Anda di halaman 1dari 5

REAKSI OKSIDASI REDUKSI

Sejak dahulu kala sesungguhnya Manusia telah memanfaatkan Reaksi Oksidasi Reduksi dalam kehidupannya seharihari. Pada saat Ibu-ibu memasak dengan menggunakan kayu bakar, Batu bara, Minyak tanah, Elpiji atau yang lain,
sesungguhnya ibu-ibu tersebut telah menerapkan Reaksi Oksidasi Reduksi dalam pekerjaannya. Saat ini penerapan
Reaksi Oksidasi Reduksi menjadi sangat penting karena penggunaannya dapat dilakukan dalam berbagai hal seperti :
Pada Industri Obat-obatan, Industri Makanan/Minuman, Industri Logam dan lain-lain.
Pengertian reaksi Oksidasi reduksi berkembang sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, Perkembangan
tersebut dapat kita lihat sebagai berikut.
A. REAKSI OKSIDASI REDUKSI DITINJAU DARI PENGGABUNGAN DAN PELEPASAN OKSIGEN
Pada awalnya pengertian Reaksi Oksidasi Reduksi hanya digunakan untuk reaksi raksi yang berlangsung dengan
adanya perpindahan Oksigen. Sesuai dengan asal katanya Oksidasi berarti pemberian Oksigen atau Peng-oksigenan.
Jadi Reaksi Oksidasi adalah Penggabungan Unsur / Zat dengan Oksigen
Contoh :
2Cu(s) + O2(g) 2CuO(s)
4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
4Na(s) + O2(g) 2Na2O(s)
C(s) + 3O2(g) 2CO2(s)
4Cl(g) + O2(g) 2Cl2O3(g)
2N2(g) + 5O2(g) 2N2O5(g)
Pada reaksi di atas Oksigen disebut zat pengoksidasi atau Oksidator, sedangkan Cu, Fe, Na, C dan Cl disebut zat
pereduksi atau Reduktor
Zat yang terbentuk dari reaksi okdidasi ini disebut Oksida. Jika unsur yang direaksikan dengan oksigen adalah logam,
maka oksida yang terbentuk disebut Oksida Logam atau Oksida Basa karena jika oksida Logam/Oksida Basa ini
dilarutkan ke dalam air akan terbentuk larutan Basa.
Contoh :
CuO(s) + H2O(l) Cu(OH)2(aq)
Na2O(s) + H2O(l) 2NaOH(aq)
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2
Fe2O3(s) + 3H2O(l) 2Fe(OH)3 dll
Dan jika unsur yang direaksikan dengan Oksigen adalah unsur Nonlogam maka Oksida yang terbentuk disebut
Oksida nonlogam atau Oksida Asam karena jika oksida nonlogam/oksida asam ini dilarutkan ke dalam air akan
terbentuk Larutan Asam
Contoh :
CO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)
Cl2O3(g) + H2O(l) 2HClO2(aq)
N2O5(g) + H2O(l) HNO3(aq)
P2O5(g) + 3H2O(l) 2H3PO4(aq)
Reaksi Reduksi adalah reaksi pelepasan Oksigen dari suatu zat atau oksida
Contoh :
2H2O(l) H2(g) + O2(g)
2Cl2O3(g) 4Cl(g) + O2(q)
CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
Fe2O3(s) 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
2MgO(s) 2Mg(s) + O2(g)
Na2O(s) Na(s) + O2(g)
Jadi Reaksi Reduksi adalah kebalikan dari Reaksi Oksidasi

