Anda di halaman 1dari 25

BAB I

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. E

Umur

: 65 tahun

Pekerjaan

: Buruh Pasar

Alamat

: Cibadak, Sukaluyu Kabupaten Cianjur

Tgl Masuk

: 08 Desember 2014

Tgl pemeriksaan

: 09 Desember 2014

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Nyeri saat buang air kecil yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Nyeri saat BAK sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri
dirasakan pada awal ingin BAK dan akhir setelah BAK. Nyeri akan berkurang jika
posisi miring. BAK menetes, anyang-anyangan, dan jika ingin kencing harus ditunggu
lama baru keluar. Warna air seni kuning jernih terkadang berwarna merah dan os
mengaku kencing sering keluar batu yang berukuran sebesar biji pepaya selama 10
tahun tersebut. Os mengaku sudah 10 tahun menderita penyakit seperti ini tetapi
hilang timbul. Nyeri perut bagian bawah yang hilang timbul. Nyeri perut tidak
menjalar ke pinggang. Mual disangkal, muntah disangkal, demam disangkal. BAB
tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat gangguan berkemih sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat gangguan berkemih pada keluarga disangkal
Riwayat Pengobatan
Sudah pernah berobat hanya ke puskesmas dan tidak ada perubahan
Tidak sedang konsumsi jamu dan obat-obatan

Riwayat Psikososial
Os jarang minum air putih , alkohol (-) , merokok (-)
Riwayat alergi
Os menyangkal alergi makanan dan obat

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesadaran
: komposmentis, tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
: 120/80
Nadi
: 76x/menit
Pernapasan
: 18 x/menit
Suhu
: 36,7 C
Kepala
: Normochephal
Mata
: Pupil ishokor , Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/ Hidung
: Deformitas -/- , sekret -/-, epistaksis -/ Mulut
: Bibir pucat (-) , sianosis (-)
Leher
: pembesaran KGB (-)
Dada
: bentuk dan gerak simetris
Paru-paru

Inspeksi

Palpasi

Perkusi
Auskultasi

: normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas


operasi
: tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri tekan (-),
vokal fremitus sama simetris dekstra sinistra.
: sonor di seluruh lapangan paru
: vesikular (+/+) normal, Rh (-/-), Wh (-/-), stridor (-/-)

Jantung
o bunyi jantung I dan II murni regular
o murmur (-)
o gallop (-)

Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

: perut datar, distensi abdomen (-),


: bising usus (+) normal, metallic sound (-)
: nyeri tekan (+) pada supra pubis,hepar membesar (-), lien
membesar (-), ballottement (-)
perkusi
: timpani pada lapang abdomen
nyeri ketok CVA
: (-)/(-)
Ekstremitas
: akral hangat, RCT < 2 detik

Status Lokalis

Ad Regio supra pubis


Nyeri tekan (+)
Blast tidak penuh Os sudah menggunakan DC

Rectal Touche
Inspeksi

: benjolan yang keluar dari anus (-), darah dan lender (-), bekas

luka (-)
Palpasi
: Tonus spinghter ani baik, nyeri (-), ampula recti licin, tidak
teraba adanya massa, feses (-), prostat teraba permukaan licin,
konsistensi lunak, simetris, pole atas prostat teraba, nyeri
tekan (-)
Hand scone : feses (-), darah dan lendir (-), parasite (-)

RESUME
Nyeri saat BAK sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri dirasakan
pada awal ingin BAK dan akhir setelah BAK. BAK menetes, anyang-anyangan, dan jika
ingin kencing harus ditunggu lama baru keluar. Warna air seni kuning terkadang berwarna
merah dan os mengaku kencing sering keluar batu yang berukuran sebesar biji pepaya selama
10 tahun tersebut. BAK berwarna jernih, tetapi akhir-akhir ini berwarna merah. Os mengaku
sudah 10 tahun menderita penyakit seperti ini tetapi hilang timbul. Nyeri perut bagian bawah
yang hilang timbul. Nyeri perut tidak menjalar ke pinggang. Os jarang minum air putih Pada
pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 76x/menit, RR 18x/menit,
suhu 36,7o C (afb). Status generalis dalam batas normal. Status lokalis a/r abdomen palpasi
abdomen supel, nyeri tekan pada suprapubis. Pemeriksaan rectal touche dalam batas normal.
Pada pemeriksaan laboratorium dalam batas normal .

