Prakt 1. Oral
Prakt 1. Oral
FARMAKOLOGI II
Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa
Tanggal Praktikum
: 29 Maret 2014
Hari Praktikum
: Sabtu
Dosen Pembimbing
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
AKADEMI FARMASAI THERESIANA
SEMARANG
2014
I.
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami cara dan rute pemberian obat
Phenobarbitalum secara oral pada hewan uji mencit.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung konsentrasi praktis
dari pengaruh pemberian obat Phenobarbitalum secara oral.
3. Mahasiswa mampu mengamati onset dan durasi obat Phenobarbital
pada hewan uji mencit.
II.
DASAR TEORI
Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain persyaratan genetis/ keturunan
dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, di samping faktor
ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan reaksi
biologis yang mirip kejadiannya pada manusia (Tjai dan Rahardja,2002).
Sedativa berfungsi untuk menurunkan aktivitas, mengurangi
ketegangan, dan menenangkan penggunanya. Keadaan sedasi juga
merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak
menekan SSP, misalnya seperti antikolinergika (Tjai dan Rahardja,2002).
Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat
obatnya serta kondisi pasien. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan
masalah-masalah seperti berikut:
a. Tujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik
b. Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya
lama
c. Stabilitas obat di dalam lambung atau usus
d. Keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacam-macam rute
e. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter.
Phenobarbital resorpinya di usus baik (70-90%) dan lebih kurang
50% terikat pada protein; plasma-t -nya panjang, lebih kurang 3-4 hari,
maka dosisnya dapat diberikan sehari sekaligus. Kurang lebih 50%
dipecah menjadi p-hidrokdifenobarbitat yang diekskresikan lewat urin dan
hanya 10-30% dalam kedaan utuh. Efek sampingnya berkaitan dengan
efek sedasinya, yakni pusing, mengantuk, ataksia dan pada anak-anak
BAHAN
Luminal Natrium (bahan obat
pengujian)
Menit Jantan (hewan uji)
CMC Na
Aquadest Panas
Aquadest
Pemerian Bahan:
1. Phenobarbitalum Natrium
Pemerian
: Serbuk putih, tidak berbau, putih, higroskopik dapat
terjadi polimorfume, stabil di udara, pH larutan jenuh 3
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, eter dan larutan
alkali hidroksida & dalam alkali karbonat, agak sukar larut
Khasiat
dalam kloroform
: sedative, hipnotik, antikonvulsan (Depkes RI, 1995; hal
659)
2. Carboxymethylcellulose Sodium
Pemerian
: Serbuk putih / hampir putih tidak berbau, tidak berasa,
Kelarutan
CARA KERJA
1. Pembuatan Larutan Stok CMC Na
Diukur aqua panas untuk mengembangkan CMC Na, dan
dimasukkan dalam cawan
Dimasukkan jarum oral yang telah diisi suspensi Phenobarbital ke dalam mulut
mencit melalui langit-langit esofagus
Diamati usaha untuk menegakkan diri dari mencit berhasil atau tidak
Daiamati posisi diam , tidak bergerak , usaha untuk menegakkan diri tidak ada
lagi di coba dari mencit
V.
