Anda di halaman 1dari 60

CHAPTER 6

CASING DESIGN

Konstruksi

sumur

merupakan

penampang yang memperlihatkan


program

casing

(pipa

selubung),

penyemenan dan komplesi sumur.


Konstruksi sumur perlu direncanakan
seakurat

mungkin

dengan

mempertimbangkan keadaan geologi


bawah permukaan, jenis material
konstruksi dan efisiensi peralatan
dan tempat serta rencana pemboran
dan produksi selanjutnya.

VI-1

Program

casing

merupakan

tahap awal perencanaan konstruksi


sumur,

kemudian

penyemenan

program

terhadap

casing

tersebut. Apabila seluruh program


casing

dan

penyemenan

selesai

dan

memcapai

produktif

selanjutnya

diselesaikan

untuk

telah
formasi
sumur
tahap

memproduksikan fluida hidrokarbon


kepermukaan.
6.1.

Parameter

Casing

VI-2

Perencanaan

Setelah suatu pemboran sumur


mencapai kedalaman tertentu, maka
kedalaman tersebut perlu dipasang
selubung (casing) yang kemudian
disusul dengan penyemenan.
Selubung merupakan suatu pipa
baja yang berfungsi antara lain :
mencegah guguran dinding sumur,
menutup zona bertekanan abnormal,
zona lost dan sebagainya.
Tujuan utama dari perencanaan
selubung adalah untuk mendapatkan
rangkaian selubung yang cukup kuat
untuk melindungi sumur, baik selama

VI-3

pemboran maupun produksi biaya


yang termurah.
Selubung yang digunakan untuk
sumur

minyak

dan

gas

sudah

distandarisasi oleh API (American


Petroleum
mempunyai

Institute),

yang

specifikasi

sebagai

berikut:
1. Diameter
2. Berat nominal
3. Tipe sambungan
4. Grade
5. Range length
Dari spesifikasi selubung dapat
diketahui kekuatan selubung. Makin

VI-4

kuat suatu selubung harganya makin


mahal. Sehingga harga selubung
yang

mahal

akan

menyebabkan

biaya untuk sebuah sumur palin


besar berasal dari selubung. Maka
perlu untuk merencanakan selubung
yang akan diturunkan ke dalam
lubang sumur.
Prinsip

perencanaan

selubung

adalah sebagai berikut :


Selubung yang dipasang dalam
lubang sumur harus memenuhi
syarat secara teknis. Masudnya
adalah

selubung

harus

dapat

menahan semua gaya-gaya yang

VI-5

bekerrrja

padanya,

supaya

selubung tidak rusak.


Selubung

yang

dipasang

di

dalam lubang harus memenuhi


syarat secara ekonomis.

6.2. Fungsi Casing


Casing (pipa selubung) dalam
penggunaannya mempunyai Enam
fungsi yaitu :
1. Mencegah

gugurnya

sumur

VI-6

dinding

2.

Mencegah

terkontaminasinya

air tanah oleh lumpur pemboran


3. Menutup

zona

bertekanan

abnormal dan zona lost


4. Membuat diameter sumur tetap
5. Mencegah hubungan langsung
antar formasi
6. Sebagai

tempat

BOP

dan

peralatan produksi
Casing
termahal

merupakan
pada

sebuah

material
sumur,

sehingga casing yang digunakan ini


investasinya cukup besar. Pemilihan
ukuran casing, berat, grade dan type
threadnya merupakan problem yang

VI-7

paling penting dipandang dari segi


engineeringnya.

