Anda di halaman 1dari 81

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG KODE ETIK


PROFESI KEBIDANAN DI KOTA BENGKULU
TAHUN 2015

DisusunOleh :
WINDI HUSADA
NPM : 1224260150. DB

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN BENGKULU
2015

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG KODE ETIK


PROFESI KEBIDANAN DI KOTA BENGKULU
TAHUN 2015

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun oleh
WINDI HUSADA
NPM. 1224260150 DB

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN BENGKULU
2015

HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG KODE ETIK
PROFESI KEBIDANAN DI KOTA BENGKULU
TAHUN 2015
WINDI HUSADA
NPM. 1224260150 DB
Telah Diuji dan Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji
Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu
Pada Tanggal 08 Agustus 2015
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji
(Pembimbing I)

Penguji I

Hj. Hadara, SKM, MM


NIP. 196110011981122002

Danur Azissah RS, SST, M. Kes, CWCCA


NIDN. 02-1604-7604

Penguji II

Penguji III
(Pembimbing II)

Pusdikawati, SST
NIP. 198502062008042001

Ns. Berlian Kando S, S.Kep, M.Kes


NIDN. 02-0704-8601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan
Akbid Dehasen Bengkulu

Syami Yulianti, SST


NUPN. 9902701710

ii

AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN BENGKULU


Jln. Meraapi Raya No. 42 Kebun Tebeng Bengkulu Telp. (0736) 21977; Fax (0736) 22027

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Windi Husada
NPM

: 1224260150. DB

Program Studi

: D.III Kebidanan
Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah


Judul

: Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi


Kebidanan Di Kota Bengkulu Tahun 2015

Dosen Pembimbing

Hj. Hadara, SKM, MM,Berlian Kando S, S.Kep, M.Kes

Adalah benar-benar hasil karya saya.


Di dalam Karya Tulis Ilmiah tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan maupun
gagasan peneliti lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui dan seolah-olah sebagi tulisan
saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada peneliti aslinya.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Akademi
Kebidanan Dehasen Bengkulu termasuk (pencabutan gelar kesarjanaan/sanksi) yang
telah saya peroleh.

iii

MOTTO
Jangan engkau menghitung kebaikan yang telah engkau lakukan , Tetapi hitunglah
beberapa perbuatan yang buruk yang telah engkau kerjakan di muka bumi ini. Orang bijak
adalah orang yang selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya dan tidak pemah ada Kata
untuk menyalahkan orang lain walaupun sebenamya orang lain itu salah.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobilalamin, dengan iringan doa serta usaha yang tiada henti hentinya
akhirnya karya Tulis Ilmiah ini telah terselesaikan.
KARYA TULIS ILMIAH INI SAYA PERSEMBAHKAN KEPADA
Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya serta memberikan ku serta memberikan ku
kesehatan sepanjang aku hidup.
Kedua orang Tua ku yang aku sayang dan cintanya. Ayahanda ( LUKMAN HAKIM )
dan ibunda ( KURNIATI ) yang senantiasa tak kenal lelah mengorbankan tenaga agar
aku tetap bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin, bekerja keras dan selalu
mendoakan ku, memberikan dukungan moril dan materil, serta memberi semangat yang
tiada henti hentinya, terima kasih atas jasa kalian sampai kapan pun tidak akan aku
lupakan.
Buat Ayuk - Ayuk Dan Kakak ku (IKA SAKTI BRAHMANA, KRISTIN HAKIM,
WULAN DARI, dan BUDI ONO), semangat serta dorongan kalianlah yang
membangkitkan semangatku.
Kepada Pembimbing Karya Tulis Ilmiah ku ibu Hj. HADARA, SKM, MM dan ibu Ns.
BERLIAN KANDO S, S.Kep, M.KES yang selalu membimbing aku hingga dapat
menyelesaikan Karya Tubs Ilmiah, terima kasih atas jasa kalian sampai kapan pun tidak
akan aku lupakan
Kepada dosen ku ( bunda vivi, bunda syami, bunda lucky, bunda mepi, bunda reni, bunda
iswari, bunda venty, bapak dahrizal ) dan semua yang tak sempat aku sebutkan satu
persatu) terima kasih atas ilmunya
Terima kasih buat MOLAS MOLAS kesayangan WINDI HUSADA AYUK SRI AYU
dari Bengkulu yang BERANI DAN NEKAT haha AYUK SHANTY dari Flores Cancar
yang PERHATLAN dan terakhir si pipi Bakpaw NURUL DWINITA Bengkulu yang
PINTAR dan yang lain yang tak bisa aku sebutkan satu persatu yang selalu menemaniku
dan memberikan bantuan disaat kubahku.
Kepada kampus tercintaku STIKES DAN AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN tempat
AKU menuntut ilmu selama 3 tahun.
Buat Almamater Tercinta tempatku menggapai masa depan ( AKADEMI KEBIDANAN
DEHASEN ).

