Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa merupakan daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,
yang dihuni sekelompok masyarakat di mana sebagian besar mata
pencahariannya lebih pada sektor agraris. Masyarakat desa adalah
komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama, yang bersatu
dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi
satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih
sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat
mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung
kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan
pembaharuan desa.
Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah desa sulit untuk
mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang
wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami
ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya,
sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan
keminiman

tingkat

pendidikan.

Pada

umumnya

masyarakat

desa

diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat


pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang
merupakan petani-petani miskin yang mata pencahariannya di bawah
garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari
masyarakat perkotaan.
Desa memiliki beberapa permasalahan pembangunan, salah satu
yang disoroti dalam makalah ini adalah masalah perekonomian yang
terjadi di desa. Permasalahan ekonomi desa ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti rendahnya sumber daya manusia, minimnya ketersediaan
lapangan kerja di desa, mata pencaharian yang tidak tetap, dan lain-lain.
Permasalahan ekonomi ini juga berdampak terhadap sektor kehidupan
lainnya.

Dengan

permasalahan-permasalahan

ekonomi

di

desa,

pembangunan desa secara umum dapat mempengaruhi kemajuan dan


kesejahteraan desa.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini
sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Bagaimana konsep dari desa?


Apa saja ciri-ciri desa?
Apa saja permasalahan-permasalahan yang ada di desa?
Bagaimana permasalahan ekonomi di desa?
Apa penyebab permasalahan ekonomi di desa?
Apa dampak permasalahan ekonomi desa?
Bagaimana solusi untuk permasalahan ekonomi di desa?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahui konsep desa.


mengetahui ciri-ciri desa.
mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di desa.
mengetahui masalah-masalah ekonomi di desa.
mengetahui penyebab permasalahan ekonomi di desa.
mengetahui dampak masalah ekonomi desa bagi sektor

kehidupan lain di desa.


7) Untuk mengetahui dan mencari solusi untuk mengatasi masalah
ekonomi di desa.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Konsep Desa
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa Sansekerta, deca
yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perspektif
geografis, desa atau village

diartikan sebagai a groups of houses or

shops i a country area, smaller than a town. Berdasarkan UU No. 5 Tahun


1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk,
sebagai

kesatuan

masyarakat

hukum

yang

mempunyai

organisasi

pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan mempunyai hak


otonomi dalam ikatan negara kesatuan RI.
Desa menurut H.A.W. Widjaja adalah sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang
bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan
Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat. Menurut Sutarjo Kartohadikusumo, desa
adalah suatu kesatuan hukum di mana bermukim suatu masyarakat yang
berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan pemerintah sendiri.
Sedangkan pengertian desa menurut tinjauan geografi, desa adalah suatu
perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial,
ekonomi, politik dan budaya dan memiliki hubungan timbal balik dengan
daerah lain.
Pengertian desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum
sering di istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya
jauh dari keramaian kota, yang dihuni sekelompok masyarakat di mana
sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani, sedangkan secara
administratif desa adalah yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun
digabingkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atau berhak
mengatur rumah tangga sendiri (otonomi).
Unsur-unsur dalam desa sebagai berikut.
a) Wilayah (lingkungan geografis)
b) Penduduk, yang meliputi berbagai hal tentang kependudukan seperti
jumlah, persebaran, mata pencaharian, dan lain-lain.

c) Tata kehidupan, meliputi segala hal yang menyangkut seluk beluk


kehidupan masyarakat desa.

2. Ciri-ciri Desa
Menurut Sapari (1993) karakteristik desa adalah sebagai berikut.
a) Aspek morfologi, desa merupakan 765 pemanfaatan lahan atau tanah
oleh penduduk masyarakat yang bersifat agraris, serta bangunan
rumah tinggal yang terpencar.
b) Aspek jumlah penduduk, maka desa didiami oleh sejumlah kecil
penduduk dengan kepadatan yang rendah.
c) Aspek ekonomi, desa merupakan wilayah yang penduduknya bermata
pencaharian pokok di bidang pertanian, bercocok tanam atau
agrarian atau nelayan.
d) Aspek sosial budaya, desa itu tampak dari hubungan sosial antar
penduduknya yang bersifat khas, yakni hubungan kekeluargaan,
bersifat pribadi, tidak banyak pilihan, serta bergotong royong.

Menurut Subianto desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


a) Kehidupan tergantung pada alam.
b) Toleransi sosialnnya kuat.
c) Adat-istiadat dan norma agama kuat.
d) Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal
e) Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft (paguyuban)
f) Pola pikirnya irrasional
g) Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris.