B. REAKSI OKSIDASI REDUKSI DITINJAU DARI PELEPASAN DAN PENERIMAAN ELEKTRON


Perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya teori Atom telah berakibat pada pemahaman reaksi-reaksi kimia menjadi
lebih luas, dan pengertian reaksi oksidasi reduksi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen menjadi sangat
sempit. Ditinjau dari teori atom ternyata banyak reaksi kimia yang tidak melibatkan oksigen tetapi mengalami
perubahan struktur elektron, dan setelah diamati ternyata prinsipnya sama seperti yang terjadi pada reaksi kimia yang
melibatkan oksigen.
Sekarang mari kita bandingkan dua contoh reaksi kimia berikut :
4Na(s) + O2(g) 2Na2O(s) ....................... (1)
2Na(s) + Cl2(g) 2NaCl(s) ...................... (2)
Jika ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen maka reaksi (2) jelas bukan reaksi oksidasi ataupun reduksi
karena tidak melibatkan oksigen.
Sekarang mari kita tinjau dari teori atom yaitu berdasarkan perubahan struktur elektron. Pda reaksi (1) terjadi ikatan
ion antara ion Na+ dengan ion O2-, dimana atom Na melepaskan satu elektronnya sehingga berubah menjadi ion Na +.
Kemudian elektron yang dilepaskan Na ini diikat oleh atom O sehingga atom O berubah menjadi ion O22Na 2Na+ + 2e
O + 2e [ O ]2+
2Na + O Na+[ O ]2-Na+
Pada reaksi (2) juga terjadi ikatan ion antara ion Na+ dengan ion Cl-, dimana atom Na melepaskan elektronnya
sehingga Na berubah menjadi ion Na+ dan elektron ini diikat oleh atom Cl sehingga atom Cl berubah menjadi ion ClNa Na+ + e
:Cl. + e [:Cl.]- +
Na + :Cl. Na+[.Cl:]Ternyata jika ditinjau dari konsep perpindahan elektron, kedua reaksi di atas menunjukkan proses perubahan yang
sama sehingga pengertian reaksi Oksidasi Reduksi diperluas dan dikaitkan dengan perpindahan elektron.ditinjau dari
pelepasan dan penerimaan elektron maka :
Reaksi Oksidasi adalah Reaksi yang terjadi karena pelepasan elektron dan
Reaksi Reduksi adalah Reaksi yang terjadi karena penerimaan elektron
Contoh :
a.
2Cu
2Cu2+ + 4e ( Oksidasi )
O2 + 4e 2O2( Reduksi ) +
2+
22Cu + O2 2Cu + 2O ( Redoks )
b.

Cu Cu2+ + 2e
( Oksidasi )
Cl2 + 2e 2Cl( Reduksi ) +
Cu + Cl2 Cu2+ + 2Cl- ( Redoks )

c.

2Fe2+ 2Fe3+ + 2e
( Oksidasi )
Cu2+ + 2e Cu
( Reduksi ) +
2Fe2+ + Cu2+ 2Fe3+ + Cu ( Redoks )

d.

Mg Mg2+ + 2e
( Oksidasi )
2Cl + 2e 2Cl( Reduksi ) +
2+
Mg + 2Cl Mg + 2Cl
( Redoks )

Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa reaksi Oksidasi selalu disertai dengan reaksi Reduksi. Bila suatu
zat melepaskan elektron maka zat lain akan menerima elektron itu.
Zat yang mengakibatkan zat lain mengalami oksidasi atau zat yang cenderung menerima elektron dari zat lain disebut
Oksidator, misalnya : Cl2, O2, Br2, I2 dan lain-lain sebaliknya zat yang mengakibatkan zat lain mengakibatkan zat lain
mengalami reduksi atau zat yang cenderung melepaskan elektron disebut Reduktor, misalnya : Na, K, Fe, Ca, Mg dan
lain-lain