DIAGNOSIS BANDING

Vesikolitiasis
BPH

DIAGNOSIS KERJA
Vesikolitiasis

Hasil
Hemoglobin
14.2
Hematokrit
42.7
Eritrosit
5.02
Leukosit
7.7
Trombosit
298
MCV
85.1
MCH
28.3
MCHC
33.3
RDW-SD
43.3
PDW
12.8
MPV
10.0
Differential
LYM %
28.3
MXD %
7.4
NEU %
64.3
Absolut
LYM #
2.2
MDX#
0.6
NEU#
4.9
LED (auto)
28
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
BNO
HASIL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan lab
Hematologi Rutin
Urinalisa
Foto BNO

Nilai Normal
13.5 17.5
37 47
4.2 5.4
4.8 10.8
150 450
80 94
27 31
33 37
10 15
9-14
8 12

Satuan
g/dL
%
10^6/L
10^3/L
10^3/L
fL
Pg
%
fL
fL
fL

26 36
0 11
40 70

%
%
%

1.00 1.43
0 1.2
1.8 7.6
L : 0-15

10^3/L
10^3/L
10^3/L
mm/jam

o Kontur ginjal normal


o tampak bayangan radiopak di vesica urinaria
o Skeletal dan psoas line normal
o Distribusi udara kolon normal
Kesan : vesikolitiasis
PENATALAKSANAAN
Vesikolitotomi

ANALISA KASUS
Identitas

: Laki-laki 65 tahun

Anamnesis

Nyeri saat BAK sejak 2 minggu. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri dirasakan pada
awal ingin BAK dan akhir setelah BAK. BAK menetes, anyang-anyangan, dan jika ingin
kencing harus ditunggu lama baru keluar. Warna air seni kuning terkadang berwarna merah
dan os mengaku kencing sering keluar batu yang berukuran sebesar biji pepaya selama 10
tahun tersebut. BAK berwarna jernih, tetapi akhir-akhir ini berwarna merah. Os mengaku

sudah 10 tahun menderita penyakit seperti ini tetapi hilang timbul. Nyeri perut bagian bawah
yang hilang timbul. Nyeri perut tidak menjalar ke pinggang.

Pemeriksaan Fisik :
Status lokalis a/r suprapubis
Nyeri tekan (+)
Blast tidak penuh Os sudah menggunakan DC
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hematologi rutin
Lym (Absolut) : 2,2 10^3/L
Pemeriksaan urin (tidak dilakukan)
Berdasarkan keluhan utama pasien dari hasil anamnesis , kemungkinan penyaki dengan Nyeri
saat BAK adalah :
Vesikolithiasis
BPH
Kemungkinan diagnosis yang disingkirkan :
BPH
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dibuat assesment :
Vesikolithiasis
Penatalaksanaan :
Vesikolitotomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Vesika urinaria terlentak tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesika
urinaria cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya
kurang lebih 500 ml. vesika urinaria mempunyai dinding otot yang kuat . bentuk dan batasbatasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urine di dalamnya. Vesika urinaria yang
kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesika urinaria terisi,
dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil, vesika
urinaria yang kosong menonjol di atas aperture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis

membesar , vesika urinaria terbenam di dalam pelvis utuk menempati posisi seperti pada
orang dewasa.
Vesika urinaria yang kosong berbentuk piramida, mempunyai apex, basis, dan sebuah
fasies superior serta 2 buah facies inferolateralis, juga mempunyai collum.

Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas sympisis
pubica . apex vesicae dihubungkan dengan umbulikus oleh ligamentum umbilicale medianum
(sisa urachus).
Basis, atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga.
Sudut superolateralis merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat
asal uretra. Kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae da
memisahkan vesikula seminalis satu dengan yang lain. Bagian atas facies posterior vesicae
diliputi olehperitonium, yang membentuk dinding anterior excavation rectovesikalis. Bagian
bawah facies posterior dipisahkan dari rectum oleh duktus deferens, vesicular seminalis, dan
fascia rectovesikalis.

Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum
atau colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke
dinding lateral pelvis.
Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar
dan menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya terangkat
pada bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan langsung
dengan dinding anterior abdomen.
Facies inferolateralis di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak
retropubica dan pubis.lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan musculus
obturator internus dan di bawah dengan musculus levator ani.
Collum vesicae berada di inferior dan terletak pada facies posterior prostatae. Disini ,
serabut otot polos dinding vesika urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostate.
Collum vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostatikum pada
laki- laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan
penebalan fascia pelvis.
Bila vesika urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum vesicae relative tetap,
tetapi facies superior vesicae naik ke atas,masuk ke dalam cavitas abdominalis seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
Tunica mucosa sebagian besar berlipat lipat pada vesica urinaria yang kosong dan
berlipat lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica
mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae
liutaudi.Di sini, tunia mucosa selalu licin, walaupun dalam kosong karena membrane mucosa
pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya.
Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara ureter dan sudut inferiornya
merupkan ostium urethrae nternum. Ureter menembus dinding vesica urinaria secra miring
dan keadaan ini yang membuat keadaan ini yang membuat fungsinya seperti katup yang
mencegah aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika urinaria terisi.
Trigonum vesicae dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara
ureter yang satu ke muara ureter yang lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula

vesicae merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostium urethrae yang
disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada di bawahnya.
Tunika muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga
lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada
collum vesicae, komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal membentuk musculus
sphincter vesicae.
Perdarahan
Arteria , Arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteria aliaca interna
Venae , Venae membentuk plexus venous vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus
venosus prostatikus, dan bermuara ke vena iliaca interna.
Aliran limf, Pembuluh limf bermuara ke nodi iliaci interni dan externi.
Persarafan, persarafan vesica urinaria bersal dari plexus hipogastricus inferior. Serabut
pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumablis pertama dan kedua lalu berjalan
turun ke vesika urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionic parasimpaticus
yang muncul sebagai nervi splanchnici pelvici berasal dari nervus sacrales kedua, ketiga dan
keempat, berjalan melalui plexus hypogasrticus menuju ke dinding vesica urinaria, di tempat
ini serabut serabut bersinap dengan neuron postganglionic. Sebagian besar serabut aferen
sensorik yang berasal dari vesica urinaria menuju system saraf pusat melalui nervi splanici
pelvici. Sebagian serabut aferan berjalan bersama saraf simpatis melalui plexus hypogastricus
dan masuk ke medulla spinalis segmen lumbalis pertama dan kedua.
Saraf simpatis menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan merangsang
penutupan musculus sphincter vesicae, saraf parasimpatis merangsang kontraksi muskulus
detrusor vesicae dan menghambat kerja musculus sphincter vesicae.

HISTOLOGI
Secara histologi vesika urinaria terdiri dari lapisan mukosa epitelium transisional,
submukosa dari jaringan ikat dan elastic, serta lapisan otot detrusor yang terdiri dari otot
longitudinalis, spiralis dan sirkularis.

Pengisian Kandung Kemih


Kandung kemih orang dewasa biasanya memiliki kapasitas 400 500 ml. Pada saat
tidak ada urin tekanan di dalam kandung kemih sekitar 0, tetapi bila urin yang terkumpul di
dalam kandung kemih lebih banyak dari 300 400 ml akan menyebabkan peningkatan secara
cepat.
Proses miksi
Ketika kandung kemih terus terisi, refleks miksi menjadi semakin sering dan
menyebabkan kontraksi otot detrusor yang lebih kuat. Sinyal sensorik dari reseptor regang
kandung kemih dikirimkan ke segmen sakralis dari medulla spinalis melalui syaraf pelvis dan
kemudian dikembalikan secara refleks ke kandung kemih melalui serabut saraf parasimpatis.
Jadi reflex miksturi merupakan sebuah siklus yang lengkap yang terdiri dari
1. Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
2. Periode tekanan menetap
3. Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.
Bila reflek miksturi sudah cukup kuat, akan memicu reflex lain yang berjalan melalui
saraf pudendus ke sfingter eksterna untuk menghambatnya.

DEFINISI
Vesikolitiasis adalah merupakan gangguan saluran kemih yang ditandai dengan
adanya batu di kandung kemih. Batu kandung kemih dapat berasal dari batu ureter yang turun
ke kandung kemih atau batu yang terbentuk di kandung kemih akibat obstruksi infravesika,
terbentuk karena adanya benda asing yang berada di kandung kemih sebagai inti batu, atau
batu endemik.
Vesikolitiasis juga merupakan batu yang menghalangi aliran kemih akibat penutupan
leher kandung kemih , maka aliran yang mula-mula lancar tiba-tiba akan berhenti dan
menetes dan disertai rasa nyeri.
ETIOLOGI
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan lain yang masih
belum terungkap.(idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa factor yang mempermudah terjadinya batu saluran
kemih pada seseorang. Factor factor itu adalah factor intrinsic yaitu keadaan yang berasal dari
tubuh seseorang dan factor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan
disekitarnya.
Faktor intrinsic itu antara lain adalah :

