Anda di halaman 1dari 27

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI

Jakarta, 15-16 Juni 2010

APLIKASI ISOTOP DAN RADIASI DALAM PEMBUATAN DAN


PENGEMBANGAN BAHAN BIOMATERIAL UNTUK KEPERLUAN KLINIS
Darmawan Darwis dan Basril Abbas
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN

ABSTRAK
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) - BATAN telah melakukan penelitian dan
pengembangan bahan biomaterial untuk keperluan klinis dengan menggunakan teknik radiasi gamma yang
berasal dari radioisotop kobalt-60 dan radiasi berkas elektron. Beberapa bahan biomaterial seperti allograft
dan xeno graft steril iradiasi telah dimanfaatkan sebagai tulang pengisi (bone filler) pada kasus-kasus defek
tulang dibidang periodontal dan sebagai implan ocular untuk pengganti kerusakan bola mata. Hidrogel hasil
sintesis dari polimer hidrofilik berbasis PVP dengan iradiasi gamma telah dikembangkan sebagai pembalut
luka dan plester penurun demam. Membran selulosa biodegradable/bioresorbable hasil iradiasi juga telah
dikembangkan untuk digunakan di bidang periodontal seperti membran guided bone regerneration (GBR)
dan guided tissue regeneration (GTR); dan rekayasa jaringan (tissue engineering). Penelitian deteksi virus
HIV pada sampel jeringan biologi dan graft tulang dengan metode PCR menggunakan teknik nuklir
(hibridisasi dot blot dilabel radio isotop 32P) untuk mendapatkan jeringan biologi dan graft tulang yang
memenuhi persyaratan bebas virus HIV juga telah dikembangkan.
Kata kunci: biomaterial, radiasi gamma, radiasi berkas elektron, hidrogel.

ABSTRACT
Research and development of biomaterial for clinical use by using gamma irradiation technique derived
from cobalt-60 and electrom beam has been conducted by Center for Application of Isotope and Radiation
Technology (CAIRT) BATAN. Several types of biomaterials such as allograft and xenograft sterilized by
irradiation have been applied as bone filler for treatment of bone defect in periodontal and as ocular implant
of eyeball. Hydrogel wound dressing and cooling fever has been synthesized from PVP based hydrophilic
polymers by using gamma irradiation. Biodegradable/bioresorbable cellulose membrane induced by
radiation has also been developed for application in periodontal such as guided bone regeneration (GBR)
dan guided tissue regerneration (GTR) membrane; and tissue engineering. In order to find out HIV virus free
tissue and bone grafts, research on detection of HIV virus frombiological tissue and bone grafts using PCR
method (isotope 32P labelled onto dot blot hybridization) has been developed.
Keywords: biomaterials, gamma irradiation, electron beam radiation, and hydrogel.

I.

PENDAHULUAN
Biomaterial atau biomedical material

berinteraksi dengan sistem biologis dengan


tujuan

untuk

memperbaiki

(repair),

memulihkan
(restore),
mengoreksi
dapat didefinisikan secara umum sebagai ketidaknormalan, meningkatkan fungsi atau

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

suatu material baik natural maupun buatan manusia (sintetis) yang digunakan sebagai mengganti
(replace) bagian tubuh yang peralatan medis (medical devices) dan mengalami kehilangan fungsi
karena suatu
penyakit atau trauma, atau sebagai interface
dengan lingkungan fisiologis
interaksi

dengan

mengharuskan

setiap

1-3

. Adanya

sistem
bahan

biologis
biomaterial

penutup luka (wound dressing), lensa kontak


(contact lense), hemodialiser, kateter, artifical

yaitu

skin, artificial blood vessels, total artificial

kemampuan suatu material untuk bekerja

hearts, pacemakers, dental fillings, wires

selaras dengan tubuh tanpa menimbulkan

plates and pins for bone repair, total artificial

memiliki

sifat

biokompatibilitas

efek lain yang berbahaya.


Dewasa ini biomaterials telah banyak
digunakan dalam bidang medis seperti

joint

replacements,

engineering.

Gambar

scaffold
1

dan

in

tissue

Tabel

memperlihatkan beberapa contoh aplikasi


biomaterial.

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

61

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

Gambar 1. Ilustrasi aplikasi biomaterial dalam bidang medis

Tabel 1. Beberapa material yang digunakan untuk membuat biomaterial dan aplikasinya di
bidang medis.
Aplikasi
1. Skeletal system
Joint replacement (Hip, knee)
Bone plate
Bone cement
Artificial tendon and ligment
Dental implant
Membran (GBR, GTR)
2. Cardiovascalar sysem
Blood vessel prosthesis
Heart valve
Catheter
3. Organs
Artificial heart
Skin repair template
Artificial kidney
Heart-lung machine

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

Material penyusun

Titanium , Stainless steel, PE


Stainless steel, Co-Cr alloy
PMMA
Hydroxylapatie Teflon, Dacron
Titanium, alumina, calcium phosphate
Allograft,xeno graft
E-PTFE, Selolosa

Dacron, Teflon, Polyurethane


Reprocessed tissue, Stainless steel, Carbon
Silicone rubber, teflon, polyurethane

Polyurethane
Silicone-collage composite
Cellulose, polyacrylonitrile
Silicone rubber

62

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

4. Senses
Cochlear replacement
Intraocular lens
Contact lens
Corneal bandage
Pembalut luka hidrogel
Beberapa

material

yang

Platium electrodes
PMMA, Silicone rubber, hydrogel
Silicone-acrylate. Hydrogel
Collagen, hydrogel
PVP, PVA
dihasilkan dari mesin berkas elektron (MBE)

biasa

telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai

digunakan sebagai bahan biomaterial antara

keperluan seperti sterilisasi produk kesehatan,

lain adalah keramik, titanium, stainless steel,

sintesis dan modifikasi polimer biomaterial,

chromium alloys, bone allograft dan polimer

mutasi genetik tanaman, pengawetan bahan

sebagaimana

terlihat

pangan dan lain

Penggunaan

material

pada
ini

Tabel

dapat

1.

berupa

sebagainya 4,5.

