Makalah Klamidia
Makalah Klamidia
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas kami ucapkan kepada
Allah SWT, yang karena bimbingannyalah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
PENYAKIT INFEKSI KLAMIDIA .
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PATOLOGI UMUM di program
studi kesehatan masyarakat di STIKES MERANGIN . Selanjutnya kami
mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi kami( anggota kelompok) dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
ii
iii
II.1. ETIOLOGI(PENYEBAB)......................................................................
.........................
.........................................................................................
III.1. KESIMPULAN
11
...........................................................................
11
.......................................................................................
11
13
III.2. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
ii
Inklusi
(BI).
Chlamydia
membelah
secara benary
fision dalam
badan
iii
2. C.
trachomatis,
termasuk
serotipe
yang
menyebabkan
trachoma,infeksi
alat
kelamin , Chlamydia conjunctivitis dan pneumonia anak dan serotipe lain yang
menyebabkan Lymphogranuloma venereum
3. C.
pneumoniae,
penyebab
penyakit
saluran
pernapasan
termasuk
pneumonia
iv
vi
BAB II.
PEMBAHASAN
II.1.ETIOLOGI (PENYEBAB)
a. PENYEBAB PENYAKIT
Chlamydia trachomatis, imunotipe D sampai dengan K, ditemukan pada 35 50 % dari kasus
uretritis non gonokokus di AS.
b. JENIS PENYAKIT , PENYEBARAN , dan PENULARAN
Infeksi pada Pria
1. Uretritis
Infeksi di uretra merupakan manifestasi primer infeksi chlamydia. Masa inkubasi
untuk uretritis yang disebabkan oleh C. trachomatis bervariasi dari sekitar 1 3 minggu.
Pasien dengan chlamydia, uretritis mengeluh adanya duh tubuh yang jernih dan nyeri pada
waktu buang air kecil (dysuria). Infeksi uretra oleh karena chlamydia ini dapat juga terjadi
asimtomatik.
Diagnosis uretritis pada pria dapat ditegakkan dengan pemeriksaan pewarnaan Gram
atau biru methylene dari sedian apus uretra. Bila jumlah lekosit PMN melebihi 5 pada
pembesaran 1000 x merupakan indikasi uretritis. Perlu diketahui bahwa sampai 25% pria
yang menderita gonore, diserta infeksi chlamydia. Bila uretritis karena chlamydia tidak
diobati sempurna, infeksi dapat menjalar ke uretra posterio dan menyebabkan epididimitis
dan mungkin prostatitis.
2. Proktitis
C. trachomatis dapat menyebabkan proktitis terutama pada pria homoseks. Keluhan
penderita ringan dimana dapat ditemukan cairan mukus dari rektum dan tanda-tanda iritasi,
berupa nyeri pada rektum dan perdarahan
a. Epididimitis
Sering kali disebabkan oleh C. trachomatis, yang dapat diisolasi dari uretra atau dari
aspirasi
epididimis.
Dari
hasil
penelitian
terakhir
mengatakan
bahwa C.
trachomatis merupakan penyebab utama epididimitis pada pria kurang dari 35 tahun (sekitar
70
-90%). Secara
klinis,
chlamydial
epididimitis
dijumpai
berupa
nyeri
dan
Prostatitis
Setengah dari pria dengan prostatitis, sebelumnya dimulai dengan gonore atau uretritis
non gonore. InfeksiC. trachomatis pada prostat dan epididimis pada umumnya merupakan
penyebab infertilitas pada pria.
c.
Sindroma Reiter
Suatu sindroma yang terdiri dari tiga gejala yaitu: artritis, uretritis dan konjungtivitis,
yang dikaitkan dengan infeksi genital oleh C. trachomatis. Hal ini disokong dengan
ditemukannya Badan Elementer dari C. trachomatis pada sendi penderita dengan
menggunakan teknik Direct Immunofluerescence.
Infeksi pada Wanita Sekitar setengah dari wanita dengan infeksi C. trachomatis di
daerah genital ditandai dengan bertambahnya duh tubuh vagina dan atau nyeri pada waktu
buang air kecil, sedangkan yang lainnya tidak ada keluhan yang jelas. Pada penyelidikan
pada wanita usia reproduktif yang datang ke klinik dengan gejala-gejala infeksi traktus
urinarius 10 % ditemukan carier C. trachomatis.