Herediter (keturunan) : penyakit ini di duga diturunkan dari orang tuanya


Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 -50 tahun
Jenis kelamin : jumlah pasien laki- laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan

Factor ekstrinsik diantaranya adalah :

Geografi : pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian batu saluran kemih yang
lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenalsebagai daerah stone belt (sabuk
batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hamper tidak dijumpai penyakit batu

saluran kemih
Iklim dan temperature
Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi. Dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih

Diet : diet banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu

saluran kemih
Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktifitas atau sedentary life

Teori terbentuknya batu saluran kemih


Teori Nukleasi
Menunjukkan bahwa batu saluran kemih berasal dari kristal atau benda asing yang
mengendap di urine. Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu
(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang terlalu jenuh (supersaturated)
akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat
berupa kristal atau benda asing di saluran kemih.
Teori kristal inhibitor
Menyatakan bahwa batu terbentuk karena ketiadaan atau rendahnya konsentrasi
inhibitor batu alami. Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal,
antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar
salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam
saluran kemih.
a) Komponen Kristal : Batu terdiri atas suatu komponen dari kristal yang ukuran cukup
dan transparan mudah diidentifikasi di bawah mikroskop polarisasi. Difraksi sinar-X
lebih disukai untuk menilai arsitektur dan ilmu ukur suatu batu. Beberapa tahap yang
terjadi pada pembentukan kristal meliputi nukleasi, pertumbuhan,dan agregasi.
Nukleasi menginisiasi terjadinya pembentukan batu dan mengurangi pembentukan
substansi yang bervariasi meliputi matrix protein, kristal, zat asing jaringan partikel
yang lain.
b) Komponen matrix: dalam bentuk noncrystalline, komponen matriks dari berbagai
macam tipe batu saluran kemih berat umumnya berkisar 2-10%. Yang tersusun atas
dominasi kandungan protein dalam bentuk kecil dari hexose dan hexosamin. Pada tipe
yang jarang disebut kalkulus matriks yang berkaitan dengan pembedahan ginjal
sebelumnya atau infeksi kronik saluran kemih yang mempunyai textur gelatin. Peran
matrix dalam menginisiasi pembentukan batu tidak diketahui. Hal ini mungkin terjadi
karena agregasi kristal atau penempelan alami kristal kecil dan dengan demikian
menyumbat jalur traktus urinarius. Singkatnya, peran matrix menghambat terjadinya
pembentukan batu.

Penghambat kristalisasi
Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain :
magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu
atau beberapa zat itu berkurang akan memudahkan terbentuknya batu didalam saluran
kemih.

Ion di dalam urin:

Kalsium: Kalsium adalah ion utama yang terdapat dalam kristal urin. 50% kalsium
plasma terionisasi di filtrasi di gromerulus, lebih dari 95 % kalsium di filtrasi di
gromerulus lalu diserap kembali di tubulus proksimal dan tubulus distal dan
jumlahnya terbatas dalam tabung pengumpul. Kurang 2 % diekskresikan dalam urin.
Banyak faktor yang mempengaruhi ketersediaan kalsium dalam larutan, kompleksasi
sitrat, fosfat dan sulfat. Peningkatan monosodium urat dan penurunan pH urin lebih
lanjut, ini akan mengganggu

Oxalate : Merupakan metabolisme normal dan relatif tidak larut. Biasanya 10-15 %
oksalat ditemukan dalam urin. Setelah diserap dari usus kecil, oksalat tidak
dimetabolisme dan diekskeresikan oleh tubulus proksimal. Adanya kalsium dalam
lumen usus akan mempengaruhi jumlah oksalat yang diserap. Ekskresi normal
berkisar 20-45 ml/hari, tidak ada perubahan yang signifikan dengan usia.

