Anda di halaman 1dari 30

METODE

SIMULASI
DALAM PRAKTEK PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)- B NEGERI PEMBINA
PALEMBANG

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PAI

PALEMBANG
2012
1

A. PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Pertama (SMP)SLB-B adalah mata pelajaran yang terdiri atas sub aspek; Al-Quran,
Akidah,

Tarikh

(sejarah),

Fikih,

dan

Akhlak.

Dengan

demikian

pelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B merupakan


mata pelajaran yang integral (berhubungan satu sama lain). Sub aspek
Fikih pada mata pelajaran PAI memiliki kepentingan tersendiri dalam
kaitannya dengan pembinaan dan pendikan keimanan serta melatih
peserta didik atau siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)SLB-B agar memiliki kemampuan dalam melaksanakan kewajibankewajiban agama semisal sholat.
Demikian pula disadari bahwa nilai pelajaran PAI di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang masih
tergolong rendah. Sehubungan dengan hal tersebut kedudukan guru
dalam proses pembelajaran sebagai mediator amat sangat berperan
dalam meningkatkan kebiasaan dan hasil belajar siswa-siswanya.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dimaksud guru harus
menggunakan metode yang selektif, efektif dan efisien supaya hasil
yang diharapkan dapat maksimal.
Dalam

Penelitian

Tindakan

Kelas

(PTK)

ini,

tindakan

yang

dimunculkan pada mata pelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama


(SMP)-SLB-B

Negeri

Pembina

Palembang,

adalah

penggunaan

metode simulasi untuk meningkatkan kebiasaan siswa melaksanakan


sholat fardhu. Setelah melalui dua siklus, diperoleh hasil bahwa
penggunaan metode simulasi dapat meningkatkan kebiasaan dan hasil
belajar siswa.
Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu pada siklus I
siswa yang telah memperoleh nilai 70 mencapai 32 siswa atau 69,56%
dengan angka rata-rata 66,08 menjadi 46 siswa atau 100% dengan
angka rata-rata 76,52 pada siklus II.
2

B. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN METODE SIMULASI
a. Pengertian Metode
Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai suatu tujuan.1
Sedang menurut Armai Arief, metode adalah suatu jalan yang
dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan
pengajaran.2
b. Pengertian Simulasi Secara Bahasa
Kata simulasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu
simulate

(kata

kerja

transitif)

yang

berarti

menirukan,

dan

simulation (kata benda) yang berarti pekerjaan tiruan atau meniru.3


Menurut pengertian di atas, kata simulasi ditinjau dari tata
bahasa, memiliki dimensi kerja yang dalam hal ini merujuk kepada
arti menirukan, dan proses menirukan tersebut terjadi secara
langsung terhadap objeknya dan menghasilkan sebuah pekerjaan
tiruan atau meniru.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), si-mula-si (kata

benda) dapat berarti: 1. metode pelatihan yang

meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan


keadaan yang sesungguhnya;

2. penggambaran suatu

sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistk atau


pemeranan. Bila kata si-mu-la-si diberi awalan me, maka berubah
menjadi me-nyi-mu-la-si (kata kerja) yang berarti menirukan atau
1 Akmal Hawi., (2008). Kompetensi Guru PAI. Palembang, IAIN Raden Fatah Press.
2 Armai Arief., (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta,
Ciputat Pers.
3Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum. Entri ; silent- sincere, hlm. 527.

menyerupakan kepada sesuatu yang besar dengan ukuran yang


lebih kecil: komputer itu dapat digunakan untuk- bintang meledak,
dan jika kata si-mu-la-si diberi awalan me dan akhiran kan maka
akan berubah menjadi me-nyi-mu-la-si-kan (kata kerja) yang berarti
membuat atau menjadikan dalam bentuk simulasi.4
c. Pengertian Metode Simulasi Secara Istilah
Menurut Vembriarto, metode simulasi adalah cara melatih
peserta

didik

agar

menguasai

keterampilan

tertentu

secara

bertahap melalui situasi buatan.5


Menurut Ramayulis seperti dikutip Arief, metode simulasi adalah
suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari
sesuatu konsep atau prinsip, atau suatu keterampilan tertentu
melalui proses kegiatan atau latihan, dalam situasi tiruan. Sehingga
dengan

demikian

individu

yang

bersangkutan

akan

mampu

menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi.6


Menurut Roestiyah seperti dikutip Armai Arief, simulasi adalah
tingkah

laku

seseorang

untuk

berlaku

seperti

orang

yang

dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari


lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat
sesuatu.7
Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan
ialah: peerteaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game dan
role playing.
Contohnya: Siswa melatih mengajar di depan kelas, berperan
sebagai guru dan shalat fardhu (wajib) berjamaah.

