Anda di halaman 1dari 14

TUMBUH KEMBANG RONGGA MULUT

Dosen Pakar : drg. Pipiet Setyaningsih SP. Ort, MPh


Tim Pencatat : Nanda Wirawan

Lingkaran Kehidupan Gigi


Gigi berasal dari sel-sel ektodermal dan mesodermal
Sel ektodermal berfungsi :
-

Membentuk enamel
Merangsang terbentuknya odontoblas
Penentuan bentuk mahkota dan akar

Sel mesodermal berfungsi :


-

Membentuk dentin jar.pulpa cementum periodontal membran


tulang alveolar

Tahap Tahap Perkembangan Gigi


1. Tahap pertumbuhan
a. Stadium Innisiasi
adalah :
-

Stadium permulaan yang dimulai pada saat embrio berumur 5-7 mg

iu akan dibentuk benih gigi decidui.


Pada waktu embrio umur 10-14 mg iu akan dibentuk benih gigi
permanent. Pada stadium ini akan terbentuk LAMINA DENTALIS

b. Stadium Prolifferasi
Pada stadium ini Lamina dentalis akan mengalami pembelahan sel, sehingga
akan terbentuk :
1. Enamel organ
2. Dental papila (dentin organ)
3. Dental sac (periodontal organ)

c. Stadium Histodifferensiasi
Pada stadium ini bagian dlm dari enamel organ membentuk
Ameloblast, bagian luar dari dental papilla membentuk Odontoblast /
dentinoblast, memperbanyak diri membentuk epitel sheat & epitel herwigs
merupakan penentu dasar dari besar dan panjang akar kemudian bagian luar
akar akan terbentuk cementoblast.

d. Stadium Morpodifferensiasi

Pada stadium ini akan terbentuk DEJ (dentino enamel junction) & CEJ
(cemento enamel junction) sehingga akan menentukan bentuk dari crown &
radix, bentuk akar diberi arah oleh sarung epitel hertwigs ke arah apex

e. Stadium Aposisi
Pada stdm ini prisma/matrix-matrix enamel akan tersusun satu dg yang
lain disebut Prismakimata/amelogenesis
-

matrix-matrix dilekatkan oleh cement yang disebut Interprismatic

cementing substance.
Matrix dentin akan mengapur disebut dentinogenesis.

2. Tahap Kalsifikasi

Adalah perlekatan garam-garam kalsium pada waktu pertumbuhan gigi


geligi

3. Tahap Erupsi
Adalah bergeraknya gigi ke arah rongga mulut yang dimulai pada
waktu gigi masih dalam rongga mulut.

Gigi Dapat Erupsi Karena :

Dengan tumbuhnya akar akan menyebabkan adanya tekanan yang

mendesak bagian yang sudah terbentuk ke arah cavum oris.


Sel-sel dari dental sac mengeluarkan enzym yang akan melarutkan
sel dan dibersihkan oleh osteoclas.

4. TAHAP ATRISI
- Gigi sulung setelah tumbuh akan dipakai mengunyah mulai mengalami
pengikisan.
- Tergantung dari keadaan fisik makanan dan kebiasaan makan.

5. TAHAP RESORBSI
-

Resorbsi disebabkan oleh sel osteoclast.

Resorbsi akan berhenti sampai masa aktifnya.

Resorbsi gigi decidui terjadi setelah terbentuknya akar secara sempurna.

Benih gigi permanent terletak di sebelah lingual/palatinal/apikal gigi

decidui.

Resorbsi ada dua R. Internal & R. Ekternal

ABNORMALITAS GIGI & RAHANG


A. Gangguan perkembangan gigi ditinjau dari :

I. Jumlah
-

Anodontia
Supernumerary

II. Ukuran gigi


-

Mikrodontia
Makrodontia

III. Bentuk gigi


a.
b.
c.
d.

Gemination e. Dens in dente


Fusion
f. Taurodontism
Concrescens g. Akar lebih
Dilaceration

IV. Struktur gigi


a. Amelogenesis imperfecta
b. Dentinogenesis imperfecta
c. Dentino dysplasia
d. Shell teeth
V.Erupsi
a. Erupsi prematur
b. Erupsi lambat (delayed)
c. Ankylose
d. Embeded teeth
e. Impacted teeth
VI.Warna
a. Intrinsik
b. Ekstrinsik
B. Gangguan perkembangan rahang
- Cleft lip
- Cleft palate
- Kombinasi
GANGGUAN PERKEMBANGAN GIGI
I. JUMLAH
Anodontia
-

Benih gigi tidak ada

Pada gigi sulung dan gigi tetap : incisive, premolar dan molar
Gangguan pada tahap inisiasi dan proliferasi
Dapat mengenai :

Satu gigi

Beberapa gigi

Seluruhnya = ectodermal dysplasia

Supernumerary
-

Gigi lebih didaerah kelompok gigi tertentu= genetic central I

mesiodens distal molar.