6.3. Jenis Casing


Berdasarkan

fungsinya

casing

(pipa selubung) dapat dibagi menjadi


lima

macam,

yaitu

conductor

casing, surface casing, intermediate


casing, production casing dan liner,
(a). Coductor Casing
Merupakan

rangkaian

pipa

pendek (90-150) berdiameter 16

VI-8

sampai 30. Umumnya digunakan


sebagai pipa selubung pada tanah
yang lembek atau lunak seperti di
rawa-rawa atau lepas pantai (sering
disebut stove pipe). Untuk mencegah
rusaknya struktur tanah di dasar
menara bor dan di offshore untuk
melindungi drillstring dari air laut.
Pipa conductor melindungi casingcasing berikutnya dari korosi dan
dapat

juga

digunakan

untuk

menyangga beban wellhead di lokasi


dimana dukungan tanah tidak kuat.
Biasanya

pemasangan

dilakukan

dengan

VI-9

pipa

ini

mendorongnya

dengan sebuah alat yang disebut


dengan pipe driveer atau vibrating
hammer.

Gambar 7.1. Jenis Casing Dan


Penempatannya

VI-10

(b). Surface Casing


Pipa ini dipasang cukup dalam
untuk mencegah runtuhnya dinding
lubang bor pada formasi yang tidak
kompak

yang

dijumpai

dekat

permukaan. Ini merupakan titik mula


untuk kepala casing atau alat-alat
lain yang ditinggal pada sumur yang
telah
casing

selesai.
harus

conductor

Diameter
lebih

casing,

pemasangannya

kecil

surface
daari

kedalaman

mungkin

hanya

sekitar 200 ft, tetapi kadang-kadang

VI-11

juga

ribuan

feet

(ditentukan

peraturan setempat). Pipa ini juga


dipasang sebagai pelindung dari
lapisan air tanah.
(c). Intermediate Casing
Tujuan utama dari pemasangan
rangkaian intermediate casing (pipa
antara)

adalah

untuk

melindungi

lubang bor. Intermediate casing pada


umumnya digunakan untuk menutupi
lapisan/formasi

yang

lemah

dan

mungkin dapat rusak oleh lumpur


yang

mempunyai

densitas

tinggi

yang dibutuhkan pada pemboran

VI-12

sumur-sumur dalam. Kadang-kadang


casing ini untuk menutupi sementara
formasi

produktif

pengeboran

lama

lapisan

yang

agar
lebih

dalam dapat dilakukan.


(d). Production Casing
Pemasangan rangkaian pipa ini
merupakan tujuan utama pemboran
sebuah sumur minyak atau gas.
Production casing untuk isolasi dari
fluida yang tidak dikehendaki pada
formasi produktif dan bermacammacam zona yang ditembus oleh
lubang bor. Production casing atau
Oil

String

dapat

VI-13

ditarik/diangkat

keluar untuk diganti atau diperbaiki.


Oil string (tubing) ini harus dibuat
dari pipa yang terbaik yang dapat
mengantisipasi
yang

ada.

merupakan

berbagai

Rangkaian
casing

kondisi
pipa

terakhir

ini
yang

paling besar, oleh sebab itu harus


dipilih pipa yang terbaik.
(e). Liner
Liner

adalah

diperpendek

pipa

dan

yang
dipasang

sepanjang mulai dari dasar lubang


sampai pada suatu titik 100 ft, atau
lebih

diatas

bagian

VI-14

bawah

intermediate casing. Liner tergantung


pada rangkaian casing diatasnya
dengan suatu alat yang disebut
dengan hanger. Liner string ini sering
kali disemen tetapi kadang-kadang
ada

juga

yang

dibiarkan.

Keuntungan utama dari liner adalah


ongkos lebih murah dan hanya
rangkaian pipa pendek saja yang
dibutuhkan tanpa dipasang sampai
kepermukaan.

VI-15

6.4.

Spesifikasi Casing

Selubung yang digunakan untuk


sumur

minyak

dan

gas

sudah

distandarisasi oleh API (American


Petroleum
mempunyai

Institute),

yang

specifikasi

sebagai

berikut:
1. Grade
2. Berat nominal / Berat Per Satuan
Panjang
3. Range length / Panjang
4. Diameter
5. Tipe sambungan

VI-16

Dari spesifikasi selubung dapat


diketahui kekuatan selubung. Makin
kuat suatu selubung harganya makin
mahal. Sehingga harga selubung
yang

mahal

akan

menyebabkan

biaya untuk sebuah sumur palin


besar berasal dari selubung. Maka
perlu untuk merencanakan selubung
yang akan diturunkan ke dalam
lubang sumur.

