Dementia Lewy Body
Dementia Lewy Body
PENDAHULUAN
Dementia, terutama penyakit Alzheimer dan Parkinson adalah dua kelainan
neurodegeneratif terkait usia yang paling umum. Dementia Lewy Body yang ditandai
dengan adanya gangguan fungsi kognitif yang berfluktuasi dan progresif berkaitan
dengan psikosis dan tanda-tanda ekstrapiramidal, beberapa decade belakangan sedang
naik daun sebagai salah satu tipe dementia degeneratif yang paling sering terjadi.
Dementia Lewy Body adalah salah satu kelainan pada otak yang kompleks, menarik
dan cukup umum terjadi. Penyakit ini dikatakan kompleks karena dapat
mempengaruhi banyak bagian otak dalam cara yang saat ini sedang menjadi topik
penelitian yang menarik bagi para peneliti. Hal ini menantang karena gejala-gejala
yang mungkin terjadi dapat mengakibatkan seseorang sulit untuk melaksanakan
kegiatan sehari-hari yang sebelumnya mudah dilakukan.1
Walaupun penyakit ini lebih kurang dikenal dibandingkan sepupunya yaitu
Alzheimer ataupun Parkinson, penyakit Dementia Lewy Body bukanlah suatu
kelainan yang langka. Lebih dari 1 juta penduduk Amerika, kebanyakan darinya
adalah orang dewasa, merasa terpengaruh oleh ketidakmampuan dan perubahanperubahan pada kemampuan mereka untuk berpikir dan bergerak. Tercatat 20%
penduduk dengan dementia merupakan penduduk dengan Dementia Lewy Body.2
Penyakit ini merupakan penyakit yang progresif, dimana gejala muncul
dengan kecepatan yang lambat namun memburuk seiring dengan berjalannya waktu.
Data statistic menunjukkan bahwa penyakit ini ada dalam rentang waktu 5 sampai
dengan 7 tahun dari waktu diagnosis hingga menimbulkan kematian. Seberapa cepat
gejala akan berkembang dan berubah sangatlah bervariasi dari satu orang dengan
orang yang lainnya, tergantung pada kesehatan, usia, dan keparahan gejala secara
umum.3
Hingga saat ini, penyakit Dementia Lewy Body belum ada penyembuhannya.
Oleh karena itu, pentinglah bagi kita, para klinisi, untuk mengetahui kondisi tersebut
agar dapat mendiagnosis sedari dini, saat gejala-gejalanya masih tergolong ringan,
1
sehingga penanganan terhadap gejala dapat segera diberikan dan adanya hendaya
pada fungsi sehari-hari dapat diminimalisir.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Dementia merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin de mens yang
mengindikasikan adanya kemampuan mental yang menurun. Dementia memiliki
karakteristik adanya penurunan secara global pada fungsi mental seseorang dilihat
dari segi intelektual, emosional, dan kognitif. Dalam ICD-10, dementia dijabarkan
sebagai sindroma kronik progresif yang menetap selama minimal 6 bulan dan didasari
oleh adanya penyakit di otak.1
Dementia Lewy Body (DLB) merupakan tipe dementia yang penyebab
primernya adalah akibat deposit abnormal dari Lewy bodies di otak. Secara umum,
DLB merupakan penyakit yang berhubungan dengan deposit abnormal dari protein
alpha-synuclein di otak. Deposit tersebut dinamain Lewy bodies yang akan
mempengaruhi zat-zat kimia di otak, dimana nantinya akan mengalami perubahan
yang menimbulkan masalah dalam berpikir, bergerak, berperilaku, dan mood.3,4
2.2 Epidemiologi
Dari data penelitian, dikatakan 10-20% dari seluruh dementia organic pada
usia tua merupakan DLB. Dalam studi yang dilakukan oleh Ala et al, 90 dari 426
(21%) kasus dementia ditemukan adanya Lewy bodies di daerah kortikal dengan atau
tanpa tanda patologis lainnya. DLB mengenai sekitar 1,3 juta individu di Amerika
Serikat dan menyusun 20% dari seluruh penduduk dengan dementia di seluruh dunia.
Penyakit ini umumnya muncul pada usia 50 tahun keatas, walaupun beberapa
penduduk usia muda dapat memilikinya. DLB lebih sering muncul pada pria
dibandingkan wanita.5
2.3 Klasifikasi
DLB memiliki dua tipe, yaitu6 :
3
1. Dementia with Lewy Body, dimana gejala kognitif dalam kurun waktu 1 tahun
setelah adanya masalah dalam pergerakan
2. Parkinsons disease dementia, dimana gejala kognitif berkembang dalam
kurun waktu lebih dari 1 tahun setelah onset terjadinya masalah gerak.