Menurut Paul H Landis ciri-ciri desa sebagai berikut (Naimah, 2015).


a) Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
b) Para orang tua umumya otoriter terhadap anak-anaknya
4

c) Cara berfikir dan sikapnya konservatif dan statis


d) Mereka amat toleran terhadap nilai-nilai budayanya sendiri, sehingga
kurang toleran terhadap budaya lain
e) Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
f) Memiliki sikap udik dan isolatif serta kurang komunikatif dengan
kelompok sosial di atasnya
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto desa memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)
e)

Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam


Kehidupan petani sangat bergantung pada musim
Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja
Struktur perekonomian bersifat agraris
Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasar ikatan

kekeluargaan
f) Perkembangan sosial relatif lambat
g) Kontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal
h) Norma agama dan adat masih kuat
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan
mengenai cirri-ciri dari sebuah masyarakat desa sebagai berikut.
a)

Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara


ribuan jiwa.

b)

Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap


kebiasaan.

c)

Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang


sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.

d)

Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai


hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.

e)

Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar


kekeluargaan.

f)

Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.

g)

Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian,


agama, adat istiadat, dan sebagainya.

3. Permasalahan-permasalahan yang ada di Desa


5

Pada umumnya masyarakat pedesaan pengalami beberapa permasalahan sebagai


berikut.
a)

Masalah insfrastruktur yang kurang mendukung, seperti jalan yang berbatu atau becek
apa bila hujan, dan berdebu apabila musim kemarau. Sarana air bersih masih secara
alami.

b)

Masalah Transportasi, karena sarana jalannya kurang mendukung maka transportasi


juga menjadi masalah, hal ini terasa sekali apabila warga desa aa yang menderita sakit
dan harus berobat ke rumah sakit yang biasanya ada di perkotaan.

c)

Masalah Berkurangnya sumber daya alam, karena alam yang telah menyediakan
berbagai kebutuhan masyarakat tidak dipelihara bahkan cederung di biarkan terlantar,
sehingga tidak bisa menyediakan kebutuhan masyarakat desa.

d)

Masalah rusaknya lingkungan sekitarnya, sebagai akibat diekploitasi dan tidak di jaga
kelestariannya, maka lambat laun akan berkurang sumber daya alamnya.

e)

Masalah komunikasi, Di pedesaan pada umumnya sarana komunikasi juga minim,


akibatnya warga desa akan kurang bisa berkembang karena sulit untuk dapat mengakses
Informasi dari luar pedesaan.

f)

Masalah Tanah, juga biasanya bisa menjadi permasalahan, karena mereka rata-rata
enggan untuk mengurus tanahnya secara resmi, seperti mengurus sertifikat kepemilikan
yang legal.

g)

Masalah kesehatan di pedesaan terasa masih rendah, apabila ada sarana tempat
berobat, biasanya hanya Pusksemas pembantu, dengan tenaga yang sangat terbatas.
Peran non medis lebih menonjol, karena dianggap lebih murah, dan percaya bahwa
penyakit disebabkan oleh alam sekitar.

h)

Masalah pendidikan sepertinya lebih menonjol di pedesaan, karena disamping sarana


pendidikan yang ada hanya sampai tingkat SD atau SMP, maka orang-orang yang
berpendidikan tinggi biasanya enggan untuk tinggal di Desa, mereka lebih senang
mencari pekerjaan di Kota.

i)

Masalah Sosial, sebagaian besar masyarakat Desa bisa dikatakan belum sejahtera,
karena berbagai keterbatasan tersebut diatas, apabila masyarakat Desa di beri akses
seperti masyarakat kota, mereka juga bisa lebih sejahtera.

4. Permasalahan Ekonomi di Desa


Masalah ekonomi adalah masalah

umum

yang

dialami

oleh

masyarakat desa. Aktivitas perekonomian yang rata-rata di sektor


pertanian ini belum tentu keberhasilan panen membuat kehidupan
6

perekonomian juga tidak begitu pasti. Selain itu Fenomena meningkatnya


arus urbanisasi, sedikit banyak akan berdampak negatif terhadap ekonomi
di desa jika tidak ditemukan langkah kebijakan yang bersifat solutif ke
akar permasalahannya. Berikut masalah-masalah yang berkaitan dengan
perekonomian di desa.
a. Masalah terbatasnya lapangan pekerjaan di desa
Indonesia sebagai negara agraris sampai saat ini dapat dilihat dari
besarnya jumlah penduduk yang masih mengandalkan penghasilannya
serta

menggantungkan

harapan

hidupnya

pada

sektor

pertanian.