Faktor resiko infeksi C. trachomatis pada wanita adalah :
- Usia muda, kurang dari 25 tahun
- Mitra seksual dengan uretritis
- Multi mitra seksual
- Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
- Adanya sekret endoserviks yang mukopurulen
- Memakai kontrasepsi non barier atau tanpa kontrasepsi
2
d.
Servisitis
Chlamydia trachomatis menyerang epitel silindris mukosa serviks. Tidak ada gejala-
gejala yang khas membedakan servisitis karena C. trachomatis dan servisitis karena
organisme lain. Pada pemeriksaan dijumpai duh tubuh yang mukopurulen dan serviks yang
ektopi.
Pada penelitian yang menghubungkan servisitis dengan ektopi serviks, prevalerisi
servisitis yang disebabkan C. trachomatis lebih banyak ditemukan pada penderita yang
menunjukkan ektopi serviks dibandingkan yang tidak ektopi. Penggunaan kontrasepsi oral
dapat menambah resiko infeksi Chlamydia trachomatis pada serviks, oleh karena kontrasepsi
oral dapat menyebabkan ektopi serviks.
e.
Endometritis
Servisitis oleh karena infeksi C. trachomatis dapat meluas ke endometrium sehingga
terjadi endometritis. Tanda dari endometritis antara lain menorrhagia dan nyeri panggul yang
ringan. Pada pemeriksaan laboratorium, chlamydia dapat ditemukan pada aspirat
endometrium.
f.
Salfingitis (PID)
Salfingitis terjadi oleh karena penjalaran infeksi secara ascenden sehingga infeksi
sampai ke tuba dan menyebabkan kerusakan pada tuba (terjadi tuba scarring). Hal ini dapat
menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik. Wanita dengan PID, lebih separuh
disebabkan oleh chlamydia, umumnya mengeluh rasa tidak enak terus di perut bawah. Itu
lantaran infeksi menyebar ke rahim, saluran telur, indung telur, bahkan sampai ke leher rahim
juga.
g.
kemudian parakolikal menuju ke diafragma kanan. Beberapa dari penyebaran ini menyerang
permukaan anterior liver dan peritoneum yang berdekan sehingga menimbulkan perihepatitis.
Parenchym hati tidak diserang sehingga tes fungsi hati biasanya normal.
3.
Gejala
3
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah terinfeksi. Pada penis
atau vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah
menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan
oleh penderitanya. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah satu
atau kedua selangkangan. Kulit diatasnya tampak merah dan teraba hangat, dan jika tidak
diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening
tersebut.Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik; tetapi
biasanya meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam,
tidak enak badan, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung
dan infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya nanah bercampur darah. Akibat penyakit
yang berulang dan berlangsung lama, maka pembuluh getah bening bisa mengalami
penyumbatan, sehingga terjadi pembengkakan jaringan. Infeksi rektum bisa menyebabkan
pembentukan jaringan parut yang selanjutnya mengakibatkan penyempitan rektum.
II.2.PATOFISIOLOGI
I1.2.1. AGENT
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat
ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang
tertulari akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis).
I1.2.2. HOST
4
Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya termasuk burung dan arthropoda
yang menjadi tempat terjadi proses alamiah perkembangan penyakit.Host penyakit klamidia
adalah anak usia muda(remaja) yang bisa menyerang laki-laki ataupun pada perempuan yang
kebiasaan hidup atau kehidupan sosialnya selalu berganti-ganti pasangan yang dapat
menyebabkan tertularnya penyakit kelamin tersebut.sehingga agent bertahan hidup pada host
yang rentan tertular penyakit tersebut.
I1.2.3. ENVIRONTMENT
Lingkungan social sangat berpengaruh pada terjadinya penyakit klamidia, perubahan
demografik seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi, pergerakan masyarakat
yang meningkat akibat perkerjaan ataupun pariwisata dan kemajuan sosial ekonomi. Akibat
perubahan-perubahan demografik tersebut maka terjadi pergeseran pada nilai moral dan
agama pada masyarakat.selain itu,budaya juga dapat berpengaruh pada terjadinya penularan
penyakit kelamin. Salah satu budaya bebas yang salah dianut dan salah diartikan adalah
budaya seks bebas.
