Tulisan ini menyajikan secara sederhana persoalan Haji dan Umrah. Meski secara esensi
tidak terdapat perbedaan yang subtansial, terdapat segi-segi yang dapat dikomparasi baik
perbedaan maupun kesamaan yang dapat dikemukakan yaitu meliputi segi hukum dan
teknis pelaksanaan Haji dan Umrah tersebut.
Kata kunci: Haji, Umrah dan Komparasi
PENDAHULUAN
Haji dan umrah, keduanya termasuk ibadah dan bagian dari rukun Islam. Keduanya juga
memiliki fadhilah atau keistimewaan sebagaimana disebutkan dalam hadits (terjemah) berikut
ini:
:
:
:
)
( .
1683 -
PEMBAHASAN
Haji
Pengertian Haji
Pada poin pertama pasal 1, Bab I Ketentuan Umum, dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji ditulis pengertian
ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi
2|Page
setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.1 Sementara Shihab menjelaskan pengertian
Haji adalah berkunjung ke Mekkah dan sekitarnya demi karena Allah dengan berihram pada
waktu tertentu dan melaksanakan amal-amal ibadah tertentu, seperti thawaf, sai, wuquf di
Arafah, melontar dan lain-lain.2
Dari definisi yang disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13
tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji di atas dapat difahami bahwa pengertian
tentang haji lebih ditekankan pada segi/aspek hukum (fiqh), yaitu pada potongan kalimat
kewajiban sekali seumur hidup, dan segi/aspek syarat ketentuannya, yaitu pada potongan
kalimat bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya. Adapun definisi yang
dikemukakan oleh Shihab kurang menonjolkan segi/aspek hukum (fiqih), namun lebih
menekankan segi/ aspek teknis terkait tentang waktu dan aktivitas amal ibadah yang harus
dilakukan.
Hukum Haji
Haji sebagai sebuah ibadah merupakan sebuah kewajiban yang dilakukan sekali seumur hidup
bagi setiap orang yang mampu menunaikannya didasarkan pada QS. Ali Imran ayat 97
berikut:
Artinya: mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)
orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.
1 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, hlm. 2
(Format Pdf), lihat juga Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, hlm. 2 (Format Pdf), dan
Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pengelolaan Ibadah Haji dan Umrah, Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014, hlm. 2 (Format Pdf).
2 M. Quraish, Shihab. TAFSIR AL-MISHBAH, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Jakarta, Lentera
Hati, 2010, vol. 1, hlm. 440.
3|Page
Berdasar pada QS. Ali Imran ayat 97 tersebut, pakar tafsir Ibnu Katsir3 mengemukakan
pendapatnya tentang status hukum wajibnya Haji, yaitu hanya saja diwajibkan atas mukallaf
(muslim mukallaf) sekali seumur hidup berdasar dalil nash (QS. Ali Imran ayat 97) dan ijma.
Lebih jauh ia mengutip sebuah riwayat yang ditakhrij oleh Imam Ahmad dan bersumber dari
shahabat Abu Hurairah yang menjelaskan status hukum wajibnya haji dan cukup sekali dan
tidak berulang sebagai berikut4:
, :
, ,
, : ,
, :
Artinya: Imam Ahmad rahimahullah berkata, telah menceritakan kepadaku Yazid bin
Harun dan Rabi bin Muslim dari Muhammad bin Ziyad dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Saw menceramahi kami, Nabi bersabda:
Wahai sekalian manusia sungguh telah diwajibkan haji atas kalian semua, maka
laksanakanlah haji. Lalu seorang shahabat bertanya: Apakah setiap tahun wahai
Rasulullah?. Lalu Nabi terdiam hingga shahabat tersebut mengulanginya tiga kali,
lalu Rasulullah menjawab:Sekiranya aku menjawab ya, niscaya wajib dan kalian
tidak sanggup.