1. Grade

VI-17

Grade

pipa

menunjukkan

kekuatan yied sebuah pipa dari


beberapa

karakteristik

khusus.

Biasanya terdiri dari 2 atau 3 digit


angka seperti N-80. Penggunaan
huruf

berdasarkan

pertambahan

pipa

urutan

abjad,

dalam

yield

strength (batas beban yang dapat


dikenakan

casing

masih

bersifat

plastis). Sebagai contoh N-80 atau


N-grade

lebih

besar

strengthnya dibandingkan H-40.

VI-18

yield

Tabel 7.1. Grade Casing Dengan


Yield dan Tensile Strength
Gr

Minimum

Minimum

Yield

Tensile

Strength

Strength

e
H-

40.000

60.000

40
J-

55.000

75.000-

55.000

95.000
75.000-

55
C-

75.000

95.000
95.000

75
N-

80.000

100.000

55
K-

80
VI-19

L-

60.000

100.000

80
C-

95.000

105.000

95
P-

110.000

125.000

10
0

2. Berat Nominal / Berat per


Satuan Panjang
Dalam

membicarakan

berat

casing perlu dibedakan antara berat


plain-end (plain-end weight), berat

VI-20

rata-rata

beserta

thread

dan

coupling, dan berat nominal casing.


1. Berat plain-end casing adalah
berat

casing

tanpa

menyambung

ulir

yang

(threads

and

coupling), per satuan panjang.


2. Berat rata-rata casing adalah
berat rata-rata casing beserta ulir
pada

kedua

ujungnya

dan

penyambung yang terpasang erat


pada salah satu ujungnya, per
satuan panjang.
3. Berat

nominal

casing

adalah

berat casing beserta ulir di kedua

VI-21

ujungnya,

tanpa

penyambung,

persatuan panjang.
Berdasarkan
tersebut

API

dapat

berat
dicari

casing
dengan

persamaan :
WL = ( w pe L ) + e w

. (4-18)
dimana :
WL

= berat dari suatu panjang

pipa L, lb
wpe

= berat plain-end, lb/ft

L = panjang pipa, ft
ew = kehilangan berat pipa yang
dimasukkan, lb
VI-22

Untuk plain-end pipe, ew=0


Sedangakan luas pipa (Ap) dapat
dihitung

berdasarkan

berat

pipa

dengan persamaan
A p = 0.29 Wpe

...(4-19)
3. Panjang Joint
Harga

perkiraan

untuk

satu

panjang joint adalah range dari


setiap seksi pipa. Ukuran-ukuran
range normal adalah 1, 2 atau 3.
Tabel 4-2 menggambarkan range
standart API

VI-23

Tabel 6-2. Panjang


Joint Tiap Range Casing
Ra Panja Panjang
ng ng (ft) Rata-rata
e
1

16 -

(ft)
22

25
25 -

31

34
>34

42

4. Diameter Casing
Pada casing biasanya dikenal
tiga istilah dalam mengartikan kata
casing diameter :
VI-24

a. Diameter Luar (Outside Diameter


=

OD),

adalah

diameter

yang

diukur pada badan (dinding) casing


bagian luar.
b. Diameter Dalam (Inside Diameter
= ID), adalah diameter yang diukur
pada bagian dalam dinding casing.
c. Drift

Diameter,

adalah

harga

diameter yang menunjukkan harga


diameter maksimal suatu benda
yang dapat melewati (memasuki)
bagian dalam dari lubang casing.
Jadi harga drift diameter suatu
casing

akan

selalu

VI-25

lebih

kecil

daripada harga diameter dalamnya


(ID).
5. Type Sambungan Casing
Casing biasanya memiliki bagian
yang disebut thread dan coupling.
Thread adalah ulir yang terdapat
pada bagian luar dari kedua ujung
casing, sedangkan coupling adalah
alat penyambung yang memiliki ulir
di bagian dalamnya. Berbagai tipe
sambungan

casing

seperti

yang

diperlihatkan

pada

gambar

3.7.