4
Ebta
Setiawan,
Kamus
Besar
Bahasa
http://ebsoft.web.id. Versi 1. 2. Entri Si-mu-la-si.

Indonesia

(KBBI)

Offline,

5 St. vembriarto, et. al, (1994) Kamus Pendidikan, Jakarta, PT Gramedia


Widiasarana Indonesia, entri: metode repetisi-motivasi eksternal, hlm. 40.
6 Armai Arief, Ibid. hlm. 40

7 Armai Arief, Loc. Cit.


4

2. PROSEDUR ATAU LANGKAH-LANGKAH METODE SIMULASI


Metode simulasi dilakukan dengan tiga langkah:
a. Persiapan simulasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan fase
persiapan, yaitu:
1) Menentukan topik dan tujuan.
2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang
akan disimulasikan.
3) Guru menjelaskan peranan dan waktu masing-masing.
4) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya,
dan memberikan kesempatan bagi pemain untuk menyiapkan
diri masing-masing.8
b. Pelaksanaan simulasi
1) Simulasi

dilakukan

oleh

sekelompok

siswa

yang

memerankannya.
2) Siswa yang lain mengikuti dengan penuh perhatian seolaholah dalam situasi yang sebenarnya dan sekaligus sebagai
penilai.
3) Guru hendaknya memberikan bantuan barangkali ada di
antara pemain mendapat kesulitan.
4) Guru memberikan sugesti dan dorongan kepada siswa agar
percaya diri dan mampu memainkan peranan.
5) Menghentikan simulasi setelah sampai tahap akhir.9
c. Evaluasi atau tindak lanjut
Yang dilakukan pada fase ini adalah:
1) Memberi

kesempatan

kepada

observer

(pengamat)

menyampaikan kritik dan laporan.


2) Mengemukakan pendapat-pendapat dan saran perorangan,
kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran dari guru.

8 Armai Arief, Ibid. Hlm. 184.


9 Armai Arief, Ibid. Hlm. 184-185.

3) Bila diperlukan, lakukan latihan ulang, berdasarkan evaluasi


dan permintaan peserta didik.10
3. RESPON SISWA
Secara umum siswa merespon secara positif terhadap metode
simulasi mengingat metode ini berprinsip pada partisipasi siswa
dalam sebuah proses kegiatan yang dalam hal ini proses kegiatan
shalat fardhu secara berjamaah. Namun beberapa siswa merasa
kesulitan dalam memperhatikan proses kegiatan karena faktor
jumlah siswa yang banyak.
4. IMPLIKASI METODE SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA

DAN

APLIKASINYA

DALAM

REFLEKSI

PEMBELAJARAN
1. Siklus I
a. Rencana
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan
di

Kelas

Sekolah

Menengah

Pertama

(SMP)-SLB-B

Negeri

Pembina Palembang, pada mata pelajaran Pendidikan Agama


Islam (PAI), dengan jumlah siswa 46 orang, dengan rincian 35
laki-laki dan 11 perempuan. Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan
dari tanggal 19 April 2010 sampai 30 April 2012.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 19 April 2012 yang
bertempat di Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri
Pembina Palembang, dengan jumlah siswa 46 orang, dengan
rincian 35 laki-laki dan 11 perempuan. Mata pelajaran yang
peneliti berikan adalah Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan
materi pokok Tata Cara Shalat Berjamaah.
Langkah-langkah yang ditempuh yakni:

10 Ramayulis, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.


Hlm. 353

1. menyusun silabus berdasarkan kompetensi mata pelajaran PAI


kelas

Sekolah

Menengah

Pertama

(SMP)-SLB-B

Negeri

Pembina Palembang yang tercantum dalam standar isi.


