OLEH
KELOMPOK 7 :
September, 2013
PENDAHULUAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan
bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada dari
sebelumnya, dari cangkang binatang, sisa tumbuhan. Proses yang terlihat disini mencakup
penghancuran batuan oleh pelapukan dan erosi, hasil keduanya dan pengangkutan hasil
tersebut kemudian terubah oleh proses kompaksi, sementasi menjadi batuan yang padat.
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam
dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan
sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipisDibagi
menjadi 3 bagian, yaitu batuan sedimen dalam, batuan sedimen luar, dan batuan sedimen
gang/ korok. Salah satu contoh batuan sedimen adalah batu Vitric Tuff.
Vitric Tuff adalah batuan sedimen yang terbentuk karena adanya pemadatan abu dan
debu vulkanik. Vitric Tuff masuk kedalam jenis batuan piroklastik karena batuan ini
terbentuk oleh proses pengendapan, setelah terjadinya letusan. Pengendapannya terjadi
karena adanya aktifitas vulkanik primer. Endapan-endapan tersebut tidak hanya terdiri dari
abu dan debu vulkanik saja, namun terdapat juga kristal-kristal kecil yang juga ikut
mengendap.
Struktur Vitric Tuff sangat padat, tidak berlubang-lubang karena lubang gas yang
biasanya terbentuk pada batuan sedimen terisi penuh oleh kristal-kristal kecil dan banyak
mineral sekunder. Selain itu, Vitric Tuff juga didominasi oleh pumis dan fragmen glass
vulkanik.
Vitric Tuff merupakan batuan yang tergolong sulit didapat, karena proses terjadinya
yang lama dan rumit, serta berada di dalam bumi. Jenis batuan ini bisa ditemukan di
Pegunungan Snowdonia, Wales. Selain itu bisa juga ditemukan di Quaternary Deposits of
Gljev di Dalmatia, (Kroasia bagian selatan).
PEMBAHASAN
A. Proses pembentukan
Batuan piroklastik merupakan batuan yang terbentuk akibat letusan gunung berapi.
Batuan ini diawali dengan letusan dari gunung berapi, yang kemudian mengeluarkan atau
menyemburkan magma yang bersuhu kurang lebih 850 oC. Ketika magma yang bersuhu
sangat panas tersebut tersemburkan ke udara maka suhu magma akan turun secara drastis. Itu
dikarenakan suhu magma yang diatas 600 oC akan menyesuaikan dengan suhu lingkunganya
yaitu sekitar 25 oC. Oleh karena itu , batuan piroklastik dapat terbentuk di udara. Proses
keterbentukan batuan piroklastik berlanjut terus. Batuan yang di udara akan turun
kepermukaan bumi yaitu tanah. Setelah batuan piroklastik jatuh ke tanah maka akan
mengalami proses pembentukan kembali yang diawali dengan bentuk bongkah, selanjutnya
tertransportasikan kemudian terendapkan dan terlitifikasi. Dengan demikian, bongkah
tersebut akan mengalami perubahan bentuk menjadi butiran-butiran.
Pada batuan piroklastik, magma yang terlempar keluar mengandung plagioklas dan
kuarsa. Dimana plagioklas terlebih dulu terbentuk kemudian pada suhu < 560 oC kuarsa juga
terbentuk. Mineral ini terendapkan pada suatu tempat lingkungan pengendapan kemudian
tertutupi oleh material yang sangat halus yang terbawa oleh angin hasil dari letusan gunung
berapi. Berdasarkan klasifikasi Pettijohn (1975) nama batuannya adalah Vitric Tuff.
Vitric Tuf pengendapannya sangat dipengaruhi oleh arah angin dan gravitasi
bumi.Pengendapannya selalu dicirikan mengikuti bentuk morfologi dari pengendapan
sebelumnya dan mempunyai penyebaran yang luas yang artinya dapat dijumpai dari Fasies
Sentral- Fasies Distal. Vitric tuff sering kali terjadi pada daerah basal dan jarang ditemukan.
Pada bagian atas tuff berbentuk lembaran dan mendekati tipe Dominan garis tepi luar.
Vitric tuff adalah tuff yang paling tebal dan daerahnya paling luas diantara keempat
tuff yang lain, yakni Vitric crystal tuff , Crystal vitric tuff , Crystal tuff.
B. Karakteristik
Pada umumnya Warna vitric tuff adalah berselang-seling dari gelap dan terang.
Permukaan dari vitric tuff sedikit gelap atau lebih coklat,dan tuff ini adalah berasal dari sisa
pelapukan tuff koheren.
Vitric tuff memiliki kepadatan yang bervariasi. Beberapa dari vitric tuff memiliki
kepadatan yang cukup tebal yakni antara (2,0-2,2), rata-rata warnanya adalah abu-abu
terang , atau antara hijau terang ke abu-abuan.
Pada Kedalaman (2.2-2.35) vitric tuff umumnya berwarna abu-abu dan tempat ini
adalah lapisan dengan cahaya zaitun atau cahaya cahaya abu-abu kecoklatan . Pada
umumnya teksturnya adalah perlitic. Tuff ini mengalami keretakan dan
menjadi potongan-potongan kecil. jarang di temukan. vitric tuff yang berwarna abu-abu
kecoklatan.
Tuff Vitric dengan kepadatan rendah (1,1-2,0) warnanya abu-abu terang yang
sangat menyala dan tampak keropos. Batu yang kepadatnnya kecil ketika di sentuh akan
remuk menjadi pecahan dan bongkahan batu APUNG. Keanehan batu Batu ini hanya dapat
ditemukan pada bagian Drinkwater Pass.
Pecahan kaca dalam matriks kaca “debu” mengkarakteristisasi massa dasar dari tuff
vitric. Pecahannya pada umumnya tidak berwarna dan ada juga matriksnya yang berwarna
coklat pucat atau tidak teratur pucat sampai coklat gelap. Tingkat kemerataan dan peregangan
pecahan sebanding dengan kepadatan tuff tersebut. Pecahan sangat diratakan dekat fenokris,
dimana, mereka “mengalir” dalam garis-garis parallel halus di sekitar Kristal.
0 25 50 75 100
Crystal
Vitric
Vitric Crystal Crystal
Crystal
Tuff Vitric Tuff
Tuff
Tuff
Glass 100 75 50 25
0
C. Informasi Tambahan
Vitric Tuff memiliki lebih banyak K20 , dan H20 + jika dibandingkan tuf devitrified,
namun Vitric Tuff hanya memiliki sedikit Nazo, dan Si02., hal tersebut terjadi karena
pencucian selektif Na dari vitric tuff oleh air tanah ( Lipman , 1965). Na Digantikan oleh K.
sisa Air dalam struktur mengakibatkan bebannya semakin bertambah dan menyebabkan
Penurunan persentase berat dari komponen yang paling melimpah , Si02.
tuf vitric memiliki lebih dari 50 persen orthoclase, dan devitrified yang memiliki lebih
dari 50 persen albite. KomposisinyaVitric tuff antara lain: silikat, plagioklas, kalium feldspar,
kuarsa, monmorilonit, biotit, kristobalit dan sanadine.