Protozoa
Created by : R A A
Balantidium coli
Balantidium entozoon
Habitat : Sekum
Inang definitif : Katak
Penyakit : Balantidiosis
Teknik identifikasi : pemeriksaan tinja
Keterangan ,teknik menebak parasit, dan hal
yang harus diingat:
Vakuola makanan dan kontraktil tidak terlihat
sejelas di balantidium coli, bentuk inti terlihat
lebih bulat dan besar.
Cyclophostium edentatum
Opalina ranarum
Habitat : rektum
Inang definitif : katak
Penyakit : diare
Teknik identifikasi : pemeriksaan tinja
Keterangan ,teknik menebak parasit, dan hal
yang harus diingat: mempunyai alat gerak
berupa silia yang mengelilingi selutuh tubuh
parasit, mempunyai inti yang banyak
Entamoeba muris
Entamoeba invadens
e. Apabila menjawab habitat hindari jawaban yang bersifat umum. Misal ditanya habitat di
jawab : usus atau saluran pencernaan, usus itu umum ada : duodenum, jejenum, ileum sd
rektum dan saluran pencernaan juga terlalu umum karena saluran pencernaan itu adalah dari
rongga mulut sd anus. Jadi jawab secara spesifik misal : sekum dan colon ( spesifik)
f. Apabila ditanya inang definitif dimana banyak macamnya dan jika anda tidak ingat semua,
jawab 1 atau dua saja.. misal induksemang untuk balantidium coli : manusia, kera, primata,
anjing, babi. Maka jawab 2 saja.
g. karena nanti biasanya jenis induk semang, habitat akan banyak karena berfariasi tiap
parasit maka pelajari sedikit-sedikit setiap hari
Semoga Bermanfaat
Penulis
Trichomonas muris
besar)
Penyakit : Trichomonosis
Teknik identifikasi : Pewarnaan natif dengan
sampel diambil dari eksudat vagina, cairan
amnion dan placenta ( apabila keguguran).
Keterangan ,teknik menebak parasit, dan hal
yang harus diingat: parasit ini adalah parasit
yang biasanya menyebabkan abortus ( betina)
dan peradangan preputium (jantan). Pada
betina biasanya parasit ini menyebabkan
Pyometra. Parasit ini ditularkan melalui
koitus (perkawinan). Parasit ini mempunyai
bentuk yang lebih kecil daripada trichomonas
muris dan karena sediaannya diambil dari
saluran reproduksi jadi tidak terdapat
mikroflora usus yang berbentuk batang
seperti pada muris. Biasanya mempunyai 3
buah flagela sehingga sering disebut
tritrichomonas foetus. Tetapi apabila di ujian
jawablah trichomonas foetus karena kita
tidak bisa menghitung jumlah flagelanya ,
apabila flagelanya 4 maka disebut
tetratrichomonas foetus. Pengobatan untuk
penyakit ini bisa dilakukan dengan cara
istirahat kegiatan berkelamin atau dengan
obat parasit berspektrum luas seperti
metronidazol.
kebiruan)
Teknik identifikasi : Dengan cara biopsi
jaringan misal hati dilakukan pewarnaan, isi
dari sekum diambil dan diwarnai.
Keterangan ,teknik menebak parasit, dan hal
yang harus diingat: parasit ini adalah
flagelata satu-satunya yang dipelajari pada
praktikum ini yang induk semangnya di
unggas. Parasit ini bersifat pleomorfik(bisa
berubah tergantung ada di mana). Terdiri dari
tipe jaringan ( hati), tipe peralihan (lumen
sekum), tipe berflagelum (di rongga usus).
Penularan parasit ini bisa secara langsung
dan tidak langsung ( melalui vektor/inang
antara). Inang antara yang digunakan
biasanya adalah cacing heterakhis gallinae
yaitu cacing tidak berbursa phylum
nemathelminthes yang berhabitat si sekum.
Siklus hidupnya dalam cacing telah dibahas
di ringkasan 1. Gejala klinis yang khas pada
infeksi parasit ini adalah terjadi kebiruan
pada kepala atau sering disebut black head
desease dan menimbulkan terbentuknya
nodul-nodul di daerah habitatnya. Cara
membedakan parasit ini dengan jaringan
lainnya biasanya parasit ini berbentuk bulat
besar dan dikelilingi oleh sel hati, dan apabila
fokusnya tepat terlihat inti sel di tengahnya.
dengan
menggunakan
Praktikum 4. Pada beberapa protozoa ada yang memiliki induk semang antara
diantaranya pada Toxoplasma dan Sarcocystis. Pada induk semang antara biasanya terjadi
tahap perkembangan parasit secara Aseksual (skizogoni). Sedangkan pada induk semang
akhir biasanya terjadi perkembangan secara Seksual ( gametogoni ).
Koksidiosis merupakan penyakit yang sangat sering terjadi pada ayam dimana
disebabkan oleh Eimeria sp. Eimeria ini mempunyai habitat secara umum pada usus tetapi
jenis eimeria yang hidup pada usus dibagi berdasarkan bagian usus diantaranya adalah : Yang
hidup di usus bagian atas (duodenum ) : E. Acervulina (salah satu contoh) , usus bagian
tengah (jejunum) : E. Maxima dan E.necatrix, Usus bagian belakang (ileum) : E. brunetti,
Sekum : E.tenella dan E. necatrix. Jenis Eimeria ini dibedakan berdasarkan ukuran dan
bentuk dari ookistanya. Gejala klinis yang khas terjadi pada ayam yang terkena koksidia ini
adalah diare berdarah yang biasanya disebabkan oleh E.tenella dan E. necatrix. Perubahan
patologi anatomi yang terlihat adalah terjadinya hemorragi pada sekum. Sedangkan pada
hewan yang terinfeksi oleh Eimeria acervulina yaitu ditemukan lesio putih berbentuk garisgaris pada daerah duodenum. Ookista merupakan fase infektif dari eimeria ini dimana ookista
yang bisa menginfeksi adalah ookista yang sudah bersporulasi. Eimeria memiliki fase sidup
Sporogoni, Gametozoni , dan Skizogoni. Pengobatan eimeria ini biasanya dilakukan dengan
cara pemberian antibiotik golongan Sulfa seperti : sulfadiazin, Sulfamerazin dll.