2. mengembangkan silabus menjadi Rencana Pembelajaran(RP).
3. melaksanakan tindakan sesuai RP.
4. menganalisis pelaksanaan sholat fardhu siswa.
5. hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes awal untuk
mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu
siswa melalui metode simulasi.
6. jika upaya guru PAI dalam meningkatkan sholat fardhu belum
memberikan hasil signifikan, kolaborator memberikan masukan
dan bersama-sama dengan peneliti melakukan langkah-langkah
perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
7. melakukan rencana ulang untuk merencanakan tindakan yang
akan dilakukan pada siklus berikutnya berdasarkan hasil
refleksi bersama kolaborator.
8. peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II sesuai dengan
rencana tindakan yang telah dipersiapkan.
9. peneliti menganalisis data upaya guru PAI untuk meningkatkan
sholat fardhu siswa melalui metode simulasi.
10.

Hasil analisis data dibandingkan dengan hasil gtes

siklus I untuk mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan


sholat

fardhu

selanjutnya

siswa

adalah

melalui

melakukan

metode
refleksi

simulasi.

Langkah

berdasarkan

hasil

pengamatan yang dilakukan kolaborator. Jika upaya guru PAI


untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melaui metode
simulasi sesuai dengan indikator keberhasilan, penelitian
dinyatakan selesai dan selanjutnya melakukan pemantapan
kepada

siswa.

Namun

jika

hasil

analisis

data

belum

menunjukkan hasil yang signifikan, peneliti kembali melakukan


refleksi bersama kolaborator untuk melaksanakan tindakan
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya
b. Pelaksanaan
7

Tahap-tahap dilakukan pada tahap tindakan yang dirinci


sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti yang sekaligus
sebagai guru menyiapkan silabus, RP, instrumen, sumber
belajar dan media belajar yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan meliputi:
a) Tindakan awal
(1)

Apersepsi
(2)Motivasi
b) Tindakan inti
(1) Guru menunjuk beberapa orang siswa yang diberi
tugas, seorang diantaranya sebagai iman dan sisanya
sebagai makmum.
(2) Siswa yang bekum mendapatkan giliran diminta
mencatat gerakan-gerakan sholat secara berurutan.
c) Tindakan akhir
(1) memberikan sebuah cerita merupakan salah satu yang
dianggap

mempunyai

daya

tarik

sendiri

dalm

penyampaian pesan kepada anak, dengan menceritakan


kisah-kisah orang yang taat dalam melaksanakan sholat
sebaik-baiknya.
(2) siswa bersama peneliti melakukan refleksi untuk
mengetahui kesan siswa setelah melaksanakan praktik.
c. Pengamatan
Ketika peneliti melaksanakan tindakan, anggota peneliti
sebagi kolaborator melakukan pengamatan terhadap situasi
yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk
lebih mudahnya dalam melakukan penelitian pada materi sholat,
tentunya ada beberapa aspek yang dinilai.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Kompetensi Dasar
8

Memperaktikkan salat berjamaah dan salat munfarid


Indikator:
Mempraktikkan salat berjamaah.
2. 2.Mensimulasikan shaf salat jamaah dengan satu makmum,
dua makmum, dan tiga makmum
3.Mensimulasikan makmum muwafiq dan makmum
Simulasikan gerakan sholat dzuhur!
Aspek yang dinilai
Urutan Gerakan Sholat :
1.Sempurna
2.Kurang sempurna
3.Tidak sempurna
Lafadz Niat Sholat :
1.Sempurna
2.Kurang sempurna
3.Tidak sempurna
Kesempurnaan Gerakan Sholat :
1.Sempurna
2.Kurang sempurna
3.Tidak sempurna
Skor Maksimum
Sumber : Petunjuk teknis penskoran

Skor
3
2
1
3
2
1
3
2
1
9
ujian

pada

praktik

sholat

Kementerian Agama Kotamadya Palembang


Dalam

pembelajaran

praktik

sholat

setidaknya

terdapat

beberapa aspek yang dinilai yaitu, urutan gerakan sholat,


misalnya gerakan apa yang dilakukan setelah kita rukuk, atau
gerakan apa yang kita lakukan ketika kita telah melakukan
gerakan sujud dan lain sebagainya. Begitu juga dari segi niat
dan bacaan sholat, apakah siswa telah benar-benar telah hafal
niat dan bacaan sholat, seperti niat sholat dzuhur. Dan yang
tidak kalah pentingnya adalah kesempurnaan gerakan sholat,
bagaimana gerakan siswa ketika sedang takbiratul ikram, sudah
sempurnakah ketika siswa melakukan gerakan itidal, rukuk,
sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud awal dan akhir serta
salam.
Adapun

pedoman

penilaiannya

adalah

apabila

siswa

sempurna dalam melakukan salah satu aspek yang dinilai maka


siswa akan mendapatkan skor 3 (tiga), siswa yang kurang
9

sempurna akan mendapatkan skor 2 (dua) dan siswa yang tidak


sempurna

maka

akan

mendapatkan

skor

(satu).