iv

GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG KODE ETIK


PROFESI KEBIDANAN DI KOTA BENGKULU
TAHUN 2015
ABSTRAK

x halaman awal + 36 halaman inti


Windi Husada. Hj. Hadara, SKM, MM. Ns.Berlian Kando S, S.Kep, M.Kes
Latar Belakang : Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas ptofesinya dan
dalam hidup di masyarakat. Pelanggaran kode etik di Indonesia masih sering terjadi.
Kasus pelanggaran Bidan di Kediri yang memberikan suntikan perangsang untuk
aborsi menyebabkan kliennya yang masih remaja meninggal dunia. Pelanggaran juga
terjadi di Jember dimana klien mengalami luka robek pada organ wanitanya.
Peristiwa ini diakibatkan bidan salah atau lalai dalam mengambil tindakan untuk
menggunting dinding organ pada saat persalinan (Reza, 2012).
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan bidan
tentang kode etik profesi kebidanan di Kota Bengkulu Tahun 2015
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan teknik
pengambilan sampel secaratotal sampling yang dilaksanakan di 3 Puskesmas yaitu
Puskesmas Anggut Atas, Puskesmas Sawah Lebar dan Puskesmas Jembatan Kecil di
Kota Bengkulu. Dilakukan pada tanggal 22 Juni 06 Juli 2015. Sampel yang
digunakan sebanyak 30 responden.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah
responden 70%memiliki pengetahuan yang baik tentang kode etik profesi kebidanan.
Kesimpulan dan Saran : Diharapkan Bidan tetap meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang kode etik profesi bidan dengan mengikuti seminar-seminar yang
dikalsanakan oleh IBI sehingga pengetahuan bidan tentang kode etik ini semuanya
mencapai kategori baik dan dalam memberikan asuhan kebidanan selalu berpegang
pada kode etik.
Kata Kunci : Bidan, Kode Etik, Pengetahuan
Daftar Pustaka :14 (2006-2014)

DESCRIPTION OF UNDERSTANDING OF MIDWIVES ABOUT THE


MIDWIFERY PROFESSIONAL CODE OF ETHICS IN BENGKULU
2015
ABSTRACT

X preliminary pages + 36 core pages


Windi Husada. Hj. Hadara, SKM, MM. Ns.Berlian Kando S, S.Kep, M.Kes
Background: The code of ethics was the norms that must be heeded by every
member of the profession concerned in implementing the professional tasks and in
social life. Violations of the code of ethics in Indonesia were still common. Midwives
infringement cases in Kediri which give a fillip to abortion injections causing his
client who was a teenager died. Violations also occur in Jember where clients
suffered lacerations on his female organs. This event caused a midwife incorrect or
negligent in taking action to cut the organ wall at delivery (Reza, 2012).
Purpose: This research aimed to determine the description of understanding of
midwives about the midwifery professional code of ethics in Bengkulu2015.
Research Method: This research was a descriptive research, with a total sampling
technique sampling done in three PHCs; Anggut Atas, Sawah Lebar, and Jembatan
Kecil Public health centers. Research was hold from june of 22th to july of six 2015.
Total samples are 30 Midwives.
Result: The results showed that more than half of the respondents 70% had a good
understanding of midwifery professional code of ethics.
Conclusion and Suggestion: It was expected to Midwivesto improve the
understanding and understanding of the professional code of ethics midwife with
seminars done by IBI so the midwife understand about the code of conduct all
achieved good category and in providing midwifery care had always adhered to the
code of ethics.
Keyword
Literature

: Midwives, Code of Ethics, Understanding


: 14 (2006-2014)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi
Kebidanan Di Kota Bengkulu Tahun 2015 .
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan yang bermanfaat oleh berbagai pihak, oleh karena itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan
Dehasen Bengkulu.
2. Ibu Syami Yulianti, SST selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
Dehasen Bengkulu
3. Ibu Hj. Hadara, SKM, MM selaku pembimbing I yang telah membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tepat pada
waktunya.
4. Ibu Berlian Kando S, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
membimbing penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis
Ilmiah ini sehingga dapat selesai tepat waktunya.
5. Seluruh staf pengajar Dehasen Bengkulu, yang telah memberikan bekal ilmu
selama dibangku kuliah.

vii

6. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa dan dukungan atas
keberhasilanku.
7. Semua teman-teman sejawat dan seperjuangan yang telah mendukung dan
membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangankekurangan baik dari segi isi, penyusunan maupun tehnik penulisan karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu dengan kerendahan hati
penulis mengaharapkan saran, kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dan perbaikan-perbaikan dimasa akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Bengkulu,

Agustus 2015
Penulis

Windi Husada

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN PENELITIAN .............................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH ................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengetahuan .......................................................................................... 6
B. Kode Etik Profesi Bidan ....................................................................... 9
C. Masalah Etik, moral dan Dilema dalam Praktik Kebidanan ................ 14

BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 17

ix

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .................................................................................. 19
B. Definisi Operasional ............................................................................. 19
C. Populasi dan Sampel............................................................................. 20
D. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 20
E. Etika Penelitian ..................................................................................... 21
F. Uji Validitas dan Reliabilitas................................................................ 22
G. Pengumpulan, Pengolahan, Analisa Data ............................................. 23

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Jalannya Penelitian ............................................................................... 27
B. Penyajian data dan interpretasi ............................................................. 28
C. Pembahasan .......................................................................................... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .......................................................................................... 33
B. Saran .................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul Lampiran

Halaman

Tabel 4.1

Definisi Oprasional ........................................................................ 21

Tabel 5.1

Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik


Profesi Kebidanan di Kota Bengkulu Tahun 2015 ......................... 29

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul Lampiran

Halaman

Gambar 3.1

Kerangka Konsep ....................................................................... 19

xii

DAFTAR SINGKATAN / ISTILAH

Halaman
USG

: Ultrasonography ............................................................................... 3

IBI

: Ikatan Bidan Indonesia ..................................................................... 9

KIA/KB

: Kesehatan Ibu Dan Anak / Keluarga Berencana .............................. 11

AIDS

: Acquired Immun Deficiency Syndreme........................................... 17

DINKES

: Dinas Kesehatan ............................................................................... 28

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ....................................................................... 38