Keterangan :

VI-26

(a)

Round thread and coupling, bentuk


ulir seperti huruf V dengan jumlah
ulir 8-10 per inchi. Sambungan ini
ada dua macam, yaitu long thread
& coupling (LT&C) dan short
thread

&

coupling

dimana

tension

(ST&C),

strength

LT&C

30% lebih kuat dari pada ST&C.


(b) Buttres
bentuk

thread
ulir

and

seperti

coupling,
trapesium

dengan jumlah ulir 5 buah per


inchi.
dengan

Untuk

rangkaian

tension

load

casing
besar,

rangkaian casing yang panjang

VI-27

atau berdiameter besar sebaiknya


memakai casing jenis ini.
(c)

Extreme

line

casing,

tipe

sambungan yang ulirnya menyatu


pada badan casing, bentuk ulirnya
trapesium

atau

segiempat.

Sambungan jenis ini sangat tahan


terhadap

kebocoran,

yang

berdiameter 8 5/8 inch sampai 10 3/4


inch mempunyai lima ulir per inch
dan berdiameter kecil, 7 kebawah
mempunyai enam ulir per inchi.

VI-28

6.5. Gaya Yang Bekerja Pada


Casing
Casing harus direncanakan agar
mampu menahan semua gaya yang
bekerja padanya, gaya-gaya yang
umum

diperhitungkan

dalam

perencanaan casing adalah :


External Pressure, Internal Pressure
dan Tension Load.
Secara

jelas

akan

diterangkan

seperti dibawah ini :


A. External Pressure (Tekanan
Luar)

VI-29

Dalam lubang bor, tekanan di luar


casing mungkin akan lebih besar
daripada di dalam casing karena
adanya tekanan fluida formasi atau
karena tekanan tinggi kolom fluida
(hidrostatik) di antara casing lubang
bor. Pada suatu keadaan dimana
terkanan luar casing jauh lebih besar
daripada

tekanan

dalam,

maka

casing cenderung akan collapse


(meledak ke dalam). Jika collapse
berhubungan

dengan

deformasi

permanen, maka disebut plastic


failure dan jika deformasi tidak
permanen disebut elastic failure.

VI-30

Kemampuan

casing

menahan

tekanan dari luar tanpa mengalami


deformasi

(permanen

permanen)

atau

disebut

tidak

collapse

resistance.
Dalam perencanaan casing, agar
tidak
dipilih

mengalami
casing

kekuatan

yang

collapse

yang

maka

mempunyai

melebihi

tekanan

yang datang dari luar tersebut.


Biasanya

desain

factor

untuk

collapse berharga antara 1.0 1.25


dimana memiliki hubungan :

VI-31

Pc =

Pext

Nc

.. (4-20)
dimana :
Pc =

collape

resistance

atau

kekuatan casing menahan tekanan


dari luar, psi
Pext = tekanan yang datang ari luar
casing, dalam hal ini tekanan
external
dianggap
tekanan

sama

tekanan

dengan

hidrostatik

lumpur.
Dan

tekanan

hidrostatis

lumpur

dapat dihitung dengan persamaan

VI-32

Pb = 0.052 m h

. (4-21)
dimana :
Pb = tekanan hidrostatik lumpur, psi
0.52

= konstanta konversi satuan

m= densitas lumpur. Ppg


h = tinggi kolom lumpur
Karena

external

pressure

diangggap sama dengan tekanan


hidrostatik lumpur, maka tekanan
terbesar yang datangnya dari luar
berada di dasar lubang. Dengan ini
perencaaan

casing

yang

dipasang pada bagian bawah.