Masih terkait dengan status hukum wajibnya haji, QS. Al-Baqarah ayat 196, yaitu:
3 Al-Quran beserta tafsir, Ismail bin Umar bin Katsir, Abu Al-Fida, Tafsir Ibnu Katsir, (Versi off line,
edisi. 4. 1.) www.islamspirit.com, berikut teks Arabnya:
4Al-Quran beserta tafsir, Ismail bin Umar bin Katsir, Abu Al-Fida, Tafsir Ibnu Katsir, (Versi off line, edisi. 4.
1.) www.islamspirit.com
4|Page
Artinya: Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi (QS. Al-Baqarah: 197)
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 197 di atas tidak merinci bulan-bulan apa saja waktu
dilaksanakannya haji. Namun keterangan rinci mengenai bulan apa saja yang dimaksud pada
potongan kalimat beberapa bulan terebut ditemukan pada riwayat yang ditakhrij oleh Bukhari
bersumber dari shahabat Ibnu Umar berikut:
:
Artinya: Ibnu Umar r.a. berkata, "Bulan-bulan haji itu adalah Syawal, Dzulqai'dah,
dan sepuluh hari dari Dzulhijjah. (Bukhari), dimaushulkan oleh ath-Thabari dan adDaruquthni dengan sanad yang sahih darinya.
Pada riwayat yang bersumber dari sahabat Ibnu Umar r.a. tersebut menjelaskan
tafsiran potongan ayat beberapa bulan yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 197 dan
bulan-bulan haji tersebut adalah Syawal, Dzulqadah, dan sepuluh hari dari dzulhijjah. Hal ini
5 M. Quraish, Shihab. TAFSIR AL-MISHBAH, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Jakarta, Lentera
Hati, 2010, vol. 1, hlm. 520.
5|Page
sejalan dengan kesimpulan pakar tafsir Ibnu Katsir dalam tafsirnya terkait dengan potongan
ayat haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.6
Umrah
Pengertian Umrah
Pada poin kedua pasal 1 Bab I Ketentuan Umum, Rancangan Undang-Undang Republik
Indonesia Tentang Pengelolaan Ibadah Haji dan Umrah, Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia Tahun 2014 menjelaskan pengertian Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk
melaksanakan thawaf, sai dan tahallul dengan niat umrah yang dilakukan di luar musim
haji.7 Pengertian tersebut menjelaskan lebih spesifik dan
dibandingkan dengan pengertian yang dijelaskan pada poin keenambelas Pasal 1, Bab I
Ketentuan Umum, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji yaitu ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar
musim haji.8 Sementara Shihab dalam al-Mishbah menjelaskan pengertian Umrah yaitu
berkunjung ke Masjid al-Haram demi karena Allah, dengan berihram dan melaksanakan
thawaf serta sai antara Shafa dan Marwah, kemudian menggunting rambut setelah selesai
6 Al-Quran beserta tafsir, Ismail bin Umar bin Katsir, Abu Al-Fida, Tafsir Ibnu Katsir, (Versi off line,
edisi. 4. 1.) www.islamspirit.com, berikut kutipannya: : } {
, :
,
, , ,
: } { ,
, ,
, , , ,
:
Lihat juga, M. Quraish, Shihab. TAFSIR AL-MISHBAH, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Jakarta,
Lentera Hati, 2010, vol. 1, hlm. 523.
7 Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pengelolaan Ibadah Haji dan Umrah, Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014, hlm. 2 (Format Pdf).
8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, hlm.
3 (Format Pdf), lihat juga Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
79 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, poin kesembilan
Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum, hlm. 2 (Format Pdf).
6|Page
berthawaf.9 Pada definisi yang dikemukakan oleh Shihab ini relatif tidak menekankan
segi/aspek hukum (fiqih) tetapi lebih menekankan teknis yang terkait dengan aktivitas yang
dilakukan pada ibadah umrah yaitu thawaf, sai dan tahallul (menggunting rambut setelah
selesai thawaf).
