Dokumen - Tips Laporan Akhir Praktikum Bubut Feldy Anggria
Dokumen - Tips Laporan Akhir Praktikum Bubut Feldy Anggria
PROSES PRODUKSI I
MESIN BUBUT
Disusun Oleh
FELDY ANGGRIA
1107114360
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahNyalah penulis dapat dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum yang
diperuntukkan sebagai syarat untuk dapat melengkapi tugas kuliah Pproses Produksi I
tentang MESIN BUBUT.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan Laporan akhir praktikum ini, sehingga laporan ini
dapat diselesaikan sebaik mungkin dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini di hari kedepannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat,dan atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................
DAFTAR NOTASI..................................................................................................................vi
BAB I1 PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2 Tujuan...............................................................................................................................
1.3 Manfaat.............................................................................................................................
1.4
Sistematika Penulisan..................................................................................................
Pengertian....................................................................................................................
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.7.1Coolent......................................................................................................................22
2.7.2
Tolereansi...........................................................................................................23
Alat............................................................................................................................24
3.2
Bahan.........................................................................................................................27
Prosedur Umum.........................................................................................................28
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.2
4.2.1
BAB V PEMBAHASAN
5.1
Perhitungan................................................................................................................33
5.1.1
Benda kerja.........................................................................................................33
5.1.2
5.2
Analisa.......................................................................................................................34
Kesimpulan................................................................................................................36
6.2
Saran..........................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................37
LAMPIRAN............................................................................................................................38
DAFTAR GAMBAR
2.7.1
Coolent.....................................................................................................................22
2.7.2
Tolereansi..................................................................................................................23
4.1.1
Persiapan Sebelum Membubut..............................................................................28
4.1.2
Selama Proses Pembubutan....................................................................................28
4.1.3
Setelah Proses Pembubutan....................................................................................29
4.2.1
Pengerjaan Bagian 1 : Pemotongan benda kerja dari.........................................29
panjang awal 76 mm menjadi 72 mm..................................................................................29
4.2.2
Pengerjaan bagian 2 : pemakanan sebesar 3,4 mm dari.....................................30
d0 = 25,4 mm menjadi dm = 22 mm......................................................................................30
4.2.3
Pengerjaan Bagian 3 : Pembuatan fillet 2 mm x 45............................................31
5.1.1
Benda kerja..............................................................................................................33
5.1.2
Perhitungan menggunakan 5 elemen dasar pemesinan.......................................33
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1
Pembubutan Sudut Tirus.................................................................................38
Tabel 6.2
Kecepatan putaran spindel mesin bubut GDW LZ 350...............................39
Tabel 6.3
Ukuran linier dari variasi yang diinginkan....................................................39
Tabel 6.3
Lambang dan Jenis Toleransi..........................................................................40
Tabel 6.4
Kecepatan potong dan gerak pemakanan untuk...........................................41
Proses pemesinan (feet/min ).................................................................................................41
Tabel 6.5
Kecepatan feeding mesin bubut GDW LZ 350..............................................42
DAFTAR NOTASI
Simbol
Satuan
Keterangan
d0
mm
diamater awal
dm
mm
diameter akhir
lt
mm
panjang pemesinan
mm
kedalaman potong
mm/putaran
m/min
kecepatan potong
Vf
m/min
kecepatan makan
tc
min
cm3/min
mm2
gerak makan
putaran poros utama
waktu pemotongan
kec. penghasil geram
luaspenampang
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum mesin bubut ini adalah agar praktikan
dapat memahami dan mengerti lebih baik tentang mesin bubut, baik dari segi
kegunaan komponen-komponen,gambar,bentuk-bentuk pahatnya,sampai cara
mengoperasikan mesin bubut itu sendiri.Sehingga mampu menghasilkan suatu
produk yang berguna dari proses pembubutan.
1.4
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Llatar belakang, Tujuan, Manfaat Serta Sitematika
penulisannya.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini berisikan tentang teori yang mendasar dari mesin bubut yakni pengertian
mesin bubut,Prinsip dan cara kerja mesin bubut,jenis-jenis mesin bubut, bagianbagian utama mesin bubut, Alat kelengkapan mesin bubut, elemen dasar
pemesinan serta coolent dan toleransi.