Skor

maksimum penilaian adalah 9 (sembilan) dan skor minimum


adalah 3 (tiga).
Adapun hasil dari observasi dan penilaian pada pra siklus
dapat kita lihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1
Nilai Siswa Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B
Negeri Pembina Palembang Pada Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
Bagian 1
N
O

Nama Siswa

Skor
Peroleha
n
4
5

Skor
Maksimu
m
9
9

Persentas
e

1
2

Meli Purwanti
Rohmad

3
4
5
6

Romadan
Febriana Dewi
Edwar Andi Aziz
Ari Setiawan
Meli Damai

4
4
5
6

9
9
9
9

44%
44%
56%
67%

Yanti
Irawan

44%

8
9
10
11

Khoirudin
Ines Wulandari
Lila Permatasari
Anggita Reza
Akhmad

5
4
4
4

9
9
9
9

56%
44%
44%
44%

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Nurkholil
Rika Fitriana
Fitri Ambarwati
Reza Purwanti
F. Desky Andiko
Wisnu Lestianto
M. Idris. F
K. Susilowati
Roy Efendi
Rahmawati
Romadon Alaki
Lestianti
M. Muamar

4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5

9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9

44%
56%
44%
44%
44%
56%
44%
44%
56%
44%
44%
56%

Skor
Peroleha
n

Skor
Maksimu
m

Persentas
e

Ket.

44%
56%

Tertinggi

Hadafi

Bagian 2
N
O

Nama Siswa

10

Ket.

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Aldi Irawan
Utami Ningsih
Aji Prayogo
Ahmad P.W
Adi Irawan
Aqil Furqon
Ariani Lestari
Cheli S. Dewi
Dina Suryani
Dani Ardiansyah
Daniel
Dina Rolisa
Endang Kurnias
Ferdi
Fegi Rahman
Khoirun Nisa
Lera Novita
Nita Nurviani
Nur
Hidayatullah
Nova
Puji Lestari
Rizal M
Rio Febrianto
Jumlah
Rata-rata

4
5
4
4
5
6
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4

9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9

44%
56%
44%
44%
56%
67%
44%
56%
44%
44%
44%
44%
56%
44%
44%
44%
56%
44%
44%

5
4
4
3
200
4,34

9
9
9
9

56%
44%
44%
37%
2219
48,23

Terendah

Dengan demikian analisa yang kita peroleh dari siklus I ialah:


a). Hasil observasi siklus I dan aktivitas guru dalam PBM :
Hasil observasi aktivitas guru dan perolehan nilai dalam
kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama masih tergolong
rendah dengan perolehan skoor tertinggi 6 atau 67 % dan masih
ada yang memperoleh skor 3 atau 37 % dari skor maksimum (skor
ideal) 9 atau 100 % atau rata-rata perolehan nilai 4,34 dari skor
ideal (9), atau hanya 48,23 % dari skor ideal 100 %. Hal ini terjadi
karena siswa belum terbiasa dengan metode simulasi dan guru
kurang memberikan pengarahan terhadap siswa juga dari faktor
siswa

karena

kurangnya

minat

siswa

bila

diminta

untuk

melakukan simulasi sholat fardhu dzuhur.


b). Hasil evaluasi siklus I dan penguasaan materi pembelajaran
Selain aktivitas guru dalam proses belajar mengajar,
penguasaan materi pembelajaran juga masih tergolong kurang.
Dari skor maksimum 9 atau 100 % skor perolehan hanya
mencapai nilai rata-rata 4,34 atau 48 %.
11

Untuk lebih jelasnya mengenai perolehan nilai rata-rata


dan nilai terendah, nilai sedang dan nilai tertinggi dapat kita lihat
pada grafik 1 dan 2 pada halaman 11 dan 12.
Grafik 1
Perolehan Nilai Berdasarkan Kategori
Pada Siklus I

7
Siklus I; 6
6
Siklus I; 5
5

4
Siklus I; 3
3

0
Siklus I

12

(67%)