II.2.4. TRANSMISI PENYAKIT KLAMIDIA
Klamidia merupakan salah satu jenis penyakit yang ditimbulkan akibat perilaku seks
bebas sehingga penularannya sangat mudah untuk dilakukan lewat hubungan seksual Seperti
vagina,oral dan anal.
Penyakit klamidia tidak memandang gender, penyakit klamidia ini bisa menyerang
pria juga wanita. penyakit klamidia bisa menyebabkan gangguan pada saluran air seni, leher
rahim, jalur pelepasan dubur, tenggorokan, dan mata. Penyakit klamidia akan menunjukkan
reaksinya sekitar 2-14 hari setelah terinfeksi. Pada wanita reaksi yang umum terjadi adalah
kejang pada perut bagian bawah, perubahan jadwal haid, juga sakit saau buang air kceil.
Penderita bisa mengidap penyakit ini selama berbulan-bulan bahkan tahunan tanpa pernah
tahu mengidap penyakit berbahaya ini. Penyakit ini bisa menyerang baik laki-laki maupun
perempuan semua usia, terutama dewasa muda.
penting, biasanya memerlukan terapi rawat inap. Perihepatitis adalah komplikasi yang
jarang pada infeksi klamidia.
II.3.PENATALAKSANAAN PENYAKIT
1) PENGOBATAN
Untuk pengobatan dapat diberikan:
1. Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibodi pilihan yang sudah digunakan sejak lama untuk infeksi
genitalia yang disebabkan oleh C.trachomatis. Dapat diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/h
selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama 14 hari. Analog dari tetrasiklin seperti doksisiklin
dapat diberikan dengan dosis 2 x l00 mg/h selama 7 hari. Obat ini yang paling banyak
dianjurkan dan merupakan drug of choice karena cara pemakaiannya yang lebih mudah dan
dosisnya lebih kecil. 9,11
2. Azithromisin
Azithromisin merupakan suatu terobosan baru dalam pengobatan masa sekarang.
Diberikan dengan dosis tunggal l gram sekali minum.
Regimen alternatif dapat diberikan:
- Erythromycin 4 x 500 mg/hari selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama l4 hari.
- Ofloxacin 2 x 300 mg/hari selama 7 hari.
Regimen untuk wanita hamil:
- Erythromycin base 4 x 500 mg/hari selama 7 hari.
Terapi yang biasanya digunakan adalah:
- Antibiotika, minum obat secara teratur
- Partner seksualnya juga harus diobati
7
Obat-obat antibiotic :
Doksisiklin 2 x 100mg selama 1 minggu atau lebih.
Tetrasiklin 4 x 500 selama 1 minggu atau lebih.
Eritromisin 4 x 500mg selama 1 minggu atau lebih.
Azitromisin 1 gram dosis tunggal.
2) PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit klamidia menurut WHO:
a) Pencegahan
1). Penyuluhan kesehatan dan pendidikan seks : sama seperti sifilis (lihat Sifilis,
9A)
pada
instansi
kesehatan
setempat;
laporan
kasus
wajib
dilakukan dibanyak negara bagian di AS, Kelas 2B (lihat Tentang pelaporan penyakit
menular).
2). Isolasi : tindakan kewaspadaan universal, bisa diterapkan untuk pasien rumah sakit.
Pemberian terapi antibiotika yang tepat menjamin discharge tidak infektif; penderita
sebaiknya menghindari hubungan seksual hingga kasus indeks, penderita atau
pasangannya telah selesai diberi pengobatan yang lengkap.
3). Disinfeksi serentak :
2.
3.
4.
Cek kesehatan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan(over tbehaviot).untuk
terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi
yang memungkinkan antara lain:fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau,faktor
dukungan (support) dari pihak lain misalnya tokoh masyarakat. petugas kesehatan sangat
penting untuk mendukung praktek pencegahan penyakit menular seksual.