BAB III ALAT DAN BAHAN
Bab ini berisikan tentang alat dan bahan yang digunakan selama proses
pembubutan
BAB IV PROSEDUR KERJA
Bab ini berisikan tentang prosedur kerja dalam proses pembubuta yang terdiri
dari prosedur umum dan prosedur benda kerja.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini berisikan Perhitungan dan analisa dalam proses pembubutan ini.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan Kesimpulan dan saran dalam proses pembubutan ini, serta
Daftar isi dan Lampiran
BAB II
TEORI DASAR
2.1
Pengertian
Mesin Bubut adalah salah satu jenis mesin produksi yang digunakan
untuk membuat produk yang berbentuk silindris, Mesin Bubut merupakan suatu
Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut
sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat
yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi
dari pahat disebut gerak umpan.
diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik
menyatakan dalam panjang bangku, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan
dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut.
2.2
membubut luar
membubut dalam
membubut tirus
membubut permukaan
memotong
membuat ulir
Dd
2P
: D= Diameter besar
d = Diameter kecil
P = Panjang tirus
Gambar 2.6 Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan
memiringkan eretan atas, gerakkan penyayatan ditunjukkan oleh anak
panah.
Pengerjaan dengan cara ini, memakan waktu cukup lama (ulir eretan atas
kisarnya lebih kecil dari pada ulir transportir).Setelah diketahui tg a, maka
besar sudut X dapat dilihat pada daftar pembuatan sudut tirus.Dimana pada
daftar pembuatan tirus angka tg di dalam tabel dimana untuk :
X no 1-84 dalam per 1000 (/1000)
X no 85-89 dalam per 100 (/100)
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus
luar dengan sudut kecil dapat dilakukan otomatis, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
x=
P . Dd
2P
Menggunakan Tapperattachment
Untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil, dapat dilakukan dengan
otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan menggunakan rumus
cara pertama.Dengan menggunakan alat bantu tirus, pembuatan tirus
adalah untuk benda yang memiliki sudut tirus relatif kecil ( sudut sampai
9.Karena gerakan pemakanan bisa dilakukan otomatis maka
pembuatan tirus akan lebih cepat.
Gambar 2.7 Proses membubut tirus luar dengan bantuan alat bantu tirus
Dengan cara ini proses pembubutan tirus dilakukan sama dengan proses
membubut lurus dengan bantuan du senter. Benda kerja tirus terbentuk
karena sumbu kepala lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala
tetap.Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat kecil,
karena apabila sudut tirus besar bisa merusak jalan senter yang dipasang
pada kepala lepas.
Gambar 2.8 Bagian kepala lepas yang bisa digeser, dan pembubutan tirus
dengan kepala lepas yang digeser
Perhitungan pergeseran kepala lepas pada pembubutan tirus dijelaskan,
dengan gambar dan rumus berikut:
Pergeseran kepala lepas (v) dapat dihitung dengan rumus:
V=
Dd
xL
2l
2.3
menjadi :
a. Instrument Lathe Engine ( Mesin Bubut Instrumen )
Biasanya digunakan untuk membuat suatu produk (benda kerja) yang
ukurannya kecil, tetapi dengan tingkat ke presisian yang tinggi dan jumlah
banyak (mass product).
b. Standar Engine Lathe ( Mesin Bubut Standar )
Mesin bubut jenis ini, selain dapat memproduksi benda kerja yang lebih
besar,juga lebih panjang.
c. Bench Engine Lathe ( Mesin Bubut Meja )
10
Numerically
Control
Lathe
Engine
CNC
Machine
11
2.4
Diam
c. Spindle ( Spindel )
Spindel
berfungsi
putar
dari
mekanis
yang
akan
menjepit
12
13
h. Apron
Apron melekat pada bagian eretan yang berisi lengan-lengan pengontrol
( gerak makan dan gerak ulir ).
i. Dudukan Pahat ( Tool Post )
Dudukan pahat berfungsi sebagai tempat dudukan pahat bubut, dimana pahat
dipasang pada eretan.
mesin
bubut
yang
menunjang
14
.
Gambar 2.15 chuck Rahang Tiga
2. Chuck Rahang Empat
Chuck jenis ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang permukaannya
rata.
15
16
17
Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada
umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap
pemasangannya pada sumbu utama mesin (main spindle).