(56%)

(37%)

Grafik 2
Perolehan Nilai Rata-Rata dan Persentase
Pada Siklus I

13

10

100%

90%

80%

70%

60%

Nilai Rata-rata

Siklus I; 0.48 % Persentase


4.34

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Siklus I

14

d. Refleksi
Adapun penyebab kegagalan pada siklus I adalah sebagai
berikut:
a). Guru kurang mampu menerapkan pembelajaran melalui
metode simulasi.
b). Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran melalui metode
simulasi
c). Siswa merasa belum siap untuk praktik sholat
d). Sarana dan prasarana dalam melaksanakan metode simulasi
kurang memadai.
Untuk

memperbaiki

kelemahan

dan

kegagalan

serta

mempertahankan apa yang telah dicapai pada siklus I, maka


pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai
berikut:
a). Menjelaskan kembali kepada siswa bagaimana penerapan
metode simulasi dalam proses pembelajaran.
b). Guru harus lebih memahami dan mempelajari langkahlangkah pembelajaran melalui metode simulasi
c). Memberikan pengakuan atau penghargaan baik berupa
pujian,

acungan

jempol

maupun

wujud

benda

yang

bermanfaat bagi siswa.


Hasil
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran I atau pada siklus I dengan
upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode simulasi ternyata
hasilnya belum memenuhi target seperti yang diharapkan. Dari jumlah
46 siswa, hanya dua orang siswa yang memperoleh skor enam (6) dari
skor maksimal (9) .
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil perbaikan
siklus I dengan menggunakan metode simulasi, ternyata masih ada
seorang siswa yang memperoleh skor 3. Dari jumlah keseluruhan 46.

15

Ini berarti pembelajaran belum dikatakan berhasil atau dengan kata


lain masih mengalami kegagalan.
2. Siklus II
a. Rencana
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan
di

Kelas

Sekolah

Menengah

Pertama

(SMP)-SLB-B

Negeri

Pembina Palembang, pada mata pelajaran Pendidikan Agama


Islam (PAI), dengan jumlah siswa 46 orang, dengan rincian 35
laki-laki dan 11 perempuan. Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan
dari tanggal 26 April 2010 sampai 30 April 2012.
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 26 April 2012 yang
bertempat di Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B
Negeri Pembina Palembang, dengan jumlah siswa 46 orang,
dengan rincian 35 laki-laki dan 11 perempuan. Mata pelajaran
yang peneliti berikan adalah Pendidikan Agama Islam (PAI),
dengan materi pokok Tata Cara Shalat Berjamaah.
Langkah-langkah yang ditempuh yakni:
1. menyusun silabus berdasarkan kompetensi mata pelajaran PAI
kelas

Sekolah

Menengah

Pertama

(SMP)-SLB-B

Negeri

Pembina Palembang yang tercantum dalam standar isi.


2.

mengembangkan silabus menjadi Rencana Pembelajaran(RP).

3.

melaksanakan tindakan sesuai RP.

4.

menganalisis pelaksanaan sholat fardhu siswa.


5. hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes awal untuk
mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu
siswa melalui metode simulasi.
6. jika upaya guru PAI dalam meningkatkan sholat fardhu belum
memberikan hasil signifikan, kolaborator memberikan masukan
dan bersama-sama dengan peneliti melakukan langkah-langkah
perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

16

7. melakukan rencana ulang untuk merencanakan tindakan yang


akan dilakukan pada siklus berikutnya berdasarkan hasil
refleksi bersama kolaborator.
8. peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II sesuai dengan
rencana tindakan yang telah dipersiapkan.
9. peneliti menganalisis data upaya guru PAI untuk meningkatkan
sholat fardhu siswa melalui metode simulasi.
10.

Hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes

siklus I untuk mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan


sholat

fardhu

selanjutnya

siswa

adalah

melalui

melakukan

metode
refleksi

simulasi.

Langkah

berdasarkan

hasil

pengamatan yang dilakukan kolaborator. Jika upaya guru PAI


untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melaui metode
simulasi sesuai dengan indikator keberhasilan, penelitian
dinyatakan selesai dan selanjutnya melakukan pemantapan
kepada

siswa.