VI-33

terkuat

Gambar 7-2.
Kondisi Pembebanan Collapse

VI-34

B.

Internal

Pressure

(Tekanan

Dalam)
Beban burst diakibatkan adanya
tekanan yang berasal dari dalam
casing (internal pressure) yang tidak
mampu ditahan oleh casing. Internal
pressure ini dapat terjadi ketika fluida
formasi masuk ke dalam casing,
demikian
serupa

halnya
seperti

squeezing
casing

dan

harus

pada
saat

keadaan
melakukan

fracturing,
mampu

maka

menahan

tekanan dari dalam yang cukup


tinggi. Bagian terbesar yang terkena

VI-35

tekanan dari dalam ini adalah pada


bagian atas rangkaian casing. Dan
bila tekanan dalam tersebut sangat
besar dan tidak mampu ditahan oleh
casing maka dapat mengakibatkan
pecahnya casing secara membujur.
Dalam
maksimum

beban
yang

burst,

beban

mengakibatkan

burst adalah beban dari kolom gas


yang

mengisi

seluruh

panjang

casing. Sehingga batasan tekanan


maksimum hanya terdapat pada kaki
casing sebesar tekanan injeksi :

VI-36

IP = 0.052 ( G f + N i ) L

(4-22)
dimana :
IP = tekanan injeksi, psi
Gr = gradien tekanan rekah, ppg
NI = safety faactor, ppg
L = kedalaman, ft
Dalam
dipilih

perencanaan

casing

yang

casing,

mempunyai

kekuatan menahan internal pressure


(disebut internal yield pressure) lebih
besar dari interval pressure tersebut,
yaitu :
Pi = Pint N i

(4-23)

VI-37

dimana :
Pi = internal yield pressure, psi
Pint = internal pressure, psi
NI = desain faktor
Bila PI < Pint, maka casing akan
mengalami

bursting

atau

pecah.

Besarnya internal pressure pada


casing

biasanya

digunakan

anggapan sama dengan besarnya


tekanan formasi.

VI-38

Gambar 7-3.
Ilustrasi Pembebanan Burst Pada
Casing6)

C. Tension Load (Beban Tarik)

VI-39

Setiap sambungan pada casing


harus

mampu

menahan

berat

rangkaian casing di bawahnya dan


beban tarik (tension load) terbesar
terjadi pada bagian paling atas dari
rangkaian. Bagian terlemah terhadap
beban tarik ini adalah pada bagian
sambungan

atau

joint,

sehingga

beban yang ditanggungnya disebut


juga dengan joint load. Kekuatan
casing dalam menahan suatu beban
tarik atau joint load disebut dengan
joint strength.
Untuk

menentukan

harga

kekuatan casing dalam menahan

VI-40

beban

tarik,

API

menganjurkan

rumus-rumus empiris sebagai berikut


:

Untuk casing round thread

dengan ST&C
Fjs = 0.80 Cs Aj ( 33 .7 de ) [ 24 .45 +1 ( t h ) ]

(4-24)

Untuk casing round thread

dengan LT&C
Fjs = 0.80 Cs Aj ( 25 .58 de ) [ 24 .45 +1 ( t h ) ]

(4-25)
dimana:
Fis, Fjl= joint strength minimum. Lb
Cs, C1

= konstanta untuk casing

yang bersangkutan, dari tabel

VI-41

Aj =

luas

dinding

penampang
casing

melintang

pada

lingkar

sempurna ulir
yang terkecil (Root thread
area), in3.
de = diameter luar (OD) casing, inch
t