19
2.6
Kecepatan Pemakanan
Kecepatan gerak pemakanan adalah kecepatan yang dibutuhkan pahat
untuk bergeser menyayat benda kerja tiap radian per menit. Kecepatan tersebut
dihitung tiap menit. Untuk menghitung kecepatan gerak pemakanan didasarkan
pada gerak makan (f). Gerak makan ini biasanya disediakan dalam daftar
spesifikasi yang dicantumkan pada mesin bubut bersangkutan. Untuk
memperoleh kecepatan gerak pemakanan yang kita inginkan kita bisa mengatur
gerak makan tersebut.untuk menghitung kecepatan gerak pemakanan dapat kita
rumuskan sebagai berikut :
V =f .n
20
b.
Kecepatan Potong
Kecepatan potong merupakan panjang ukuran lilitan pahat terhadap benda
kerja atau dapat juga disamakan dengan panjang total yang terpotong dalam
ukuran meter yang diperkirakan apabila benda kerja berputar selama satu menit.
Sebagai contoh, baja lunak dapat dipotong sepanjang 30 meter tiap menit. Hal ini
berarti spindel mesin perlu berputar supaya ukuran mata lilitan pahat terhadap
benda kerja (panjang total) sepanjang 30 meter dalam waktu putaran satu menit.
Karena ukuran benda kerja berbeda beda, maka kecepatan potong ditentukan
dengan rumus :
V=
.d .n
1000
Kedalaman Pemakanan
ddm
2
21
f .a . v
1000
; mm2
Waktu Pemotongan
Panjang pemesinan tiap kecepatan gerak pemakanan dapat diartikan
sebagai waktu pemotongan,satuan waktu permesinan adalah milimeter ( mm ).
Panjang permesinan sendiri merupakan panjang pemotongan pada benda kerja
ditambah langkah pengawalan di tambah dengan langkah pengakhiran,waktu
pemotongan dapat dirumuskan :
t c=
Vf
Tolereansi
Toleransi merupakan dua batas ukur yang diizinkan pada suatu komponen
23
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam proses pembubutan pada praktikum
ini,yaitu :
Sebuah mesin bubut GDW L2 350
Pahat kanan HSS
Pahat yang digunakan adalah pahat rata kanan HSS (sudut baji 80 ) arah
pemakanan dari kanan ke kiri
Pahat radius
Mistar ingsut
Alat ini digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan diameter benda
kerja.
Kuas
Digunakan untuk membersihkan benda kerja dari geram hasil pembubutan
dan membersihkan mesin bubut setelah selesai proses pembubutan.
Kunci pas 8 mm
Digunakan sebagai pengunci toolpost
24
Lap
Digunakan untuk membersihkan benda kerja dan mesin bubut
Kunci Toolpost
Digunakan sebagai pengunci dan pembuka toolpost dari kedudukannya.
Kunci Cekam
Alat ini digunakan sebagai pengunci dan pembuka cekam yang menjepit
benda kerja.
25
Senter
Digunakan sebagai pensejajar kedudukan mata pahat dan benda kerja agar
posisi benda kerja sejajar/ sesumbu dengan mata pahat.
Kunci L
Digunakan sebagai pengatur atau penyetel ketinggian pahat bubut.
26
Mistar Ukur
Tool post
3.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum mesin bubut ini yaitu sebuah baja
ST 37 berbentuk silindris dengan diameter 1 inchi (25,4 mm) dengan panjang 76
mm
Adapun spesifikasi benda kerja yang digunakan ialah :
27
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1
Prosedur Umum
Pada praktikum mesin bubut ini memiliki beberapa prosedur umum.
Berikut rangkain prosedur umum dalam melakukan pembubutan:
4.1.1
4.
Pasang benda kerja pada cekam dengan bantuan kunci cekam dan
Pilih kecepatan putar spindel yang sesuai dengan benda kerja (lihat tabel)
6.
7.
Tentukan titik datum dengan menyinggung pahat pada benda kerja hingga
28
8.
yang diberikan.
4.1.2
4.2
29
6. Letakkan benda kerja pada cekam dan kunci dengan kunci cekam, setelah itu atur
posisi senter sehingga sejajar dengan mata pahat.
7. Hidupkan mesin dengan menyalakan tombol switchyang berada disamping
tombol switch coolent.
8. Turunkan tuas yang terdapat pada eretan untuk menghidupkan mesin.
9. Nyalakan coolent dengan menekan tombol on/off coolent
10. Tentukan titik datum,sebelum mesin dinyalakan.
11. Lakukan pemotongan sebesar 4 mm, dengan proses pemotongan sebanyak 8
tahap pemotongan yakni satu kali pemotongan sebesar 0,5 mm dengan mengatur
skala yang terdapat pada tuas pemakanan yang terdapat pada eretan sebesar 0,5
mm
12. Setelah pemotongan selesai, matikan spindel dengan mengangkat tuas .Setelah itu
matikan coolent.