= 0,1092 0,4368 mg
Diambil nilai tengah ( 46 168 ) mg / 2 = 0,273 mg
Pembuatan larutan stok 50 ml :
Konsentrasi untuk mencit BB 20 g : 0,273 mg / 20 g x 20 g = 0,273 mg
Konsentrasi untuk mencit BB 30 g : 0,273 mg / 20 g x 30 g = 0,4095 mg
Konsentrasi yang diambil = 0,5 mg/ml
Perhitungan Jumlah Bahan larutan stok Phenobarbital dalam suspending
agent CMC Na
Nama bahan
Jumlah Bahan
Phenobarbitalum
0,5 mg/ml x 50 ml = 25 mg
CMC Na 0,5 %
0,5/100 x 50 ml = 0,25 g
mengembangkan CMC Na
Aqua steril untuk ad 50 ml
50 ml (0,025+0,25+5)
44,725 ml
Jumlah bahan
CMC Na 5 %
0,5/100 x 50 ml = 0,25 g
mengembangkan CMC Na
Aqua steril untuk ad 50 ml
50 ml (0,25+5)
44,75 ml
BB mencit
Waktu
Onset
Tidur
Sadar
Durasi
pemberian
1
21,60 g
10.25
16
10.41
12.05
74 menit
10.53
12.15
82 menit
menit
2
23,30 g
10.35
18
menit
27,85 g
10.15
21,90 g
10.20
20
10.40
12.15
95 menit
11.15
12.15
60 menit
menit
5
21,50 g
10.45
30
menit
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini praktikan diharapkan mampu mengetahui cara
dan rute pemberian obat Phenobarbital secara oral dengan menggunakan
hewan uji mencit. Pada praktikum ini efek yang akan dilihat adalah efek
sedative atau efek tidur dari hewan uji mencit. Efek sedative adalah efek
yang memberikan reaksi penenang sehingga hewan uji akan memberikan
respon tidur. Phenobarbital adalah obat yang memiliki 3 efek yaitu
sedative, hipnotik, antikonvulsan. Perbedaan dengan hipnotik adalah
hipnotik mampu mampu menghilangkan kedaran sedangkan sedative
hanya menurunkan kesadaran. Hipnotik digunakan pada saat malam hari
sengai obat untuk menghilangkan sehingga pasien tidur. Sedangkan
sedative digunakan pada pagi hari, siang atau sore, mekanisme kerjanya
hanya mengurangi kesadaran. Phenobarbital adalah turunan barbiturat
yang efektif dalam mengatasi sedative, hipnotik, dan epilepsi pada dosis
subhipnotis. Efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat
depresi. dapat dicapai mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat
anesthesia, koma, sampai dengan kematian. Efek hipnotik barbiturate
dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya
merupakan tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu.
Phenobarbital diberikan ke mencit dalam bentuk larutan suspensi.
Alsan pemilihan obat secara oral dikarenakan penggunaan obat oral lebih
mudah, harga terjangkau, absorbsi dalam bentuk oral juga cepat. Bahan
aktif Phenobarbital tidak larut dalam air sedangkan larutan oral akan
diberikan dalam bentuk cairan yang mengandung fase air, oleh karena itu
agar Phenobarbital dapat tetap diberikan secara oral, maka dibuat dalam
bentuk suspensi. Suspending agent yang digunkan adalah CMC Na, hal ini
dikarenakan Phenobarbital dapat terdispersi dalam larutan CMC Na, CMC
Na akan lebih stabil dan tidak menimbulkan busa saat pembuatan larutan
suspending agent dibandingkan dengan penggunaan HPMC sebagai
suspending agent. Faktor lain yang menyebabkan pemilihan CMC Na
adalah cara mengembangkan dari CMC Na yang mudah. Fase terbanyak
dari larutan suspensi ini adalah aqua. Aqua yang digunakan adalah aqua
steril yang bertujuaan untuk menghindari adanya kontaminasi dengan
mikroba yang ada pada linkungan sekitar. Pemilihan hewan uji mencit
jantan karena mencit memiliki saluran cerna dan sirkulasi darah seperti
manusia. Mencit juga memiliki katup pada lambung sehingga dapat
mencegah mencit dapat muntah. Mencit jantan digunakan karena tidak
terpengaruh dari hormone estrogen seperti pada mencit betina yang dapat
mempengaruhi absorbsi obat Phenobarbital.
Sebelum diberikan larutan oral, mencit harus dipuasakan terlebih
dahulu, tujannya agar bagian saluran cerna pada mencit dapat murni,
sehingga pemberian oralnya tidak akan dipengaruhi oleh bahan makanan
atau minuman. Hal ini bertujuan untuk mengetahui efek Phenobarbital
secara murni sebagai sedative, dan untuk mencegah terjadinya interaksi
antar Phenobarbital dan makanan atau minuman dalam saluran cerna.
