Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN PREPARAT SQUASH

A. TUJUAN
1. Membuat preparat untuk mengamati pembelahan mitosis pada akarbawang Allium
cepa.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Ujung akar Allium cepa (bawang merah)
2. HCL 1 M
3. Acetocarmin
4. Peralatan gelas
5. Gelas benda dan penutupnya
6. Mikroskop
C. CARA KERJA

Memotong akar Allium cepa sepanjang 1 cm.

Melakukan fiksasi dengan memakai larutan alcohol absolut dan asam asetat
glasial (3:1) selama 24 jam, kemudian mencucinya dengan air 3 kali.
Merendam objek ke dalam larutan HCL dalam tabung reaksi, lalu menutup
dengan kapas/ kassa dan melakukan pemanasan dengan aquadest selama 8
menit, dan dicuci sebanyak 3 kali.
Merendam objek ke dalam acetocarmin 4 % selama 3 menit dan mencucinya 3 kali.

Mengamati di bawah mikroskop

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil
KELOMPOK

WAKTU
PEMOTONGAN (WIB)

HASIL

14.15

14.00

Interfase, profase

Profase
3

15.00

08.00

,Telofase, anaphase

Profase

Profase
5

16.00
Anaphase
Profase
interfas
e

metaphase
telofase
6

14.00

Profase
b. Pembahasan
Praktikum yang berjudul pembuatan preparat squash ini bertujuan untuk
mengamati pembelahan mitosis pada akar Bawang Merah Allium cepa. Percobaan ini
menggunakan bawang merah karena merupakan salah satu tanaman yang mudah

diamati tahapan mitosisnya karena bias langsung diamati dengan bantuan mikroskop
dan tahapan pembelahan selnya dapat terlihat jelas. Bagian yang akan diamati adalah
ujung akar karena ujung akar merupakan bagian meristem yang masih berkembang
dengan baik sehingga masih mudah untuk diamati.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengecambahkan akar Bawang
Merah Allium cepa. Penumbuhan akar dilakukan di dalam gelas plastic yang berisi air
dengan menusuk bagian tengah bawang merah secara horizontal sedemikian rupa
sehingga hanya bagian akarnya saja yang menyentuh air dan ditunggu selama kurang
lebih 1 minggu dengan asumsi bahwa akar bawang sudah muncul.
Setelah selama kurang lebih 1 minggu, akar Bawang Merah Allium cepa telah
muncul. Kamipun mengambil akar Bawang Merah Allium cepa. Selanjutnya
memotong akar Bawang Merah Allium cepa dengan panjang 1 cm.
Potongan-potongan akar Bawang Merah Allium cepa kemudian difiksasi
dengan larutan alcohol absolute dan asam asetat glacial dengan perbandingan 3 : 1.
Fiksasi ini dimaksudkan agar kondisi fisiologis potongan akar Bawang Merah Allium
cepa stabil untuk jangka waktu tertentu sama dengan kondisi saat dipotong.
selanjutnya potongan akar Bawang Merah Allium cepa dicuci menggunakan air
sebanyak 3 kali pencucian. Hal ini dimaksudkan supaya potongan akar Bawang
Merah Allium cepa bersih dari bahan fiksatif. Pencucian menggunakan air
dikarenakan bahan fiksatif yaitu alkohol absolut dan asam asetat glacial larut dalam
air. Potongan akar dimasukkan ke dalam 1 ml HCl yang ada dalam botol vlacon
sampai terendam. Kemudian ditutup dengan kapas dan dipanaskan dalam penangas
air selama 8 menit dengan suhu 50-60 C. Fungsi HCl yaitu untuk melunakkan sel
agar mudah disquash saat pembuatan preparat nantinya. HCl akan melarutkan pectin
maupun selulose yang ada pada dinding sel sehingga sel menjadi lunak. Sedangkan
fungsi pemanasan yaitu untuk mempercepat reaksi pelunakan sel dimana suhu yang
digunakan selama pemanasan yakni berkisar antara 50-60C yang merupakan suhu
optimal terjadinya reaksi. Jika lebih dari 60C maka akan terjadi kerusakan
komponen sel sedangkan bila di bawah 50C maka reaksi berjalan lambat.
Selanjutnya kami mencuci potongan akar sesudah dipanaskan sebanyak 3 kali
pencucian. Selain itu, pencucian dimaksudkan agar dalam langkah selanjutnya dalam