Perbedaan antara kedua tipe tersebut ada pada timing atau waktu terjadinya
gejala kognitif dan gejala pergerakan.
Orang dengan Dementia with Lewy bodies saat pertama akan mengalami
penurunan fungsi kognitif yang terlihat seperti penyakit Alzheimer. Namun seiring
berjalannya waktu, akan muncul masalah dalam bergerak dan gejala-gejala yang khas
lainnya4. Seperti :
1. Halusinasi visual saat awal perjalanan penyakit
2. Fluktuasi dalam kemampuan kognitif, perhatian, dan kesiagaan
3. Pergerakan menjadi lambat, kesulitan berjalan, atau
rigiditas
(parkinsonisme)
4. Sensitive terhadap obat-obatan untuk mengobati halusinasi
5. Gangguan tidur REM
6. Kesulitan dalam aktivitas yang memerlukan pemikiran yang kompleks,
seperti memecahkan masalah, berpikir analitik, ataupun multitasking.
Sedangkan orang dengan Parkinsons Disease Dementia akan dimulai dengan
adanya gangguan pergerakan seperti bergerak lebih lambat, kekakuan otot, tremor,
atau berjalan menyeret. Gejala-gejala ini akan mengarahkan ke diagnosis penyakit
Parkinson pada awalnya. Selanjutnya, gejala perubahan fungsi kognitif dan
perubahan mood serta perilaku akan muncul.
2.4 Penyebab dan Faktor Resiko
Penyebab DLB yang tepat sampai saat ini beum diketahui, namun para
peneliti sedang mempelajari lebih lanjut mengenai segi biologi dan genetiknya.
Sebagai contohnya, akumulasi Lewy body berkaitan dengan hilangnya neuron-neuron
di otak yang memproduksi dua neurotransmitter penting, yaitu asetilkolin dan
dopamine. Dimana asetilkolin berguna untuk memori atau ingatan dan pembelajaran.
Sedangkan dopamine memiliki peran penting dalam perilaku, fungsi kognisi,
pergerakan, motivasi, tidur, dan mood.2
Lewy body terbuat dari protein yang bernama alpha-synuclein. Pada otak yang
sehat, protein ini memegang beberapa peranan penting pada sel-sel otak atau neuron,
terutama pada sinaps dimana sel-sel otak mengadakan komunikasi satu sama lainnya.
Pada DLB, alpha-synuclein membentuk suatu gumpalan didalam neuron yang berada
di seluruh otak. Proses ini akan dapat menyebabkan neuron-neuron tersebut bekerja
tidak efektif dan kemudian mati. Aktivitas zat-zat kimia di dalam otak juga akan
terpengaruh. Akibatnya adalah kerusakan yang tersebar luas pada beberapa bagian
tertentu dari otak dan adanya penurunan kemampuan yang dipersarafi oleh region
tersebut.
Lewy body dapat mempengaruhi beberapa region di otak pada pasien dengan DLB,
yaitu7:
1. Korteks serebri, dimana bagian ini mengontrol banyak fungsi, termasuk
diantaranya adalah pemrosesan informasi, persepsi, pikiran, dan bahasa
2. Korteks limbik, yang memegang peranan penting dalam hal emosi dan
perilaku
3. Hippocampus, yang penting dalam pembentukan memori baru
4. Otak tengah atau midbrain, termasuk substansia nigra, yang ikut berperan
dalam hal pergerakan
berteriak, meronta ronta, meninju, menendang dan lain lain. Hal ini dapat sangat
mengganggu teman tidur pasien.1,5,8
Gangguan Otonom
Gangguan otonom terlihat jelas pada pasien DLB dan penyakit synucleinopati lain
seperti PD dan multipel sistem atrofi. Gejala otonom yang paling serius adalah
hipotensi ortostatik dan sinkop. Namun gejala lain seperti air liur berlebih, perubahan
pada keringat dan seboroik mungkin saja terjadi.1,6,8
2.7 Diagnosis
Fitur sentral (penting untuk Diagnosis)
Adanya Demensia yang dengan penurunan kognitif yang progresif dan cukup
berperan untuk mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan. Pada awalnya gangguan
memori belum tentu terjadi tetapi biasanya berkembang dengan progresif. Adanya
defisit pada tes perhatian, fungsi eksekutif, dan kemampuan visuospatial mungkin
terjadi :
Fitur inti (2 atau lebih fitur inti = Probable DLB, 1 = Possible DLB)
Fitur sugestif (1 Fitur inti +1 Fitur sugestif = Probable DLB; 0 Fitur Core +1 atau
Lebih Fitur sugestif = Possible DLB)
Fitur Pendukung
metaiodobenzylguanidine
Adanya Aktivitas gelombang lambat yang prominent pada EEG, dengan
pada
skintigrafi
miokard
Adanya tanda tanda stroke sebagai tanda neurologis fokal atau pada brain
imaging
Jika gejala parkinson hanya muncul pertama kali pada dementia berat. 1,7,8
2.8 Penatalaksanaan
Pendekatan Umum
Manajemen aspek non farmakologis pada pasien DLB sangat penting. Pengasuh atau
anggota keluarga perlu diberitahu tentang penyakit, sifat dan pengaruh, dan tindakan
dan intervensi yang dapat mereka lakukan untuk mendorong kesehatan pasien,
stimulasi sosial pasien dan kognitif yang tepat, dan upaya mempertahankan kekuatan
otot dan mobilitas pasien.