Fosfat : Fosfat merupakan penyangga dan kompleks yang penting dengan kalsium
dalam urin. Ekskresi fosfat pada orang dewasa normal terkait dengan jumlah fosfat
makanan (terutama daging, produk susu dan sayuran). Dalam jumlah kecil fosfat
filtrasi

di glomerulus dan di reabsorbsi di tubulus proximal ,paratiroidhormon

menghambat reabsorbsi ini.pada keadaan lebih dominan ditemukan pada keadaan


hyperparathyroidism

Asam urat : Adalah hasil metabolisme purin. Meningkatnya pH maka asam urat juga
akan meningkat hasil metabolism purin. Sekitar 10 % asam urat yang disaring keluar
melalui urin. Gangguan metabolisme purin dapat menyebabkan penyakit batu kemih.
Peningkatan xanthin dan penumpukan dalam urin menghasilkan pembentukan batu.

Sodium : Diet tinggi sodium akan meningkatkan ekskresi kalsium dalam urin akan
mengurangi kemampuan urin untuk menghambat kalsium oksalat. Efek ini karena
sodium bikarbonat meningkat serum bikarbonat menurun dan sebaliknya. Penurunan
diet sodium membantu mengurangi nefrolitiasis kalsium berulang

Sitrat : Sitrat adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan kalsium.


Kekurangannya dikaitkan dengan pembentukan batu pada diare kronis atau asidosis
tubular ginjal. Estrogen meningkatkan ekskresi sitrat dan mungkin merupakan faktor
yang menurunkan kejadian batu pada wanita

Magnesium : Diet kekurangan magnesium dikaitkan dengan peningkatan penyakit


batu kemih. Magnesium komponen dari batu struvite. Kurangnya diet magnesium
dikaitkan dengan meningkatnya kalsium pembentukan batu oksalat dan kalsium
oksalat kristaluria.

Sulfat : Sulfat yang terkandung di dalam urin dapat mencegah timbulnya batu saluran
kemih.

MACAM MACAM BATU SALURAN KEMIH


Batu kalsium
Batu Kalsium, jenis batu ini paling banyak dijumpai , yaitu kurang lebih 70 -80 persen
dari seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri dari

kalsium

oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur itu.


Factor terjadinya batu kalsium adalah :
1. Hiperkalsiuri : adalah kadar kalsium di dalam urine lebih besar dari 250 -300
mg/24 jam. Menurut pak (1976) terdapat 3 macam penyebab terjadinya
hiperkalsiuria, antara lain:
Hiperkalsiuria absobtif yang terjadi karena adanya peningkatan

absorbs kalsium melalui usus.


Hiperkalsiuria renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan

reabsorbsi kalsium melalui tubulus ginjal


Hiperkalsiuria resortiptif karena adanya peningkatan resorpsi kalsium
tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada
tumor paratiroid

2. Hiperoksaluria : adalah eksresi oksalat urine yang melebihi 45 gram per hari.
Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada

usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak


mengkonsumsi makanan yang kaya akan oksalat, diantaranya adalah : the,
kopi instan, minuman soft drink , kokoa, arbei, jeruk sitrun,dan sayuran
berwarna hijau terutama bayam.
3. Hiperurikosuri : adalah kadar asam urat di dalam urne yang melebihi
850mg/24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti
batu/ nidus untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di
dalam urine berasal dari makanan yang mengandung banyak purin atau asam
urat maupun berasal dari metabolism endogen.
4. Hipositraturi :di dalam urin sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau
fosfat. Karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan
batu kalsium. Hipositraturi dapat terjadi karena : penyakit asidosis tubuli
ginjal atau renaltubular acidosis, sindrom malabsobsi, atau pemakaian diuretic
golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
5. Hipomagnesiuri : seperti halnya pada sitrat, magnesium bertindak sebagai
penghambat terbentuknya batu kalsium, karena di dalam urine magnesium
akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah
ikatan kalsium dengan oksalat.

Batu non kalsium


Struvit : Batu yang berasal dari infeksi saluran kemih
Disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuk batu ini disebabkan oleh
adanya infeksi saluran kemih.kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan
merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
CO(NH2)2 + H2O
Suasana

basa

ini

yang

memudahkan

2NH3 + CO2
garam

garam

magnesium,

ammonium,fosfat, dan karbonat membentuk batu magnesiumamonium fosfat (MAP)


dan karbonat apatit. Karena terdiri atas 3 kation (Ca++, Mg++, NH4+) batu ini
dikenal sebagai batu triple fosfat .

Kuman kuman yang pemecah urea adalah : proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobacter, Pseudomonas dan Stafilokokus. Meskipum E-coli banyak menimbulkan
infeksi saluran kemih tetapi kuman ini bukan termasuk pemecah urea.

Asam urat
Merupakan 5 -10 persen dari seluruh batu saluran kemih . batu ini banyak diderita
oleh pasien-pasien penyakit gout,

penyakit mieloproliferatife, pasien yang

mendapatkan terapi anti kanker, dan yang banyak mempergunakan obat urikosurik
diantaranya adalah sulfinpirarazone, thiazide, dan salisilat.kegemukan , peminum
alcohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk
mendapatkan penyakit ini.
Factor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah :

o Urine yang terlalu asam (Ph urine < 6)


o Volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/ hari) atau dehidrasi
o Hiperurikosuri
Batu jenis lain, seperti batu sistin, batu xanthin, batu triamteran dan batu silikat
sangat jarang dijumpai di Indonesia.

GAMBARAN KLINIK
A. Nyeri
Batu saluran kemih biasanya menyebabkan rasa sakit. Karakter rasa sakit tergantung
lokasinya. Untuk vesikolitiasis gejala khas berupa gejala iritasi:
Nyeri saat berkemih
Perasaan tidak enak sewaktu berkemih
Berkemih tiba-tiba berhenti dan lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh

B. Hematuri
Urinalisis lengkap membatu mengkonfirmasi diagnosis dari batu saluran kemih
dengan nilai hematuria dan kristaluria dan hasil pH urin. Pasien sering mengaku gross
hematuri kadang-kadang urin berwarna seperti teh (darah tua). Kebanyakan pasien
microhematuria minimal.

C. Urgensi
Gejala ini mungkin dapat menggambarkan ketika batu berada di lower ureter dan
kandung kemih.
D. Infeksi
Batu magnesium amonium fosfat (struvite) identik dengan batu infeksi. Umumnya
terkait dengan Proteus, Pseudomonas,Klebsiella, dan staphylococcus. Jarang
berhubungan dengan infeksi E.coli. Batu kalsium fosfat adalah variasi kedua batu
yang terkait dengan infeksi . batu kalsium fosfat dengan pH urine < 6,6 sering disebut
batu brushite. Sedangkan pH > 6,6 jarang.
E. Adanya nyeri tekan pada suprasimpisis karena adanya infeksi
F. Jika terdapat batu besar, dapat diraba secara manual
G. Demam
Asosiasi batu saluran kemih merupakan keadaan darurat yang relative.
H. Mual dan muntah
Gejala ini merupakan reflek alami dari pasien untuk menggambarkan derajat nyeri.

FAKTOR RESIKO

Kristaluria
Kristaluria merupakan faktor risiko untuk terjadinya batu. Pembentuk batu, terutama
mereka dengan batu kalsium oksalat, yang sering mengeluarkan kristal kalsium
oksalat lebih banyak, dan kristal-kristal lebih besar dari normal> 12 m.

Faktor sosial ekonomi


Batu ginjal lebih sering terjadi masyarakat sosial ekonomi menengah ke atas.

Diet
Diet mungkin memiliki dampak yang signifikan terhadap kejadian batu saluran
kemih. Fakta ini telah menjadi data, bahwa diet yang mengandung lemak minimal
dan protein mengakibatkan insiden penurunan batu. Vegetarian mungkin memiliki
insiden penurunan batu kemih.

Pekerjaan
Pekerjaan dapat berdampak pada timbulnya batu kemih. Individu yang terkena suhu
tinggi dapat meningkatkan konsentrasi zat terlarut yag lebih tinggi karena dehidrasi,
yang mungkin berdampak pada insiden terjadinya batu.

Iklim
Individu yang tinggal di iklim panas rentan terhadap dehidrasi, yang menghasilkan
sebuah peningkatan kejadian batu kemih, terutama batu asam urat.

Riwayat keluarga
Mereka dengan riwayat keluarga batu mengalami peningkatan kejadian beberapa
kambuh dan awal, ini mungkin berhubungan dengan faktor lingkungan atau makanan.

Obat-obatan
Obat antihipertensi triamterene ditemukan sebagai komponen dari beberapa obat,
termasuk Dyazide, yang dikaitkan kejadian batu dengan meningkatnya frekuensi
kencing. Jangka panjang penggunaan antasida yang mengandung silika telah dikaitkan
dengan perkembangan batu silikat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan sedimen urin


Pada pemeriksaan ini menunjukan adanaya lekosituria, hematuria dan jumpai
kristal- kristal pembentuk batu

Foto polos abdomen


Bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radioopak di saluran kemih.
Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radioopak. Sedangkan
batu asam urat bersifat non opak (radiolusen)

Intravenous pyelography
Untuk menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat
mendeteksi adanya batu semiopak ataupun batu non opak yang tidak dapat
terlihat oleh foto polos abdomen.