pewarnaan lebih sempurna. Langkah berikutnya yaitu mewarnai potongan akar yang
telah dicuci dengan acetocarmin. Pewarnaan dimaksudkan agar sel-sel yang akan
diamati terlihat karena jika tidak diwarnai maka akan transparan sehingga sulit
diamati di bawah mikroskop. Perendaman menggunakan asetocarmin selama 3 menit
dimaksudkan agar proses pewarnaan berjalan sempurna. Penggunaan bahan pewarna
acetocarmin supaya dapat memberi warna pada benang-benang kromatin. Hal ini
berhubungan dengan tujuan pembuatan preparat yaitu untuk mengamati pembelahan
mitosis yang terjadi pada ujung akar Bawang Merah Allium cepa. Dengan adanya
pewarnaan menggunakan acetocarmin, bagian ujung akar yang aktif membelah akan
berwarna lebih tua dibandingkan sel-sel yang telah terdiferensiasi. Kemudian kami
mencuci potongan akar yang telah diwarnai dengan acetocarmin dengan
menggunakan air sebanyak 3 kali pencucian. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kepekatan bahan pewarna sehingga pada bagian ujung akar yang akan diamati dapat
terlihat, yakni tidak terlalu pekat karena warna merah dari acetocarmin dan tidak
terlalu transparan. Selanjutnya, ujung akar yang berwarna merah tua dipotong karena
pada bagian inilah terdapat sel-sel yang aktif membelah. Karena aktivitas
pembelahannya maka banyak benang-benang kromatin yang terwarnai oleh
acetocarmin. Bagian ujung akar yang berwarna hitam ini diletakkan pada gelas benda
kemudian ditutup dengan gelas penutup. Langkah terakhir adalah menekan gelas
penutup dengan kuku agar diperoleh lapisan tipis yang mudah untuk diamati di bawah
mikroskop.
Pengamatan kali ini kami tidak dapat melihat kromosom yang terdapat pada
inti sel, hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang kami gunakan. Kelebihan dari
metode squash ini yaitu dapat melihat tahap pembelahan mitosis pada tumbuhan dan
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, tapi dibalik kelebihan terdapat pula
kekurangan menggunakan metode squash yaitu alat serta bahan yang kurang lengkap
sehingga tidak dapat membuat preparat secara maksimal.
Dari hasil pengamatan yang kelompok kami lakukan dengan waktu
pemotongan akar pukul 16.00 WIB. Terlihat beberapa proses yang teramati yaitu
profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Hasil yang didapatkan merupakan yang
paling lengkap proses mitosis. Perbedaan jam pemotongan mempengaruhi hasil

preparat yang didapatkan karena mungkin tahap mitosis yang optimal setiap
tumbuhan bawang merah berbeda.

E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yaitu Metode yang digunakan
untuk membuat preparat ujung akar Bawang Merah Allium cepa yakni metode
squash. Metode ini merupakan metode penekanan pada preparat ujung akar sehingga

diperoleh lapisan tipis preparat yang memudahkan untuk diamati di bawah


mikroskop. Dan diketahui bahwa ada 4 tahapan pada pembelahan mitosis yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase.

F. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece J.B., Michael L.,C., 2008. Biologi jilid 1 edisi kelima. Erlangga:
Jakarta.

Ernawiati, E., 2007, Efek Antimitosis Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa superb
Linn.) terhadap Pembelahan Sel Akar Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum
L.), Jurnal Sains MIPA, 13 (1) : 35-38.
Suryo. 2001. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai