Makalah Otot Rangka
Makalah Otot Rangka
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Gerak merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Pada manusia terdapat otot yang
berfungsi untuk menyelenggarakan pergerakan.Seperti halnya pada semua organ, untuk
memahami bagaimana otot berkerja kita perlu mengetahui terlebih dahulu struktur otot baik
secara makroskopis maupun mikroskopisnya. Struktur mikroskopisnya penting dalam
menjelaskan otot sebagai sumber energi yang dapat menggerakkan tubuh dan menghasilkan gaya
yang berkerja pada sumbu tertentu menurut kedudukannya dalam persendian.
Struktur mikroskopis otot juga penting dalam memahami proses pembentukan energi
mekanik dalam sel serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.Jaringan otot pada tubuh kita
terdiri dari tiga jenis, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Pada artikel ini akan lebih
banyak membahas tentang otot rangka terkait dengan materi yang diajarkan dalam mata kuliah
system muskuloskeletal.
b. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui system fisiologi musculoskeletal
tenttang dasar molekuler kontraksi otot rangka.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui kontraksi jenis-jenis otot rangka.
b. Untuk mengetahui factor-faktor kontraksi otot.
c. Untuk mengetahui system otot rangka.
d. Untuk mengetahui susunan otot rangka.
e. Untuk mengetahui pembagian otot rangka.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Menurut Purnomo (2001) Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti
untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang,
kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan.
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1.
2.
3.
Nama lain : otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter
Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti dalam
Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti
3. Otot jantung
struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis terang dan
gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah
Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
2.2 Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan pergerakan pada
berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di dalamnya terdapat serabut
kontraktil yang disebut miofibril. Miofibril tersusun atas miofilamen atau protein aktin dan
protein miosin. Kurang lebih 40% berat tubuh mamalia merupakan jaringan otot. Jaringan otot
dapat dibagi menjadi jaringan otot polos, otot lurik (seran lintang), dan otot jantung (Moekti A,
1997).
a. Jaringan Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselangseling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos mempunyai bentuk sel
seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot polos
terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih (Purnomo, 2001).
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga
disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom.
Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada
alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera. Misalnya pada pembuluh darah,
pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos
berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran
pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan
pupil mata (Suwarni, 1990).
b. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan
kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot
anak-anak.
3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih
kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan
usus melorot masuk ke rongga perut.
5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.
6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.
BAB III
PEMBAHASAN
A. FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
a. DASAR MOLEKULER KONTRAKSI OTOT RANGKA
Otot kerangka merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok.
Otot rangka ada kalanya dinamai menurut bentuknya,seperti deltoid;menurut
jurusan serabut, seperti rektus abdominis, menurut kedudukan otot, seperti
pektoralis mayor ; menurut funsinya seperti flexsor,extensor, dan sebagainya. Otot
ranka biasanya dikaitkan pada dua tempat tertentu, tempat yang terkuat disebut
origo(asal) dan yang lebih dapat bergerak disebut insersio.
Origo dianggap sebagai tempat darimana otot timbul,dan insersio adalah
tempat kearah mana otot berjalan. Tempat terakhir ini adalah struktur yang
menyediakan kaitan yang harus digerakkan oleh otot itu. Kecuali pada sebagian
otot dapat menggerakkan baik origo maupun insersionya. Maka dikatakan bahwa
origo dan insersio dapat berbalik fungsi. Misalnya bisep timbul dari scapula dan
berjalan turun kelengan dan berinsersio diradius. Maka scapula merupakan tempat
yang lebih terpancang, sedangkan radius adalah tempat yang digerakkan oleh
bisep.
Tetapi bila kedua tangan berpegangan pada sebuah batang horizontal dan
badan diangkat keatass setinggi lengan maka bisep akan membantu gerakan ini.
Dan dengan demikian dia bekerja dengan origo dan insersio yang terbalik. Dalam
hal ini radius menjadi tempat yang lebih kuat mengait dan skapula tempat yang
harus bergerak.
Otot rangka tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok-kelompok
untuk melaksanakan gerakan dari berbagai bagian kerangka.setiap kelompok
berlawanan dengan yang lain dinamakan otot antagonis. Flexor adalah antagonis
dari extensor, dan abductor dari adductor. Beberapa kelompok bekerja untuk
menstabilkan bagian-bagian anggota sewaktu bagian lain bergerak: ini disebut
otot fixaxi. Lain lagi menguatkan sendi sementara yang lain bergerak, sebagaiman
flexor dari otot pergelangan tangan menguatkan sewaktu jari diluruskan. Ini
disebut sinergis.
Proses yang mendasari pemendekan elemen-elemen kontraktil diotot adalah
pergeseran filament-filamen tipis pada filament-filamen tebal. Selama kontraksi
otot, pergeseran terjadi bila kepala myosin berikatan erat dengan aktin, melekuk
pada tempat hubungan kepala myosin dengan lehernya, dan kemudian terlepas
kembali. Ayunan tenaga ini bergantung kepada hidrolisis ATP secara silmutan.
