Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tuff
Pada saat pemetaan ditemukan batuan berwarna abu abu. Pada batuan ini
tidak memiliki lubang lubang, rekahan, atau mineral mineral sekunder
yang mengisi pada batuan ini, maka struktur batuan ini adalah masif. Batuan
ini memiliki kristalinitas yang sebagian kristal dan sebagian gelasan, maka
batuan ini memiliki kristalinitas hipokristalin. Batuan ini memiliki
granularitas yang tidak dapat dibedakan secara megaskopis, sehingga batuan
ini memiliki granularitas afanitik. Bentuk kristal pada batuan ini tidak terlihat
jelas, sehingga bentuk kristalnya adalah anhedral. Pada batuan ini memiliki
komposisi mineral yang tidak dapat dideskripsikan secara megaskopis.
Komposisi pada batuan ini memiliki fragmen fragmen tersusun oleh ash
halus dengan ukuran < 0,25 mm.
Proses pembentukan batuan ini adalah ketika adanya aktivitas vulkanik
berupa gunung meletus. Ketika gunung meletus maka material material
vulkanik akan terlempar keluar. Material material yang keluar itu salah
satunya adalah abu vulkanik yang terbentuk akibat material eksisting yang
hancur. Saat di udara terjadi pemilihan sortasi. Lalu abu vulkanik akan jatuh
perlahan lahan mengikuti arah angin dan mengendap di suatu tempat. Lama
kelamaan abu abu ini akan terkompaksi menjadi tuff. Tipe pengendapan
pada batuan ini adalah tipe pengendapan jatuhan, dimana piroklastik
dilontarkan secara ledakan ke udara, lalu dengan mengikuti arah angin jatuh
kebawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan.
Tuff berada di STA 21 dan 23.

Anda mungkin juga menyukai