Dominasi sektor pertanian sebagai matapencaharian penduduk dapat


terlihat nyata di daerah pedesaan. Sampai saat ini lapangan kerja yang
tersedia di daerah pedesaan masih didominasi oleh sektor usaha bidang
pertanian. Kegiatan usaha ekonomi produktif di daerah pedesaan masih
sangat terbatas ragam dan jumlahnya, yang cenderung terpaku pada
bidang pertanian (agribisnis). Aktivitas usaha dan matapencaharian utama
masyarakat di daerah pedesaan adalah usaha pengelolaan/ pemanfaatan
sumber daya alam yang secara langsung atau tidak langsung ada
kaitannya dengan pertanian. Bukan berarti bahwa lapangan kerja di luar
sektor pertanian tidak ada, akan tetapi masih sangat terbatas. Peluang
usaha di sektor non-pertanian belum mendapat sentuhan yang memadai
dan belum berkembang dengan baik. Kondisi ini mendorong sebagian
penduduk di daerah pedesaan untuk mencari usaha lain di luar desanya,
sehingga

mendorong

mereka

untuk

berhijrah/migrasi

dari

daerah

pedesaan menuju daerah lain terutama daerah perkotaan. Daerah


perkotaan dianggap memiliki lebih banyak pilihan dan peluang untuk
bekerja dan berusaha.
Mata pencaharian yang tidak tetap di desa merupakan salah satu
penghambat kemajuan ekonomi masyarakat. Hal ini menimbulkan kondisi
ekonomi keluarga yang tidak stabil, sehingga berdampak pada kestabilan
ekonomi masyarakat secara umum. Sebagian besar warga yang menjadi
petani

juga

menyebabkan

belum

memiliki

pendapatan

lahan
mereka

sendiri
tiap

untuk
bulan

bertani,
tidak

hal

ini

menentu.

Permasalahan ini merupakan salah satu tantangan untuk pengembangan


desa baik dari dalam (pengembangan internal) maupun dari luar
(pengembangan eksternal).
7

b. Kemiskinan
Sebagian besar masalah ekonomi di desa

adalah masalah

kemiskinan. Dari segi ekonomi, rumah tangga miskin dicirikan oleh jenis
mata pencaharian pada sektor informal di pedesaan maupun di perkotaan,
sering berpindah-pindah mata pencaharian dari produktivitas yang rendah
sehingga menyebabkan pendapatan yang rendah. Karakteristik lain dari
rumah tangga miskin adalah kecenderungan untuk menyediakan sebagian
besar dari anggaran rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Alokasi
pendapatan yang cenderung hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan
merupakan cerminan adanya kemiskinan rumah tangga.
Sekurang-kurangnya

ada

dua

pendekatan

untuk

memberikan

pengertian tentang kemiskinan. Pertama adalah pendekatan absolut yang


menekankan pada pemenuhan kebutuhan fisik minimum, tolok ukur yang
dipakai adalah kebutuhan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang
atau keluarga agar dapat melangsungkan hidupnya pada taraf yang layak.
Pendekatan kedua adalah
ditentukan

berdasarkan

pendekatan
taraf

relatif

hidupnya

relatif

dimana

kemiskinan

dalam

masyarakat

(Suparlan, 1984). Secara konsepsional, kemiskinan dirumuskan sebagai


suatu kondisi hidup yang serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia. Secara operasional kriteria kemiskinan itu ditetapkan
dengan tolok ukur garis kemiskinan. Penduduk miskin adalah golongan
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan target
pembangunan

biasanya

dirumuskan

sebagai

upaya

mengentaskan

golongan masyarakat miskin agar mereka bisa berada di atas garis


kemiskinan tersebut.
c. Instabilitas ekonomi
Jika di daerah perkotaan geliat perekonomian begitu fenomenal dan
pantastis. Sebaliknya, hal yang berbeda terjadi di daerah pedesaan,
dimana

geliat

perekonomian

berjalan

lamban

dan

hampir

tidak

menggairahkan. Roda perekonomian di daerah pedesaan didominasi oleh


aktivitas produksi. Aktivitas produksi yang relatif kurang beragam dan
cenderung monoton pada sektor pertanian (dalam arti luas : perkebunan,
8

perikanan, petanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan,


kehutanan, dan produk turunannya). Kalaupun ada aktivitas di luar sektor
pertanian jumlah dan ragamnya masih relatif sangat terbatas.
Aktivitas

perekonomian

yang

ditekuni

masyarakat

di

daerah

pedesaan tersebut sangat rentan terhadap terjadinya instabilitas harga.