Namun

jika

hasil

analisis

data

belum

menunjukkan hasil yang signifikan, peneliti kembali melakukan


refleksi bersama kolaborator untuk melaksanakan tindakan
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
b. Pelaksanaan
Tahap-tahap dilakukan pada tahap tindakan yang dirinci
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti yang sekaligus
sebagai guru menyiapkan silabus, RP, instrumen, sumber
belajar dan media belajar yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan meliputi:
a) Tindakan awal
(1)

Apersepsi
(2)Motivasi
b) Tindakan inti
17

(1) Guru menunjuk beberapa orang siswa yang diberi


tugas, seorang diantaranya sebagai iman dan sisanya
sebagai makmum.
(2) Siswa yang belum mendapatkan giliran diminta
mencatat gerakan-gerakan sholat secara berurutan.
c) Tindakan akhir
(1) memberikan sebuah cerita merupakan salah satu yang
dianggap

mempunyai

daya

tarik

sendiri

dalm

penyampaian pesan kepada anak, dengan menceritakan


kisah-kisah orang yang taat dalam melaksanakan sholat
sebaik-baiknya.
(2) siswa bersama peneliti melakukan refleksi untuk
mengetahui kesan siswa setelah melaksanakan praktik.
c. Pengamatan
Ketika peneliti melaksanakan tindakan, anggota peneliti
sebagi kolaborator melakukan pengamatan terhadap situasi
yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal
yang perlu diamati dan dicatat oleh kolaborator dalam lembar
pengamatan, diantaranya:
1. Respon siswa
2. Perubahan selama proses pembelajaran
3. Upaya

guru

PAI

untuk

meningkatkan

kebiasaan

siswa

melaksanakan sholat fardhu melalui metode simulasi, baik


dalam tindakan awal, tindakan inti, maupun tindakan akhir,
dan kesesuaian antara rencana dan tindakan.
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2
Nilai Siswa Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B
Negeri Pembina Palembang
Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Bagian 1
N
Nama Siswa
O
1

Meli Purwanti

Skor
Peroleha
n
8

Skor
Maksimu
m
9

18

Persenta
se

Ket.

89%

Tertinggi

Rohmad

89%

Tertinggi

3
4
5
6

Romadan
Febriana Dewi
Edwar Andi Aziz
Ari Setiawan
Meli Damai

7
7
8
7

9
9
9
9

78%
78%
89%
78%

Sedang
Sedang
Tertinggi
Sedang

Yanti
Irawan

89%

Tertinggi

8
9
10
11

Khoirudin
Ines Wulandari
Lila Permatasari
Anggita Reza
Akhmad

8
8
6
8

9
9
9
9

89%
89%
67%
89%

Tertinggi
Tertinggi
Rendah
Tertinggi

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Nurkholil
Rika Fitriana
Fitri Ambarwati
Reza Purwanti
F. Desky Andiko
Wisnu Lestianto
M. Idris. F
K. Susilowati
Roy Efendi
Rahmawati
Romadon Alaki
Lestianti
M. Muamar

8
7
8
7
8
8
8
7
8
8
8
8

9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9

89%
78%
89%
78%
89%
89%
89%
78%
89%
89%
89%
89%

Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Tertinggi
Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Tertinggi
Tertinggi
Tertinggi

Skor
Peroleha
n
7
8
8
8
7
8
7
8
8
7
8
7
8
8
8
7
8
7
8

Skor
Maksimu
m
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9

Persenta
se

Ket.

78%
89%
89%
89%
78%
89%
78%
89%
89%
78%
89%
78%
89%
89%
89%
78%
89%
78%
89%

Sedang
Tertinggi
Tertinggi
Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Tertinggi
Tertinggi
Sedang
Tertinggi
Sedang
Tertinggi

78%

Sedang

Hadafi
Bagian 2
N
O

Nama Siswa

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

Aldi Irawan
Utami Ningsih
Aji Prayogo
Ahmad P.W
Adi Irawan
Aqil Furqon
Ariani Lestari
Cheli S. Dewi
Dina Suryani
Dani Ardiansyah
Daniel
Dina Rolisa
Endang Kurnias
Ferdi
Fegi Rahman
Khoirun Nisa
Lera Novita
Nita Nurviani
Nur