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden......................................................... 39
Lampiran 3 Kuisioner Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode
Etik Profesi Kebidanan Di Kota Bengkulu Tahun 2015.................... 40
Lampiran 4 Surat Pengantar Ke Diknas Kesehatan Kota...................................... 41
Lampiran5 Surat Pra Ke Sekertaris IBI ................................................................ 42
Lampiran 6 Surat Rekomendasi Pra Dari Puskesmas Jembatan Kecil ................. 43
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Dari KP2T ........................................................ 44
Lampiran 8 Surat Izin Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan
Penanaman Modal.............................................................................. 45
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Ke Dinas Kesehatan Kota ............................... 46
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Ke Puskesmas Anggut Atas Jembatan
Kecil, Sawah Lebar ............................................................................ 47
Lampiran 11 Surat Keterangan Selesai Penelitian .................................................. 48
Lampiran 12 Master Tablel ..................................................................................... 49
Lempiran 13 Lembar Konsul ................................................................................. 50

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan merupakan jabatan profesional. Sebagai anggota profesi, bidan
mempunyai ciri khas yang khusus. Bidan memiliki ciri tugas yang unik yaitu
selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya serta
memiliki kode etik serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses
dan jenjang pendidikan tertentu.

Setiap jabatan profesi memiliki kode etik

tersendiri (Purwoastuti, 2014). Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan dalam melaksanakan
tugas ptofesinya dan dalam hidup di masyarakat. Organisasi Bidan telah
mengembangkan kode etik profesi sebagai pedoman. Salah satu contohnya adalah
kode etik bidan internasional (The International Confederation of Midwives Code
of Ethics) (Purwoastuti, 2014).
Pelanggaran kode etik di Indonesia masih sering terjadi. Kasus pelanggaran
Bidan di Kediri yang memberikan suntikan perangsang untuk aborsi
menyebabkan kliennya yang masih remaja meninggal dunia. Pelanggaran juga
terjadi di Jember dimana klien mengalami luka robek pada organ wanitanya.
Peristiwa ini diakibatkan bidan salah atau lalai dalam mengambil tindakan untuk
menggunting dinding organ pada saat persalinan (Reza, 2012).

Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa


permasalahan yang dilematis, artinya pengambilan keputusan yang sulit yang
berkaitan dengan etik. Dilema muncul karena terbentur konflik moral,
pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan
kenyataan yang ada (Marimbi, 2009).
Berdasarkan data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
terdapat 49 kasus kematian bayi di 9 kecamatan. Jumlah terbanyak terdapat pada
wilayah kerja puskesmas Anggut atas, Jembatan Kecil, dan Sawah Lebar.
Sebanyak 8 kasus kematian bayi asfiksia terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Anggut Atas , dan 7 kasus kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan
Kecil. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar terdapat 3 kasus
kematian bayi. Sebagian besar kematian terjadi di Bidan Praktek Mandiri.
Dengan demikian penyimpangan etik yang bisa saja terjadi dalam praktek
kebidanan, misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang bekerja di rumah sakit,
rumah bersalin atau institusi lainnya ada dibawah perlindungan institusinya, bidan
praktek mandiri mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena harus
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukannya. Dalam hal ini bidan
yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri.
Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadi
penyimpangan etik (Sofyan dalam Karsi, 2008).
Sofyan

dalam

Karsi

(2008)

menyatakan

beberapa

permasalahan

pembahasan kode etik dalam kehidupan sehari-hari adalah persetujuan dalam

proses melahirkan, memilih dan mengambil keputusan dalam persalinan,


kegagalan dalam proses persalinan, pelaksanaan (Ultrasonogarfi) USG dalam
kehamilan, konsep normal pelayanan kebidanan, bidan dan pendidikan seks.
Beberapa implementasi etik dalam pelayanan kebidanan, adalah berhubungan
dengan agama, kepercayaan, hubungan dengan pasien, kebenaran pengambilan
keputusan, pengambilan data, kematian, kerahasiaan, aborsi, dan AIDS (Marimbi,
2009).
Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) adalah merupakan hasil tahu dan
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior). Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dengan demikian
penting bagi bidan untuk mengetahui kode etik profesi Bidan telah ditetapkan
oleh Ikatan bidan Indonesia agar dalam melakukan pelayanan, selalu menaati
peraturan yang sudah dibuat.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi
Kebidanan di Kota Bengkulu tahun 2015.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran
Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi Kebidanan di Kota Bengkulu
Tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian
Diketahuinya Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi
Kebidanan di Kota Bengkulu Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi tempat penelitian
Memberikan kontribusi informasi mengenai kode etik profesi bidan kepada
bidan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai profesional.
b. Bagi instansi pendidikan
Memberikan sumbangan bagi perkembangan pendidikan juga sebagai bahan
kajian penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Bagi peneliti
Memperdalam pengetahuan penulis tentang kode etik profesi kebidanan
dalam pemberian pelayanan kesehatan.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian dengan judul gambaran pengetahuan bidan
tentang kode etik profesi kebidanan Di Kota Bengkulu Tahun 2015 dibatasi pada
wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil, Anggut Atas dan Sawah Lebar. Selanjutnya
penentuan populasi dan sampel hanya diambil pada tiga puskesmas tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pengetahuan


1. Pengertian Pengetahuan
Menurut

Notoatmodjo

(2010)

Pengetahuan

(knowledge)

adalah

merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Suatu perbuatan yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan
perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi
perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut:
a. Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus).
b. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini
sikap subyek sudah mulai timbul.
c. Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak
baik lagi.

d. Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
e. Adopsi (adoption), dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, adanya prinsip terhadap obyek yang dipelajari.

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).
3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau
lewat angket yang menanyakan tentang suatu materi yang ingin di ukur dari
subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
a.