Pada waktu dan musim tertentu produk (terutama produk pertanian) yang
berasal dari daerah pedesaan dapat mencapai harga yang begitu tinggi
dan pantastik.
Meskipun

penduduk

di

daerah

pedesaan

mayoritas

bermatapencaharian sebagai petani, namun tidak semua petani di daerah


pedesaan memiliki lahan pertanian yang memadai. Banyak diantara
mereka memiliki lahan pertanian kurang dari 0,5 hektar, yang disebut
dengan istilah petani gurem. Lebih ironis lagi, sebagian dari penduduk di
daerah pedesaan yang malah tidak memiliki lahan pertanian garapan
sendiri. Mereka berstatus sebagai petani penyewa, penggarap atau
sebagai buruh tani. Petani penyewa adalah para petani yang tidak
memiliki lahan pertanian garapan milik sendiri melainkan menyewa lahan
pertanian milik orang lain. Petani penggarap adalah para petani yang tidak
memiliki lahan pertanian garapan milik sendiri melainkan menggarap
lahan pertanian milik orang lain dengan sistem bagi hasil atau lainnya.
Buruh tani adalah petani yang tidak memiliki lahan pertanian garapan
milik sendiri melainkan bekerja sebagai buruh yang menggarap lahan
pertanian milik orang lain dengan memperoleh upah atas pekerjaannya.
5. Penyebab Permasalahan Ekonomi Desa
Pemberdayaan

ekonomi

kerakyatan

di

perdesaan

menghadapi

berbagai masalah yang tidak sederhana. Dari sekitar 65.554 desa di


Indonesia, lebih kurang 51 ribu desa merupakan desa perdesaan, dan
sekitar 20.633 desa diantaranya tergolong miskin. Kemiskinan yang
diderita masyarakat desa, khususnya petani dan nelayan tradisional,
antara lain akibat pengurasan asset perdesaan selama ini. Berbagai
pemberdayaan perekonomian rakyat di perdesaan kurang berhasil, dan
kemiskinan itu sudah diterimanya sebagai warisan yang turun temurun.

Beberapa faktor penyebab permasalahan ekonomi adalah adanya


kondisi

yang

ketidakberdayaan

dilematis.

Muncul

masyarakat

perilaku
dalam

ketergantungan
upaya

dan

peningkatan

kesejahteraannya sendiri. Kreativitas dan prakarsa masyarakat, rendah.


Itulah persoalan yang rata-rata terjadi di perdesaan. Banyak faktor yang
saling berkait. Selama ini pembangunan fisik tanpa pengikutsertaan
partisipasi masyarakat. Pola demikian paling mungkin menjadi penyebab
rendahnya kreativitas dan prakarsa masyarakat, bahkan "membudayanya"
perilaku ketergantungan itu tadi. Apalagi pembangunan fisik yang
dilakukan tanpa dibarengi pengembangan sumber daya manusia.
Pembangunan dan perkembangan perdesaan jauh tertinggal
dibandingkan dengan perkotaan. Sentra-sentra kegiatan ekonomi utama
perdesaan yang berbasis pada agrobisnis dan pemanfaatan sumber daya
alam belum berkembang secara optimal. Sektor ekonomi lainnya, seperti
industri kecil dan kerajinan rakyat masih sangat terbatas. Sarana dan
prasarana perdesaan, terutama jaringan jalan, air bersih den sanitasi
sangat tidak memadai.
Beberapa faktor yang menyebabkanmenyebabkan masalah ekonomi
desa adalah sebagai berikut.
a) Produktivitas Rendah. Dalam segi produktivitasharus diakui bahwa
penguasaan teknologi dan SDM belum memadai, sehingga produktivitas
petani masih rendah, tidak mampu menghasilkan produk olahan dan
komoditas primer pertanian yang bernilai tambah lebih tinggi.
b) Seluruh pasar baik lokal, regional maupun eksport umumnya telah
dikuasai pedagang dengan distribusi income yang semakin tidak adil
bagi produsen di perdesaan.
c) bantuan-bantuan pemerintah seperti JPS sangat kecil yang benar-benar
sampai kepada masyarakat yang menjadi target.
d) tingkat pendidikan masyarakat desa yang relatif rendah sehingga tidak
mampu menerima modernisasi dalam upaya meningkatkan teknologi
untuk mengefisiensikana kegiatan ekonomi mereka.
e) Letak Geografis
Di Indonesia mempunyai tingkat kesuburan tanah yang berbeda
disetiap wilayah. Tingkat kesuburan tanah juga sangat berpengaruh dalam
pembangunan desa, desa yang mempunyai keadaan tanah yang subur
cenderung akan mempengaruhi hasil tani yang akan dihasilkan. Semakin
baik dan banyak hasil tani yang dihasilkan oleh desa tersebut maka akan
10

sangat mempengaruhi dari pendapatan masayarakat itu sendiri. Semakin


besar pendapatan masyarakat maka pertumbuhan ekonomi didesa
tersebut

akan

semakin

baik.