13. Periksa benda kerja apakah masih terdapat tonjolan,jika ada lakukan proses
pemotongan hingga permukaan benda kerja rata.
14. Setelah selesai, ukur dimensi benda kerja menggunakan mistar ingsut, apabila
ukuran yang di dapat sudah pas, lanjutkan proses pembubutan ke tahap yanag
berikutnya.
30
4.2.3
toolpost.
Tentukan titik datum.
Lakukan proses dengan menggeser tuas otomatis, pada posisi off.
Nyalakan mesin bubut dengan menekan tuas yang terdapat pada eretan
Lakukan proses pemakanan diameter benda kerja sebesar 2 mm dan
31
3. Gunakan mata pahat radius dengan r = 10 mm, atur posisi pahat sehingga
sejajar dengan senter,pastikan mata pahat tajam,jika belum lakukan
pengasahan menggunakan gerinda.
4. Tentukan titik datum
5. Tandai mata pahat dan benda kerja menggunakan mistar ukur dan pena
dengan panjang 15 mm.
6. Lakukan proses dengan menggeser tuas otomatis pada posisi off.
7. Nyalakan mesin bubut dengan menekan tuas yang terdapat pada eretan.
8. Lakukan proses pemotongan dan pemakanan dengan cara manual dan
perlahan-lahan sehingga mendapatkan ukuran yang diinginkan.
9. Setelah proses pemotongan selesai matikan mesin dan coolent
10. Ukur dimensi benda kerja, apabila ukuran sudah pas lanjutkan pada proses
selanjutnya.
11. Lakukan prosedur umum 4.1.2 setelah proses pembubutan.
32
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
Perhitungan
Dari praktikum tang telah dilakukan, didapatkan data benda kerja sebagai
berikut :
5.1.1
Benda kerja
-
5.1.2
Bahan
n
d0
dm
lt
V
F
= Baja ST 37
= 350 rpm
= 25,4 mm ( 1 inchi )
= 22 mm
= 72 mm
= 25 mm
= 0,5 mm
1. Kedalaman potong
a=
d 0dm
2
25,4 mm22 mm 3,4 mm
=
=1,7 mm
2
2
2. Kecepatan Potong
V=
.d .n
1000
33
3. Kecepatan Makan
Vf = f.n
Vf = 0,5 mm x 350 rpm
= 175 mm/min
4. Waktu Potong
tc=
Vf
72 mm
=0,41 menit
175 mm /min
5.2
Analisa
Pada praktikum dilakukan proses pengerjaan hammer dengan menggunakan
bahan baja ST 37.Selama proses pengerjaan,proses bubut muka dan pengurangan
diameter benda kerja dilakukan dengan putaran secara otmatis kecepatan putaran
sesuai dengan bahan yang digunakan yang dapat dilihat pada tabel kecepatan
potong dan gerak pemakanan untuk proses pemesinan.Sedangkan untuk proses
pengerjaan radius dan fillet dilakukan dengan putaran secara manual, hal ini
disebabkan dala pembuatan radius dan fillet di butuhkan keteltian yang sangat
tinggi.
Selama proses praktikum, ada beberapa fenomena-fenomena yang terjadi
antara lain :
1. Saat melakukan proses bubut muka, terjadinya ketidakrataan pada benda
kerja seperti timbulnya sisa dari benda yang tidak terpotong oleh pahat.Hal
ini disebabkan oleh penyetingan posisi pahat yang tidak tepat .Untuk
mengatasi hal seperti inidapat dilakukan penyetingan posisi mata pahat agar
sesunmbu dengan benda kerja dengan menggunakan senter.
34
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Dari praktikum mesin bubut yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa mesin bubut merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
dan menyayat benda kerja yang berputar.Pada mesin bubut terdapat dua gerak
mata pahat yaitu gerak potong yang merupakan pergerakan mata pahat mengarah
pada titik sumbu benda kerja sedangkan gerak makan merupakan pergerakan
mata pahat sejajar terhadap garis sumbu benda kerja.Pada mesin bubut terdapat 4
bagian utama yaitu kepala tetap, kepala lepas, eretan dan bed mesin.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil benda kerja yang telah
dilakukan proses pembubutan di antaranya
a. Posisi ssenter yang tidak sejajar dengan mata pahat.
b.