Famili : Sarcocystidae
Toxoplasma gondii
Sarcocystis
Habitat : Usus
Induk semang : sapi, manusia
Penyakit : Cryptosporidiosis
Teknik identifikasi : Teknik indentifikasi
keberadaan parasit adalah dengan cara
membuat preparat ulas feses dan diwarnai
dengan teknik pewarnaan Ziel Nielsen.
Keterangan ,teknik menebak parasit, dan hal
yang harus diingat:
Parasit ini sering
menyebabkan
diare
terutama
pada
ruminansia. Pada manusia jenis parasit ini
yang sering menginfeksi dan bersifat
zoonosis adalah Cryptosporidium parvum.
Bentuk ookista dari parasit ini yang sering
mencemari
lingkungan.
Ookista
dari
criptosporidium inio tahan terhadap klorin.
Merupakan agen zoonosis yang bersifat
obligat intraseluler parasit.
Daur hidup :
1. Eksitasi (pelepasan sporozoit infektif)
2. Merogoni (multifikasi aseksual dalam
sel epitel)
3. Gametogoni
4. Fertilisasi (penyatuan gamet)
5. Pembentukan dinding ookista
6. Sporogoni (pembentukan sporozoit
infektif)
Praktikum 3 ini akan membahas tentang protozoa yang hidup di dalam sel darah
merah ( kecuali Leucocytozoon caulleryi) unggas dan mamalia.Secara umum parasit darah
ini seperti haematoproteus collumbae, babesia, itu akan menimbulkan gejala klinis yang
sangat luar biasa dan menimbulkan kematian apabila menyerang hewan muda. Hal ini
dikarenakan pada hewan muda sistim kekebalan tubuh belum terbentuk secara sempurna. Jika
menyerang pada hewan dewasa biasanya gejala klinisnya tidak terlihat dan hewan dewasa ini
hanya bertindak sebagai pembawa ( carrier). Penularan dari parasit darah ini adalah melalui
siklus tidak langsung yaitu melalui inang antara yang pada umumnya melalui caplak dan
nyamuk. Siklus hidupnya dibagi menjadi dua yaitu siklus hidup di dalam inang definitif dan
didalam tubuh inang antara. Secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :
1. Dalam tubuh Inang antara ( vektor) :
Inang definitif terinfeksi ( mengandung merozoit dimana ada sel gamet jantan dan betina)
dihisap oleh inang antara ( serangga, caplak atau nyamuk)- merozoit masuk- dalam tubuh
inang antara sel gamet jantan dan betina melakukan proses reproduksi seksual- menghasilkan
ookinet ( zigot yang bisa bergerak)- ookista- menuju saliva- berubah menjadi sporozoit.
2. Dalam tubuh inang definitif
Inang antara ( ada sporozoit di salivanya) menggigigit inang definitif- sporozoit masukberubah menjadi skizon ( stadium skizogoni)- skizon ( tropozoit) masuk dalan sel darah
merah- bertambah banyak- sel darah merah pecah- keluar menjadi merozoit- inang definitif
mulai menampakan gejala klinis.
Fase infektif dari parasit darah ini pada umumnya adalah sporozoit ( di saliva)dimana
ditularkan melalui gigitan inang antara. Fase merozoit adalah ketika parasit darah ini keluar
dari sel darah merah dengan jumlah yang banyak dan menyebabkan lisisnya sel darah merah.
Pada fase Merozoit inilah inang definitif menunjukan gejala klinis yang hebat ( parah). Gejala
klinis dari parasit darah ini umumnya tidak kersifat patognomonis. Gejala klinis yang
ditimbulkan hampir sama yaitu anemia, ikterus, demam dsb.
Secara umum parasit darah akan menyebabkan anemia yaitu jenis anemia regeneratif.
Jenis anemia ini terjadi karena agen penyebab anemia ada di luar sum-sum tulang dan masih
ada respon pembentukan eritrosit muda (retikuloasit) dari sum-sum tulang. Sel darah akan
mengalami hemolisis karena parasit darah dan kadar bilirubin unconjugate akan meningkat
sehingga biasanya terjadi ikterus atau jaundice.
Leucocytozoon caulleryi
Plasmodium gallinaceum
Haematoproteus collumbae
Plasmodium barghei
anaplasma marginale dan centrale adalah tegas (jelas) seperti pada babesia ( analisis
dengan meliat letak dari parasitnya. sederhana).
Anaplasma marginale letaknya di samping
sel darah merah sedangkan yang centrale
adalah di tengah sel darah merah. Bentuk
parasit ini hampir sama dengan babesia
namun pada anaplasma bentuknya lebih kecil
daripada babesia dan hanya terdapat 1 parasit
saja. Yang patogen adalah anaplasma
marginale, sedangkan yang centrale umunya
tidak bersifat patogen. Vektornya adalah
caplak misal : boophilus microplus pada sapi.
Gejala klinis khas untuk anaplasma
marginale (patogen) adalah : bilirubinemua
dan bilirubinuria
Pengobatan : Tetracycline