Letak

wilayah

desa

juga

sangat

mempengaruhi dari pembangunan desa itu sendiri. Desa yang yang letak
wilayahnya lebih strategis yang dalam hal ini dekat dengan peradaban
kota akan berbeda dengan desa yang letaknya sulit dijangkau. Desa yang
letaknya sulit dijangkau akan cenderung akan mengalami pembangunan
ekonomi

yang

lambat.

Hal

ini

disebabkan

karena

sulitnya

akses

pemerintah dan dunia luar untuk menjangkaunya. Jadi letak desa yang
strategis juga sangat berpengaruh dalam pembangunan desa itu sendiri.
f) Menjarah
Nilai tambah terbesar agribisnis yang umumnya belum dikuasai oleh
para petani berada pada subsistem hulu (up-stream) dan subsistem hilir
(down-stream).
Sebenarnya banyak bidang usaha ekonomi kerakyatan yang bersifat
massal yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa sendiri, tetapi
kenyataan masyarakat perdesaan hanya menjadi penonton di luar arena.
Mengapa demikian? karena bidang-bidang itu pun ditangani oleh para
pengusaha besar. Padahal seharusnya pengusaha

besar itu dapat

berperan dalam pembinaan dan pemasarannya saja.


Suatu fakta, bahwa berbagai upaya pemberdayaan

ekonomi

kerakyatan yang dikembangkan oleh Pemerintah, banyak yang kurang


berhasil. Contohnya saja kredit yang diberikan kepada petani, macam KUT
banyak

yang

macet

pengembaliannya.

Anehnya,

setelah

ditelusuri

ternyata malah bukan petaninya yang menerima, banyak oknum pengurus


yang memanfaatkan dana jatah usaha tani ini.
Begitu pula dengan KUD-KUD yang hampir ada di setiap desa atau
kecamatan. Ketika petani akan menjual hasil produksinya, macam-macam
alasannya, petani yang lagi butuh dana tadi terpaksa harus rela melego
hasil jerih payahnya itu ke tengkulak. Tak jauh beda dengan nasib nelayan,
umumnya nelayan ini paling gampangnasibnya dimainkan oleh tengkulak
atau bandar bandar ikan. Karena mereka ini umumnya memang hanya
bermodalkan tenaga saja. kapal penangkap ikan harus sewa, termasuk
modal untuk bahan bakarnya. Sesampai di darat, nelayan ini hanya bisa
pasrah menjual hasil tangkapannya ini di tangan para bandar yang kadang
11

dengan sesukanya memainkan harga pasar di tempat-tempat pelelangan.


Maka disini tidak heran jika para nelayan itu tidak lebih dari sapi perahan
saja. Kehidupan keluarganya tetap saja melarat, gubuk reyot tempat
berlindung anak-istri tak mampu diperbaikinya, apa mau dikata mereka ini
sudah menganggap kemelaratan ini seakan sudah menjadi warisan yang
turun-temurun bagi mereka. Kuatnya posisi pedagang perantara yang
didukung oleh birokrat perdesaan yang juga turut menikmati sebagian
keuntungana dari mekanisme pasar yang tidak berpihak pada petani.
Selain itu penyebab permasalahan ekonomi desa yang berhubungan
dengan pembangunan desa adalah aksesibilitas ke desa. Aksesibilitas
desa yang sulit menjadikan ekonomi pedesaan jadi tertekan dan sulit
bertumbuh, sehingga menciptakan kemiskinan di pedesaan. Hasil produksi
masyarakat desa seperti hasil pertanian, peternakan, perikanan, dan hasil
hutan ikut sulit dipasarkan dan harganya rendah, sebaliknya harga
kebutuhan masyarakat yang tidak dapat diproduksi oleh masyarakat desa
harganya cukup mahal, dan tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Aksesibilitas

transportasi

yang

sulit

tersebut,

maka

program

pembangunan yang lain sulit masuk, karen biaya yang tinggi, memerlukan
waktu yang lama dalam perjalanan.
6. Dampak Permasalahan Ekonomi
Dampak dari permasalahan ekonomi di desa adalah terjadinya
urbanisasi masyarakat desa ke kota dengan keterampilan orang desa
yang sebagian agraris dan tidak dibutuhkan oleh pasaran tenaga kerja
kota yang industri dan jasa-jasa, sehingga mereka berusaha di sektor
informal dan buruh kasra, tidak memiliki rumah, sehingga menjadi
tunawisma dan kembali terjeebak pada kemiskinan, kemelaratan dan
kesengsaraan. Dampak ini berkaitan dengan masalah di kota, dari hal
tersebut akan menimbulkan adanya pemindahan kemiskinan dari desa ke
kota dengan masalah jauh lebih kompleks.
Menurut kami dampak dari permasalahan ekonomi yang terjadi di
desa sebagai berikut.
a) Terjadinya urbanisasi karena minimnya lowongan kerja dan sarana
prasarana kurang mendukung perekonomian di desa
12