Proses terpicunya kontraksi oleh depolarisasi serat otot dinamakan proses
pasangan eksitasi-kontraksi. Depolarisai membrane tubulus T mengikat reticulum
sarkoplamik melalui reseptor di hidropiridim, yang merupakan saluran Ca 2+
bergerbang foltase dimembran tubulus T.
Otot berkontraksi apabila dirangsang oleh impuls-impuls saraf. Rangsangan dapat berasal dari
otak atau sumsum tulang belakang. Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir melalui saraf
motorik menuju serat-serat otot. Bagian serat otot yang langsung berhubungan dengan saraf di
sebut neuromuskular.
Pada hakikatnya, setiap serat otot adalah berupa sebuah sel dengan komponen-komponen
selularnya. Hanya saja nama dari komponen-komponen tersebut yang sedikit berbeda. Misalnya,
membran plasma di sebut sarkolema; sitoplasma disebut sarkoplasma dan retikulum endoplasma
disebut retikulum sarkoplasmik.
Otot terdiri atas ratusan hingga ribuan miofibril. Di dalam miofibril terdapat unit-unit kecil yang
disebut sarkomer. Setiap sarkomer mengandung filamen aktin yang tipis dan filamen miosin
yang tebal. Kedua macam filamen tersusun secara tumpang tindih sehingga membentuk pola
terang dan gelap pada otot rangka.
Tabel Anatomi Mikroskopis Serat Otot.
Nama
Fungsi
Sarkolema
Sarkoplasma
Glikogen
Mioglobin
Pembuluh T
Retikulum
sarkoplasmik
Miofibril
Miofilamen
Setiap sarkomer dibatasi oleh dua garis hitam yang di sebut garis Z. ujung sarkomer yang
berbatasan dengan garis Z dan tampak terang di sebut pita I. pita I tampak terang karena hanya
mengandung filamen aktin. Sementara itu, bagian sarkomer berupa filamen aktin dan miosin
yang tersusun secara tumpang tindih disebut pita A. pada pita A terdapat Zona H, yaitu suatu
daerah yang hanya mengandung filamen miosin.
Menurut teori pergeseran filamen, suatu kontraksi dapat terjadi karena adanya pergeseran
filamen aktin dan miosin. Pergeseran kedua macam filamen tersebut menyebabkan sarkomer
menjadi pendek sehingga jarak antara garis-garis atau pita menjadi lebih rapat. Karena sarkomer
memendek, dengan sendirinya miofibril dari serat-serat otot menjadi pendek. Dalam keadaan
demikian dikatakan otot sedang berkontraksi. Sekali otot melakukan relaksasi, filamen aktin dan
miosin kembali bergeser ke posisi semula.
Tabel Komponen yang ikut serta dalam kontaksi otot
Nama
Filamen Aktin
Ca+2
Filamen Miosin
ATP
Fungsi
Meluncur melewati filamen miosin; menyebabkan
kontaksi
Diperlukan oleh filamen miosin untuk mengikat filamen
aktin
Menarik filamen aktin; bersifat enzim dan mengandung
ATP
Penyedia energi untuk kontraksi otot
Otot kepala
Otot leher
Otot bahu
Otot ekstremitas atas
Otot punggung
6. Otot dada
7. Dinding rongga perut
8. Otot pelvis
9. Otot ekstremitas bawah
10.
BAB IV
PENUTUP
a) KESIMPULAN
Otot kerangka merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan
pokok.
Otot
rangka
ada
kalanya
dinamai
menurut
bentuknya,seperti
b) SARAN
Adapun saran yang sebenarnya saran yang ingin di sampaikan adalah sebagai berikut:
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya lebih mengetahui bagaimana mekanisme dari
kontraksi otot, susunan otot, pembagian otot, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kontarksi
otot sehingga mempermudah didalam penyampaian informasi atau pengetahuan kepada
mahasiswa tentang materi otot atau yang berhubungan dengan system gerak pada otot.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin .(2011). Anatomi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan.Edisi
Kedua.
Kata Pengantar
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
Nya kami bisa menyelesaikan makalah Sejarah Keperawatan.Makalah ini di
ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Blok 1.3 tentang fisiologi dasar
molekuler otot rangka.
Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Pekanbaru, Desember
2012
LAPORAN MAKALAH
DASAR MOLEKULER KONTRAKSI OTOT
RANGKA
Nama kelompok
1. Elda Lisa
(12031013)
2. Inayati ulfa
(12031021)
3. Dedy siswono R
(12031008)
4. Nora komala dewi
(12031035)
5. Efrira damaina
(12031011)
6. Trisna
(12031045)
7. Dona andriani
(12031010)
8. Riny musliawati
(12031041)
9. Wella herliyanti
(12031050)
10.
Oky nurvianda desvin
(12031037)
11.
Vivi novita juniaty P
(12031048)