material tunggal atau campuran dengan


material

lainnya

sehingga

diperoleh

karakteristik biomaterial sesuai dengan yang


diinginkan.
Di

Sejak tahun 1986, Pusat Aplikasi


Teknologi

Isotop

dan

Radiasi

(PATIR)BATAN telah melakukan penelitian


dan pengembangan jaringan biologi seperti

Indonesia,

kebutuhan

akan biomaterial (allograft, xenograft,


pembalut luka) dalam bidang medis untuk
berbagai keperluan terus meningkat dewasa
ini. Hal ini antara lain disebabkan oleh
meningkatnya berbagai kasus penyakit seperti
penyakit kanker tulang, penyakit periodontal
(periodontitis, gingivitis dll), trauma pada
mata, patah tulang, dan lain-lain yang
memerlukan adanya graft tulang. Selain itu
berbagai bencana alam, kecelakaan kerja

amnion, allograft dan xenograft steril radiasi


untuk digunakan dalam berbagai bidang
medis seperti bidang ortopedik, periodontal,
optalmologi, dan penyembuhan luka (bakar).
Tulang (allograft) yang berasal dari donor
dan telah bebas virus penyebab penyakit
berbahaya seperti human immunodeficiency
virus (HIV), hepatitis C virus (HCV), dan
shypilis terlebih dahulu diproses secara kimia
untuk menghilangkan senyawa kimia yang

serta meningkatnya kasus ledakan bom

menyebabkan efek imunologi yang tidak

menimbulkan luka bakar yang serius pada

diinginkan, kemudian dikeringkan dengan

korban,

yang

freeze drier dan dikemas dalam suatu wadah

komprehensif serta memerlukan pembalut

tertentu serta disterilkan dengan sinar gamma

luka dalam jumlah cukup. Saat ini produk

sehingga dihasilkan suatu graft tulang yang

biomaterial yang digunakan di Indonesia

memenuhi

sebagian besar merupakan produk impor

mendapatkan graft tulang yang memenuhi

dengan harga yang sangat mahal.

persyaratan,

memerlukan

penanganan

Teknologi isotop dan radiasi terutama

persyaratan.
telah

Dalam

rangka

dikembangkan

suatu

metode untuk mendeteksi virus HIV dan

sinar gamma yang berasal dari radioisotop

HCV menggunakan teknik RT-PCR (Reverse

kobalt-60 dan radiasi berkas elektron yang

Transcription-Polymerase Chain Reaction).

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

63

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

Teknik

ini

mempunyai

keunggulan

bagian

dari

teknologi

dan

sejak

berkembang

dapat mendeteksi adanya virus pada masa

teknologi ini diperkenalkan pada akhir

window periode, sehingga adanya virus HIV

dekade lima puluhan, telah berkembang

dan

dengan estimasi output US$ 2 milyar (2 x

HCV dapat diketahui secara lebih awal.

109) per tahun, serta masih terus bertambah

PATIR-BATAN
penelitian

juga

dan

telah

melakukan

pengembangan

untuk

pesat,

yang

dibandingkan dengan metode lain yaitu

Selain itu sejak satu dekade yang lalu,

cukup

nuklir

sekitar 20 % pertahun dalam bidang industri


terutama untuk modifikasi plastik dan
sterilisasi alat kedokteran

. Dewasa ini

mendapatkan polimer biomaterial untuk

aplikasi proses radiasi terutama berkas

digunakan sebagai pembalut luka, plester

elektron dan sinar

penurun

membran

berbagai bidang industri seperti sintesis

biodegradabel/bioresorbable dengan teknik

polimer biomedikal atau biomaterial (kontak

radiasi sinar gamma atau berkas elektron.

lens, pembalut luka, metrik pelepasan obat

Penelitian untuk mendapatkan bahan pangan

dan prostesis); vulkanisasi lateks karet alam;

steril untuk keperluan klinis dengan teknik

modifikasi

radiasi juga telah dilakukan.

grafting); sterilisasi jaringan tulang (trissue

demam

Tujuan

dan

dari

kegiatan

litbang

graft)

bahan

dan

telah mencakup

polimer

alat

(crosslinking,

kedokteran/farmasi;

biomaterial PATIR-BATAN adalah untuk

pengawetan makanan; pelapisan permukaan

menghasilkan

kayu; uji tak merusak (non destructive

produk

biomaterial

baik

berasal dari jaringan biologi, bahan alam

testing); bidang hidrologi; sedimentologi dan

maupun dari bahan sintetik dan bahan

lain sebagainya. Namun demikian, penelitian

panagan steril untuk pemakaian di bidang

dan

klinis

persyaratan,

bidangbidang aplikasi baru dari teknologi

berkualitas baik dan dengan harga yang

radiasi ini terus menjadi perhatian para

murah.

peneliti baik di Indonesia maupun di negara-

yang

memenuhi

pengembangan

untuk

mencari

negara lain.
Radiasi ionisasi dapat didefinisikan

II. PROSES RADIASI


Proses radiasi merupakan suatu
teknologi

isotop

dan

memanfaatkan

radiasi

energi

untuk

tinggi)

radiasi

dengan

ionisasi

(radiasi

tujuan

sterilisasi,

sintesis dan modifikasi material sehingga


menghasilkan

suatu

produk

yang

bermanfaat, mempunyai kualitas yang baik


dan aman

6-8

. Proses radiasi merupakan

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

sebagai radiasi yang mempunyai energi cukup


tinggi yang dapat melepaskan elektron dari
atom

atau

merubahnya

molekulnya
menjadi

(ionisasi)

dan

partikel-pertikel

bermuatan listrik yang disebut ion. Reaksi


selanjutnya dari spesies ini (ion dan elektron)
menyebabkan terbentuknya radikal bebas
yang sangat reaktif yang pada akhirnya

64

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

menyebabkan reaksi kimia. Studi perubahan

etilen oksida telah mulai ditinggalkan karena

kimia yang terjadi dalam suatu sistem akibat

adanya residu gas yang bersifat karsinogenik

absorpsi radiasi ionisasi dikenal dengan kimia

dan

radiasi.

sedangkan cara penyaringan hanya dapat

waktu

digunakan

2.1. Sterilisasi Radiasi

sterilisasi
untuk

yang

produk

11

lama

yang

akan

disterilkan berupa larutan. Radiasi pengion

Suatu produk dikatakan steril apabila tidak

merupakan salah satu alternatif sterilisasi

ada satupun mikroorganisme hidup pada

dingin

produk tersebut. Sterilisasi adalah suatu

mensterilkan produkproduk yang tidak tahan

proses

atau

panas seperti alatalat kedoteran dan tissue

mikroorganisme

graft karena sterilisasi radiasi dilakukan

yang terdapat pada suatu produk. Ada 3

pada suhu kamar dan tidak menimbulkan

macam metode sterilisasi yang digunakan

kenaikan suhu.

untuk

menginaktivasi

membunuh
semua

yang

dapat

digunakan

untuk

yaitu sterilisasi panas (panas basah dan

Teknologi radiasi untuk sterilisasi

panas kering), sterilisasi dingin (filtrasi,

telah mengalami kemajuan yang sangat pesat

radiasi) dan sterilisasi dengan bahan kimia

pada

seperti

merupakan pilihan untuk beberapa produk

etilen oksida 9-10.

kesehatan dan merupakan metode yang paling

Sterilisasi

radiasi

dekade

terakhir.

Teknik

ini

kesehatan

mungkin untuk mensterilkan bahanbahan

merupakan salah satu aplikasi teknologi

polimer yang sensitif terhadap pemanasan.

proses radiasi yang berkembang sangat

Radiasi dapat menembus ke seluruh bagian

pesat. Hal ini disebabkan karena radiasi

produk untuk mencapai tingkat sterility

ionisasi mempunyai kemampuan untuk

assurance level (SAL) yang telah ditetapkan.

membunuh

Produk yang disterilkan dengan cara radiasi

seluruh

produk

dua

mikroorganisme

pathogen.
Beberapa

pada dosis toleransi maksimum yang dapat


produk

kesehatan

seperti

membunuh populasi mikroorganisme tanpa

syringes, hidrogel, katup jantung buatan,

menimbulkan efek

jarum suntik, kantung darah, internal kateter,

kerusakan pada produk yang disterilkan 12,13.

obat suntik, obat mata dan produk-produk

Ada dua jenis radiasi pengion yang

yang berkontak langsung dengan darah

banyak digunakan untuk sterilisasi yaitu sinar

mempunyai salah satu persyaratan yaitu

gamma yang dipancarkan dari radioisotop

steril.

cobalt-60
Sebagian besar produk kesehatan

berenergi

kerusakan

akselerator

diperlakukan

dengan

sterilisasi panas. Oleh sebab itu diperlukan

cesium-137

dan

berkas

elektron (elektron beam) merupakan elektron

tidak tahan panas dan akan mengalami


bila

atau
tinggi

yang

elektron

atau

dihasilkan
mesin

dari
berkas

14

electron .

cara sterilisasi dingin. Sterilisasi dengan gas

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

65

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

Beberapa

keuntungan

sterilisasi

radiasi

dibandingkan dengan metode sterilisasi lain


14

yaitu :

polinukleotid sel DNA yang disebut Single


break atau melalui pemutusan rantai asam
amino

a) Tidak menimbulkan kenaikan temperatur

yang

berada

disebelah

atau

berdekatan dengan strand polinukleotid sel


DNA yang disebut double break atau

yang berarti
b) Sterilisasi dilakukan pada suhu kamar

melalui

pembentukan

ikatan

silang

c) Sterilisasi dapat dilakukan pada produk

intramolekul yang disebut Base Damage.


Kebanyakan kerusakan single strand break

dalam kemasan akhir


d) Proses mudah dikontrol (hanya dosis yang

bersifat

dapat

diperbaiki

dan

tidak

menyebabkan kematian. Sebaliknya secara

dikontrol)

umum mikroba yang sensitif terhadap

e) Tidak meninggalkan residu yang

radiasi tidak dapat memperbaiki kerusakan

membahayakan.

double strand break dan mengakibatkan

2.2.
Effek
Radiasi
Mikroorganisme

pada

kematian pada mikroba tersebut.

2.2.2. Efek Tidak Langsung

Telah diketahui secara luas bahwa

Efek tidak langsung disebabkan oleh

efek letal radiasi pada sel-sel hidup terutama

pembentukan radikal bebas sebagai akibat

disebabkan

dari

oleh

energi

deposisi

pada

komponen kritis sel yang disebut asam


deoksiribo nukleat (DNA) yang membawa
informasi genetik sel dan membran sel

radiolisis

dimana DNA menempel.

Radiolisis air akibat radiasi ionisasi dapat

Radiasi dapat

air

dalam

mikroorganisme.

digambarkan sebagai berikut:

menyebabkan

kerusakan pada mikroorganisme dengan dua


cara:

Diantara spesies tersebut diatas, radikal H


dan OH adalah yang paling reaktif. Radikal

2.2.1. Efek Langsung


Efek

langsung

terjadi

akibat

interaksi antara energi radiasi dengan DNA


melalui pemutusan satu rantai utama asam
amino

dari

masing-masing

tersebut bereaksi dengan molekul-molekul


organik seperti asam amino, protein, strand
DNA dan lemak. Ilustrasi kerusakan sel
mikroba diperlihatkan pada Gambar 2.

strand

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

66

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

Gambar 2. Efek radiasi pada kerusakan sel DNA mikroorganisme.

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

67

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010
SAL 10-6 artinya dari

satu juta produk yang


2.3. Tingkat Jaminan
Sterilitas
( Sterility
Assurance Level,
SAL)
Suatu
dikatakan

produk

steril

bila

produk tersebut bebas


dari

mikroorganisme

hidup. Telah diketahui


bersama
ada

bahwa
satu

sterilisasi

tidak
sistem

pun

yang

mampu untuk mengukur


nilai

absolut

tersebut

disterilkan hanya boleh


satu produk yang tidak
steril. SAL 10-3 artinya
dari seribu produk yang
disterilkan hanya boleh
satu produk yang tidak
setril 15. Pemilihan nilai
SAL

didasarkan

penggunaan

atas

produk

tersebut. Untuk produk


yang

digunakan

berkontak

langsung

dengan jaringan tubuh

itu

atau darah nilai SAL

semua proses sterilisasi

adalah 10-6. Sedangkan

mempunyai

untuk produk yang tidak

dan

oleh

karena

keterbatasan

dalam

langsung

dengan

menghancurkan
mikroorganisme.

berkontak

Oleh

darah

mempunyai SAL 10-3.

karena itu suatu jaminan

Tabel

sterilitas

beberapa produk dengan

absolut

2.

tidaklah mungkin dan

berbagai tingkat

selalu

SAL.

terdapat

suatu

Contoh

probabilitas teoritik dari


non

sterilitas

yang

dikenal dengan Sterility


assurance level
(SAL).

SAL

adalah

probabilitas
mikroorganisme

hidup

yang ada pada suatu

Tabel 2. Nilai SAL dari


beberapa alat
kesehatan
dan sediaan
farmasi
SAL 10-3

SAL 10-6

produk setelah proses


sterilisasi.

SAL

dinyatakan dalam 10-n .

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

68

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

Substantiation of 25
Bone graft
Syringes
kGy as a Sterilization
Jarum suntik
BenangDose
suntik for Small or
Infrequent
Production
Tetes mata
Sarung Batchs
tangan 16-17.
bedah
dosis
Pisau bedahSelain
dan
peralatan
operasi 25 kGy yang
sterilisasi
lainnya
telah
ditetapkan
Internal cateter
tersebut,
pemilihan

Kantung urin
Bedak bayi
Bahan pengemas
Bioassay plate
Sarung tangan
experimen
Kondom

2.4.
Pemilihan
Dosis Radiasi
Dosis
radiasi

sterilisasi

pada

ditetapkan

awalnya

atas

dasar

studi yang dilakukan di


Amerika

Serikat

terhadap benang bedah.


Penetapan

dosis

dilandasi dengan dosis


minimum

untuk

membunuh
mikroorganisme

yang

paling resisten terhadap


radiasi

yaitu

strain

bacillus pumilus E 601.


Dari hasil studi tersebut
ditetapkan bahwa dosis
sterilisasi radiasi adalah
25 kGy

15

. Penetapan

dosis 25 kGy diadopsi


dalam
internasional

standar
ISO/CD

13409-1.4. Sterilization

dosis sterilisasi dapat


dilakukan

dengan

memperhatikan jumlah
(bioburden)

dan

mikroorganisme

tipe
(nilai

D10) kontaminan yang


ada

pada

produk

sebelum

sterilisasi,

kondisi sterilisasi yang


digunakan,

dan

nilai

SAL yang ditetapkan.


Cara sterilisasi dengan
menggunakan
pendekatan kedua ini
dapat dilakukan dengan
mengacu pada standar
internasional ISO seri
11137

18

Selain

terdapat

dalam

standar

internasional,

Dalam

Farmakope
Edisi

IV

Indonesia
disebutkan

bahwa dosis sterilisasi


yang digunakan untuk

of Health Care Products

produk kesehatan adalah

Radiation Sterilization

25 kGy. Namun dalam

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

69

beberapa hal dosis yang

memvalidasi, penentuan

lebih

dosis verifikasi hingga

rendah

digunakan

dapat

bergantung

cara

penentuan

dosis

dari kandungan mikroba

sterilisasi,

awal dan jenis mikroba

dosis radiasi dibawah 25

serta

kGy dapat digunakan

faktor-faktor

sehingga

lainnya

apabila

19

akan disterilkan diproses

sesuai

produk
dengan

yang
cara

memproduksi yang baik


(GMP)
Di dalam ISO
seri

11137

diuraikan

untuk

meminimalkan
mikroba

jumlah
awal

secara rinci bagaimana

(bioburden).

cara menentukan jumlah

alat keshatan yang telah

kontaminasi awal suatu

disterilkan dengan cara

produk,

radiasi

metode

penentuannya,

cara

Beberapa

diperlihatkan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Alat-alat kesehatan dan sediaan farmasi yang


telah disterilkan dengan radiasi
No.

Produk

Sarung tangan (gloves)

Kateter

Baju bedah (surgical wear)

Pengemas

Kosmetik/bahan baku

Consumer hygiene product

Tissue graft

Hidrogel

9
10

Tissue Gaft
Makanan

Contoh
Sarung tangan bedah
Sarung tangan ekperimen
Pembungkus alat bedah
Balon kateter, Lateks kateter
Surgical gowns, Masker operasi Surgical
caps
Botol plastik, Botol teta mata, Tutup botol Kontainer
plastik
Baby powder, Talcum powder, Antibiotika Starch,
Gom arab
Kondom, Cotton buds
Tulang garaft (allograft, xennograft), Amnion, Jaringan
lunak
Pembalut luka hidrogel Lensa
kontak
Tulang graft, amnion membran, tendon
Rending, pepes ikan

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

70

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

71

2.5. Radiasi untuk Modifikasi Polimer


Selain

untuk sterilisasi

temperatur yang lebih tinggi dan sifat mekanik


produk

kesehatan, aplikasi radiasi ionisasi yang

(tensile strength dan impact


strength) bertambah.

berkembang sangat pesat adalah sintesis dan

Sebaliknya degradasi merupakan suatu reaksi

modifikasi sruktur dan sifat-sifat material terutama

pemutusan

polimer untuk menghasilkan suatu produk dengan

menyebabkan berkurangnya berat molekul,

kualitas yang baik 20, 21. Sintesis hidrogel

viskositas dan menurunkan sifat mekanik.

biomaterial merupakan salah satu aplikasi radiasi


ionisasi untuk menghasilkan

biomaterial

rantai

polimer

sehingga

2.5.1. Hidrogel
Hidrogel dapat didifinisan sebagai

melalui mekanisme pembentukan ikatan


silang antar rantai molekul polimer yang diiradiasi.

sistem polimer yang tersusun atas network

Apabila suatu radiasi ionisasi (elektron, sinar

tiga dimensi antar rantai molekul polimer,

gamma) mengenai molekul polimer maka akan

bersifat tidak larut dalam air dan dapat

terjadi reaksi kimia yang pada akhirnya akan

mengabsorb air atau cairan tubuh dan

menentukan sifat polimer tersebut. Perubahan

mengembang 22-23.
Sejak beberapa tahun yang lalu,

kimia yang terjadi dapat berupa pembentukan


ikatan silang

Darmawan dkk 24-28 telah berhasil

(crosslingking); degradasi; pembentukan gas seperti mensintesis hidrogel dari polimer hidrofilik
polivinil pirolidon (PVP) menggunakan
H2, CO, CH4; perubahan dalam ketidak jenuhan
radiasi gamma dan berkas elektron untuk
(pembentukan berbagai ikatan rangkap
digunakan sebagai pembalut luka dan plester
penurun demam. Hidrogel yang dihasilkan
antara atom karbon); dan oksidasi (dengan adanya
mempunyai sifat yaitu memiliki kandungan
udara atau oksigen).
air sekitar 80-90%, bersifat steril, dapat
mengabsorbsi air, permeabel terhadap udara
Crosslinking suatu polimer terjadi
tetapi tidak dapat ditembus oleh mikroba,
melalui pembentukan ikatan dua rantai
lunak, tidak toksis, mempunyai kemampuan
untuk penyembuhan luka, kuat namun cukup
polimer yang berdekatan yang akhirnya
elastik, nyaman dan terasa sejuk pada saat
membentuk suatu jaringan (network) tiga
pemakaian, dapat melekat dengan baik pada
dimensi. Ikatan silang dapat mengakibatkan suatu daerah luka dan tidak menimbulkan jaringan
parut pada bekas luka, sebagaimana
polimer mempunyai sifat viskositas bertambah,
kelarutan
berkurang,
berat
molekul
bertambah,
derajat cabang
bertambah, softening poin bertambah ke

di
pe
rli
ha
tk
an
pa

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

72

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

da
G
a
m
ba
r
3.

Hidrogel B
ATAN

Penutup/pembalut luka

Plester HidrogelATAN
B

Penurun demam

Gambar 3. Beberapa contoh aplikasi


hidrogel
daerah luka
Adanya struktur

sehingga

proses

proliferasi

network tiga dimensi

dapat

berjalan

dengan pori yang cukup

sempurna.

halus serta mengandung

pori

air

hidrogel

dalam

hidrogel

yang

sel
lebih

Selain
ada

itu
pada

memberikan

menyebabkannya

kesempatan

mampu berfungsi untuk

aerasi udara pada daerah

mempercepat

proses

luka.

penyembuhan

dengan

cara
suasana

memberikan
humid

pada

Dalam
sebagai

terjadinya

aplikasinya
penurun

demam, hidrogel yang

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

73

mengandung air cukup

2.5.2.

tinggi dapat membantu


menurunkan suhu tubuh
pasien

melalui

mekanisme

air

yang

terdapat pada hidrogel


akan menyerap panas
dari

tubuh

dan

kemudian menurunkan
suhu

tubuh

melalui

evaporasi 29.
Sebagaimana diketahui
bahwa air mempunyai
kapasitas

panas

penguapan yang cukup


besar yaitu sekitar 0,6
kilokalori per gram 30.