Ultrasonografi
Dilakukan jika pasien tidak dapat menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan
alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal menurun, dan wanita hamil.
Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang
ditunjukkan sebagai echoic shadow) hidronefrosis, pionefrosis atau pengerutan
ginjal.

PENATALAKSANAAN
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyuit yang lebih berat. Indikasi untuk
melakuka tindakan atau terapi pada batu saluran kemih adalah batu yang telah
menimbulkan : obstruksi, infeksi atau indikasi social.
Batu dapat dkeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,
melalui tindakan endourologi, bedah laparoskopi, atau pembedahan terbuka.

Medikamentosa
Terapi ini ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk

mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum dan


banyak minum supaya dapat mendorong batu keluar.

ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)


Alat ini adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy
pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu
buli buli tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi
fragment fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

Endourologi
Ini merupakan tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran
kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran
kemih melalui alat yang dimasukan langsung ke dalam saluran kemih. Alat ini
dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Eangkan
pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energy hidraulik,
energy gelombang suara, atau dengan enersi laser.
Beberapa tindakan endourologi itu adalah:
o PNL (percutaneous nephro litholapaxy) : yaitu mengeluarkan batu yang
berada disaluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke system
kalik melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah
terlebih dahulu.
o Litotripsi : yaitu memecah batu buli buli atau batu uretra dengan memasukan
alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli buli. Pecahan batu dikeluarkan

dengan evakuator Ellik.


o Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
o Ekstraksi Dormia
Bedah laparoskopi
Pembedahan ini untuk mengambil batu saluran kemih saat ini yang sedang
berkembang. Cara ini banyak di pakai untuk mengambil batu ureter.

Bedah terbuka
Vesikolitotomi, Ada 2 indikasi pembedahan :

1) Batu terlalu besar untuk keluar spontan (diameter > 1 cm) dan dapat menjadi
penyebab obstruksi atau episode nyeri berulang
2) Batu tersebut dapat menyebabkan infeksi
PENCEGAHAN
Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih , tindakan selanjutnya yang tidak kalah
pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu
saluran kemih rata rata 7 % pertahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu saluran kemih penyebab timbulnya batu.

Pada umumnya pencegahan itu berupa :


1) Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak
2-3 liter perhari
2) Diet untuk mengurangi kadar zat zat komponen pembentuk batu
3) Aktivitas harian yang cukup
4) Medikamentosa
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
1) Rendah protein, karena protein akan memacu ekresi kalsium urine dan menyebabkan
2)
3)
4)
5)

suasana urine menjadi lebih asam.


Rendah oksalat
Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri
Rendah purin
Rendak kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuri absorbtif tipe 2

DAFTAR PUSTAKA

Emil A. Tanagho, MD , Jack W. McAninch, MD. Smiths General Urology, 16th Edition.
2003,chapter 16.
Schwartz : Principles of Surgery 8th ed. New York. McGraw-Hill Companies.2007, chapter
39.
Faiz, omar. Anatomy at Glance. USA: Blackwell Science.2002.pg.48

Laporan kasus
Vesikolithiasis
KEPANITERAAN BEDAH
RSUD CIANJUR

Penyusun:
Jayyidah Afifah

2010730055
Pembimbing : dr. Maya S, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih
sayang dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus sebagai salah
satu syarat untuk melengkapi nilai Laporan Kasus.
Laporan kasus ini berjudul Vesikolitiasis. Pada kesempatan ini, saya ingin
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pembimbing
saya dr. Maya S , Sp.B, atas bimbingan, nasehat, bantuan serta dorongan yang sangat besar
dan berarti bagi kami selama Laporan kasus, sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan.
Terima Kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang tua atas doa dan dukungannya,
selalu mendampingi dan penuh pengertian memberi semangat selama kami mengikuti
pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan tinjauan pustaka ini. Harapan dan doa kiranya kebaikan dan
bantuannya yang diberikan kepada kami mendapat balasan dari Allah Yang Maha Pemurah.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu melimpahkan
rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Amin.

Cianjur, Desember 2014


Hormat Kami

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai