ISOAMIL ASETAT
1. Tujuan Percobaan
1.1.
Melakukan sintesis isoamil asetat dari isoamil alkohol dan asam asetat glasial
1.2.
Menjelaskan prinsip esterifikasi
1.3.
Menjelaskan prinsip pemisahan destilasi sederhana
2. Tinjauan Pustaka
Ester adalah senyawa yang luas tersebar di alam. Strukturnya secara umum:
O
R-C-OR
Ester dalam bentuk yang sederhana cenderung menghasilkan bau wangi
(seperti buah-buahan). Dalam beberapa kasus, karakterisasi rasa dan bau (wewangian)
dari bunga dan buah terdapat senyawa dengan gugus fungsional ester. Kualitas
organoleptis (bau dan aroma) dari buah dan bunga jarang ditemukan dalam single
ester, tetapi dalam campuran kompleks dimana single ester lebih dominan. Beberapa
prinsip rasa/aroma dapat dilihat pada tabel.1. Ester sering digunakan sebagai aditif
untuk meningkatkan bau dan rasa baik pada minuman maupun makanan. Misalnya
rasa/bau yang tidak terjadi secara alami adalah juicy fruit yaitu iso pentenil asetat.
Instan agar-agar (pudding) dengan bau rum yang tercium seperti alkoholis.
Sebenarnya bau tersebut diduplikatkan oleh penambahan campuran, dengan
komponen lain, diantaranya adalah etil fomat dan isobutyl proionate. Bau dan rasa
alami secara nyata tidak dapat diduplikatkan, karena pasti berbeda.Sifat-sifat ester
adalah:
Ester suku rendah (dengan jumlah atom C sedikit) merupakan senyawa yang
mudah menguap dan memberikan bau yang sedap (harum), semakin banyak atom
karbonnya, semakin tinggi titik didihnya ester suku tinggi sukar larut dalam air, tetapi
mudah larut dalam ester/CS2. Beberapa ester yang penting dan kegunaannya adalah:
ester sebagai zat cita rasa (zat pemberi aroma).
Beberapa ester dari asam karboksilat suku rendah umumnya diberi aroma
sedap (harum). Oleh karena itu, umumnya ester digunakan sebagai zat tambahan
(aditif) pada makanan/minuman yang akan memberi aroma tertentu pada makanan.
Ester-ester tersebut umumnya akan memberi aroma buah, misalnya: etil butirat
memberi aroma nanas, oktil asetat aroma jeruk amil asetat aroma pisang, amil valerat
aroma apel.
Tabel III.1 : Rasa / Aroma dan Wewangian Ester
O
CH3
CH3-C-OCH2CH2CH
CH3CH2CH2-C-OCH2CH3
CH3
Isoamil Asetat ( pisang)
O
CH3
CH3CH2-C-OCH2CH
CH3
Isobutil Propionat ( rum)
NH2
O
C-OCH3
Metil Anthranilat ( anggur)
CH3
CH3C-OH+CH-CH2 CH2 OH
CH3
Asam Asetat
Isoamil Alkohol
CH3
CH3C-O-CH2 CH2-CH+H2O
CH3
Isoamil Asetat
Asam asetat mudah dipisahkan dari campuran reaksi dalam cara kerja isolasi asam
asetat ekses dan sisa isoamil alkohol dipisahkan dengan ekstraksi dengan larutan natrium
bikarbonat. Ester kemudian dimurnikan dengan destilasi. Penggunaan isoamil asetat:
-
menjadi bicnat, juga baking soda (soda kue), NaHCO 3 berbentuk kristal putih yang larut
dalam air, yang banyak dipergunakan didalam industri makanan /biskuit, pengolahan kulit,
farmasi, tekstil, kosmetika, pembuatan pasta gigi, pembuatan permen, dan industri pembuatan
batik. Pada skala industri, natrium bikarbonat dapat diproduksi melalui reaksi antara natrium
karbonat, air, dan gas karbon dioksidasi.
Na2CO3+H2O+CO2
2NaHCO3
Natrium Bikarbonat dapat pula dihasilkan dari reaksi antar natrium klorida (NaCl),
Ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2). Namun, sebagian besar produsen, natrium
bikarbonat lebih banyak menggunakan reaksi pertama untuk menghasilkan natrium
bikarbonat.