Selulosa
Bakterial
Biodegrada
ble sebagai
Membran
GBR
Dalam

penanganan
tulang

di

periodontal

defek
bidang
melalui

operasi

GBR,

diperlukan

suatu

membran

yang

berfungsi sebagai barier


terhadap invasi jaringan
lunak

yang

akan

mengganggu

proses

penyembuhan

tulang.

Idealnya membran yang


digunakan

bersifat

biodegradable sehingga
tidak diperlukan operasi
kedua

untuk

pengangkatan membran
setelah

proses

penyembuhan selesai.

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

74

Selulosa

merupakan

kamar, dan selulosa yang dihasilkan sekaligus

polimer polisakarida dengan berat molekul

bersifat steril.

yang tinggi sehingga tidak larut dalam air

Sejak

tahun

yang

lalu,

tetapi dapat didegradasi oleh enzim selulase

PATIRBATAN telah melakukan penelitian

yang tidak terdapat dalam tubuh manusia.

modifikasi selulosa mikrobial menggunakan

Selulosa bila diiradiasi dengan sinar

radiasi gamma atau berkas elektron untuk

gamma atau berkas elektron akan terdegradasi

menghasilkan membran selulosa yang bersifat

melalui pemutusan ikatan glikosidik pada

biodegradable untuk diaplikasikan dalam

rantai

bidang

glukosa

penyusunnnya

menjadi

periodontal

dalam

penanganan

selubiosa, selo-oligosakarida atau glukosa

berbagai kasus defek tulang sebagai membran

yang mudah dihidrolisis dan diserap oleh

Guided Bone

cairan tubuh. Degradasi dengan radiasi

Guided Tissue regeneration atau(GTR).

mempunyai beberapa keuntungan yaitu tidak

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan

diperlukan

dapat

bahwa membran selulolsa mikrobial dapat

derajat

terhidrolisis dalam larutan SBF (synthetic

polimerisasi selulosa dapat diatur sesuai

body fluid), tidak bersifat toksik dan bersifat

dengan yang diinginkan melalui pengaturan

steril setelah diiradiasi. Ilustrasi penggunaan

dosis radiasi, proses sangat sederhana dan

membran

cepat khususnya iradiasi dengan berkas

penanganan

elektron, proses dapat dilakukan pada suhu

periodontal ditunjukkan oleh Gambar 4.

berakibat

senyawa
toksik

kimia

pada

yang

tubuh,

regeneration

selulosa
defek

(GBR)

mikrobial
tulang

pada

atau

dalam
bidang

Gambar 4. Aplikasi membran selulosa mikrobial biodegradable hasil iradiasi pada kasus
defek tulang bidang periodontal.
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI
Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

75

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

suatu

2.6. Graft Tulang (bone graft)


Grafting
adalah

tulang

suatu

menggantikan

(bone

prosedur

kehilangan

grafting)

bedah

untuk

tulang

akibat

berbagai sebab dengan material tulang baru

garfat

tulang

memperbaiki

dapat

kerusakan

osteokonduksi,

membantu

tulang

osteoinduksi

yaitu
dan

osteogenesis.

2.6.1. Jenis Graft Tulang

33, 34

Ada beberapa macam sumber graft

berupa autograft, allograft, xenograft, atau


tulang sintetik. Grafting tulang di gunakan

tulang yang digunakan yaitu autograft,

untuk memperbaiki kerusakan/fraktur tulang

allograft, xenograft, atau tulang sintetik.

yang sangat komplek dan memiliki resiko

Masing-masing garaft tulang mempunyai

terhadap pasien seperti defek pada tulang

keunggulan dan kelemahannya. a). Autograft

karena berbagai sebab antara lain luka

Autograft adalah tulang yang diambil

traumatik,

kanker

penyakit

dari tubuh pasien sendiri (biasanya dari tulang

bawaan lahir (congenital disorder). Graft

panjang/kortikal seperti tulang paha atau

tulang juga digunakan untuk memperbaiki

tulang

kerusakan (injured) tulang yang tidak dapat

merupakan graft tulang yang paling baik

disembuhkan

31-33

tulang,

dan

spongiosa/trabekular).

Autograft

karena memiliki beberapa keuntungan yaitu


melaporkan bahwa

tidak ada risiko transfer penyakit karena

tranpalantasi tulang merupakan transplantasi

tulang berasal dari tubuh yang sama; tidak

jaringan terbesar kedua setelah transfusi

atau sedikit sekali adanya penolakan dari

darah. Di Amerika, terdapat lebih dari

tubuh;

500.000 operasi graft tulang dilaksanakan

osteokonduksi dan osteogenesis sehingga

setiap

atau

pertumbuhan tulang baru lebih cepat. Namun

defek tulang karena trauma,

demikian autograft juga mempunyai beberapa

Melvin S.J

tahun

mengganti

31

untuk

memperbaiki

infeksi, penyakit bawaan lahir atau karena


penyakit berbahaya lain (malignancy). Di
Indonesia data jumlah operasi graft tulang
setiap tahunnya tidak ada, namun permintaan
akan operasi graft terus meningkat setiap
tahunnya.
Grafting tulang untuk menggantikan
defek tulang sangatlah mungkin karena tidak
seperti

jaringan

biologi

lainnya,

tulang

mempunyai kemampuan untuk beregenerasi


secara sempurna jika kepadanya diberi ruang
untuk tumbuh. Secara alamiah, tulang host
akan tumbuh dan menggantikan material graft
secara sempurna menghasilkan suatu tulang
baru yang terintegrasi. Ada 3 cara dimana

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

memiliki

sifat

osteoinduksi,

kekurangan yaitu diperlukan dua kali operasi


yaitu satu untuk pengambilan tulang sebagai
tulang autograft dan operasi kedua untuk
pemasangan tulang autograft; adanya kondisi
postoperative morbidity seperti rasa sakit,
pendarahan,

masalah

penanganan

luka,

infeksi atau kerusakan syaraf pada tempat


donor. Selain itu kekurangan lainya dari
tulang augraft adalah terbatasnya jumlah
tulang autograft yang dapat diambil dan dapat
berisiko kematian pada pasien.

b). Allograft
Allograft adalah tulang yang berasal
dari donor manusia lain baik dari donor hidup
maupun donor yang telah mati

76

(cadaver). Tulang allograft harus telah lulus

dalam pemakaian xenograft adalah adanya

screening berbagai penyakit yang berbahaya

reaksi imunogenik seperti reaksi penolakan

seperti HIV, Hepatitis, dan penyakit-penyakit

xenograft baik kronis maupun hiperakut

menular lainnya. Untuk melakukan pengujian

Selain itu adanya kendala penolakna dari

terhadap adanya virus HIV dilakukan dengan

pasien untuk menggunakan tulang yang

metode PCR. Selain itu diperlukan adanya

berasal dari hewan.

sterilisasi.

