Anda di halaman 1dari 1

Bahaya Kaum Salafi Wahabi ( Musuh

Dalam Selimut, Perusak Kerukunan


Sesama Muslim )
Generasi Kampret 0 ahlu sunnah , bahaya salafi wahabi , salaf , salafiy 06.49

Inilah siasat kelompok Wahabi merebut kuasa di sebuah masjid. Mula-mula mereka
mengontrak
dekat
masjid
menjadi
sasaran.
Dengan halus mereka sukarela menjadi marbot atau pembersih masjid. Lalu pelan-pelan
menyebarkan ajaran dengan mengajar mengaji anak-anak. Lantas mereka bisa naik pangkat
menjadi imam kalau tidak ada imam rutin. Bahkan, ada yang mengawini anak atau kerabat
imam
masjid.
Kemudian lambat laun dia merambat masuk dalam kepengurusan masjid dan berusaha
menguasai program. Orang-orang alirannya pelan-pelan dimasukkan menjadi pengurus. "Lalu
pengurus lama disingkirkan," kata Ketua Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar nahdhatul
Ulama Kiai Abdul Manan al-Ghani saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya
Kamis
pekan
lalu.
Kiai Abdul Manan benar-benar prihatin dengan fenomena perebutan masjid oleh kelompok
Wahabi dan salafi. "Jumlah masjid NU di Jawa telah mereka rebut sekitar 300," ujarnya.
Dia menambahkan ada juga yang masuk dengan cara memberikan bantuan. Lalu dia berusaha
mempengaruhi semua kegiatan di masjid penerima bantuan. Penyumbang ini juga akhirnya
menjadi pengurus lantaran pengurus lain merasa tidak enak sebab dia sudah banyak
membantu
keuangan
masjid.
Akhirnya bisa ditebak. Masjid yang tadinya biasa membaca doa qunut saban salat subuh,
menggelar acara maulid, dan tahlil, semua kegiatan semacam ini hilang. Alasannya bidah.
Menurut Kiai Abdul Manan, kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta menyokong penuh
penyebaran ajaran Wahabi di Indonesia. Sokongan itu melalui bantuan keuangan disalurkan
lewat lembaga Al-Mulhaq ad-Dini. "Semua biaya pembangunan masjid mereka tanggung.
Buku-buku dan ustadnya juga mereka sediakan," tuturnya.

Anda mungkin juga menyukai