43

Hidayatullah
Nova

19

44
45
46

Puji Lestari
Rizal M
Rio Febrianto
Jumlah
Rata-rata

8
8
8
352
7,65

9
9
9

89%
89%
89%
3918
85,17

Tertinggi
Tertinggi
Tertinggi

Dengan demikian analisa yang kita peroleh dari siklus II ialah:


a). Hasil observasi siklus II dan aktivitas guru dalam PBM :
Hasil observasi aktivitas guru dan perolehan nilai dalam
kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua tergolong baik
dengan perolehan skor tertinggi 8 atau 89 % sebanyak 31 siswa
dan perolehan skor kategori sedang 7 atau 78% sebanyak 14
siswa serta yang memperoleh skor 6 atau 67 % hanya satu siswa.
b). Hasil evaluasi siklus II dan penguasaan materi pembelajaran
Hasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
pada siklus II ini termasuk signifikan atau adanya peningkatan
yang sangat berarti yang ditandai dengan pencapaian nilai ratarata

mencapai

angka

7,65

atau

85,17%,

yakni

mengalami

peningkatan sebesar 3,31 point dibanding siklus I.


Untuk lebih jelasnya mengenai perolehan nilai rata-rata dan
nilai terendah, nilai sedang dan nilai tertinggi dapat kita lihat
pada grafik 3 dan 4 pada halaman 18 dan 19.

20

Grafik 3
Perolehan Nilai Berdasarkan Kategori
Pada Siklus II

21

9
Siklus II; 8
8
Siklus II; 7
7
Siklus I; 6

6
Siklus I; 5
5

4
Siklus I; 3
3

0
Siklus I

Siklus II

(67%)

(56%)

22

(37%)

Grafik 4
Perolehan Nilai Rata-Rata dan Persentase
Pada Siklus II

23

10

100%

Siklus II; 85%

7.65

90%

80%

70%

60%

Siklus I; 48%

Nilai Rata-rata

% Persentase

50%

4.34
4

40%

30%

20%

10%

0%
Siklus I

Siklus II

24

d. Refleksi
Adapun kenerhasilan yang diperoleh selama siklus II ini adalah
sebagai berikut:
a). Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran didukung
oleh aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan
praktik sholat melalui metode simulasi.
b). Guru intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami
kesulitan dalam proses pembelajaran.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran II atau pada siklus II
dengan upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode simulasi,
ternyata hasilnya bisa meningkat. Hasil evaluasi penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran pada siklus II ini termasuk signifikan atau
adanya peningkatan yang sangat berarti yang ditandai dengan
pencapaian nilai rata-rata mencapai angka 7,65 atau 85,17%, yakni
mengalami peningkatan sebesar 3,31 point dibanding siklus I.
5. KEKUATAN DAN KELEMAHAN METODE SIMULASI
Teknik simulasi baik sekali kita gunakan karena:
-

Menyenangkan siswa.

Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreatif siswa.

Memungkinkan

untuk

bereksperimen

memerlukan lingkungan yang sebenarnya.


25

berlangsung

tanpa

Mengurangi hal-hal yang verbalistis dan abstrak.

Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.

Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi


kemungkinan timbulnya keutuhan dan kegotong royongan serta
kekeluargaan yang sehat.

Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang


cakap

Memungkinkan guru bekerja dengan abilitas yang berbeda-beda.


Walaupun teknik ini baik dan memilki keunggulan, tetapi masih

juga mempunyai kelemahan antara lain:


-

Efektifitas

dalam

memajukan

belajar

siswa

belum

dapat

karena

sering

tidak

dilaporkan oleh riset.


-

Terlalu mahal biayanya.

Banyak

orang

meragukan

hasilnya

diikutsertakannya elemen-elemen yang penting.


-

Menghendaki pengelompokan yang fleksibel, perlu ruang dan


gedung.

Menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa.


Bila guru mampu mengurangi kelemahan-kelemahan itu, maka

pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil sekali.


6. TEORI BELAJAR DAN METODE BELAJAR YANG DIGUNAKAN
UNTUK MENGATASI KELEMAHAN METODE SIMULASI
Untuk

memperbaiki

kelemahan

dan

kegagalan

serta

mempertahankan apa yang telah dicapai pada siklus I , maka pada


pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut:
a. Menjelaskan

kembali

kepada

siswa

bagaimana

penerapan

metode simulasi dalam proses pembelajaran.


b. Guru harus lebih memahami dan mempelajari langkah-langkah
pembelajaran melalui metode simulasi
c. Memberikan pengakuan atau penghargaan baik berupa pujian,
acungan jempol maupun wujud benda yang bermanfaat bagi
siswa.
26

C. KESIMPULAN
Pada

bagian

kesimpulan

ini,

penulis

menyimpulkan

bahwa

berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan


di kelas VII SMP-SLB (B) Pembina Palembang sebagai berikut:
1.

