Psikodiagnostik Psikotes Dan Asesmen Psi
Psikodiagnostik Psikotes Dan Asesmen Psi
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
yaitu observasi, tes, wawancara, riwayat hidup, dan sebagainya. Psikolog klinis
biasanya melakukan asesmen untuk keperluan diagnosis, prognosis, dan penentuan
intervensi yang tepat dalam bidang kesehatan jiwa. Psikolog klinis dapat bekerja di
berbagai setting, seperti forensik, sekolah, atau rumah sakit. Dalam menentukan
cara asesmen dan alat tes yang digunakan, psikolog juga mempertimbangkan
lingkungan kerja, klien, dan usia klien. Tes yang paling sering digunakan dalam
konteks klinis adalah skala Wechsler (WBIS, WAIS, WPPSI, WISC), kuesioner, dan
skala rating untuk hal tertentu.
Asesmen psikologis cakupannya lebih luas dibandingkan psikotes. Dalam
asesmen
psikologis,
asesor
akan
mengintegrasikan
informasi-informasi
yang
diperolehnya dari berbagai sumber, seperti tes tertulis, tes menggambar, observasi,
wawancara, atau riwayat hidup subjek. Istilah psikotes (atau psychological testing)
digunakan masyarakat untuk menggambarkan berbagai aktivitas dalam proses asesmen
yang menggunakan pendekatan psikologis. Namun, psikotes sebenarnya hanyalah
salah satu bagian dari proses tersebut. Keseluruhan rangkaian kegiatan itu lebih tepat
disebut sebagai Asesmen Psikologis atau Pemeriksaan Psikologis.
Pada dasarnya, psikotes sudah dapat memberi banyak informasi tetapi masih
harus dilengkapi dan diuji lagi ketepatannya. Ada hal-hal yang kurang lengkap jika
hanya digali lewat psikotes saja. Misalnya :
Dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku, tidak cukup hanya dengan
melakukan psikotes, tetapi perlu pengamatan langsung dengan masuk ke dalam
kelasnya.
Dalam asesmen untuk penjurusan, tidak cukup hanya dengan melakukan psikotes,
tetapi harus didukung oleh wawancara dengan siswa.
Dalam promosi jabatan, tidak cukup hanya dengan psikotes, tetapi perlu dilengkapi
juga dengan wawancara dan focus group discussion, dimana para calon pemimpin
diminta untuk mencari dan memikirkan sebuah solusi atas suatu kasus.
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
Planning
Collecting
Processing
Communicating
Data
Assessment
Assessment
Assessment
Collection
Data
Data
Data
Procedures
Perencanaan prosedur pengumpulan data (Planning Data Collection Procedures)
Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memikirkan hal apa saja yang ingin
diketahui dari subjek dan memikirkan apa tujuan dari asesmen tersebut. Ada tiga tujuan
asesmen, yaitu :
a. Diagnostik, yaitu untuk menentukan jenis treatmen yang tepat. Misal untuk
memberikan treatmen yang tepat bagi anak dengan Gangguan Berhitung. Sebelum
diperoleh hasil diagnosis, maka diperlukan proses asesmen yang tepat untuk
penegakan diagnosis.
b. Deskripsi. Tujuan asesmen yang kedua adalah untuk menggambarkan kepribadian
seseorang secara lebih lengkap, dan dibuat dalam bentuk profile (mencakup
motivasi, kebutuhan, kecenderungan perilaku, pola interaksi, dll)
c. Prediksi. Tujuan asesmen yang ketiga adalah untuk memprediksi perilaku
seseorang. Misalnya asesor diminta oleh perusahaan untuk menyeleksi seseorang
yang tepat bagi suatu posisi kerja tertentu. Dalam kasus tersebut, asesor akan
melakukan asesmen dengan mengumpulkan dan menguji data deskriptif yang
kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan prediksi dan seleksi.
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
akan
lebih
berfokus
pada
penemuan
dalam
proses
observasi,
b. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih, yang berlangsung
antara interviewee dan interviewer. Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi dimana interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab oleh interviewee. Wawancara merupakan salah satu metode dalam
psikodiagnostika dan merupakan sumber yang sangat luas. Ada beberapa kelebihan
dari wawancara, yaitu : (1) tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan yang
khusus ; (2) dapat dilakukan di mana saja ; (3) merupakan hal biasa dalam interaksi
sosial sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku
verbal atau non verbal individu secara bersamaan ; (4) memiliki tingkat fleksibilitas
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memindahkan hasil interpretasi nya ke
dalam bentuk laporan (Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis). Dalam pembuatan
laporan ini, asesor perlu memikirkan siapa orang yang akan menerima dan membaca
laporan tersebut (Orangtua, Kepala Sekolah, Siswa, Manajer HRD, Karyawan, dll). Ada
tiga kriteria yang harus dipenuhi suatu laporan asesmen yaitu :
Jelas. Laporan itu harus jelas. Tanpa kriteria ini, relevansi dan kegunaan laporan
tidak dapat dievaluasi. Ketidakjelasan laporan psikologis merupakan suatu masalah
karena
kesalahan
interpretasi
dapat
menyebabkan
kesalahan
pengambilan
keputusan.
Relevan dengan tujuan. Laporan asesmen harus relevan dengan tujuan yang sudah
ditetapkan pada awal asesmen. Jika tujuan awalnya adalah untuk mengklasifikasikan
perilaku, maka informasi yang relevan dengan hal itu harus lebih ditekankan.
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
kecerdasan umum ini digali untuk memprediksi apakah subjek nantinya akan
mampu mempelajari tugas-tugas baru dan memecahkan persoalan-persoalan.
Hasil penelusuran kecerdasan seperti ini umumnya diungkapkan ke dalam
penggolongan berdasarkan norma atau standar yang berlaku, Contoh : Seorang
siswa memiliki kecerdasan umum yang tergolong di atas rata-rata. Ini berarti tingkat
kecerdasan siswa tersebut berada di atas rata-rata orang dari kelompoknya.
Kelompok ini adalah kelompok yang dijadikan norma atau standar. Kelompok itu
bisa berdasarkan usia, jenjang pendidikan, dan sebagainya.
2. Aspek Kepribadian
Ada berbagai alat yang sering digunakan untuk mengukur kepribadian, misalnya
mengisi semacam kuesioner yang intinya menelusuri karakteristik psikologis
tertentu, atau melalui tugas-tugas menggambar. Tugas menggambar ini sebetulnya
adalah sarana bagi subjek untuk memproyeksikan diri. Bagi orang awam, tes
menggambar seperti ini tampak tidak masuk akal dalam menjelaskan kepribadian.
Namun alat-alat itu dibuat melalui kajian ilmiah sehingga hasilnya pun bisa
dipertanggungjawabkan.
Sifat tes kepribadian seperti ini adalah memberi indikasi tentang sejumlah
karakteristik psikologis tertentu. Psikolog dituntut ketajaman dan kepekaannya untuk
menganalisis lebih jauh dan menemukan gambaran kepribadian yang khas dari
subjek, dengan didukung oleh hasil observasi dan wawancara. Untuk dapat
mengungkap kepribadian seseorang, psikolog dituntut memiliki pengalaman yang
memadai agar dapat melihat makna-makna tersirat dari hasil tes setiap subjek.
Asesmen Psikologi
Widiawati, M.Psi
Diah
digunakan untuk menelusuri hal-hal tersebut, tetapi biasanya psikolog juga melihat
keseluruhan hasil dan cara kerja subjek, baik melalui observasi, wawancara,
maupun diskusi kelompok.
Daftar Pustaka