Pasien dengan DLB cenderung sangat sensitif terhadap obat-obatan dan
memiliki risiko tinggi atas efek samping obat SSP yang aktif.1 Karena beragam gejala
yang berhubungan dengan pasien DLB, maka perlu diobati dengan sejumlah obat
secara simultan. Beberapa pedoman umum sangat membantu. Hampir semua gejala
DLB pengobatannya harus dimulai dari dosis rendah dan dititrasi dengan cermat,
dengan penilaian gejala target sebagai hasil positif dan pemantauan efek samping atau
eksaserbasi sifat lain dari penyakit ini. Selain itu juga dapat menggunakan kombinasi
obat
dengan
domain
berbeda
atau
gejala
secara
bersamaan
dan
untuk
inhibitor (SSRI) untuk depresi atau apatis, bersama-sama dengan dosis rendah
levodopa bagi penderita parkinson, acetylcholinesterase inhibitor untuk masalah
kognitif, dan atipikal antipsikotik dalam mengontrol halusinasi juga diperlukan untuk
optimalisasi kontrol gejala. Karena kemungkinan interaksi obat, juga disarankan
menghentikan obat setelah uji yang logis jika tidak memiliki manfaat yang jelas.
10
Pendekatan penyakit pada PD menarik minat yang besar, dan mungkin bahwa
obat yang dikembangkan untuk PD mungkin berlaku untuk DLB. Karena patologi
dari banyak pasien dengan DLB meliputi pengendapan amyloid P-protein, juga
mungkin bahwa perawatan antiamyloid bisa memiliki utilitas pada DLB
Pengobatan Simptomatik Demensia Dengan Lewy Bodies
Parkinsonisme. Uji levodopa dianjurkan sebelumnya1,9 Karena pengobatan ini dapat
memperbaiki gejala neurobehavioral, dosis rendah harus dimulai dan ditingkatkan
perlahan-lahan. Respons klinis terhadap levodopa kurang pada DLB daripada PD
idiopatik, dan jika tidak ada perbaikan yang jelas dari gejala parkinson yang terjadi,
obat harus dihentikan. Dopamin agonists tidak dianjurkan karena risiko yang lebih
tinggi mendorong gejala perilaku atau efek samping lainnya. Obat anticholinergic
harus dihindari karena dapat dapat menyebabkan kebingungan atau memperburuk
kinerja kognitif.1
Gangguan kognitif.1 Studi telah menemukan defisit kolinergik yang serius
pada daerah limbik dan korteks pada pasien DLB, meningkatkan kemungkinan bahwa
pasien mungkin sangat responsif terhadap acetylcholin - esterase inhibitor (AChEIs)
seperti donepezil, rivastigmine, orgalantamine. Meskipun meningkatkannya aktivitas
kolinergik bisa memperburuk parkinson, ini jarang terlihat dalam percobaan klinis
dari rivastigmine untuk DLB. Pada pasien dengan FDD, rivastigmine biasanya tidak
memperburuk parkinson, meskipun 10% dari pasien menunjukkan penurunan gejala
tremor . Efek samping gastrointestinal merupakan alasan paling umum penghentian
obat.
Apatisme dan inisiatif menurun dapat menyebabkan penurunan kognitif, yang
sulit untuk diobati. Meskipun levodopa dapat membantu, obat lain mungkin layak
dipertimbangkan. Kemungkinan memasukkan uji coba SSRI atau serotonin reuptake
inhibitor - norepinefrin anti depressants atau stimulan kuat seperti methylphenidate
atau bahkan amphetamina.9 Jika tidak ada manfaat, obat ini harus dihentikan.