Beberapa

kelebihan

37

allograft

antara lain tidak memerlukan operasi kedua;

d). Graft Tulang Sintetik

dapat merangsang pertumbuhan tulang host.

Graft Tulang Sintetik adalah tulang

Beberapa kelemahan tulang allograft yaitu

yang disitesis oleh manusia dan bukan

adanya

merupakan jaringan biologis. Graft tulang

kemungkinan reaksi imunologik,

kemungkinan
memiliki

transfer

sifat

penyakit,

osteoinduksi

tidak

(terutama

allograft dari donor cadaver) dan

proses

sintetik

biasanya

osteokonduktif

dan

memiliki
sifat-sifat

sifat
struktural

tulang, tidak memiliki sifat osteoinduktif atau

integrasi kedalam tulang host lebih lambat.

osteogenesis.

Material

berbahan

dasar

Ada tiga macam tulang allograt yaitu 35

keramik seperti hidroksi apatit, trikalsium

1) Fresh atau fresh-frozen bone,

pospat, koralin apatit; bioglas dan polimer

2) Freeze-dried bone allograft (FDBA)

merupakan bebrapa contoh graft tulang

3) Demineralized freeze-dried bone allograft

sintetik.

(DFDBA)

Xenograft adalah tulang yang berasal

2.6.2. Bank Jaringan Riset Batan


atau Batan Research Tissue
Bank (BRTB)

dari donor spesies lain seperti sapi (bovine),

Bank jaringan secara umum dapat

babi dan lain sebagainya. Sebelum digunakan,

didefinikan sebagai suatu organisasi/usaha

xenograft harus diproses untuk membuatnya

amal, yang bertujuan untuk mengumpulkan,

menjadi biocompatible dan steril. Tulang sapi

memproses,

yang digunakan sebagai graft harus telah

menyimpan,

mensterilkan

serta

memenuhi syarat seperti berasal dari sapi

mendistribusikan

jaringan

guna

muda dibawah umur 2 tahun, bebas dari

keperluan klinik. Jaringan biologi tersebut

berbagai penyakit antara lain antrax dan sapi

berasal dari jaringan yang didermakan oleh

gila.

donor yang bebas dari berbagai kuman dan

c). Xenograft

Xenograft

mempunyai

kelebihan

menyediakan,

HIV,

biologi

dibandingkan dengan allograft atau autograft

virus

dalam hal sumber tulang graft mudah didapat

Tuberculoses/TBC,

sehingga dapat diproduksi dalam jumlah

diproses sebagai bahan biomaterial alami dan

relatif besar. Sedangkan beberapa kendala

disterilkan dengan radiasi sinar gamma/

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

seperti

mengawetkan,

Hepatitis

Syphilis,

dll.,

B/C,
dan

77

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

berkas elektron, sehingga dapat digunakan

Implantasi tulang

dibidang

dengan aman. Jaringan biologi ini bisa tahan

bedah ortopedi

sangat dibutuhkan

pada kondisi penyimpanan suhu kamar

oleh pasien kanker/tumor tulang atau pasien

selama beberapa tahun. Dinamakan Bank

lainnya untuk rekonstruksi, serta pasien gigi

jaringan karena jaringan selalu tersedia kalau

dan mulut. Metoda yang dikembangkan

38

diperlukan .

adalah metoda dari Association of American

Bank Jaringan Riset Batan atau

Tissue Bank

Batan Research Tissue Bank (BRTB) adalah

(AATB), Association of European Tissue

suatu Bank Jaringan yang berada di bawah

Bank

Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi

dikembangkan oleh International Atomic

Energy Agency (IAEA). Proses

Badan

Tenaga

(PATIRBATAN),

Nuklir

yang

Nasional

bertugas

untuk

(AETB)

serta

metoda

yang

produksi

berpedoman kepada Cara Produksi Obat yang

melakukan penelitian dan pengembangan

baik

teknologi

biologi

Departemen Kesehatan. Sejak tahun 1995

(manusia dan hewan) dan sintetik yang

talah diproduksi lebih dari 3000 graft tulang

pemrosesan

jaringan

disterilkan dengan radiasi gamma atau berkas


elektron,

sehingga

dihasilkan

produk

biomaterial (graft tulang, amnion, jaringan


lainnya dan sintetik biomaterial)

dengan

kualitas tinggi untuk dapat diimplantasikan


atau

digunakan

membutuhkan.

pada

pasien

Penelitian

yang

pemrosesan

jaringan biologi di Indonesia telah dimulai


sejak tahun 1986, yaitu dengan penelitian
pemrosesan jaringan amnion segar yang
secara

liofilisasi,

kemudian

disterilkan

dengan radiasi sinar gamma. Produk tersebut


dinamakan Amnion Liofilisasi Steril- Radiasi
(ALS-Steril). ALS-Steril digunakan untuk
penutup luka bakar, luka bedah Cesar,luka
terbuka atau luka lepra, dan untuk operasi
mata.Hingga saat ini telah diimplantasi pada
lebih dari 500 mata pasien dengan hasil yang
baik.
Pada

tahun

mengembangkan

1992,

yang

pemakaian

ke

jaringan tulang, baik tulang manusia maupun

dikeluarkan

pada

oleh

ortopedi.

a).

Sterilisasi Tissue Graft


Tissue graft

(graft

tulang dan

amnion) yang dihasilkan oleh BRTB di


sterilkan dengan radiasi sinar gamma atau
berkas elektron dengan dosis 25 kGy. Iradiasi
dilakukan menggunakan irradiator gamma
atau mesin berkas elektron yang berada di
PATIR BATAN.

b). Aplikasi Graft Tulang


Produk

BRTB

sebagaimana

diperlihatkan pada table 1. secara rutin telah


gunakan di bidang ortopedi, periodontal,
optalmologi dan bidang lainya pada beberapa
rumah

sakit

Beberapa

dengan

rumah

menggunakan
Ciptomangunkusumo,

BRTB

penelitian

untuk

(CPOB)

hasil
sakit
yaitu
RSU

memuaskan.
yang

telah
RSUP

Fatmawati,

RSPAD , RS. Siaga Raya, RS Mata Aini,


Jakarta Eye Center, MMC (semua di Jakarta ),

tulang sapi (allograft dan xenograft).