Asam Asetat:
Asam asetat, asam etanoat, asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat merupakan salah
satu asam karboksilat paling sederhana setelah asam format.
3. Alat Dan Bahan
Alat
Bahan
Isoamil alkohol
Asam sulfat pekat
18 ml
4 ml
4.
Gelas kimia
Pengaduk kaca
Erlenmeyer
Termometer
Corong Buchner
Kertas saring
Pipet tetes
Gelas ukur
Pipet ukur
Ball filler
Spatula
Statif + klem
Oil bath
24 ml
100 ml
Skema Kerja
A. Pembuatan Isoamil Asetat
18 ml isoamil alkohol
refluks 1jam
campuran
didinginkan
Campuran panas
Campuran dingin dalam corong pemisah
campuran
55 ml air dingin
Campuran
gojok sampai homogen
Larutan organik larutan atas
pisah lapisan teratas dan terbawah
30 mllar NaHCO35%
30 ml NaHCO3
25 ml air dingin
Gojlok
Isoamil
asetat
+ 2 gr MgSO4
Saring
dan
destilasi
kemas dalam botol
Isoamil asetat murni
Isoamil asetat dalam botol
5. Data Pengamatan
Cara Kerja
1. 180 ml Isoamil Alkohol+24 ml Asam asetat
glasial
2. Campuran+4ml asam sulfat pekat lalu
masukkan dalam labu alas bulat 100 ml
3. Campuran ditambahkan batu didih lalu
direfluk selama 1 jam pada 900C
4. Campuran hasil refluk didinginkan lalu
dipindahkan kedalam corong pemisah
kemudian ditambahkan 55 ml air dingin dan
guncangkan
5. Lapisan bawah dipisahkan dengan lapisan
atas
6. Campuran lapisan organik + 30 ml dari 5%
NaHCO3lalu dikocok sambil sesekali dibuka,
akan terbentuk 2 lapisan. Buang lapisan
Pengamatan
Larutan berwarna jernih
Larutan menjadi kuning cerah
Larutan berubah menjadi coklat kehitaman
Mulai tercium aroma pisang dan terbentuk
2 lapisan, atas berwarna coklat, bawah
keruh
Lapisan berwarna coklat
a. Banyak gas CO2 yang dihasilkan
b. Sedikit gas CO2 yang dihasilkan
c. Sangat sedikit gas CO2 yang
dihasilkan
ditambahkan MgSO4 sebagai drying agent. MgSO4 anhidrat cukup efektif digunakan,
sehingga isoamil asetat yang dihasilkan bebas dari air. Setelah ditambahMgSO 4
anhidrat sebanyak 2 gram akan terbentuk endapan MgSO 4. Saring untuk mendapatkan
filtrat isoamil asetat. Proses terakhir adalah melakukan destilasi isoamil asetat dengan
tujuan memurnikan isoamil asetat. Pada 20 menit pertama, telah tercapai titik didih
isoamil asetat, yaitu pada 1200C, dan larutan menjadi bening. pada hasil akhir, didapat
isoamil asetat sebanyak 14,52 gram, dengan rendemen 39,46 %
Rendemen
Massa jenis isoamil asetat 0.876 gr/cm3
Massa isoamil asetat 14.52 gr
Volume didapat
V=
m
v
14.52 gr
0.876 gr /cm 3
= 16.575 cm3
Rendemen isoamil asetat =
x100 %
= 39.46 %
7. Simpulan dan Saran
7.1.
Simpulan
a. Didapat isoamil asetat sebanyak 14.52 gram dari isoamil alkohol 18 ml asam
asetat glasial 24 ml
b. Rendemen sebanyak 39.46 %
7.2. Saran
a. Pastikan destilasi telah sempurna agar didapat hasil yang maksimal, dalam basis
yang sama dengan praktikum, lakukan destilasi lebih dari 20 menit.
b. Tambahkan lebih banyak NaHCO3 agar proses lebih maksimal
8. Daftar Pustaka
Anwar.C.Purnomo.B pranowo .HD. wahyuinsih, t.d.1994.
Pengantar