Teorema adalah sebuah pernyataan, sering dinyatakan dalam bahasa alami, yang
dapat dibuktikan atas dasar asumsi yang dinyatakan secara eksplisit ataupun yang
sebelumnya disetujui. Dalam logika, sebuah teorema adalah pernyataan
dalam bahasa formal yang daat diturunkan dengan mengaplikasikan aturan
inferensi dan aksioma dari sebuah sistem deduktif.
Teorema dari sejumlah fungsi memiliki nama lain:
1. Identitas - digunakan untuk teorema yang menampakkan persamaan antara
2 pernyataan matematika.
2. Lema - pra-teorema. Pernyataan yanproposisi yang diikuti dengan bukti yang
sedikit atau tidak ada sama sekali dari sebuah teorema atau definisi lain.
Yaitu, proposisi B adalah korolar proposisi A jika B bisa dideduksikan dari A.
3. Proposisi - pernyataan yang tak dikaitkan dengan "teorema" apapun.
4. Klaim - hasil menarik yang diperlukan atau bebas.
5. Aturan - digunakan untuk teorema tertentu seperti aturan Bayes dan aturan
Cramer, yang mendirikan formula yang berguna
Banyak matematikawan yang juga menggunakan nama lain untuk teorema,
seperti postulat, sublema, dll.
Konjektur adalah sebuah pernyataan yang terbukti namun dianggap benar. Sebagai
contoh konjektur Goldbach. Konjektur terkenal lainnya termasukkonjektur
Collatz dan hipotesis Riemann.
korolari adalah suatu teorema yang muncul sebagai akibat dari teorema
sebelumnya. bobot teorema ini sama dengan bobot teorema yang mendahuluinya
Dalil, (kaidah atau teorema) adalah kebenaran yang diturunkan dari aksioma,
sehingga kebenarannya perlu dibuktikan terlebih dahulu.
Dalil (theorem) biasanya digunakan pada matematika, hukum pada ilmu alam.
Hubungan tetap di antara besaran
Contoh:
TEOREMA
Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang dirumuskan secara
logika dan dibuktikan. Suatu teorema terdiri dari beberapa hipotesis dan
kesimpulan, yang dapat dibuktikan dengan memanfaatkan istilah dasar,
istilah terdefinisi, aksioma, dan pernyataan benar lainnya suatu
pernyataan matematika yang masih memerlukan pembuktian dan
pernyataan itu dapat ditunjukkan bernilai benar.
Teorema
Misalnya adalah "Jika dua sudut masing-masing sudut siku-siku maka kedua sudut
itu konkruen", dan "Jika dua sudut masing-masing besuplemen dengan suatu sudut
(yang sama) maka mereka konkruen".
Gambar diatas merupakan eksperimen dari setiap klaim, tapi gambar ini belum
dapat membuktikan 3 pernyataan tersebut secara matematis. Soalnya tiga contoh
diatas hanya membuktikan setiap pernyataan benar untuk satu jenis kasus. Kita
mungkin bisa memperbanyak kasusnya dengan memberi contoh yang lebih banyak,
tapi bukan begitu cara matematika bekerja. Untuk membuktikan sesuatu secara
matematis, kita mesti membuktikannya benar untuk setiap kasus yang ada.
Pembuktian Menurut Matematika
Mari kita melihat bagaimana pernyataan matematika dapat terbukti benar. Contoh 3
merupakan sesuatu yang kini kita kenal sebagai Teorema Pitagoras. Teorema ini
dapat ditulis dalam persamaan a + b = c, dimana a dan b merupakan panjang
sisi segitiga siku-siku, dan c merupakan panjang hipotenusa segitiga siku-siku.
Pernyataan ini dapat digunakan untuk setiap segitiga siku-siku. Tak peduli
berapapun panjang setiap sisi, teorema pitagoras akan selalu terbukti benar.
Jika terdapat keraguan tentang kebenaran teorema pitagoras, kita hanya perlu
menemukan satu bukti saja yang akan membantah teorema pitagoras. Cukup
dengan satu bukti, maka penemunya akan menjadi sangat terkenal. Teorema
pitagoras telah terbukti secara matematis, jadi kita bisa yakin tentang hasil mutlak
dari teorema tersebut. Itulah sebabnya bukti matematika jauh lebih kuat dibanding
eksperimen ilmiah.
Properti dari segitiga sebenarnya telah dikenal sejak sebelum zaman Pitagoras.
Papan Babylonia yang berasal sekitar 1750 sebelum masehi juga menampilkan
daftar sifat segitiga beserta sejumlah angka yang dapat digunakan. Papan
Babylonia merupakan bukti bahwa masyarakat sebenarnya telah lama menduga
bahwa segitiga memiliki sifat seperti yang dijelaskan Teorema Pitagoras. Saat ini,
kita mengenalnya dengan istilah konjektur yaitu pernyataan matematika yang
diduga benar, tapi belum ada buktinya. Konjektur mirip dengan hipotesis pada
bidang sains, atau dikenal juga tebakan cerdas.
Pitagoras mendapatkan perlakuan istimewa karena ia berhasil membuktikan
konjektur tentang segitiga siku-siku pada abad keenam sebelum masehi. Bukti
membuat konjektur tentang segitiga siku-siku menjadi teorema. Masih ada
konjektur matematika lainnya yang belum terpecahkan hingga kini seperti Konjektur
Twin Prime dan Hipotesis Riemann. Ketenaran dan kesuksesan menanti bagi
siapapun yang dapat membuktikan kebenaran konjektur yang telah turun temurun
menjadi misteri di dunia matematika.
Lalu mengapa sebuah pernyataan mampu memiliki nilai kebenaran yang begitu
kuat dalam matematika? Kemungkinan karena kita secara eksklusif menggunakan
definisi yang sebelumnya terbukti benar. Pada matematika dan logika, terdapat
sesuatu yang disebut formalisme. Pernyataan dapat menjadi benar berdasarkan
batas-batas tertentu. Dengan begitu, sebuah pernyataan matematika dapat begitu
kuat dengan sifat matematis terbatas yang disampaikan.
Teori dan Aksioma Matematika
Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar. Bentuk khusus dari teorema
adalah lemmadan corollary.
Lemma adalah teorema sederhana yang digunakan dalam pembuktian dalam
teorema lain. Lemmabiasanya tidak menarik namun berguna pada pembuktian
proposisi yang lebih kompleks.
Corollary adalah teorema yang dapat dibentuk lagnsung dari teorema yang telah
dibuktikan, atau dapat dikatakan bahwa Corollary adalah teorema yang mengikuti
teorema lain.
Contoh Teorema :
Jika dua sisi dari sebuah segitiga sama panjang, maka sudut yang
berlawanan dengan sisi tersebut sama besar.
Contoh Lemma :
Contoh Corollary :
Jika sebuah segitiga adalah sama sisi, maka segitiga tersebut sama sudut.