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

78

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

RSU Dr. Jamil Padang, RSU Palembang,

tidak memerlukan suport struktur. Begitu juga

RSU Ujung Pandang, RS Mata Cicendo

Demineralized Freeze Dried Bone Allograft

Bandung dan RSU Medan dan RSU Malang.

(DFDBA) yang berasal dari tulang donor

Bone Ocular Spherical Implant Radiasi

manusia lain dan diproses seperti pada

(BOSIR) merupakan tulang xenograft yang

FDBX. Amnion Liofilisasi Steril Radiasi

berasal dari sapi yang telah diproses secara

(ALS-Steril) diambil dari plasenta bayi yang

kimia untuk menghilangkan protein penyebab

dilahirkan oleh ibu sehat, bebas dari penyakit

reaksi imun serta disterilisai dengan sinar

menular seperti HIV dan Hepatitis B/C, baik

gamma. BOSIR berbentuk bulat dengan

dari

ukuran sesuai dengan bola mata pasien yang

pembedahan. Amnion segar mengandung

akan digantikan. BOSIR digunakan sebagai

beberapa jenis hormon dan enzim, yang

pengganti bola mata pada pasien dengan

bermanfaat pada proses regerasi sel-sel baru

kerusakan bola mata. Hasil penelitian klinis

sehingga dapat digunakan untuk penutup luka

menunjukkan bahwa BOSIR dapat diterima

bakar, luka bedah Cesar,luka terbuka atau

dengan baik oleh jaringan tubuh pasien dan

luka lepra, terutama sangat efektif untuk luka

tidak menimbulkan efek samping. Sama

baker derajat

seperti BOSIR, Freeze-Dried Bone Xenograft

ALS-Steril digunakan untuk operasi mata,

Steril Radiasi (FDBX) berasal dari tulang sapi

dan hingga saat ini telah diimplantasi pada

yang

lebih dari 300 mata pasien dengan hasil yang

telah

memenuhi

persyaratan

dan

diproses secara kimia menggunakan asam


klorida

encer

untuk

kelahiran

normal

maupun

melalui

I dan II. Mulai tahun 1997,

baik.
Dari pemakaian klinis produk

menghilangkan

komponen mineral yang ada tetapi tetap

BRTM

meninggalkan protein kolagen maupun non

yang

telah

dilakukan

dapat

disimpulkan

bahwa

produk

BRTB

kolagen dan growth factors, kemudian FDBX

memberikan

hasil

yang

cukup

dikeringkan menggunakan secara liofilisasi

memuaskan dan hingga saat belum

dan disterilkan dengan radiasi sinar gamma.

pernah

FDBX digunakan pada defek tulang dibidang

penolakan dari tubuh pasiden yang

periodontal dan bedah tulang lainnya yang

menggunakan.

dilaporkan

adanya

reaksi

Tabel 1. Beberapa contoh produk BRTB


No.
1
2
3
4

Nama Produk
Bone Ocular
Spherical Implant
Radiasi
(BOSIR)
Freeze-Dried Bone Xenograft Steril Radiasi
(FDBX)
Demineralized Freeze Dried Bone Allograft
(DFDBA-Granul)
Freeze-Dried Bone Allograft Steril Radiasi
(FDBA-Chip)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

Pemakaian
pengganti bola mata
Sebagai filler pada defek tulang terutama
dibidang periodontal
Periodontal (periodontal pocket dan tooth
extraction
Ortopedi (kanker tulang dan defek tulang
lainnya

79

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

5
6

Amnion Liofilisasi Steril Radiasi (ALS-Steril) Pembalut luka, mata, dan gigi
Membran selulosa mikrobial biodegradable Periodontal terutama pada GBR
steril radiasi

Gambar 5. Ilustrasi pemakaian produk Bank Jaringan Riset Batan dalam bidang klinis

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

80

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

81

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010
hidrogel (pembalut

luka,

III.
KESIMPULAN

penurun

demem),
tulang

graft
(allograft,

xenograft),
1. Radiasi

ionisasi

(sinar gamma dan


berkas
telah

mikrobial, dll.

elektron)
digunakan

secara

sukses

untuk

sterilisasi

produk

kesehatan

(biomaterial)
antara lain hidrogel
(pembalut
penurun

luka,
demam),

graft

tulang

(allograft,
xenograft)

dan

makanan siap saji


(rendang,

pepes

ikan).
2. Radiasi

ionisasi

(sinar gamma dan


EBM)
digunakan

telah
untuk

modifikasi polimer
(melalui
crosslinking

atau

degradasi) menjadi
biomaterial

untuk

keperluan klinis.
3. Beberapa

produk

biomaterial PATIR
BATAN

membran selulosa

hasil

proses radiasi yaitu

DAFTAR
PUSTAKA
1. GUELCHER, S.A. AND
HOLLINGER,
J.
O.,
An
Introduction
to
Biomaterials, CRC
Press, Boca Raton,
FL., 2006
2. PARK, J.B., AND
LAKES,
R.S.,
Biomaterials,
an
Introduction,
Second ed. Plenum
Press, New York,
1992
3. ROSIAK,
M.J.,
Radiation Formation of
Hydrogel
for
Biomedical Application,
The
International
Atomic
Energy
Agency
Report,
2002
4. ANONIM,
Nuclear
Energy
Used
for
Peaceful Purposes in
China,
http://english.people
daily.com.cn,
diakses
tanggal 1 Mei 2010
5. GOCLAWSKA, A.D.,
the
Application
of
Ionizing Radiation to
Sterilise

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

82

Connective

Tissue
Allograft
in Radiation
and Tissue Banking,
Phillip, G.O (editor),
World Scientific, 2000,
p. 62

6. A. SINGH, H. SINGH,
Industrial Application
of Elektron Accelerator,
dalam Isotopes and
Radiation Technology in
Industry, S.M.Rao and
K.M. Kulkarani (eds),
Perfect print, India,
1994, page 2.
7. A.
CHARLESBY,
Future Prospects of
Industrial
Radiation
Processing, dalam
Industrial
Application
of
Radioisotopes and
Radiation
Technology, IAEA,
Vienna, 1982, page
105.
8. PARTHASARATHI,
K.S.,
Radiation
Processing of Food: a
Clean
and
Safe
Technology,
www.dae.gov.in,
diunduh tanggal 5 Mei
2010
9. G.P. JACOBS, "Gamma
Radiation Sterilization,"
in Encyclopedia of
Pharmaceutical
Technology, J.
Swarbrick and J.C.
Boylan,
Eds.,
(Marcel
Dekker,
New York, Vol. 6,
1992), pp. 303332.
10. M.R. CLELAND AND
J.A. BECK, "Electron
Beam Sterilization," in
Encyclopedia
of
Pharmaceutical

