Anda di halaman 1dari 10

Vitric Tuff

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah Ilmu Kebumian dan Astronomi

Yang dibimbing oleh Siti Zulaikah

OLEH

KELOMPOK 7 :

1. Atznain Iqma Miswami (120351410903)


2. Sherly Amalia Eka Parameswari (120351410895)
3. Silfia Dwi Ananda (120351402784)
4. Siti Solfia Indriyanti Wilujeng (120351410891)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN IPA

September, 2013
PENDAHULUAN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan
bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada dari
sebelumnya, dari cangkang binatang, sisa tumbuhan. Proses yang terlihat disini mencakup
penghancuran batuan oleh pelapukan dan erosi, hasil keduanya dan pengangkutan hasil
tersebut kemudian terubah oleh proses kompaksi, sementasi menjadi batuan yang padat.
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam
dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan
sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipisDibagi
menjadi 3 bagian, yaitu batuan sedimen dalam, batuan sedimen luar, dan batuan sedimen
gang/ korok. Salah satu contoh batuan sedimen adalah batu Vitric Tuff.

Vitric Tuff adalah batuan sedimen yang terbentuk karena adanya pemadatan abu dan
debu vulkanik. Vitric Tuff masuk kedalam jenis batuan piroklastik karena batuan ini
terbentuk oleh proses pengendapan, setelah terjadinya letusan. Pengendapannya terjadi
karena adanya aktifitas vulkanik primer. Endapan-endapan tersebut tidak hanya terdiri dari
abu dan debu vulkanik saja, namun terdapat juga kristal-kristal kecil yang juga ikut
mengendap.

Struktur Vitric Tuff sangat padat, tidak berlubang-lubang karena lubang gas yang
biasanya terbentuk pada batuan sedimen terisi penuh oleh kristal-kristal kecil dan banyak
mineral sekunder. Selain itu, Vitric Tuff juga didominasi oleh pumis dan fragmen glass
vulkanik.

Vitric Tuff merupakan batuan yang tergolong sulit didapat, karena proses terjadinya
yang lama dan rumit, serta berada di dalam bumi. Jenis batuan ini bisa ditemukan di
Pegunungan Snowdonia, Wales. Selain itu bisa juga ditemukan di Quaternary Deposits of
Gljev di Dalmatia, (Kroasia bagian selatan).

Gambar Vitric Tuff 

PEMBAHASAN
A. Proses pembentukan

Batuan piroklastik merupakan batuan yang terbentuk akibat letusan gunung berapi.
Batuan ini diawali dengan letusan dari gunung berapi, yang kemudian mengeluarkan atau
menyemburkan magma yang bersuhu kurang lebih 850 oC. Ketika magma yang bersuhu
sangat panas tersebut tersemburkan ke udara maka suhu magma akan turun secara drastis. Itu
dikarenakan suhu magma yang diatas 600 oC akan menyesuaikan dengan suhu lingkunganya
yaitu sekitar 25 oC. Oleh karena itu , batuan piroklastik dapat terbentuk di udara. Proses
keterbentukan batuan piroklastik berlanjut terus. Batuan yang di udara akan turun
kepermukaan bumi yaitu tanah. Setelah batuan piroklastik jatuh ke tanah maka akan
mengalami proses pembentukan kembali yang diawali dengan bentuk bongkah, selanjutnya
tertransportasikan kemudian terendapkan dan terlitifikasi. Dengan demikian, bongkah
tersebut akan mengalami perubahan bentuk menjadi butiran-butiran.
Pada batuan piroklastik, magma yang terlempar keluar mengandung plagioklas dan
kuarsa. Dimana plagioklas terlebih dulu terbentuk kemudian pada suhu < 560 oC kuarsa juga
terbentuk. Mineral ini terendapkan pada suatu tempat lingkungan pengendapan kemudian
tertutupi oleh material yang sangat halus yang terbawa oleh angin hasil dari letusan gunung
berapi. Berdasarkan klasifikasi Pettijohn (1975) nama batuannya adalah Vitric Tuff.
Vitric Tuf pengendapannya sangat dipengaruhi oleh arah angin dan gravitasi
bumi.Pengendapannya selalu dicirikan mengikuti bentuk morfologi dari pengendapan
sebelumnya dan mempunyai penyebaran yang luas yang artinya dapat dijumpai dari Fasies
Sentral- Fasies Distal. Vitric tuff sering kali terjadi pada daerah basal dan jarang ditemukan.
Pada bagian atas tuff berbentuk lembaran dan mendekati tipe Dominan garis tepi luar.
Vitric tuff adalah tuff yang paling tebal dan daerahnya paling luas diantara keempat
tuff yang lain, yakni Vitric crystal tuff , Crystal vitric tuff , Crystal tuff.