Kecepatan pemakanan dan pemotongan yang berbeda-beda.
c. Ketelitian dalam penentuan titik datum.
d. Pemberian coolant
e. Ketajaman dari mata pahat yang digunakan
Maka dalam proses pembubutan, diperlukan ketelitian yang sangat tinggi
sehingga benda kerja yang dihasilka berkualitas, dengan melakukan proses
pembubutan sesuai prosedur yang telah ditentukan .Kemudian dalam proses
pembubutan kita perlu memperhatikan peralatan safety, karena selain hasil yang
berkualitas yang diperlukan disini juga ialah faktor keselamatan kerja.
6.2
Saran
Dalam praktikum mesin bubut ini, saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Sebelum melakukan pratikum perhatikan peralatan safety, karena keselamatan
merupakan hal utama.
2. Berikan petunjuk terhadap praktikan bahaya apa saja yang mungkin dapat terjadi
pada proses pembubutan dan cara mengatasinya.
3. Penjelasn tentang pengenalan mesin bubut beserta alat-alat kelengkapannya
jangan terlalu cepat supaya praktikan mengerti dengan bai dan benar.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
38
Tabel 6.2
39
45
70
110
175
280
400
630
1000
90
140
220
350
560
800
1260
2000
II
Sifat yang
diberi
40
Lambang
toleransi
Kelurusan
Kedataran
Elemen
tunggal
Elemen
tunggal
atau yang
berhubung
an
Kebulatan
Toleransi
bentuk
Kesilindrisan
Profil garis
Profil
permukaan
Kesejajaran
Toleransi
orientasi
Ketegak
lurusan
Ketirusan
Elemen
yang
berhubung
an
Posisi
Toleransi
lokasi
Konsentrisit
as dan
koaksialitas
Kesimetrisa
n
Toleransi
putar
Putar
tunggal
Putar total
41
Bahan
Kasar
Halus
Gurdi
Freis
Ketam
HSS
V
f
15-30
0,3-0,5
30-50
0,15-0,3
15-25
0,1-0,6
20 -40
25-250
10-20
0,3-6
Karbida
V
f
40-80
0,3-3
80-120
0,15-0,3
0,1-0,6
-
HSS
V
f
10-30
0,3-5
30-50
0,15-0,3
20-30
0,05-0,1
15-30
25-250
10-15
0,3-6
Karbida
V
f
30-80
0,3-3
80-120
0,15-0,3
0,1-0,6
-
HSS
V
f
25-60
0,3-5
60-100
0,15-0,3
25-35
0,1-0,5
20-50
30-300
15-30
0,3-6
Karbida
V
f
70-90
0,3-3
110-180
0,13-0,3
HSS
V
f
20-40
0,3-5
40-70
0,15-0,3
25-35
0,1-0,5
15-35
30-300
10-20
0,3-6
Karbida
V
f
30-80
0,3-3
100-160
0,15-0,3
HSS
V
f
10-30
0,5-5
30-50
0,15-0,3
20-35
0,1-0,4
10-20
30-300
10-15
0,3-6
Karbida
V
f
30-50
0,3-3
80-120
0,13-0,3
HSS
V
f
30-90
0,3-5
120-160
0,15-0,3
50-70
0,15-0,6
20-60
30-300
15-60
0,2-5
Karbida
V
f
70-220
0,3-3
220-240
0,15-0,3
Besi
tuang
Baja tuang
Mesin bubut
Pahat
ST 37
ST 50
Perunggu
ST 70
42
Tabel 6.5
K1E
0,017
12E
0,069
K2C
0,171
G1A
0,439
H1E
0,021
G2E
0,069
HB
0,192
12B
0,480
HE
0,024
H1C
0,082
H2C
0,206
G2B
0,548
G1E
0,027
K2D
0,086
G1B
0,219
K2A
0,685
K1D
0,034
HC
0,096
12C
0,240
H2A
0,822
H1D
0,041
H2D
0,103
K1A
0,274
12A
0,959
K2E
0,043
G1C
0,110
H1A
0,329
G2A
1,096
HD
0,048
12D
0,120
K2B
0,343
H2E
0,051
G2D
0,137
HA
0,384
C1D
0,055
H1B
0,164
H2B
0,411
43