Praktek pencegahan penyakit menular seksual antara lain:
1. Pencegahan primer meliputi :
a.
Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal,anal dan oral dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan.
d. Segera memeriksakan diri serta melakukan konseling kedokter atau petugas kesehtan
apabila mengalami tanda dan gejala penyakit menular seksual meliputi:rasa sakit atau
nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual ,rasa nyeri pada perut bagian
bawah.Pengeluaran
lendir
pada
vagina/alat
kelamin,keputihan
berwarna
putih
susu,bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin tau
sekitarnya,keputihan yang berbusa,kehijauan,berbau busuk,dan gatal,timbul bercakbercak darah setelah berhubungan seks bintil-bintil berisi cairan,lecet atau borok pada
alat kelamin.
2. Pencegahan sekunder,meliputi:
a. Adanya siraman rohani yang dilakukan di lokalisasi.
b. Peningkatan pengetahuan tentang penyakit menular seksual meliputi penyuluhan dari
dinas kesehatan.
3. Pencegahan tersier meliputi:
a. Adanya peraturan dari pemerintah tentang larangan prostitusi.
b. Adanya usaha rehabilitasi dengan pelatihan keterampilan pada wanita pekerja seksual
yang meninggalkan pekerjaan sebagai pekerja seksual.
BAB III
PENUTUP
III.1.
KESIMPULAN
10
conjunctivitis dan
pneumonia
anak
dan
serotipe
lain
yang
pernapasan
termasuk
pneumonia
pneumoniae,
penyebab
penyakit
saluran
III.2.
SARAN
sebagai seorang kesehatan masyarakat,dalam menyikapi kasus seperti ini,kita harus
memberikan masukan atau penyuluhan kepada mereka yang telah terinfeksi penyakit menular
tersebut.kita tidak perlu menjauhi mereka.yang seharusnya kita lakukan adalah memberi
dukungan moral dan pendidikan kesehatan serta penyuluhan kepada mereka karena penyakit
klamidia ini masih bisa diobati.selain itu,memberikan penyuluhan juga kepada para remaja
tentang pentingnya menjaga organ reproduksi serta dampak dan bahaya nya jika melakukan
seks bebas, selain itu,untuk diri sendiri atau untuk individu,harus berhati-hati lagi dalam
menghadapi kemajuan budaya,modernisasi yang terus berkembang serta teknologi sekarang
yang jelas lebih mempermudah dalam hal seks bebas.dan sebaiknya hindari untuk
11
berganti ganti pasangan karena penyakit infeksi menular seksual lebih mudah penularannya
melalui hubungan seksual.
DAFTAR PUSTAKA
1.)www.who.int/entity/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.pdf
12
2.)whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241562846_ind.pdf
3.)whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241545453_ind.pdf
4).www.who.int/bulletin/archives/79(2)118.pdf
5.)Harris JRW, Foster SM., 1991, Genital Chlamydial Infection; Clinical Aspects,
Diagnosis, Treatment and Prevention. In: Sexually Transmitted Diseases and AIDS, 219,
Churcill Livingstone, New York.
6).Kartono.Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan;Jakarta;
1998.
7.)Hutapea NO, Tarigan J., 1992, Infeksi Chlamydia di antara Mitra Seksual: Kumpulan
Makalah Ilmiah Konas VII PERDOSKI, 171, Bukit Tinggi.
8.) Centers for Disease Control and Prevention 1600 Clifton Rd. Atlanta, GA 30333, USA.
9.) Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveillance,
2009. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services; 2010.
10.) U.S. Department of Health & Human Services - 200 Independence Avenue, S.W. Washington, D.C. 2001.
11.) World Bank. World Development report: Investing in Health.Washington, 1993.
12.) Anonim, 2004, Klamidia, http://www.pppl.depkes.go.id, diakses tanggal 20 Oktober
2011.
13.)World Health Organization 2001.This document is not a formal publication of the World
Health Organisation (WHO), and all rights are reserved by the Organisation. The
document may, however, be freely reviewed, abstracted, reproduced or translated, in part
or in whole, but not for sale or for use in conjunction with commercial purposes. The
views expressed in documents by named authors are solely the responsibility of those
authors. Design by RSdeSigns.com.
13