B. Karakteristik

Pada umumnya Warna vitric tuff adalah berselang-seling dari gelap dan terang.
Permukaan dari vitric tuff sedikit gelap atau lebih coklat,dan tuff ini adalah berasal dari sisa
pelapukan tuff koheren.

Vitric tuff memiliki kepadatan yang bervariasi. Beberapa dari vitric tuff memiliki
kepadatan yang cukup tebal yakni antara (2,0-2,2), rata-rata warnanya adalah abu-abu
terang , atau antara hijau terang ke abu-abuan.
Pada Kedalaman (2.2-2.35) vitric tuff umumnya berwarna abu-abu dan tempat ini
adalah lapisan dengan cahaya zaitun atau cahaya cahaya abu-abu kecoklatan . Pada
umumnya teksturnya adalah perlitic. Tuff ini mengalami keretakan dan
menjadi potongan-potongan kecil. jarang di temukan. vitric tuff yang berwarna abu-abu
kecoklatan.

Tuff Vitric dengan kepadatan rendah (1,1-2,0) warnanya abu-abu terang yang
sangat menyala dan tampak keropos. Batu yang kepadatnnya kecil ketika di sentuh akan
remuk menjadi pecahan dan bongkahan batu APUNG. Keanehan batu Batu ini hanya dapat
ditemukan pada bagian Drinkwater Pass.
Pecahan kaca dalam matriks kaca “debu” mengkarakteristisasi massa dasar dari tuff
vitric. Pecahannya pada umumnya tidak berwarna dan ada juga matriksnya yang berwarna
coklat pucat atau tidak teratur pucat sampai coklat gelap. Tingkat kemerataan dan peregangan
pecahan sebanding dengan kepadatan tuff tersebut. Pecahan sangat diratakan dekat fenokris,
dimana, mereka “mengalir” dalam garis-garis parallel halus di sekitar Kristal.

Gambar Matriks pada Vitric tuff:


Pettijohn (1975) membuat klasifikasi tuf, dengan membandingkan prosentase gelas
dengan kristal, yaitu:

0 25 50 75 100
Crystal

Vitric
Vitric Crystal Crystal
Crystal
Tuff Vitric Tuff
Tuff
Tuff

Glass 100 75 50 25
0

berdasarkan besar butir/ukuran klast Schmid (1981) membuat klasifikasi batuan


piroklastik :
Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang
terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada.
Proses pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian
redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau
efek gravitasi (beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan
yang telah ada. Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan
batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.
Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses
pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan
kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil
reaksi kimia, misalnya CaO + CO2  CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen
oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang
laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai
akibat penurunan daratan menjadi laut.
Vitric tuff merupakan batuan yang secara genetis lebih dekat dengan batuan beku
ekstrusif, tetapi secara deskriptif dan petrogenesis memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur)
yang mirip dengan batuan sedimen klastik. Batuan ini dihasilkan secara langsung oleh
aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunungapi. Oleh karena itu, ciri umum tuff ini adalah
mempunyai tekstur dan struktur sedimen klastik, tetapi disusun oleh material berbutir dari
pembekuan magma secara langsung, baik berupa gelas, kristal maupun butiran batuan beku
vulkanik dengan butiran yang sanagt halus yakni antara 0,4mm – 0,56 mm.
Manfaat dari Vitric tuff yakni sebagai bahan bangunan di daerah erupsi vulkanik, dan
layering di kaca.