Hukum Umrah
Bila diperhatikan pada definisi yang terdapat Pada poin kedua pasal 1 Bab I Ketentuan
Umum, Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pengelolaan Ibadah Haji
dan Umrah, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 yang menjelaskan
pengertian Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan thawaf, sai dan
tahallul dengan niat umrah yang dilakukan di luar musim haji, dapat difahami bahwa definisi
tersebut relatif tidak dengan tegas menyebutkan segi/aspek hukum (fiqih) umrah. Namun
perbedaan persepsi tentang wajib atau sunnahnya ibadah umrah terkait dengan pemahaman
QS. Al-Baqarah ayat 196 telah disinggung secara sekilas ketika menjelaskan status hukum
haji dalam sub bahasan hukum haji pada makalah ini. Namun demikian terdapat dialog antara
Nabi Muhammad Saw dengan seorang sahabat (Badui) terkait dengan status hukum umrah
dalam riwayat (terjemahan) yang bersumber dari sahabat Jabir Ibnu Abdullah sebagai berikut:
.
Artinya: Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang Arab
Badui datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata: Wahai
Rasulullah, beritahukanlah aku tentang umrah, apakah ia wajib? Beliau bersabda:
"Tidak, namun jika engkau berumrah, itu lebih baik bagimu." Riwayat Ahmad dan
Tirmidzi. Menurut pendapat yang kuat hadits ini mauquf.10
7|Page
Waktu pelaksanaan umrah tidak secara tegas diungkapkan dalam Al-Quran (misalnya dalam
QS. Al-Baqarah ayat 197). Waktu pelaksanaan umrah dapat difahami secara implisit, bahwa
umrah dapat dilakukan pada bulan-bulan selain bulan-bulan haji, namun demikian
pelaksanaan umrah pada bulan haji terdapat juga dalam sebuah riwayat (terjemah) yang
bersumber dari sahabat Ibnu Abbas r.a. yang ditakhrij oleh Muslim sebagai berikut:
Komparasi/Perbandingan
Berdasar pada uraian dalam pembahasan tentang haji dan umrah, berikut disajikan tabel yang
berisi komparasi atau perbandingan dari segi hukum dan teknis pelaksanaan.
SEGI/ASPEK
Hukum
Teknis Waktu
HAJI
Wajib bagi yang mampu
Dilaksanakan pada bulan-
pelaksanaa
UMRAH
Sunnah
Tidak dibatasi bulan
sembilan Dzulhijjah
10 Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Ashqolani, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam, (tt), Indonesia, Dar
Ihyaul Kutub al-Arabiyyah, Kitab Haji, hlm. 142.
8|Page
Aktivitas
yang
bertahallul (bercukur)
dilakukan
setelah thawaf
KESIMPULAN
Haji dan umrah, keduanya termasuk ibadah dan bagian dari rukun Islam. Keduanya juga
memiliki fadhilah atau keistimewaan sebagaimana disebutkan dalam hadits (terjemah) berikut
ini:
- :
:
) :
( .
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada
pahala bagi haji mabrur kecuali surga." (Muttafaq Alaihi).
Meski secara esensi tidak terdapat perbedaan yang subtansial, terdapat segi-segi yang
dapat dikomparasi baik perbedaan maupun kesamaan yang dapat dikemukakan yaitu meliputi
segi hukum dan teknis pelaksanaan Haji dan Umrah tersebut.
9|Page
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ashqolani, Al-Hafidz Ibnu Hajar, (tt) Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam, Indonesia,
Dar Ihyaul Kutub al-Arabiyyah.
Hatta, Ahmad, (et.al), 2013. The Great Quran, Referensi Terlengkap Ilmu-Ilmu Al-Quran,
Jakarta, Maghfirah Pustaka.
Rokhmat, Ali, et. al (Ed.), 2010. Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia, Jakarta, Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Shihab, M. Quraish, 2010. TAFSIR AL-MISHBAH, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran,
Jakarta, Lentera Hati, Vol. 1
-------------------------,2010. TAFSIR AL-MISHBAH, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran,
Jakarta, Lentera Hati, Vol. 3
Al-Quran beserta tafsir, Ismail bin Umar bin Katsir, Abu Al-Fida, Tafsir Ibnu Katsir, (Versi
off line, edisi. 4. 1.) www.islamspirit.com
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji (Format Pdf)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Format Pdf).
Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pengelolaan Ibadah Haji dan
Umrah, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Format Pdf).
10 | P a g e
11 | P a g e