= kebalan dinding casing, inch

h = tinggi ulir, inch (pada round


thread = 0.0715 inch)
0.80

angka

perubahan

joint

strength rata-rata ke harga joint


strength
Minimum

VI-42

Tabel 7.3. Konstanta Joint


Strength
Joint Cs C C
Grad

e
F

25
H

3. -

5
7

5
1

2. -

40

5
J
55
N

2
9 1 2

6. 5 4
6 9 3
11 1 2
VI-43

80
P
110

2. 8 8
3 5 2
14 2 3
6. 4 6
9

2 9

Joint load suatu casing, dengan


mengabaikan faktor pelampungan
(bouyancy factor), dapat dicari dari
berat

casing

yang

menggantung

pada sambungan yang menahannya,


yaitu :

W = BN L

.(4-26)
dimana :
VI-44

W = tension load. Lb
BN = berat nominal Casing, lb/ft
L =

pajang

casing

yang

menggantung, ft
Dalam

perencanaan

casing,

digunakan casing yang mempunyai


FJ lebih besar dari W, yaitu :

F = W NJ

(4-27)
dimana :
Nj = harga disain factor.
Berdasarkan data statistik, harga
Nj

yang

digunakan

VI-45

dalam

perencanaan casing berkisar antara


1.6 2.0.
D. Biaxial Strees
Biaxial strees pada casing adalah
casing dimana menerima dua gaya
sekaligus

yang

mempengaruhi.
gaya

Pada

biaxial

saling
umumnya

strees

yang

dipertimbangkan dalam perencanaan


casing adalah berupa gaya berat
casing

terhadap

resistancenya.

Harga

collapse
collapse

resistance casing akan berkurang


bila casing menerima gaya tarik,

VI-46

dimana gaya tarik casing berasal


dari gaya berat rangkaian casing
yang

menggantung

pada

casing

yang diselidiki. Oleh sebab itu, harga


collapse resistance casing harus
dikoreksi oleh berat casing yang
menggantung padanya.
Untuk

menghitung

penurunan

collapse rating suatu casing pada


beban

tension

tertentu

dapat

ditempuh dengan cara menentukan


faktor beban biaxial (x), yaitu :
x=

beban tension
body yield strength

(4-28)

VI-47

Kemudian memasukkan harga x


ini ke dalam tabel 4.4.dan dapat
ditentukan factor collapse strength
(y), setelah itu dapat ditentukan
collapse rating hasil koreksi terhadap
beban tension, dengan persamaan :

Pcc = y Pc

...(4-23)
dimana :
Pcc

= collapse resistance yang

telah dikoreksi, psi


Pc = collapse resistance yang belum
dikoreksi, psi
Y = yield strength rata-rata, psi

VI-48

6.4. Contoh Perencanaan Casing


Contoh Perhitungan Beban Burst,
Beban Collapse, Analisa tension,
dan Biaxial Load pada Casing 9
5/8
Data yang diketahui :
Perencanaan Intermediate Casing
Grade Casing (OD)

55;40 lbs/ft
Diameter Casing

= 9,625 in

Panjang casing

= 300 m =

984,25 ft
VI-49

Gradien tekanan rekah

0,75

psi/ft = 14,42 ppg


Berat lumpur saat casing dipasang
= 1,10 gr/cc =9,24 ppg
Safety Faktor

Collapse = 1,10

Bursting = 1,125
Tension = 1,8
Beban Burst
- Pada kaki casing kedalaman
984,24 ft
IP = 0.052 ( Grf + SF ) Li
= 0.052 ( 14,42 + 1,125 )
984,25
= 795,6 psi

VI-50

Dengan

menganggap

gradien

hidrostatik gas = 0,115 psi/ft, maka


tekanan gas di permukaan adalah
tekanan injeksi dikurangi tekanan
hidrostatik gas.
- Pada permukaan kedalaman 0
ft
Ps = IP 0,052 SGgas Li
= [0,052 ( Grf + SF )
0,115] Li
= [0,052 ( 14,42 + 1,125 )
0,115] 984,25
= 682,42 psi
Sebagaimana

diketahui

di

luar

casing juga terdapat tekanan yang

VI-51

membantu casing dalam menahan


beban burst minimal sebesar gradien
hidrostatik air asin = 0,465 psi/ft,
jadi :