b) Desa kurang dapat mengembangkan potesi sda karena kualitas sdm


masih rendah
c) Perhatian masyarakat terhadap pendidikan dab kesehatan masih
rebdah karena kemampuan ekonomi masyrakat sebagian masih
rendah
d) Bertambahnya Pengangguran
Secara umum pengangguran diartikan sebagai angkatan kerja yang
tidak bekerja. Pengangguran merupakan rantai masalah yang dapat
menimbulkan beberapa permasalahan pada suatu negara.
Pengangguran disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak
seimbang dengan jumlah lapangan kerja/kesempatan kerja.
Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat terserap dalam
lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.

7. Solusi Masalah Ekonomi Desa


Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi di
desa adalah dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dengan
memperbaiki sarana pendidikan, mengadakan penyuluhan pendidikan
terhadap masyarakat agar tercipta generasi penerus yang memiliki
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b) Ketersediaan parasarana dan sarana transportasi yang memadai akan
mendukung arus orang dan barang yang keluar dan masuk ke daerah
pedesaan. Untuk mendorong peningkatan dinamika masyarakat daerah
pedesaan akan arus transportasi orang dan barang keluar dan masuk
dari dan ke daerah pedesaan, diperlukan prasarana dan sarana
transportasi yang memadai.karena Salah satu prasarana dan sarana
pokok dan penting untuk membuka isolasi daerah pedesaan dengan
daerah lainnya adalah prasarana transportasi (seperti jalan raya,
jembatan, prasarana transportasi laut, danau, sungai dan udara), dan
sarana transportasi (seperti mobil, sepeda motor, kapal laut, perahu
mesin, pesawat udara dan sebagainya).
13

c) Peran pemerintah (pusat dan daerah) dalam pembangunan desa


ditempatkan pada posisi yang tepat. Pemerintah diharapkan berperan
dalam memberi motivasi, stimulus, fasilitasi, pembinaan, pengawasan
dan hal-hal yang bersifat bantuan terhadap pembanguan desa dalam
aspek fisik.
d) Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan desa,
termasuk pembangunan ekonomi. Karena proses pembangunan desa
bukan

hanya

sebatas

membangun

prasarana

dan

sarana

yang

diperlukan, tetapi proses pembangunan desa memerlukan waktu yang


panjang, banyak pengorbanan, dan bertalian dengan banyak pihak
dalam masyarakat termasuk masyarakat di daerah pedesaan. Proses
pembangunan desa dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan. Seyogyanya pada semua tahapan
pembangunan desa ini terjadi keterlibatan partisipasi aktif masyarakat
daerah pedesaan.
Solusi

lain yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan

ekonomi desa adalah sebagai berikut.


a) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Merupakan pembinaan manusia atau kelompok masyarakat desa
sehingga terwujud SDM yang berkualitas melalui peningkatan kesadaran
dan percaya diri, peningkatan pendapatan, peningkatan kesejahteraan,
peningkatan

sosial,

politik,

dan

budaya

agar

mampu

dan

dapat

menjangkau akses sumber daya alam, permodalan, teknologi, dan pasar


sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasar sandang, pangan, papan,
pendidikan, kesehatan, hukum, lingkungan, dan sosial politik. Wujud
pengembangan SDM harus didukung dengan tersedianya lahan pertanian,
kehutanan, dan bentuk kekayaan alam lain yang dapat diolah dengan
tujuan untuk mencari dan mendapatkan potensi desa yang masih
disembunyikan oleh alam. Atau bisa juga mengembangkan potensi desa
yangsudah menjadi warisan.
b) Pengembangan kemampuan dalam permodalan
Kegiatan pemberdayaan dalam bidang permodalan diharapkan
masyarakat

mampu

menghilangkan

ketergantungan

dan

tumbuh

kewaspadaan dalam mendapatkan dan pengelolaan modal yang salah,


serta berusaha dalam sistem pasar untuk mendapat dan mengelola
14

modal. Penguatan modal usaha dapat diberikan dalam bentuk hibah atau
pinjaman dari berbagai sumber, misalnya : Dinas Koperasi dan UMKM yang
setiap

tahun

memberikan

danahibah

dalam

bentuk

kegiatan

penumbuhan dan pengembangankewirausahaan bagi pemudan dan


Sarjana, pemberian pinjaman ringanseperti Kredit Usaha Rakyat (KUR),
dan pengembangan dari bantuanpermodalan tersebut bisa diperluas
kembali dan lebih merata. Dana ini diharapkan mampu dikelola kelompok
masyarakat untuk digunakan secarabersama dengan tujuan memperkuat
ekonomi desa.
c) Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Rakyat
Pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat tumbuh dari, oleh,
dan/untuk kepentingan rakyat berdasarkan asa kekeluargaan yang dapat
dilakukan melalui pembinaan kepada masyarakat desa di bidang ekonomi
secara berkelompok. Kegiatan ini diharapkan masyarakat saling mengenal,
percaya, dan mempunyai kepentingan yang sama melalui pembentukan
kelompok, maka akan tumbuh kerjasama yang baik dan serasi sehingga
mampu meningkatkan kewaspadaan dan kemandirian. Bentuk ekonomi
kerakyatan bisa berupa kelompok usaha sejenis, misalnya: kelompok
petani lele, kelompok petani ikan patin, ikan gurame. Seharusnya
pembentukan kelompok seperti itu juga bisa diterapkan padausaha-usaha
desa yang lain, seperti kerajinan, penjahit. Sehingga dengan pembentukan
kelompok masyarakat akan cenderung lebih tertarik untuk kerjasama
mencapai tujuan yang lebih besar. Bisa melalui membentuk koperasi
yang menimbulkan kesadaran untuk bisa mensejahterahkan anggotanya.
Disamping itu pembinaan diarahkan agar kelompok masyarakat yang
terbentuk mampu mengelola usaha bersama melalui kursus, pelatihan
teknis, manajemen, kewirausahaan, yang dapat diselengggarakan oleh
pemerintah melalui dinas terkait ataupun pihak swasta yang bersifat
sukarela, sehingga mampu mengembangkan usahanya melalui kegiatan
temu usaha, pameran dalam rangka memasarkan hasilusahanya.
Pemberdayaan kelompok masyarakat mengarah pada hal-hal yang
mengacu pada faktor-faktor sebagai berikut.
15

a) Pemihakan

dan

pemberdayaan

masyarakat

dalam

arti

bahwa

pemberdayaan diutamakan untuk meningkatkan kemampuan, daya


saing, dan partisipasi masyarakat kelas bawah.
b) Pemantapan ekonomi dan pendelegasian
pengelolaan

pembangunan

yang

wewenang

mengembangkan

peran

dalam
serta

masyarakat, dalam arti semakin memberikan kesempatan yang lebih


besar terhadap masyarakat pedesaan yang selama ini terpinggirkan dan
tidak pernah terlibat dalam pengambilan keputusan atas pembangunan
suatu daerah.
Pemberdayaan kelompok masyarakat berperan untuk membentuk
karakter mayarakat sehingga mampu meperkuat basis ekonomi dari
sebuah desa. Dengan adanya pemberdayaan kelompok di masyarakat,
masyarakat diharapkan sebagai berikut.
a) Mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,
meliputi primer dan skunder.
b) Menyediakan prasarana dan

sarana

produksi

secara

lokal

yang

memungkinkanmasyarakat dapat memperoleh dengan harga terjangkau


dan kualitas bagus.
c) Meningkatkan
peran

kelompok

masyarakat

sebagai

wadah

untukmempermudah pencapaian tujuan individu-individu.


d) Menciptakan hubungan kegiatan ekonomi produktif di daerah yang
memilikiciri-ciri berbasis sumber daya lokal (resource based), memiliki
pasar yang jelas,dan mengembangkan usaha dengan pemanfaatan
teknologi.
e) Mampu menciptakan hubungan kemunikasi dan dasar hubungan
ekonomi antar desa.
Secara umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
adalah dengan adanya pengembangan desa. Tujuan pengembangan
perdesaan

adalah

untuk

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

perdesaan secara bertahap. Polanya pun tinggal menerapkan. Yaitu


melalui cara sebagai berikut.
a) Pembentukan lembaga koperasi oleh masyarakat, agar masyarakat
mampu melaksanakan prosesing, pemasaran dan melindungi dirinya
dari ulah para spekulan.
16

b) Pengembangan produk pertanian unggulan yang berkualitas dan


berdaya saing.
c) Peningkatan kesempatan berusaha dan bekerja guna peningkatan
pendapatan.
d) Pengembangan
kebutuhan