11
Obat
AChEis:
Dosis
Keterangan
5 mg/d x 4 minggu, Efek
Kognitif
donepezil
kemudian 10 mg/hari
samping
gastrointestinal
Pelupa, perhatian
mungkin
yang
dosis AChEis
kurang,
membatasi
fluktuasi
Rivastigmine
AChEis
kencing
dan
12
hari
yang Tergantung obat khusus Tricyclics
sebaiknya
dihindari
(penurunan
serotonin
kognisi, orthostasis)
norepinephrine
Psychomotor
yang lemah
reuptake inhibitor
AChEis
Methylphenidate
Lihat diatas
2 mg sampai 5 mg Dihentikan jika tidak
setiap hari, bisa naik ada manfaat
sampai 2,5 mg sampai 5
mg, setiap 5 hari, dosis
dua kali sehari pagi dan
siang, maksimum 20
Amphetamine
mg/hari
5 mg setiap hari, naik Agranulocytosis
sampai
5-mg,
setiap
50 mg
0,5 mg setiap hari, naik Parkinson
bisa
bisa
ketujuh,
maksimum 10 mg
5 mg, naik 5-mg, dua Tidak
diuji
pada
baik
13
pada
penyakit Alzheimer
Agitasi,
susah AChEis
Atypical
tidur
antipsychotics
Trazodone
Lihat diatas
Lihat diatas
50 mg, naik 25 mg
sampai 50 mg sampai
Chloral hydrate
maksimum 200 mg
500 mg, bisa naik 500 Sangat
baik
sesuai
Fluoxetine
1500 mg
non kronis
10 mg x 4 minggu, naik
Paroxetine
maksimum 40 mg
10 mg, naik 10 mg 2
sampai
Sertraline
maksimum 40 mg/hari
25 mg, naik 25 mg, 2
sampai
maksimum
Citalopram
minggu,
minggu,
200
mg
setiap hari
10 mg, naik 10 mg, 2 Escitalopram
sampai
hamper
minggu, sama
Paroxetine
Sertraline
Buspirone
maksimum 60 mg/gari
Lihat diatas
Lihat diatas
5 mg, naik 5 mg,
Gangguan
Levodopa/carbid
maksimum 60 mg/hari
10 mg/100 mg mulai Halusinasi,
motorik
opa
Kecemasan
Gait,
tremor,
lambat,
bradykinesia
khawatir,
bisa
menggunakan tablet
Dopa agonist
Sangat dihindari
Beresiko
tinggi
halusinasi
pada
Gangguan Tidur
Clonazepan
Gangguan
perilaku
tidur
berikutnya,
maksimum 1 mg saat
REM
Melatonin
tidur
3 mg, naik 3 mg sampai Tidak jelas jika manfaat
12 mg saat tidur
Daytime
somnolence
Methylphenidate
Amphetamine
Modafinil
jangka
panjang
dipertahankan
Lihat diatas
Lihat diatas
100 mg pagi, naik 100 Disetujui
untuk
bukti
pagi
untuk
terbatas
penggunaan
somnolence
Gangguan
Fludrocortisone
otonom
Orthostasis
di
hari.
0,1mg tiga kali sehari Retensi cairan, edema
sampai 0,3 mg
Midodrine
siang
5 mg sampai 10 mg tiga
kali sehari.
15
BAB III
SIMPULAN
Dementia, terutama penyakit Alzheimer dan Parkinson adalah dua kelainan
neurodegeneratif terkait usia yang paling umum. Dementia memiliki karakteristik
adanya penurunan secara global pada fungsi mental seseorang dilihat dari segi
intelektual, emosional, dan kognitif. Secara umum, DLB merupakan penyakit yang
berhubungan dengan deposit abnormal dari protein alpha-synuclein di otak. Deposit
tersebut dinamakn Lewy bodies yang akan mempengaruhi zat-zat kimia di otak,
dimana nantinya akan mengalami perubahan yang menimbulkan masalah dalam
berpikir, bergerak, berperilaku, dan mood. Adapun faktor resiko dari penyakit ini
antara lain adanya suatu penyakit dan kondisi kesehatan tertentu , genetik , dan gaya
hidup dari pasien.
Adapun gejala-gejala yang muncul dapat berupa Gejala Kognitif, Gejala Parkinson,
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Galasko, RD. 2007. Dementia with Lewy Body. Continuum Lifelong Learning
Neurol. American Academy of Neurology. 13(2):69-86.
2. Londos, E. 2001. Dementia with Lewy Body:
Clinical
and
17
18