Pada
tekanannya
Pada
tekanannya

kedalaman

ft

= 0 psi
kedalaman

984,25,ft

= Pe = SGF x Li
= 0.465 x

984,25
= 456,67
psi
Sehingga :

VI-52

Resultan beban burst =

beban

burst tekanan diluar casing


Kedalaman 0 ft = 682,42 0
= 682,42 psi
Kedalaman 984,25 ft

= 795,6

457,67 = 337,93 psi


Garis design burst

= resultan x

SF
Kedalaman 0 ft = 682,42 x 1,125
= 767,7 psi
Kedalaman 984,25 ft
x 1,125 = 380,17 psi
Beban Collapse

VI-53

= 337,93

Perhitungan beban collapse atau


tekanan yang datang dari luar casing
dihitung berdasarkan pada tekanan
hidrostatik lumpur. Seperti beban
collapse

pada

surface

casing

anggapan yang digunakan adalah


bahwa tekanan di dalam casing
diabaikan (kosong), ini dimaksudkan
untuk

menghadapi

kemungkinan

kondisi terburuk yang terjadi.


Sg lumpur yang digunakan pada
intermediate ini adalah sebesar 1,10
gr/cc atau 9,24 ppg.
- Pada

kedalaman

tekanannya = 0 psi

VI-54

ft

- Pada

kedalaman

984,25

ft

tekanannya = pc
Pc = 0,052 x Sglumpur x Li
= 0.052 x 9,24 x 984,25
= 472,9 psi
Sehingga :
Beban Collapse = resultan, karena
di dalam casing kosong
= 472,9 psi
Garis design collapse =

beban

collpase x SF
= 472,9 x 1,1
= 520,2 psi
Dilihat dari beban burst dan
beban collapse maka semua jenis

VI-55

casing

memenuhi

syarat

untuk

dipilih, sehingga dalam perencanaan


casing ini semua jenis casing dapat
dipergunakan.
Terpilih : jenis H-40 ; 32,3 lb/ft STC,
kemudian dilakukan :
Analisa tension
Casing 9 5/8 ; H-40 ; 32,3 lb/ft ;
STC, kedalaman 984,25 ft
Wmax = Fj / Ni
Dimana :
Wmax = berat maksimum
Fj = Joint strength standart API (
tabel )

VI-56

= 254.000 lb
Nj = Safety factor tension
= 1,8
Wmax =

254 .000
1,8

= 141.111,11 lb
Panjang

maksimum

yang

dapat

ditahan casing jenis ini, adalah :


Lmax = Wmax / Berat Nominal
=

141 .111 ,11


32 ,3

= 4368,8 ft

= 1331,6 m

Panjang maksimum yang dapat


ditahan ternyata lebih besar dari
panjang

setting

VI-57

kedalamannya,

sehingga casing ini dapat digunakan


sampai permukaan.
Biaxial Load
a. Luas penampang :
A= 3,14 x t x (OD t )
= 3,14 x 0,312 x (9,625 0,312)
= 9,12 inch2
t = tebal dinding (tabel) ; OD =
diameter luar
b. Tension Load
F = BN x Ls
= 32,3 lb/ft x 984,25 ft
= 31791,28 lb

VI-58

c. Tensile Stress
Ts
=

F
A

31791 ,28
9,12

= 3485,9 psi
d. Prosentase Yield Stress ( % Ys )
% Ys
=

Ts
x100 %
Ya

3485 ,9

x100 %
40000

= 8,71 %
Dari harga % Ys kemudian dicari
harga % Pc, dari gambar grafik
beban

biaxial.

Diperoleh

harga

%Pc = 96%
e. Collapse resistance yang telah
dikoreksi
Pcc

= Pc x % Pc
VI-59

= 1400 x 96 %
= 1344 psi

VI-60

Anda mungkin juga menyukai