivitas dan jumlah penduduk serta proses pembangunan lainnya. Konversi
lahan pada dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi, namun pada kenyataannya konversi lahan
menjadi masalah karena terjadi di atas lahan pertanian yang masih produktif. Di NTB sendiri lahan
pertanian yang mengalami konversi lahan berasal dari lahan pertanian bukan sawah baik dari lahan
perkebunan, lahan yang sementara tidak diusahakan dan lahan lainnya.
ht
tp
://
n
tb
.
bp
s.
go
.id
Untuk peningkatan produksi tanaman pangan, sangat diperlukan peningkatan efektivitas dan efisiensi
penggunaan lahan, pembangunan irigasi atau perbaikan sistem pengairan. Faktor penting lainnya
adalah dengan meningkatkan frekwensi penanaman dari yang biasanya hanya dapat ditanami
padi satu kali dalam setahun menjadi dua kali atau lebih dalam setahun. Masih dimungkinkan pula
optimalisasi pemanfaatan lahan sawah tadah hujan yang umumnya hanya dapat ditanami padi sekali
dalam setahun dengan melanjutkan menanam tanaman palawija.
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
TABEL-TABEL
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
Tabel 1
Luas Lahan Dirinci Menurut Penggunaan Per Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Lahan Pertanian
Kabupaten/Kota
(1)
Lahan Sawah
Lahan Bukan
Sawah
(2)
(3)
54 296
3 Lombok Timur
47 312
4 Sumbawa
56 191
(4)
(5)
18 623
86 182
29 362
120 839
92 849
20 394
160 555
509 058
99 149
664 398
21 248
120 805
90 402
232 455
35 384
366 229
35 852
437 465
11 625
36 010
137 267
184 902
8 Lombok Utara
8 938
63 171
8 844
80 953
9 Kota Mataram
2 063
382
3 685
6 130
10 Kota Bima
2 271
18 154
1 800
22 225
256 229
1 294 497
445 378
1 996 104
7 Sumbawa Barat
37 181
tb
.
tp
://
n
6 Bima
ht
5 Dompu
.id
2 Lombok Tengah
Jumlah
50 658
s.
go
16 901
bp
1 Lombok Barat
Lahan Bukan
Pertanian
11
Tabel 2
Luas Lahan Sawah Dirinci Menurut Jenis Irigasi
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Dalam Satu Tahun
Jenis Irigasi
Tiga Kali
Dua Kali
Satu Kali
Tidak
Ditanami
Padi
(2)
(3)
(4)
(5)
101 125
2 Tadah Hujan
48 793
1 752
33 831
1 371
.id
68 797
s.
go
1 Irigasi
Sementara
Tidak
Diusahakan
Jumlah
(6)
(7)
205 131
548
51 093
117 590
102 877
33 831
1 921
10
256 229
ht
3 Pasang Surut
tp
://
n
tb
.
bp
(1)
Ditanami Padi
4 Lebak
Jumlah
12
Tabel 3
Luas Lahan Sawah Irigasi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Dalam Satu Tahun
Ditanami Padi
Kabupaten/Kota
Satu Kali
(2)
(3)
(4)
(5)
6 836
6 587
157
2 Lombok Tengah
1 395
29 146
10 108
3 Lombok Timur
5 541
14 685
4 Sumbawa
5 192
24 677
5 Dompu
2 523
8 630
Sementara
Tidak
Diusahakan
Jumlah
(6)
(7)
13 580
27
40 676
1 344
45 578
13 802
43 678
9 131
4 351
16 005
7 520
8 081
24 231
2 090
5 104
1 906
9 100
8 Lombok Utara
89
2 020
6 086
8 195
9 Kota Mataram
670
1 214
174
2 058
10 Kota Bima
865
1 041
124
2 030
33 831
101 125
68 797
1 371
205 131
7 Sumbawa Barat
Jumlah
24 008
bp
tp
://
n
ht
6 Bima
.id
1 Lombok Barat
s.
go
Dua Kali
tb
.