Melalui penerapan metode simulasi pada proses pembelajaran


terbukti

telah

dapat

meningkatkan

kebiasaan

siswa

dalam

melaksanakan sholat fardhu.


2.

Dari hasil observasi memperlihatkan adanya peningkatan tiap


siklus, yakni siklus I nilai rata-rata perolehan siswa sebesar 4,34
meningkat pada siklus II menjadi 7,65

3.

Siswa mulai terbiasa dengan penerapan metode simulasi pada


praktik sholat fardhu.

DAFTAR PUSTAKA
27

Arief, Armai, (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat
Pers.
Fatimah, Siti, et al, (2009). Model-Model Pembelajaran SMP/SMA. Palembang, Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 4, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang.
Hawi, Akmal, (2008). Kompetensi Guru PAI. Palembang, IAIN Raden Fatah Press.
Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang,
RaSAIL Media Group.
M. Echols, Jhon dan Shadily, Hasan An English-Indonesian Dictionary, Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum
Muhammad Yusuf, Kadar, (2011). Tafsir Tarbawi. Pekanbaru, Zanafa Publishing.
Nizar, Samsul dan Hasibuan, Zainal Efendi, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia.
Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
-----------------, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline, http://ebsoft.web.id. Versi 1.
2.
Sukardi, Ismail, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar.
Palembang, Tunas Gemilang Press.
Suparlan et al, (2009). PAKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Bandung, Genesindo.
Wardani, IG.A.K.,(2008). Pengantar Pendidikan Luar Biasa, Jakarta, Universitas Terbuka
(UT).

28

LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) 7.2
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator

:
:
:
:

Alokasi Waktu

SMP-SLB-B PEMBINA PALEMBANG


Pendidikan Agama Islam
VII / 1
7. Memahami tatacara salat berjamaah dan
munfarid (sendiri)
7.2. Memperaktikkan salat berjamaah dan
salat munfarid
Mempraktikkan salat berjamaah.
Mensimulasikan shaf salat jamaah dengan
satu makmum, dua makmum, dan tiga
makmum
Mensimulasikan makmum muwafiq dan
makmum masbuk.
2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mempraktikkan salat berjamaah, mensimulasikan shaf,
makmum muwafiq, dan makmum masbuk.
Materi Pembelajaran
Praktikkan salat berjamaah.
Simulasi shaf salat jamaah dengan satu makmum, dua makmum,
dan tiga makmum
Simulasi makmum muwafiq dan makmum masbuk
Metode Pembelajaran
Tanya jawab
Demonstrasi
Simulasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi
Guru memotivasi siswa mengenai keutamaan salat jamaah.
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan salat berjamaah.
Siswa melakukan praktik salat berjamaah, mensimulasikan shaf
makmum, menjadi makmum muwafiq dan makmum masbuk.

Kegiatan Penutup
29

Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar


dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak? Menyenangkan atau tidak?
Sumber Belajar
Buku Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP, Jilid 1/ Kelas VII, Edisi
Standar Isi 2006, Tim Abdi Guru, Penerbit Erlangga, Jakarta
LKS MGMP PAI SMP
Penilaian
Teknik:
Unjuk kerja
Bentuk Instrumen:
Tes identifikasi
Instrumen:
Lakukan praktik salat berjamaah!
Rubrik:
Simulasikan gerakan sholat dzuhur!
Aspek yang dinilai
Urutan Gerakan Sholat :
1.Sempurna
2.Kurang sempurna
3.Tidak sempurna
Lafadz Niat Sholat :
1.Sempurna
2.Kurang sempurna
3.Tidak sempurna
Kesempurnaan Gerakan Sholat :
1.Sempurna
2.Kurang sempurna
3.Tidak sempurna
Skor Maksimum

Skor
3
2
1
3
2
1
3
2
1
9
Palembang, 30 Mei 2012
Guru Mapel PAI

Mengetahui
Kepala Sekolah

Ki Gede Wae.
NIP.

Lali binti Raeling


NIP.

30

Anda mungkin juga menyukai