Baik: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari
seluruh pertanyaan

b.

Cukup: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari
seluruh pertanyaan

c.

Kurang: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 55% dari seluruh
pertanyaan.

B. Kode Etik Profesi Bidan


1. Definisi kode etik
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi (Marimbi, 2009).
2. Kode etik Bidan
Kode etik bidan pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan
dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan
rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991. Sebagai pedoman dalam
berperilaku. Kode etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang
semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuh bab.
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 Bab. Ketujuh Bab tersebut dapat
dibedakan atas tujuh bagian yaitu ;
a. Kewajiban bidan terhadap Klien dan masyarakat (6 butir)
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 Butir)

10

d. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)


e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
g. Penutup (1 Butir)
3. Isi Kode Etik Kebidanan
a. Mukadimah
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha ESa dan didorong oleh keinginan yang
luhur demi tercapainya :
1) Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan Undang Undang Dasar 1945
2) Pembangunan manusia indonesia seutuhnya
3) Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia
Maka ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan
yang menjadi wadah persatuan dan kesatuan para Bidan di Indonesia
menciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar
penekanan keselamatan klien di atas kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran

dan

kesungguhan hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan


kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan demi
tercapainya cita-cita pembangunan nasional dibidang kesehatan pada
umumnya, KIA/KB dan Kesehatan keluarga pada khusunya.

11

Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada detik-detik yang


sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara
selamat, aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari para bidan.
Menelusuri tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
terus meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial
budaya yang berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik
Bidan ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
landasan ideal dan garis-garis Besar Haluan Negara sebagai landasan
Operasional.
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku
bagi bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan
keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan professional.
Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang
komrehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, dan balita pada khususnya,
sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat
jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan
kesehatan bagi keluarga dan masyarakat pada khususnya.
b. Kewajiban Bidan Terhadap klien dan Masyarakat
1. Setiap

Bidan

mengamalkan
pengabdiannya.

senantiasa
sumpah

menjunjung
jabatan

tinggi,

dalam

menghayati

melaksanakan

dan
tugas

12

2. Setiap Bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi


harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bidan.
3. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku
di masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.
c. Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya
1. Setiap Bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan kien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi dan atas rujukan.

13

3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan


atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.
d. Kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
e. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.
f. Kewajiban Bidan Terhadap diri sendiri
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas dan profesinya dengan baik.

14

2. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan


dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
g. Kewajiban Bidan terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa dan tanah Air
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khusunya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
2. Setiap Bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB untuk kesehatan
keluarga.
h. Penutup
Setiap Bidan dalam melaksanakan tugasnya segari-hari senantiasa
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

C. Masalah Etik Moral dan Dilema Dalam Praktek Kebidanan


Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya
adalah karena bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuat sehubungan dengan klien serta harus mempunyai tanggung
jawab moral terhadap keputusan yang diambil.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan
pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akan hal yang baik dan yang buruk,

15

inilah yang disebut suara hati. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdampak pada perubahan pola pikir manusia.
Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntutan terhadap
mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu dilandasan komitmen yang kuat
dengan basis etik dan moral yang baik.
Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa
permasalahan yang dilematis, artinya pengambilan keputusan yang sulit yang
berkaitan dengan etik. Dilema muncul karena terbentur konflik moral,
pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan
kenyataan yang ada.
Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut:
1.

Persetujuan dalam proses melahirkan.

2.

Memilih dan mengambil keputusan dalam persalinan.

3.

Kegagalan dalam proses persalinan.

4.

Pelaksanaan (Ultrasonogarfi) USG dalam kehamilan.

5.

Konsep normal pelayanan kebidanan.

6.

Bidan dan pendidikan seks (Sofyan dalam Karsi, 2008).

Beberapa contoh mengenai etik dalam pelayanan kebidanan, adalah


berhubungan dengan:
1.

Agama/kepercayaan.

2.

Hubungan dengan pasien.

16

3.

Kebenaran.

4.

Pengambilan keputusan.

5.

Pengambilan data.

6.

Kematian.

7.

Kerahasiaan.

8.

Aborsi.

9.

AIDS.

BAB III
KERANGKA KONSEP

Notoatmodjo dalam Andriasty (2014) menyebutkan bahwa kerangka konsep


penelitian pada dasarnya kerangka yang hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kerangka
teori yang ada, maka kerangka konsep yang digunakan sebagai berikut:

Kewajiban Bidan Terhadap Klien


dan Masyarakat
Kewajiban Bidan Terhadap
Tugasnya
Gambaran
Pengetahuan
Bidan Tentang
Kode etik
Profesi
kebidanan
meliputi :

Baik
Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat
dan Tenaga Kesehatan Lainnya
Cukup
Kewajiban Bidan Terhadap
Profesinya
Kurang
Kewajiban Bidan Terhadap Diri
Sendiri

Kewajiban Bidan Terhadap


Pemerintah, Nusa, bangsa dan Tanah
Air

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

17

18

Berdasarkan Kerangka Konsep penelitian diatas, maka peneliti akan


mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi Kebidanan
yang terdiri dari 6 Bab yaitu Bab I Tentang Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan
Masyarakat, Bab II Tentang Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya, Bab III Tentang
Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lain, Bab IV Tentang
Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya, Bab V Tentang Kewajiban Bidan Terhadap
Diri Sendiri, Bab VI Tentang Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa Bangsa
dan Tanah Air.

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
secara deskriptif hanya untuk mengetahui gambaran pengetahuan bidan tentang
Kode etik Profesi Kebidanan di Wilayah Kerja Puskesmas Anggut Atas, Jembatan
Kecil dan Sawah Lebar Kota Bengkulu Tahun 2015.

