Sultan Deli I dan sultan Serdang merupakan satu nenek moyang, kesultanan

Serdang berdiri pada masa Sultan Deli III yang bernama Tuanku Panglima Padrab
yaitu, yang mana padnaa masa itu terjadi perpecahan Antara anak-anak Sultan
Deli. Anak sulung dari Sultan Deli III Tuanku Panglima Pasutan yaitu meneruskan
kerajaan sedangkan anak yang paling bungsu yaitu tuanku panglima Umar
mendirikan kerajaan baru yang bernama kesultanan Serdang
Wilayah Kesultanan Deli pada masa Hindia Belanda dan masa Jepang selatu tetap
tidak pernah berubah namun pada masa kemerdekaan sampai saat sekarang ini
wilayah kekuasaan Deli hanya sebagai wilayah adat
Ssultan Deli pertama dahulunya merupakan salah satu panglima dari aceh yang
merupakan perwakilan Aceh dalam menahlukan Kerajaan Aru yang terletak di Deli
Tua (arah ke selatan Kota Medan). Pada masa Sultan Deli ke I-IV dalam memerintah
mereka berkiblat ke Siak (pekanbaru), hal ini dikarenakan pada saat itu kesultanan
Aceh dipimpin oleh seorang wanita sehingga pada saat tiu di kesultanan deli
terdapat istilah Beraja ke Aceh tapi menyembah ke Siak . selain menjalin
hubungan dengan kerajaan Aceh dan siak kesultanan Deli juga menjalin hubungan
dengan kerajaan Batak Karo yang mana permaisuri dari Sultan Deli yang pertama
adalah anak dari Sultan Batak Karo sedangkan pada masa Sultan Deli X Sultan
Amaludin Sani Perkasa Alam, ia menjalin hubungan dengan kesultanan melayu yang
ada di Malaysia dengan menikahi anak dari kesutanan Perak dari Malaysia yang
bernama Permaisuri Raja Khadijah, begitu juga dengan Sultan Deli XI, ia juga
memiliki istri dari kerajaan Perak di Malaysia yang mana istrinya bernama
Permaisuri Raja Ammah
Kesultanan Deli dalam hubungannya dengan mesyarakat yaitu saling berkaitan
yang mana kesultanan deli mengayomi masyarakat yang pada saat itu bahkan
sampai saat seekarang ini adalah masyarakat yang heterogen. In bisa kita lihat di
kota Medan pada saat sekarang ini yang terdiri dari masyarakat dari mermacammacam bangsa, budaya , dan agama.