(Kado Pernikahan) Menjadi Pasangan Paling Berbahagia
(Kado Pernikahan) Menjadi Pasangan Paling Berbahagia
Update: 17
Juli 2008
(Bagian Pertama)
Kado_Pernikahan_Menjadi_Pasangan_Paling_Berbahagia_Lanjutan
http://arrohwany.multiply.com/journal/item/4657/Kado_Pernikahan_Menjadi_Pasan
gan_Paling_Berbahagia_Lanjutan
Perhatian (Disclaimer)
Hanya teruntuk yang berhaq (suami dengan istrinya), haram hukumnya
kemesraan pernikahan ini diterapkan pada selainya
'Afwan jika sekiranya dinggap kurang sopan (vulgar), yang ana tulis ini adalah ilmu
penting yang harus diketahui bagi seseorang yang mau menikah terutama tentang
adab-adab dan cara menjalaninya dengan baik. Dan disini ana sudah mengusahakan
menyusun dalam bahasa sehalus mungkin, selebihnya mohon maaf dengan sangat .
Semua adalah kekurangan dan kesalahan diri ana yang lemah ini, memohon koreksi
dan nasehat segera dan tak perlu sungkan-sungkan)
Ana dedikasikan awalnya sebagai kado teruntuk sahabat terbaik ana Abu Abdillah, yang
semoga Allah senantiasa memberi barakah kepadanya
'Afwan kadonya mendahului, biar tambah semangat
Semoga berkenan dan menjadi pernikahan yang berkah
Semoga terbit senyum cerah menyambut hidup baru
Sekaligus sebagai bekal ilmu bagi diri ana sendiri dari ilmu yang lama ana kaji ini (dengan
metode praktis yang sedikit berbeda dari biasanya)
Dan semoga senantiasa diberi Allah jalan yang lebih selamat
Dan semoga jua bermanfaat teruntuk saudara-saudariku sekalian
Semoga bisa menjadi rizqi yang halal (nafkah batin) dalam kehidupan keluarga
saudaraku
Menumbuhkan dan menguatkan kembali kecintaan dan keharmonisan dalam
rumah-tangga saudaraku sekalian
Dan bagi yang masih bujangan semoga menjadi bekal, biar kepingin dan biar
bersemangat menyegerakan pernikahan :)
Silahkan copy artikel ini, termasuk sumber asli yang ana sediakan:
Attachment: [Kado Pernikahan] Menjadi Pasangan Paling Berbahagia.doc
Attachment: [Kado Pernikahan] Menjadi Pasangan Paling Berbahagia.pdf
Ana sediakan versi ready print (format Pdf), yang bisa di download dibagian bawah
postingan ini...
Mungkin bisa langsung di print, jadikan buku atau tempel di tempat yang mudah dilihat
(sebagai tadzkirah), sebab manusia mudah lalai..
Namun yang terus kami update terutama adalah versi web-nya, format lain
(doc,rar,pdf) mengikuti suatu saat
Bagi yang ingin membukukan...
Niat ikhlash karena Allah
Niat untuk mudahnya mendakwahkan ilmu dan tiada menahanya
Niat untuk menjaga hati dari segala yang mengotori
Niat untuk memberi manfaat kepada orang banyak
Niat mendapatkan rizqi dengan layak (halal) tanpa mendhalimi siapapun (dengan cara
yang layak) dan menjaga tiada terbuai denganya
Bagi yang membacanya...
Semoga terhindar dari kemudharatanya
Memohon masukan dan kritik segera
Berhati-hati dengan susunan kata dan mungkin pemahaman yang melenceng
(terutama jika dipengaruhi nafsu saat membacanya)
Tak lupa untk membaca bismillah dan menata niat
Mohon sekali lagi hati-hati, jangan sampai terbawa fitnah (ujian) tulisan dibawah
ini
Seorang wanita shalehah akan memudahkan pernikahan dan mudah taat pada
sang suami
Wanita yang berakhlak mulia adalah wanita yang memberikan belaian kasihnya
Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang maruf (HR. Al-Bukhari no. 7145 dan Muslim
no. 4742)
Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa
Taala (HR. Ahmad 1/131, dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir
rahimahullahu dalam syarah dan catatan kakinya terhadap Musnad Al-Imam Ahmad dan
dishahihkan pula dalam Ash-Shahihah no. 181)
jika
suami
malas
ia
kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar
dari api neraka
"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.
Sesungguhnya Allah Taala memerintahkan kepada kaum mukminin
seperti yang Dia perintahkan kepada para Rasul. Maka, Allah
berfirman: Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik,
dan kerjakanlah amal yang shalih" (Al-Mukminuun: 51)
anhu)
"Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang
yang wajib ia beri makan (nafkah)" (Hadits hasan: Diriwayatkan oleh
Abu Dawud (no. 1692), dari Shahabat Abdullah bin Amr radhiyallaahu
anhuma. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiih
Sunan Abi Dawud (V/376, no. 1485)
Mengingatkan ketika suami lupa
Menolong ketika suami ingat
Mengingat nasehat;
Seorang wanita hanya ingin suaminya, dan setelah memilikinya ia menginginkan
segalanya
Tiap lelaki besar kebanyakan dibelakangnya ada wanita yang besar, demikian juga
sebaliknya
Mengurus dan memperhatikan ketika suami ada
Menjaga kehormatannya dan harta suaminya, tatkala sang suami tiada disisinya
Akan lebih siap mendidik dengan sepenuh jiwa dan keteladanan
Seorang ibu shalihah yang memahami peran dan tugasnya secara amanah adalah
pilar utama keberhasilan pendidikan anak
Tidak keluar rumah tanpa sepengetahuan suami dan tidak mengizinkan siapapun yang
tidak disukai suaminya masuk ke dalam rumahnya
boleh luput penunaiannya karena si istri sedang melakukan ibadah sunnah ataupun ibadah
yang wajib namun dapat ditunda. (Al-Minhaj, 7/116, Syarah Shahiih Muslim (VII/115)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu mengatakan: Hadits ini menunjukkan lebih
ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan
yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib, sementara menunaikan
kewajiban lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah (Fathul Bari,
9/357)
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah mengatakan, Dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa
hak suami lebih utama dari amalan sunnah, karena hak suami merupakan kewajiban
bagi isteri. Melaksanakan kewajiban harus didahulukan daripada melaksanakan
amalan sunnah. (Fat-hul Baari (IX/296)
Maka jika sang isteri berkewajiban mematuhi suami dalam urusan syahwat, maka alangkah
lebih wajib lagi baginya untuk menaati suaminya dalam urusan yang lebih penting dari
itu, yaitu yang berkaitan dengan pendidikan anak dan kebaikan keluarganya, serta
hak-hak dan kewajiban lainya