Technology, J.
Swarbrick and
J.C.
Boylan,
Eds.,
(Marcel
Dekker,
New York, Vol. 5,
1992), pp. 105136.
11. Ethylen
Oxide
Sterilization,
http://www.ellab.com,
diunduh tanggal 1 mei
2010
12. WOOD,
R.J.,AND
PIKAEV, AK., Applied
Radiation
Chemistry,
John Wiley and Sons,
Inc., 1994, p.392
13. MA ZUE The, Radiation
Technology Application,
Regional Seminar on
Radiation Technology
for
Biomedical
Application, Shanghai,
China, 12-16 December
1994.
14. INTERNATIONAL
ATOMIC
ENERGY
AGENCY, Trends in
Radiation
Sterilization
of
Healthcare
Products,
Vienna,
Austria 2008
15. INTERNATIONAL
ATOMIC
ENERGY
AGENCY,
Radiation
Sterilization Of Tissue
Allografts: Requirement
For
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI
Jakarta, 15-16 Juni 2010

Validation
And
Rutine Control, A
Code Of Practice,
Vienna, 2007
16. A.
MEISSNER,
Regulatory Issues for
Radiation Sterilization

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

83

Center,
http://www.meissnerconsulting.com.,
diunduh tanggal 1 Juni
2010
17. INTERNATIONAL
ORGANIZATION
FOR
STANDARDITATION,
Sterilization
of
Health
Care
Products

Radiation
Sterilization

Substantiation of 25
kGy
as
a
Sterilization Dose
for
Small
or
Infrequent
Production Batchs,
ISO/CD
134091.4:1995,
ISO,
Geneva, 1995
18. INTERNATIONAL
ORGANIZATION
FOR
STANDARDITATION,
Sterilization
of
Health
Care
Products
Requirment
for
validation and rutine
control - Radiation
sterilization,
ISO
11137:1995,
ISO,
Geneva, 1995
19. DEPARTEMEN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA,
Farmakope
Indonesia Edisi IV,
Jakarta, 1994
20. CHMIELEWSKI,
A.J.,
Worldwide
Development In The
Field Of Radiation
Processing
Of
Materials In The 21st
Century,

Nucleonike,
51
(supplement 1): S3S9, 2006
21. DISPENZA,
C.,
Radiation Processing of
Polymer, www.radiation
processing
of
polymer.html, diunduh
tanggal 1 Mei 2010
22. ROSIAK,
J.M.,
Radiation Formation of
Hydrogel,
the
International
Atomic
Energy Agency Report,
2002
23. PEPPAS,
N.A.,
Hydrogel
in
Biomaterials Science,
Ratner,
B.D.et.al
(editors),
Academic
Press, 1996. p. 62
24. DARWIS, D., HILMY,
N., ERLINDA, T., DAN
HARDININGSIH,
L.
Pembuatan
Pembalut
Luka Polivinilpirolidon
Dengan Radiasi Sinar
Gamma,
Risalah
Pertemuan Ilmiah:
Aplikasi Isotop Dan
Radiasi, Jakarta, hal
151,1993
25. DARWIS, D., LELY, H.,
ERIZAL,
DAN
RAHAYU, C., Daya
Absorbsi
Hidrogel
Polivinilpirolidon Hasil
Iradiasi
Gamma
Terhadap
Air
Dan
Pelarut Organik. Risalah
Pertemuan
Ilmiah
Aplikasi Isotop Dan
Radiasi, Jakarta, hal.
129, 1994
26. DARWIS,
D.,
Uji
Praklinis Pembalut Luka
Hidrogel Berbasis PVP
steril
Iradiasi
Menggunakan
Tikus
Putih:

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

84

Evaluasi Iritasi dan


Sensitisasi, Jurnal
Ilmiah
Aplikasi
Isotop dan Radiasi,
4 (1), hal. 53-61,
2008
27. DARWIS, D., DAN
HARDININGSIH, L.,
Potensi Hasil Sintesis
Hidrogel
Polivinil
Pirolidon
(Pvp)-Pati
Dengan
Iradiasi Gamma
Sebagai Plester
Penurun Demam,
submitted to Jurnal
Ilmiah Aplikasi
Isotop dan Radiasi.
28. DARWIS,
D.,
HARDININGSIH, L.,
NURLIDAR, F., DAN
WARASTUTI,
Y.,
Pengembangan Hidrogel
Berbasis
Polivinil
Pirolidon (Pvp) Hasil
Iradiasi Berkas Elektron
Sebagai
Plester
Penurun
Demam,
submiteed to jurnal
Sains dan
Teknologi Nuklir
29. Fever Cooling
Pad,
www.madeinchina.com,
diakses
tanggal 15 Desember
2009
30. Hydrogel for Cooling;
http://www.newton.dep.

anl.gov/askaci/en
g99302.htm.
Diakses
tanggal 22 Januari
2005
31. MELVIN, J.S., Bone
Graft And Bone Graft
Substitute,
www.orthopaedia.com,
diunduh tanggal 6 mei
2010
32. Bone
Grafting,
Encyclopedia
Of
Surgery,
http://www.surgeryency
clopedia.com, diunduh
tanggal 5 juni 2010
33. Bone
Grafting,
http://en.wikipedia.org/
wiki/Bone_grafting,
diunduh tanggal 1 Juni
2010
34. HENCH,
L.,
Bioceramic:
From
Concept To Clinic,
Journal of the American
Ceramic Society, 74,
1991, p. 1487
35. BOSTROM, M.P. AND
SEIGERMAN,
D.A., The Clinical
Use of Allografts,
Demineralized Bone
Matrices, Synthetic
Bone
Graft
Substitutes
and
Osteoinductive
Growth Factors: A

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI

85

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI


Jakarta, 15-16 Juni 2010

Survey Study, Hospital for Special


Surgery Journal, 1(1) 2005, p. 9-18
36. Bone Xenografts, US Patent Application
20090030517,
www.freshpatents.com,
diunduh tanggal 1 juni 2010
37. BAUER, T. W, AND MUSCHLER, G.
F., Bone Graft Materials: An Overview
Of The Basic Science. Clin Orthop, 371,
2000, p. 1027
38. PUSAT
APLIKASI
TEKNOLOGI
ISOTOP DAN RADIASI (PATIR)BATAN, Leaflet BATAN Riset Tissue
Bank, 2006

TANYA JAWAB
1.

Penanya : Rini Safitri (Unsyiah Kuala,


Banda Aceh)
Pertanyaan :
1. Apakah saat

ini

sudah

ada

lembaga/perusahaan sterilisasi irradiasi


komersial ?
Jawaban : Darmawan Darwis

1. Sudah ada. Di Indonesia terdapat satu


perusahaan jasa irradiasi
(Iradiator Komersial), yaitu PT.
Relyion (dahulu PT. Indogama).

Anda mungkin juga menyukai