B. Definisi Operasional
No

Variabel

Definisi Operasional

1.

Pengetahuan
Bidan.

Hasil tahu bidan


tentang
kode
etik
profesi
kebidanan
meliputi :
- Kewajiban
Bidan
Terhadap Klien dan
Masyarakat
- Kewajiban
Bidan
terhadap tugasnya
- Kewajibab
Bidan
terhadap sejawat dan
tenaga
kesehatan
lainnya
- Kewajiban
Bidan
Terhadap Profesinya
- Kewajiban
Bidan
terhadap diri sendiri
- Kewajiban
Bidan
terhadap Pemerintah,
Nusa, Bangsa dan
Tanah Air

Metode
Ukur
Kuesioner

Hasil
Ukur
Baik =
76-100%
%
Cukup =
56-75%
Kurang =
<55%

i.
ii.

19

Skala
Ukur
Ordinal

20

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan bidan yang berkerja di Wilayah Kerja
Puskesmas Anggut Atas, Jembatan Kecil dan Sawah Lebar Kota Bengkulu
sebanyak 30 Bidan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bertugas di wilayah
kerja Puskesmas Anggut Atas, Jembatan Kecil dan Sawah Lebar Kota
Bengkulu.
3. Teknik Sampling
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 Bidan. Dalam hal ini memiliki
teknik sampling diatas karena seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.
Sehingga sampelnya adalah seluruh Bidan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Anggut Atas, Jembatan Kecil dan Sawah Lebar Kota Bengkulu.

D. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian telah dilakukan pada bulan 22 Juni 2015 s/d 22 September 2015
dan tempat penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Anggut Atas,
Jembatan Kecil dan Sawah Lebar Kota Bengkulu.

21

E. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada Dinas Kesehatan Kota Bengkulu untuk mendapatkan persetujuan.
Kemudian kuesioner dikirim ke subjek yang akan diteliti dengan memperhatikan
masalah etika yang meliputi :
1. Informed concent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden atau subjek yang akan
diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan.
Jika bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan dan tetap
menghormati hak-haknya.
2. Anominity (Tanpa Nama)
Untuk

menjaga

kerahasiaan

identitas

subjek,

peneliti

tidak

akan

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang


diisi oleh subjek, cukup memberikan kode atau inisial pada masing-masing
lembar kuesioner tersebut.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan dijamin oleh peneliti, karena kelompok data tertentu saja yang
akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

22

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji validitas
Hasil dari uji coba dilakukan dengan uji korelasi antara skor item dengan skor
total. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan itu tidak bertautan dan harus
dibuang. Dimana teknik hitungnya dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Keterangan :
r hitung : Koefisien korelasi
x : Jumlah skor item
y : Jumlah skor total
N : Jumlah responden
Untuk tabel t = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n - 2), jika nilai t hitung
> t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika t hitung < t tabel berarti tidak
valid (Hidayat, 2007).
2. Uji Reliabilitas
Setelah menguji validitas maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat
ukur dapat digunakan atau tidak. Dalam mengukur reliabilitas dapat

23

digunakan beberapa rumus. Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus


Spearman Brown yaitu:

Keterangan:
r11 : Keoefisien reliabilitas internal seluruh item
: Korelasi product moment antara belahan
Dalam pengunaan metode ini sebaiknya banyak pertanyaan genap sehingga
memudahkan dibelah (Hidayat, 2007).

G. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data


1. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan membagi kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup.
Responden diberikan kuesioner untuk mendapatkan data tentang pemahaman
etika profesi kebidanan. Pengolahan data
Data yang terkumpul diolah dengan sistem komputerisasi melalui beberapa
tahap, yaitu :
a. Pemeriksaan Data (Editing)
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekkan isian formulir atau
kuesioner sudah lengkap, jelas dan konsisten. Hal ini dikerjakan dengan

24

menilai tiap lembar kuesioner pada waktu menerima kuesioner dari


responden.
b. Pengkodean Data (Coding)
Data yang telah diperoleh diberi kode untuk memudahkan pengolahan
data yang telah diperoleh.
c. Memberikan skore (Scoring)
Setelah dilakukan koding data, maka dilakukan pemberian skore masingmasing sub variabel dan dijumlahkan.
d. Memproses data (Processing)
Setelah data dikumpulkan kemudian diproses dengan komputer untuk
dianalisa.
e. Pembersian data (Cleaning)
Pembersian data dilakukan untuk mengoreksi jika ada kesalahan
pengolahan data sehingga dapat diperbaiki.
2. Analisa Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari penyebaran kuisioner di wilayah kerja Puskesmas Anggut Atas,
Jembatan Kecil dan Sawah Lebar Kota Bengkulu. Dalam penelitian ini
dilakukan Analisis data Univariat yaitu seluruh variabel yang akan digunakan
dalan analisis ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Analisa univariat untuk
melihat distribusi frekuensi variabel independent dengan menggunakan
rumus:

25

Keterangan :
P : jumlah persentase yang dicari
f : jumlah frekuensi untuk setiap alternatif jawaban
n : jumlah objek penelitian
3. Interpretasi Data
a. Data diintrepetasikan dengan menggunakan skala menurut Arikunto
(2006) sebagai berikut :
a) 0%

b) 1% 25%

tidak satupun
:

sebagian kecil

c) 26% 49%

kurang dari setengahnya

d) 50%

setengahnya

e) 51% 75%

lebih dari setengahnya

76% 99%

sebagian besar

seluruhnya

f)

g) 100%

b. Untuk Uji Validitas dan Reliabilitas di tentukan interpretasi sebagai


berikut :
Interpretasi koefisiean korelasi (rxy) untuk uji validitas (Arikunto, 2006) :

Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : Sangat Tinggi

Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : Tinggi

Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : Cukup

26

Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : Rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : Sangat Rendah

Interpretasi Koefisien Reliabilitas (r11) untuk uji reliabilitas (Guilford


dalam Ruseffendi, 2005):

0,00 0,20 : Kecil

0,20 0,40 : Rendah

0,40 0,70 : Sedang

0,70 0,90 : Tinggi

0,90 1,00 : Sangat Tinggi

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian
Persiapan dilakukan dengan meminta persetujuan dari ketua Program Studi
Kebidanan Akbid Dehasen Bengkulu, yang diteruskan ke Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu (KP2T), BPPT, Kesbanglimnas, DINKES, dan dilanjutkan ke
Puskesmas Anggut Atas, Sawah Lebar dan Jembatan Kecil Kota Bengkulu tempat
peneliti melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Juli 2015 di
Puskesmas Jembatan Kecil, tanggal 8-9 Juli 2015 di Puskesmas Anggut Atas dan
tanggal 10-13 Juli 2015 di Puskesmas Sawah Lebar. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari responden yaitu bidan
yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Anggut Atas, Sawah Lebar dan
Jembatan Kecil di Kota Bengkulu.
Jumlah sampel diambil sebanyak 30 bidan. Penelitian dilakukan pada pukul
09.00 wib sampai pukul 10.30 wib. Penelitian dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden. Setelah kuesioner telah diisi oleh
responden, kemudian memasukkannya dalam format pengumpulan data, lalu
dilakukan pengolahan data dengan proses editing data, coding data, scoring,
tabulasi data, entry data, Cleaning dan setelah itu dilakukan analisis data.

27

28

B. Hasil Penelitian
Gambaran Pengetahuan Bidan tentang Kode Etik Profesi Kebidanan di
Wilayah Kerja Kota Bengkulu Tahun 2015 dikelompokkan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi PengetahuanBidan Tentang Kode Etik Profesi
Kebidanan di Kota Bengkulu Tahun 2015
Pengetahuan

n=30

f(%)

Baik
Cukup
Kurang
Jumlah

21
7
2
30

70
23
7
100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa lebih dari setengah


responden (70%) memiliki pengetahuan yang
Pembahasan
Dari hasil penelitian yang ditunjukkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 30
bidan, lebih dari setengah responden (70%) memiliki pengetahuan baik tentang
kode etik profesi kebidanan. Hal ini disebabkan bidan tetap memahami dan
menyadari tentang pentingnya kode etik profesi kebidanan meskipun telah
memiliki jam terbang tinggi dalam memberikan pelayanan terhadap klien.
Pengetahuan yang telah mencapai tahapan memahami akan terwujud dalam
bentuk tindakan yang sesuai dengan kode etik profesi kebidanan.
Menurut Notoatmodjo dalam Diana (2013) Pengetahuan (knowledge)
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

29

terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior). Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan
orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang
Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.1 dapat dilihat juga bahwa
pengetahuan bidan tentang etika profesi kebidanan diperoleh sebagian kecil
responden memiliki etika yang kurang baik berjumlah 2 responden (7%). Dimana
etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral pada situasi nyata.
Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berfikir dan
tindakannya didasari nilai-nilai (Wahyuningsih,2006). Dalam hal ini etika
tersebut di atas dimaksudkan pada profesi kebidanan.
Menurut Sofyan dan kawan-kawan (2006), etika dalam pelayanan
kebidanan merupakan issu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena
kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Bidan
sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional dan
akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi
pelayanan harus menjaga perkembangan praktek berdasarkan evidence based.
Sehingga di sini berbagai dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika
merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.

30

Dari 18 item pertanyaan yang diajukan kepada responden, pertanyaan yang


mendapatkan nilai terkecil adalah pertanyaan nomor 14 dan 18. Pertanyaan soal
14 mempertanyakan tentang ancaman hukuman yang dapat dijatuhi pada bidan
yang melakukan tindakan diluar kewenangannya sehingga tidak mengindahkan
kode etik kebidanan lagi. Hal ini mungkin disebabkan oleh bidan kurang begitu
memperhatikan ancaman pidana karena kelalaian tersebut. Semestinya jika bidan
mengetahui ancaman hukuman tersebut, tentu bidan akan semakin hati-hati dalam
menjalani tugasnya.
Sedangkan pada pertanyaan nomor 18 berisi tentang salah satu bentuk
kewajiban bidan terhadap Nusa Bangsa dan Tanah Air yang paling tepat. Bidan
kebanyakan memilih jawaban yang bukan pokok dari tugas bidan yaitu
memberikan standar pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga. Hal ini mungkin
disebabkan oleh bidan menganggap jawaban lain yang semuanya berhubungan
dengan bidang kesehatan. Akan tetapi karena bidan merupakan profesi yang
menitik beratkan pada kesehatan ibu dan anak sehingga jawaban tersebut belum
bisa dibenarkan.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartika
(2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap bidan terhadap etika dan
standar pelayanan berkategori baik (71,4%). Akan tetapi terdapat perbedaan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oeh Karsi (2008) yang menyimpulkan
bahwa etika bidan masih berkategori kurang baik (45,4%).