C. Informasi Tambahan

Vitric Tuff memiliki lebih banyak K20 , dan H20 + jika dibandingkan tuf devitrified,
namun Vitric Tuff hanya memiliki sedikit Nazo, dan Si02., hal tersebut terjadi karena
pencucian selektif Na dari vitric tuff oleh air tanah ( Lipman , 1965). Na Digantikan oleh K.
sisa Air dalam struktur mengakibatkan bebannya semakin bertambah dan menyebabkan
Penurunan persentase berat dari komponen yang paling melimpah , Si02.
tuf vitric memiliki lebih dari 50 persen orthoclase, dan devitrified yang memiliki lebih
dari 50 persen albite. KomposisinyaVitric tuff antara lain: silikat, plagioklas, kalium feldspar,
kuarsa, monmorilonit, biotit, kristobalit dan sanadine.

Deskripsi material yang terkandung dalam vitric tuff:


 Kuarsa ( SiO2 )
Warna nikol sejajar orange, warna nikol silang putih keabu-abuan, bentuk subhedral-
anhedral, pecahan rata, belahan tidak ada, relief lemah, pleokroisme tidak ada, indeks bias
nmin < ncb, sudut pemadaman 12,5o, jenis pemadaman miring, ukuran mineral 0,4 mm.
 Plagioklas ( NaAlSi3O8 – CaAlSi3O8 )
Warna nikol sejajar orange, warna nikol silang abu-abu, bentuk euhedral-subhedral,
pecahan rata, belahan satu arah, relief sedang, pleokroisme tidak ada, indeks bias nmin > ncb, ,
jenis kembaran karlsbad-albit, sudut pemadaman 37o , jenis pemadaman miring, ukuran
mineral 0,56 mm.
 Massa Dasar
Massa dasar batuan tersebut adalah tufa
Persentasi Material :

Nama mineral I (%) II (%) III (%) % rata-rata


Plagioklas 5 0 0 1,67
Kuarsa 5 0 5 3,33
Massa Dasar 90 100 95 95
*Keterangan:

+ :Kelimpahan relative - :Tambahan O :tidak ada


D. Daftar Pustaka

Ahmad, M. 2012. Praktikum Petrologi, (online) (http://s3.amazonaws.com/ppt-


download/lap3-121122101818-phpapp01.doc) diakses 27 September 2013

Commision on Natural Ziolites. Mordenit, (online) (http://www.iza-


online.org/natural/Datasheets/Mordenite/mordenite.htm) diakses 26 September 2013

Galan1, liberto de pablo and maria de l. Chavez-garcia. 1996. Diagenesis of


Oligocene Vitric Tuffs to Zeolites, Mexican Volcanic Belt, (online)
(http://www.clays.org/journal/archive/volume%2044/44-3-324.pdf) diakses 27 September
2013
Gumyadi, gempar.2012. Batuan Piroklastik, (online)
(http://gemparbumi.blogspot.com/2012/05/batuan-piroklastik.html) Diakses 25 September
2013
Moror, R. J. 1964. Mineralogical Note,
(online)(http://www.minsocam.org/ammin/AM49/AM49_1472.pdf) diakses 27 September
2013
Ozen, Sevgi and M.Cemal Goncuoglu. 2011. Orign of Analcime in the Neogene Arikli
Tuff, Biga Peninsula, Nw Turkey, (online) (http://www.metu.edu.tr/~mcgoncu/papers/NJb-
189-Analsim.pdf) diakses 27 September 2013

Sloane , richard l And john m. Guilbert. Electron-Optical Study of Alteration To


Smectite in the Ctteto Clay Deposit, (online)
(http://www.clays.org/journal/archive/volume%2015/15-1-35.pdf) diakses 27 September
2013
United States Department Of The Interior. 1973. Petrology of the Welded Tuff of
Devine Canyon, Southeastern Oregon, (online) (http://pubs.usgs.gov/pp/0797/report.pdf)
diakses 27 September

Anda mungkin juga menyukai