C. REAKSI OKSIDASI REDUKSI DITINJAU DARI PENINGKATAN DAN PENURUNAN BILANGAN


OKSIDASI
Untuk reaksi : H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g), kita tidak dapat mengatakan bahwa pada reaksi ini terjadi perpindahan
elektron dari H2 ke Cl2 karena perbedaan keelektronegatifan kedua unsur ini sangat kecil. Untuk reaksi ini lebih tepat
dikatakan terjadi pergeseran elektron dari atom H mendekati atom Cl
Dengan asumsi adanya pergeseran elektron dari suatu atom menuju atom lain maka pengertian Reaksi Oksidasi
Reduksi semakin diperluas dengan dikembangkannya konsep Bilangan Oksidasi atau Tingkat Oksidasi.
Bilangan Oksidasi atau Tingkat Oksidasi suatu unsur adalah bilangan yang menunjukkan muatan unsur yang
disumbangkannya pada pembentukan molekul ataupun ion.
Secara umum, untuk dua jenis atom yang berikatan ionik maupun kovalen : Atom unsur yang keelektronegatifannya
lebih besar akan memiliki Bilangan Oksidasi Positif dan unsur yang keelektronegatifannya lebih kecil akan memiliki
Bilangan Oksidasi Negatif
Bilangan oksidasi suatu unsur ditetapkan berdasarkan perjanjian, bukan atas dasar hasil eksperimen. Beberapa aturan
yang telah disepakati untuk menentukan Bilangan Oksidasi adalah sebagai berikut :
1. Bilangan Oksidasi Unsur-unsur dalam keadaan bebas (Unsur-unsur yang belum berikatan dengan unsur lain)
adalah nol
Contoh : Bil. Oksidasi Unsur K, Na, Mg. Fe, O2, Cl2, Br2, P4, S8 adalah Nol
2. Bilangan Oksidasi Unsur H dalam senyawanya adalah +1, kecuali dalam senyawa Hidrida Logam (senyawa
yang terbentuk dari unsur logam dengan unsur H misalnya : KH, NaH, CaH2, dan BaH2 ), bilangan oksidasi H
dalam senyawa ini sama dengan -1
3. Bilangan Oksidasi O dalam senyawanya adalah -2, kecuali dalam senyawa Peroksida (senyawa yang mengikat atom O berlebih misalnya : H2O2, Na2O2 ) Bilangan Oksidasi O dalam senyawa ini sama dengan -1
dan Bilangan Oksidasi O dalam senyawa OF2 sama dengan +2
4. Bilangan Oksidasi Unsur-unsur Golongan IA ( Unsur-unsur Alkali ) dalam senyawanya adalah +1 Dan Bilangan Oksidasi Unsur-unsur Golongan IIA ( Unsur-unsur Alkali Tanah ) dalam senyawanya adalah +2
Contoh :
Bil. Oksidasi Na ( Gol. IA ) dalam senyawa NaCl, Na2S, NaNO3, Na2SO4, Na3PO4 adalah +1
Bil. Oksidasi Mg ( Gol. IIA ) dalam senyawa MgCl2, MgS, MgSO4, Mg3(PO4)2 adalah +2
5. Bilangan Oksidasi ion monoatom adalah sama dengan muatan ionnya
Contoh :
Bil. Oksidasi Na dalam Na+ adalah +1
Bil. Oksidasi Ca dalam Ca2+ adalah +2
Bil. Oksidasi Fe dalam Fe3+ adalah +3
Bil. Oksidasi Cl dalam Cl- adalah -1
Bil. Oksidasi O dalam O2- adalah -2 dan lain-lain
6. Pada ion Poliatom ( ion yang dibentuk oleh dua jenis unsur atau lebih ), jumlah aljabar bilangan oksidasi
unsur-unsur pembentuknya adalah sama dengan muatan ionnya
Contoh :
Dalam ion MnO4- : 1 x Bil. Oksidasi Mn + 4 x Bil. Oksidasi O = -1
Dalam ion CO32: 1 x Bil. Oksidasi C + 3 x Bil. Oksidasi O = -2
Dalam ion C2O42- : 2 x Bil. Oksidasi Mn + 4 x Bil. Oksidasi O = -2
Dalam ion PO43: 1 x Bil. Oksidasi P + 4 x Bil. Oksidasi O = -3
+
Dalam ion NH4
: 1 x Bil. Oksidasi N + 4 x Bil. Oksidasi H = +1
7. Pada senyawa Netral (senyawa yang tidak bermuatan), jumlah aljabar bilangan Oksidasi unsur-unsur pembentuknya adalah sama dengan nol
Contoh :
Dalam ion P2O5
: 2 x Bil. Oksidasi P + 5 x Bil. Oksidasi O = 0
Dalam ion BaCl2
: 1 x Bil. Oksidasi Ba + 2 x Bil. Oksidasi Cl = 0
Dalam ion Ca(OH)2
: 1 x Bil. Oksidasi Ca + 2 x Bil. Oksidasi O + 2 x Bil. Oksidasi H = 0
Dalam ion H2SO4
: 2 x Bil. Oksidasi H + 1 x Bil. Oksidasi S + 4 x Bil. Oksidasi O = 0
Dalam ion Al2(SO4)3
: 2 x Bil. Oksidasi Al + 3 x Bil. Oksidasi S + 12 x Bil. Oksidasi O = 0
8. Bilangan Oksidasi Unsur-unsur Golongan VIIA (Unsur-unsur Halogen) dalam senyawa Biner (senyaw yang
terdiri dari dua jenis unsur) adalah sama dengan -1
Contoh :
Bil. Oksidasi F dalam senyawa NaF, KF, BaF2, CaF2, AlF3, sama dengan -1
Bil. Oksidasi Cl dalam senyawa KCl, NaCl, BaCl2, CuCl2, AlCl3, FeCl3 sama dengan -1
Bil. Oksidasi Br dalam senyawa NaBr, KBr, MgBr2, caBr2, AlBr3, FeBr3 sama dengan -1
Bil. Oksidasi I dalam senyawa NaI, KI, MgI2, PbI2, FeI3 sama dengan -1

Berdasarkan konsep Bilangan Oksidasi, Reaksi Oksidasi dan Reduksi dinyatakan berdasarkan perubahan Bilangan
Oksidasi Unsur-unsur yang terlibat dalam reaksi itu.
Reaksi Oksidasi adalah Reaksi yang disertai dengan bertambahnya bilangan Oksidasi Unsur sedangkan Reaksi
Reduksi adalah Reaksi yang disertai dengan berkurangnya bilangan Oksidasi suatu Unsur
Contoh reaksi Oksidasi Reduksi dapat kita lihat pada proses pengolahan Besi dari Oksidanya (Fe 2O3). Pada proses ini
Logam Besi diperoleh dengan mereduksi Oksida Besi yang menggunakan CO melalui reaksi :
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(l) + 3CO2(g)
Bilangan Oksidasi Unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi adalah :