31

Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya
adalah karena bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuat sehubungan dengan klien serta harus mempunyai tanggung
jawab moral terhadap keputusan yang diambil. Untuk dapat menjalankan praktek
kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik,
serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai
pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan. Daryl Koehn dalam The Ground
of Professional Ethics (2009) mengemukakan bahwa Bidan dikatakan profesional,
bila menerapkan etika dalam menjalankan praktek kebidanan. Bidan berada pada
posisi yang baik, yaitu memfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan
pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi praktek kebidanan
(Wahyuningsih, 2006).
Bidan harus mempertimbangkan dan memasukkan unsur etik pada seluruh
kegiatan asuhan yang diberikannya. Jika tidak, kewajibannya dalam memberi
asuhan sama sekali dianggap gagal. Walaupun mungkin hanya kasus kelalaian,
bidan harus bertanggung jawab pada seluruh aspek asuhan (Soepardan, 2007).
Untuk menghadapi pergeseran konsepnormal dalam ilmu kebidanan,
bidan harus memertimbangkan stuasi yang terjadi berdasarkan fakta ilmiah
(evidence-based), karena mungkin saja tindakan yang dahulu dianggap abnormal
sekarang sudah dianggap normal atau sebaliknya, dan tetap berpegang pada kode
etik dan standar profesi (Soepardan, 2007).

32

C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari memiliki keterbatasan-keterbatasan
sebagai berikut :
1. Keterbatasan Penelitian ini hanya mengambil sampel di tiga Puskesmas Saja
yaitu Anggut Atas, Sawah Lebar dan Jembatan Kecil saja sehingga tidak
mewakili keseluruhan Bidan yang ada di Kota Bengkulu
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel tunggal, sehingga
hasil penelitian hanya untuk menggambarkan pengetahuan Bidan tentang
kode etik profesi kebidanan saja.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang


gambaran pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi Kebidanan di Kota
Bengkulu Tahun 2015 maka disampaikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan.
Lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang baik tentang
Kode Etik Profesi Kebidanan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran kepada :
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan Bidan tetap meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
kod etik profesi bidan dengan mengikuti seminar-seminar yang dikalsanakan
oleh IBI sehingga pengetahuan bidan tentang kode etik ini semuanya
mencapai kategori baik dan dalam memberikan asuhan kebidanan selalu
berpegang pada kode etik.

33

34

2. Akademik
Diharapkan hasil dari penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi peneliti
berikutnya untuk lebih mengetahui pengetahuan Bidan tentang Kode etik
Profesi Kebidanan di Kota Bengkulu.
3. Bagi Peneliti
Banyak faktor yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan seorang bidan
terhadap kliennya, untuk itu diharapkan pada peneliti lain melanjutkan
penelitian dengan variabel diatas dan pengambilan sampel tidak terbatas pada
Puskesmas Anggut Atas, Sawah Lebar dan Jembatan Kecil saja. Pengumpulan
data untuk penelitian lebih lanjut mengenai kode etik profesi Kebidanan
sebaiknya menggunakan metode lainnya untuk lebih menggali pengetahuan
Bidan dan menambah variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan
Kode Etik Profesi Kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Karsi, 2008. Hubungan Etika Profesi Kebidanan Terhadap Pemberian Pelayanan
Maternatal dan Neonatal pada Bidan Praktek Swasta di kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2008. f/niversitas Sumatera Utara : Unpublished

Koehn, Daryl. 2009. Landasan etika Profesi. Yogyakarta : Kanisius


Marimbi, Hanum. 2009. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia Press

Notoadmodjo, S. 2010. Promkes dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta


Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Surabaya: Salemba Medika.

Purwoastuti, Endang Th. 2014. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : PT.Pustaka Baru


Reza, 2012. Kasus Pelanggaran Kode etik Bidan.
http://news.okezone.com/2008/remaja-aborsi-tewas-usai-disuntik-bidan

diakses pada 12-1-2015

Russeffendi. 2006. Pengajaran Matematika Modem. Bandung : Tarsito


Sartika, Ayu. 2009. Sikap Dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan
Kebidanan Di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2009.
USU : Unpublished

Soepardan, Suryani dan Dedi Anwar Hadi. 2007. Etika Kebidanan dan Hukum
Sofyan, Mustika, dkk (Peny.). 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Cetakan VIII.
Jakarta: PPIB
Wahyuningsih, Heni Puji. 2006. Etika Profesi Kebidanan Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Fitrimaya.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Windi Husada

NPM

: 1224260150.DB

Tempat Tanggal Lahir

: Suka Bumi, 05 Januari 1995

Nama Orang Tua Ayah

: Lukman Hakim

Nama Orang Tua Ibu

: Kurniati

Saudara

:
1. Ika Sakti Brahmana
2. Kristin Hakim
3. Wulan Dari
4. Budi ono

Alamat

: Suka bumi,no. 18 Kec. Lebong Sakti Kab. Lebong Prov.


Bengkulu

No.Hp

: 082176016485

RIWAYAT PENDIDIKAN
TK

: TK ANGGREK,2000

SD

: SDN 11 Suka Bumi, Tamat Tahun 2006

SMPN

: SMPN 01 Muara Aman, Tamat Tahun 2009

SMAN

: SMAN 01 Muara Aman, Tamat Tahun 2012

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Dengan hormat,
Dengan ini, saya

Nama

Umur

Alamat

Bersedia mengisi dafitar pertanyaan yang disusun oleh mahasiswa Program Studi
Diploma III Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu, atas nama Windi Husada
dengan judul Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi Kebidanan
Di Kota Bengkulu Tahun 2015, tanpa prasangka dan paksaan. Hal ini semata-mata
untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Demikian surat persetujuan ini saya buat.

Bengkulu,.2015
Hormat Saya,

KUISIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG KODE ETIK PROFESI
KEBIDANAN DI KOTA BENGKULU TAHUN 2015
A. Identitas Responden
No responden

Umur

tahun

Lama bekerja

tahun

Pendikan terakhir

: ..

B. Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah pernyataan berikut dengan baik kemudian pilih salah satu jawaban
yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai.
2. Untuk mendapatkan data yang akurat, saya mohon pada ibu untuk mengisi

kuesioner ini dengan kemampuan ibu yang sebenarnya, oleh karenanya jangan
ragu-ragu dalam menjawab, jawablah dengan jujur, karena jawaban ibu sangat
membantu.
C. PENGETAHUAN

1. Jenis pelayanan yang diberikan bidan adalah


a. KB
b. Kesehatan Ibu dan anak
c. Semua Benar

2. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan diantaranya..


a. Memberikan pelayanan kepada klien yang status ekonomi nya rendah
b. Memberikan pelayanan kepada klien kerabat dekat
c. Memberikan pelayanan kepada klien yang membutuhkan pertolongan
3. Bidan mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan yang
maksimal. Pada saat menolong proses persalinan bidan harus mendahulukan
kepentingan.
a. Klien
b. Keluarga klien
c. Semua benar
4. Apabila ada klien yang akan segera melahirkan, sebelumnya klien sudah
terbiasa memeriksakan ke Bidan A, pada saat akan melahirkan Bidan A
sedang keluar kota. Karena anda adalah Bidan terdekat dengan lokasi kerja
Bidan A maka klien mendatangi tempat praktek anda.
Dari kasus diatas, tindakan apa yang sebaiknya bidan tersebut lakukan ?
a. Menolong persalinan
b. Merujuk ke Rumah Sakit
c. Menghubungi Bidan A terlebih dahulu dan tidak memberikan
pertolongan
5. Dalam penanganan persalinan, apabila ditemukan penyulit maka yang
dilakukan bidan adalah
a. Merujuk pasien ke rumah sakit

b. Tetap menolong klien karena klien tidak memiliki biaya untuk operasi
c. Bidan menelepon bidan lain untuk membantu menolong persalinan
6. Bidan boleh membocorkan rahasia klien kepada
a. Setiap orang yang bertanya
b. Tetangga klien
c. Pengadilan apabila diminta
7.

Jika anda sebagai bidan menemukan teman se-profesi anda melakukan


penanganan persalinan tanpa merujuk ke rumah sakit tersebut apa yang akan
anda lakukan?
a. Menegurnya bahwa tindakan yang ia lakukan salah,dan jangan mengulangi
hal yang sama
b. memberi teguran dan melaporkan nya ke organisasi IBI
c. ikut serta melurusi permasalahan yang terjadi

8. Bidan melaksanakan tugas jika..


a. Sesuai dengan kemampuan profesi
b. Sesuai dengan imbalan yang diharapkan
c. Sesuai dengan motivasi kerja
9. Terhadap rekan sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, sikap bidan
adalah..
a. Saling menghina
b. Saling menghormati dan hidup rukun
c. Saling menjelekkan kemampuan bidan yang lain

10. Bidan dapat menjalin kerjasama dengan..


a. Sales obat-obaran
b. Petugas Rumah Sakit
c. Dokter kandungan
11. Pelatihan Bidan berguna untuk.
a. Meningkatkan kompetensi Bidan
b. Meningkatkan ilmu pribadinya
c. Biar dipandang sebagai Bidan yang rajin
12. Hasil pemeriksaan bidan menunjukan bahwa kondisi medis ibu beresiko untuk
persalinan pervaginam,karena ibu memiliki riwayat hipertensi dan anemia.
Bidan tidak merujuk ke Rumah Sakit dan tetap menolong persalinan. Setelah
janin lahir ibu mengalami pendarahan hebat, sehingga kejang-kejang dan
meninggal.
Dari kasus di atas pelanggaran apa yang di lakukan bidan tersebut?
a. Pelanggaran wewenang bidan
b. Pelanggaran etika kebidanan
c. Pelanggaran standar pelayanan kebidanan
13. Menurut peraturan yang ada, bidan tersebut telah melanggar Peraturan Menteri
Kesehatan No ....
a. No. 900/Menkes/SK/V/2002
b. No. 900/Menkes/SK/VI/2002

c. No. 900/Menkes/SK/VII/2002
14. Acaman hukuman pidana yang dapat dikenakan kepada bidan tersebut adalah
a. 7 tahun
b. 5 tahun
c. 4 tahun
15. Bidan harus memperhatikan kesehatan dirinya untuk.
a. Sebagai bentuk kewajiban dalam kode etik profesinya
b. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga upah pun
meningkat
c. Sehat pangkal kuat
16. Dalam menyikapi perkembangan tehnologi, sikap bidan adalah.
a. Mengikuti sebagai kewajiban profesi
b. Mau belajar dan mengikuti untuk meingkatkan kompetensi
c. Memahami dan mempraktekkan sehingga pelayanan semakin maksimal
17. Kesehatan klien menjadi tanggung jawab.
a. Bidan
b. Keluarga Klien
c. Pemerintah

18. Menurut anda sebagai bidan, salah satu bentuk kewajiban bidan terhadap Nusa
Bangsa dan Tanah Air, yaitu
a. Ikut serta dalam hal penanganan bencana alam khususnya di bidang
kesehatan
b. Mematuhi semua peraturan yang ada terutama dibidang kesehatan
c. Memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan terutama pada
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

KUNCI JAWABAN KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN


TENTANG KODE ETIK PROFESI KEBIDANAN DI KOTA BENGKULU
TAHUN 2015

l.C

10. C

2. C

11. A

3. C

12. A

4. A

13. C

5. A

14. B

6. C

15. A

7. B

16. A

8. A

17. A

9. B

18. C

Anda mungkin juga menyukai