Membentuk enamel
Merangsang terbentuknya odontoblas
Penentuan bentuk mahkota dan akar
b. Stadium Prolifferasi
Pada stadium ini Lamina dentalis akan mengalami pembelahan sel, sehingga
akan terbentuk :
1. Enamel organ
2. Dental papila (dentin organ)
3. Dental sac (periodontal organ)
c. Stadium Histodifferensiasi
Pada stadium ini bagian dlm dari enamel organ membentuk
Ameloblast, bagian luar dari dental papilla membentuk Odontoblast /
dentinoblast, memperbanyak diri membentuk epitel sheat & epitel herwigs
merupakan penentu dasar dari besar dan panjang akar kemudian bagian luar
akar akan terbentuk cementoblast.
d. Stadium Morpodifferensiasi
Pada stadium ini akan terbentuk DEJ (dentino enamel junction) & CEJ
(cemento enamel junction) sehingga akan menentukan bentuk dari crown &
radix, bentuk akar diberi arah oleh sarung epitel hertwigs ke arah apex
e. Stadium Aposisi
Pada stdm ini prisma/matrix-matrix enamel akan tersusun satu dg yang
lain disebut Prismakimata/amelogenesis
-
cementing substance.
Matrix dentin akan mengapur disebut dentinogenesis.
2. Tahap Kalsifikasi
3. Tahap Erupsi
Adalah bergeraknya gigi ke arah rongga mulut yang dimulai pada
waktu gigi masih dalam rongga mulut.
4. TAHAP ATRISI
- Gigi sulung setelah tumbuh akan dipakai mengunyah mulai mengalami
pengikisan.
- Tergantung dari keadaan fisik makanan dan kebiasaan makan.
5. TAHAP RESORBSI
-
decidui.
I. Jumlah
-
Anodontia
Supernumerary
Mikrodontia
Makrodontia
Pada gigi sulung dan gigi tetap : incisive, premolar dan molar
Gangguan pada tahap inisiasi dan proliferasi
Dapat mengenai :
Satu gigi
Beberapa gigi
Supernumerary
-
Fusion
-
Dilaceration
-
Concrescense
-
Dens In Dente
-
Taurodontisme
-
apiko-oklusal tinggi
Gigi tetap > gigi sulung
Morfologi normal
molar
Akar Lebih
-
HYPOPLASIA ENAMEL
Pembentukan matrix organik yang tidak sempurna
Terdiri dari 2 tipe, yaitu : herediter dan faktor lingkungan.
HEREDITER
A.
GAMBARAN KLINIS
FAKTOR LINGKUNGAN
Yang dapat mencederai ameloblast ---- sensitif terhadap
gangguan metabolik, antara lain :
A. Defisiensi nutrisi (vitamin A,C,D)
B. Penyakit sistemik ---- Exonthematous diseases (measles,
chicken pox, scarlet fever : mengenai gigi
incisive, caninus, molar).
C. Sifilis kongenital
D. Hipokalsemia
-
per 100cc)
Klinis : pitting yang bervariasi
Sulit dibedakan dengan gangguan nutrisi dan exanthematous disease
E. Infeksi Fokal
mahkota
Disebut Gigi Turners (Hypoplasia Turner),sebagai berikut :
infeksi periapikal gigi sulung --- terganggu
ameloblast gigi tetap
trauma gigi sulung ---masuk ke alveolar,
terganggu benih gigi tetap.
F. Trauma
-
H. Idiopatik
-
patah
Warna coklat, gelap, konsistensi lunak (cheesy),
mudah patah
Rotgen = density enamel dan dentin sulit dibedakan
Dentinogenesis Imperfecta
Terapi : Kosmetik
Dentin Dysplasia
-
Shell Teeth
-
V. ERUPSI
1. Erupsi Prematur
-
Kelainan sistemik =
Rickets
Cretinism
Geidocronial dysostosis
Kelainan lokal = Fibromatous ginggiva
3. Ankylose
4. Embeded Teeth
-
5. Impacted Teeth
- Tidak tersedianya ruang, gigi terpendam dalam tulang
- Gigi molar, incisive, caninus, premolar
- Posisi impacted (berdasarkan sumbu panjang molar terhadap molar)
- Vertikal, horizontal, mesiangular, buccoangular, linguoangular
- Komplikasi :
Infeksi
Pericoronitis
Operculitis
Osteomielitis
Kerusakan gigi sebelah karies
Tumor/kista odontogenik
TIC Dolofeaux (sakit dibelakang telinga)
Terapi :
Rotgen
Odontectomi
1. Faktor Ekstrinsik
- Bacterial stain
- Bahan penambalan
- Obat-obatan
- Hyperbilirubinemia
- Dental fluorosis