Bil. Oksidasi Fe
Bil. Oksidasi O
Bil. Oksidasi C

Sebelum Reaksi
+3
-2
+2

Sesudah Reaksi
0
-2
+4

Keterangan
Bil. Oksidasi Fe turun dari +3 menjadi 0
Bil. Oksidasi O tetap
Bil. Oksidasi C naik dari +2 menjadi +4

Dari tabel di atas dapa dinyatakan bahwa :


Perubahan : Fe2O3(s) 2Fe(l)
disebut Reaksi Reduksi, sedangkan
Perubahan : 3CO(g) 3CO2(g) disebut Reaksi Oksidasi
Pada reaksi di atas CO disebut sebagai Pereduksi atau Reduktor karena zat inilah yang menyebabkan Fe 2O3 tereduksi
menjadi Fe, sedangkan Fe2O3 disebut Pengoksidasi atau Oksidator, karena zat inilah yang mengoksidasi CO menjadi
CO2
Secara singkat Reaksi di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(l) + 3CO2(g)
+3

-2

+2 -2

+4 -2

Reduksi
Oksidasi

D. REAKSI DISPROPORSIONASI
Adalah Reaksi Redoks dimana salah satu zat mengalami reaksi Oksidasi dan reaksi Reduksi sekaligus
Reaksi ini disebut juga Reaksi Autoredoks
Contoh
KOH + Cl2 KCl + KClO3 + H2O
0

-1

+5

Reduksi
Oksidasi

Pada reaksi Disproporsionasi / Autoredoks ini yang bertindak sebagai Oksidator maupun Reduktor adalah zat yang
sama. Pada reaksi di atas yang bertindak sebagai Oksidator maupun Reduktor adalah Cl2
Beberapa contoh cara menentukan Bilangan Oksidasi Unsur dalam suatu senyawa atau suatu ion Poliatom.
Contoh 1 : Tentukan Bilangan Oksidasi Cl dalam senyawa HCl
Jawab
: HCl adalah senyawa netral, maka jumlah aljabar Bilangan Oksidasi Unsur-unsur pembentuknya = 0
1 x Bil.Oksidasi H + 1 x Bil.Oksidasi Cl = 0, misalkan Bil.oksidasi Cl dalam HCl = X
1 x (+1) + 1 x X = 0
+1 + X = 0
maka X = -1 jadi Bilangan Oksidasi Cl dalam HCl adalah = -1
Contoh 2 : Tentukan Bilangan Oksidasi P dalam H3PO4
Jawab
: H3PO4 adalah senyawa netral, maka jumlah aljabar Bilangan Oksidasi Unsur-unsur pembentuknya = 0
3 x Bil.Oksidasi H +1 x Bil.Oksidasi P + 4 x Bil.Oksidasi O = 0, misalkan Bil.Oksidasi P = X
3. (+1) + 1.X + 4.(-2) = 0
+3 + 1X + (-8) = 0
-5 + X = 0
maka X = +5, jadi Bilangan Oksidasi P dalam H3PO4 adalah = +5

Contoh 3 : tentukan Bilangan Oksidasi Mn dalam ion MnO4Jawab


: Ion MnO4- mempunyai muatan = -1, maka jumlah aljabar Bil.oksidasi unsur-unsur pembentuknya = -1
1x Bil.Oksidasi Mn + 4x Bil.Oksidasi O = -1, misalakan Bil.Oksidasi Mn = X
1.X + 4. (-2) = -1
X + (-8) = -1
maka X = +7, jadi Bolangan Oksidasi Mn dalam MnO4- = +7
Contoh 4 : Tentukan Bilangan Oksidasi Cr, N dan O dalam senyawa Cr(NO3)3
Jawab
: senyawa Cr(NO3)3 adalah senyawa yang mengandung ion Cr3+ dan ion NO3Cr(NO3)3 Cr3+ + 3NO3Maka Bilangan Oksidasi Cr = +3 ( muatan Cr adalah 3+ )
Bilangan Oksidasi N dapat dicari dari ion NO3- yaitu :
1 x Bil.Oksidasi N + 3 x Bil.Oksidasi O = -1, Bilangan Oksidasi O = -2 (aturan -3)
1. X + 3.(-2) = -1
X + (-6) = -1
Maka X = +5 jadi Bilangan Oksidasi N dalam cr(NO3)3 = +5

Anda mungkin juga menyukai