Adanya makanan dalam saluran cerna juga dapat meningkatkan volume
pada saluran cerna mencit, sehingga volum pemberiaan oral tidak dapat
tepat. Proses pemuasaan ini bertujuan agar volume lambung dari mencit
kosong. Sebelum memberikan larutan secara oral mencit ditimbang
terlebih dahulu agar dosis yang diberikan nantinya antar mencit dapat tepat
dosis. Pada saat melakukan penimbangan, mencit harus dalam keadaan
diam agar perhitungan dosis yang dihitung dari berat badan mencit dapat
tepat.
Pada praktikum ini digunakan mencit sebanyak 5 ekor. Mencit no 3
digunakan sebagai kontrol negatif. Pemilihan mencit no 3 sebagai kontrol
negatif disebabkan karena perbedaan berat badan mencit yang sangat jauh.
Kontrol negatif ini berfungsi untuk mengetahui apakah mencit
menimbulkan efek tidur karena bahan aktif Phenobarbital atau pengeruh
dari CMC Na . Berdasarkan hasil data praktikum dapat dilihat bahwa
mencit yang memiliki berat badan kecil yaitu mencit no 5 akan lebih cepat
tidur atau menunjukan onset. Onset adalah waktu pertama kali mencit
menunjukkan bahwa mencit tidur. Waktu onset yang berbeda antar mencit
ini dapat dipengaruhi faktor berat badan mencit, kondisi saluran cerna
mencit, dan pengaruh dari cara pemberiaan. Onset dari penggunaan
Phenobarbital adalah 20 60 menit. Respon yang diberikan dari mencit
setelah diberikan larutan oral Phenobarbital adalah mencit mulai terlihat
lemas, dan mulai menundukkan kepala sambil tertidur. Dari data
pengamatan dapat diketahui onset dari pemberiaan Phenobarbital secara
oral sudah baik dan sesuai dosis. Berdasarkan data hasil praktikum dapat
diketahui mencit sebagai kontrol negatif tidak memberikan respon tidur,
sehingga dapat diketahui bahwa CMC Na tidak mempengaruhi tidur,
namun mencit yang sebagai kontrol negatif tidak menunjukkan tanda
tanda hiperaktif seperti biasanya. Hal ini dapat disebabkan karena mencit
merupakan hewan nokturnal yang aktif pada malam hari, sehinnga pada
saat praktikum pagi hari mencit tidak dalam keadaan aktif. Kondisi mencit
yang lelah juga dapat menyebabkan mencit terlihat lemas. Pada mencit
yang diberikan larutan Phenobarbital yaitu mencit no 1 (BB 21,60 g), no 2
(BB 23,30 g), no 4 (BB 21,90 g), no 5 (BB 21,50 g) dapat diketahui bahwa
mencit dengan berat badan terkecil yaitu mencit no 5 akan memberikan
onset lebih cepat dibandingkan dengan mencit dengan BB lebih besar,
yaitu mencit no 2,4,5. Perbedaan berat badan mencit ini akan memberikan
pengaruh pada volume pemberiaan. Semakin tinggi BB mencit makan
semakin banyak pula larutan Phenobarbital yang akan digunakan. Faktor
lain yang dapat membedakan onset dari setiap mencit adalah, faktor
pemberiaan obat yang diberikan tidak sekali pemberiaan. Pemberiaan obat
Phenobarbital secara oral yang berulang kali pada mencit dapat
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pemberian
obat secara peroral dilakukan dengan cara melewati saluran cerna. Obat
secara peroral memiliki keuntungan mudah dipakai, harga terjangkau,
memiliki efek yang cepat. . Namun kerugiannya ialah banyak faktor yang
dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya.Phenobarbital termasuk dalam
golongan psikotropika yang memiliki khasiat sebagai sedative yaitu
menurunkan
kesadaran
pada
manusia.
Sedativa
berfungsi
untuk
Hipnotika
menimbulkan
rasa
kantuk
(drowsiness),
menyerupai
tidur
alamiah
mengenai
sifat-sifat
EEG-nya.
(Praktikan)
IX.
LAMPIRAN