(1)
Tiga Kali
Tidak
Ditanami
Padi
13
Tabel 4
Luas Lahan Sawah Tadah Hujan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Dalam Satu Tahun
Kabupaten/Kota
Dua Kali
Satu Kali
(2)
(3)
(4)
(5)
3 321
2 Lombok Tengah
289
13 331
3 Lombok Timur
4 Sumbawa
5 Dompu
873
Jumlah
(6)
(7)
0
3 321
13 620
1 681
53
1 734
64
12 513
4 370
5 243
590
10 560
11 153
2 361
164
2 525
8 Lombok Utara
479
264
743
9 Kota Mataram
10 Kota Bima
241
241
Jumlah
1 752
48 793
548
51 093
7 Sumbawa Barat
14
12 449
tb
.
tp
://
n
6 Bima
.id
s.
go
1 Lombok Barat
Sementara
Tidak
Diusahakan
bp
Tiga Kali
Tidak
Ditanami
Padi
ht
(1)
Ditanami Padi
Tabel 5
Luas Lahan Sawah Pasang Surut Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Dalam Satu Tahun
Kabupaten/Kota
Tiga Kali
Dua Kali
Satu Kali
Tidak
Ditanami
Padi
(2)
(3)
(4)
(5)
Sementara
Tidak
Diusahakan
Jumlah
(6)
(7)
1 Lombok Barat
2 Lombok Tengah
.id
(1)
Ditanami Padi
3 Lombok Timur
4 Sumbawa
5 Dompu
8 Lombok Utara
9 Kota Mataram
10 Kota Bima
Jumlah
7 Sumbawa Barat
s.
go
bp
tb
.
tp
://
n
0
ht
6 Bima
15
Tabel 6
Luas Lahan Sawah Rawa Lebak Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Dalam Satu Tahun
Kabupaten/Kota
Tiga Kali
Dua Kali
Satu Kali
(2)
(3)
(4)
Sementara
Tidak DitanaTidak Diusami Padi
hakan
2 Lombok Tengah
3 Lombok Timur
4 Sumbawa
5 Dompu
8 Lombok Utara
9 Kota Mataram
10 Kota Bima
Jumlah
6 Bima
7 Sumbawa Barat
16
.id
tb
.
s.
go
(7)
bp
1 Lombok Barat
(6)
tp
://
n
(5)
Jumlah
ht
(1)
Ditanami Padi
Tabel 7
Total Luas Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Dalam Satu Tahun
Kabupaten/Kota
Tiga Kali
Dua Kali
Satu Kali
(2)
(3)
(4)
Sementara
Tidak DitanaTidak Diusami Padi
hakan
6 836
6 587
3 478
2 Lombok Tengah
1 395
29 435
23 439
3 Lombok Timur
5 541
14 685
4 Sumbawa
5 192
24 677
5 Dompu
2 523
8 630
(6)
Jumlah
(7)
16 901
27
54 296
1 397
47 312
26 251
64
56 191
10 004
8 721
21 248
8 110
18 641
35 384
2 090
5 104
4 267
164
11 625
8 Lombok Utara
89
2 020
6 565
264
8 938
9 Kota Mataram
670
1 214
174
2 063
10 Kota Bima
865
1 041
365
2 271
33 831
102 877
117 590
1 921
10
256 229
7 Sumbawa Barat
Jumlah
25 689
bp
tp
://
n
ht
6 Bima
.id
1 Lombok Barat
s.
go
(5)
tb
.
(1)
Ditanami Padi
17
Tabel 8
Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah dan Luas Lahan Bukan Pertanian Dirinci Menurut
Penggunaannya di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 - 2014
Hektar
Penggunaan Lahan
2013
2014
(1)
(2)
(3)
1 294 497
.id
1 331 111
254 894
63 154
63 211
67 783
65 779
185 233
185 484
5 Penggembalaan/Padang Rumput
23 062
22 142
ht
36 349
36 046
700 631
666 941
410 450
445 378
1 741 561
1 739 875
254 899
s.
go
1 Tegal/Kebun
bp
2 Ladang/Huma
tp
://
n
tb
.
3 Perkebunan
18
Tabel 9
Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah Dirinci Menurut Penggunaannya Tiap Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Hektar
Kabupaten/Kota
Tegal/
Kebun
(1)
(2)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
50
10 060
50 658
171
10 646
37 181
3 476
678
23
59 285
92 849
3 713
20 304
9 094
3 432
7 418
2 Lombok Tengah
23 089
90
3 185
3 Lombok Timur
21 562
4 665
3 160
4 Sumbawa
58 911
15 769
5 Dompu
26 188
10 619
8 036
21 731
5 887
6 Bima
74 640
15 271
9 088
35 941
8 682
6 429
2 394
5 232
2 879
2 685
2 334
14 057
36 010
8 Lombok Utara
19 240
4 105
13 113
5 213
20
21 480
63 171
9 Kota Mataram
73
307
382
4 458
1 294
10
2 830
144
9 412
18 154
254 894
63 211
22 142
7 Sumbawa Barat
10 Kota Bima
Jumlah
s.
go
tb
.
tp
://
n
300
.id
1 Lombok Barat
bp
(4)
ht
(3)
19
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.
tp
://
n
ht
.id
s.
go
bp
tb
.