lembaga-lembaga

modal,

kegiatan

Pemerintah

usaha

dan

untuk

memfasilitasi

pengembangan

SDM

di

perdesaan.
Kini pendekatan pengembangan perdesaan dilaksanakan secara
holistik melalui core business yakni penyediaan prasarana dan sarana
dasar perdesaan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, sehingga
dicapai pembangunan yang berkelanjutan. Pengembangan perdesaan
melalui bina manusia, bina lingkungan, dan bina usaha (Tribina).
Sedangkan bina usaha meliputi usaha-usaha pengembangan agribisnis,
industri kecil/pengolahan, kerajinan rakyat, pariwisata (agro-eko-kultur).
Semua itu termasuk distribusi dan pemasarannya serta pemanfaatan
sumber daya alam, diimbangi dengan tumbuhnya agropolitan. Konsep dan
pendekatan baru tersebut menurut Ir. Moch Yusuf gayo yang telah
melakukan kajian tentang penyebab kemiskinan di perdesaan tersebut
adalah merupakan solusi jitu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
perdesaan. Jadi tantangan ke depan tak lain adalah mewujudkan semua
itu.

17

BAB III
KESIMPULAN
Pengertian desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum
sering di istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya
jauh dari keramaian kota, yang dihuni sekelompok masyarakat di mana
sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani, sedangkan secara
administratif desa adalah yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun
digabingkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atau berhak
mengatur rumah tangga sendiri (otonomi). Pada umumnya, desa memiliki
ciri-ciri masyarakatnya yang homogen, memegang erat kekeluargaan,
mata pencahariannya lebih ke sektor agraris atau kehidupannya masih
bergantung pada alam.
Permasalahan-permasalahan yang umum terjadi di desa adalah
masalah sarana-prasarana (infrastruktur), rendahnya pendidikan, masalah
pembangunan dan ekonomi, dan sebagainya. Masalah ekonomi adalah
masalah umum yang dialami oleh masyarakat desa. Permasalahan
ekonomi

desa

tersebut

antara

lain

Masalah

terbatasnya

lapangan

pekerjaan di desa, kemiskinan, instabilitas ekonomi desa. Penyebab


utamanya adalah rendahnya produktivitas dan rendahnya sumber daya
manusia yang ada di desa.
Dampak dari permasalahan ekonomi di desa adalah terjadinya
urbanisasi masyarakat desa

ke kota dengan keterampilan orang desa

yang sebagian agraris dan tidak dibutuhkan oleh pasaran tenaga kerja
kota yang industri dan jasa-jasa, sehingga mereka berusaha di sektor
informal dan buruh kasra, tidak memiliki rumah, sehingga menjadi
tunawisma dan kembali terjeebak pada kemiskinan, kemelaratan dan
kesengsaraan. Beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi
desa

adalah

Pengembangan

Pengembangan
kemampuan

Sumber
dalam

Kelembagaan Ekonomi Rakyat.

18

Daya

Manusia

permodalan,

(SDM),

Pengembangan

DAFTAR PUSTAKA
Rohimah, Afifatur.

2014. Memperkuat Basis Ekonomi Desa

Pemberdayaan

Kelompok

Masyarakat.

Melalui
(online)

(http://www.academia.edu/9309288/Memperkuat_Basis_Ekonomi_De
sa_Melalui_Pemberdayaan_Kelompok_Masyarakat) diakses

tanggal

25 September 2015
Haryanto, Hary. 2012. Kemiskinan dan Permasalahan di Pedesaan. (online)
(https://haryharyanto.wordpress.com/2012/10/28/kemiskinan-danpermasalahan-di-pedesaan/) diakses tanggal 27 September 2015
Djoko, Dadang. 2014. Permasalahan yang dihadapi dalam Pembangunan
Desa.

(online)

(http://dadangdjoko.blogspot.co.id/2014/05/permasalahan-yangdihadapi-dalam.html) diakses tanggal 27 September 2015


Anonim.

2011.

Potensi

dan

Masalah.

(online)

(https://lhsdesalebakjabung.wordpress.com/potensi-dan-masalah/)
diakses tanggal 27 September 2015
Latif, Iskhak. ().upaya peningkatan perekonomian masyarakat melalui
Usaha Alternatif di Desa Randualas, Kabupaten Madiun. (online) (
http://eprints.uinsby.ac.id/181/1/Randualas.pdf) diakses tanggal 27
September 2015
Daniel,

Dasril.

2008.

Pembangunan

Pedesaan.

(online)

(http://dasvenches.blogspot.co.id/2008/09/pembangunanpedesaan.html) diakses tanggal 28 September 2015


Naimah,2015

,cirri-ciri

masyarakat

desa,(online),

(http://naimaht.blogspot.co.id/2015/01/ciri-ciri-masyarakatdesa.html),diakses 25 deptember 2015


Subianto,2015,

cirri

pedesaan,(online),

(https://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-desa-dankota),diakses 24 september 2015

19

Anda mungkin juga menyukai