Samping molar = paramolar
Mirip dengan kelompok gigi tersebut, tapi ukuran lebih kecil
Gigi dapat erupsi dan impacted
maloklusi
Dapat multiple = Gardners syndrome

II. UKURAN GIGI


Mikrodontia Dan Makrodontia
-

Ukuran lebih kecil/lebih besar daripada gigi normal


Terutama pada incisive dan molar
Gangguan morphodifferensiasi

III. BENTUK GIGI


Gemination
-

Satu benih gigi terbagi dua dengan invaginasi sehingga terbentuk

dua gigi abnormal


Berupa gigi tunggal dengan satu akar
Satu saluran akar membentuk 2 mahkota yang tidak sempurna

Fusion
-

Persatuan dua benih gigi yang normal


Diturunkan secara genetik
Bentuk satu gigi besar pada mahkota dan persatuan pada akar
Terutama pada gigi sulung : incisive dan caninus

Dilaceration
-

Terjadi angulasi : pembengkokan tajam; curve pada akar/mahkota


Sebab = trauma pada periode pembentukan

Concrescense
-

Bentuk fusi setelah pembentukan akar sempurna

Persatuan hanya pada cementum


Sebab = traumatic injury
Sulit pada saat extraksi = rotgen foto

Dens In Dente
-

Ada struktur gigi didalam gigi


Sebab = invaginasi pada mahkota gigi sebelum kalsifikasi
Gigi incisive
Keadaan ringan berupa pit dalam karies

Taurodontisme
-

Gigi menyerupai gigi sapi : badan gigi meluas sampai ke akar


Dengan rotgen foto : gigi segi empat, kamar pulpa luas, akar pendek,

apiko-oklusal tinggi
Gigi tetap > gigi sulung
Morfologi normal

molar

Akar Lebih
-

Akar mesial 2 distal 1


Gigi caninus, premolar, molar 1, dan molar 2

IV. STRUKTUR GIGI


Amelogenesis Imperfecta

HYPOPLASIA ENAMEL
Pembentukan matrix organik yang tidak sempurna
Terdiri dari 2 tipe, yaitu : herediter dan faktor lingkungan.
HEREDITER
A.

GAMBARAN KLINIS

a. Enamel dengan pitting yang menyeluruh, atau enamel


dengan groove vertikal dan paralel, atau enamel
aplasia
b. Warna bervariasi dari kuning sampai kecoklatan
c. Ukuran gigi abnormal karena enamel
d. Titik kontak antar gigi terbuka
e. Dentin terbuka dalam

f. Kehilangan permukaan oklusal


B. GAMBARAN ROTGEN
Enamel tidak ada atau sangat tipis pada tiap cusp,
interproximal
C. TERAPI
Kosmetik

FAKTOR LINGKUNGAN
Yang dapat mencederai ameloblast ---- sensitif terhadap
gangguan metabolik, antara lain :
A. Defisiensi nutrisi (vitamin A,C,D)
B. Penyakit sistemik ---- Exonthematous diseases (measles,
chicken pox, scarlet fever : mengenai gigi
incisive, caninus, molar).
C. Sifilis kongenital

Bentuk gigi khusus, permukaan mesial distal meruncing,


sempit di oklusal, incisal bertakik (irreguler)

Mengenai gigi anterior incisive Hutchinsons

Mengenai molar Mulberry molars/Moons


molars/Farmers

D. Hipokalsemia
-

Kadar kalsium dalam darah defisiensi vit.D dan paratiroid (6-8 mg

per 100cc)
Klinis : pitting yang bervariasi
Sulit dibedakan dengan gangguan nutrisi dan exanthematous disease
E. Infeksi Fokal

Mengenai satu gigi saja = incisive atau premolar


Klinis : perubahan warna enamel kecoklatan dan irreguler pada

mahkota
Disebut Gigi Turners (Hypoplasia Turner),sebagai berikut :
infeksi periapikal gigi sulung --- terganggu
ameloblast gigi tetap
trauma gigi sulung ---masuk ke alveolar,
terganggu benih gigi tetap.

F. Trauma
-

Kelahiran neonatal line gigi sulung, gigi tetap, molar.

Pembentukan sesaat terhenti.


Prematur lebih sering
G. Bahan kimia

Terutama Fluor. Defisiensi fluor = mottled enamel


Kadar fluor rendah = sebabkan enamel matrix defektif/kurang dan

kalsifikasi matrix terganggu


Kadar fluor normal dalam air = 1 ppm
Klinis : white spot pada enamel, perubahan ringan sebagai daerah
putih buram/opaque, perubahan berat pitting ; korusi ; enamel ;
fraktur warna coklat
Terapi : kosmetik (periodik)

H. Idiopatik
-

Gangguan penyakit sistemik ringan hingga berat.


Hypokalsifikasi enamel
Hipomineralisasi enamel = mineral defek pada matrix
Gigi normal, warna memudar
Enamel lunak, mudah abrasi dentin terbuka
Klinis :
Bercak kuning kecoklatan pada enamel, tekstur
sedikit mengapur ( Chalky), enamel sedikit patah

patah
Warna coklat, gelap, konsistensi lunak (cheesy),

mudah patah
Rotgen = density enamel dan dentin sulit dibedakan

Dentinogenesis Imperfecta

Nama lain : hereditary opalescent dentin


Adalah suatu gangguan pembentukan dentin mesodermal
Karakteristik : herediter dominan
Klinis :
a. Warna abu-abu, ungu kecoklatan, coklat kekuningan.
b.

Enamel hilang dengan cepat

c. Dentin mudah atrisi


d. DEJ hubungan tidak normal dan tidak interlocking.

Rotgen : terdapat penyempitan kamar pulpa dan saluran akar, akar


pendek tumpul, akar mudah fraktur.

Terapi : Kosmetik

Dentin Dysplasia
-

Nama lain = Roothless teeth


Gangguan pada pembentukan dentin, enamel normal
Dentin atipikal dengan penutupan pulpa
Pembentukan akar defektif, cenderung patologis periapikal
Klinis normal, namun mudah longgar dan tanggal / loss prematur
Herediter autosom dominan

Shell Teeth
-

Gangguan dentin sangat tipis kamar pulpa luas


Akar pendek
Tidak diturunkan

V. ERUPSI
1. Erupsi Prematur
-

Bayi baru lahir gigi natal


Selama 30 hari -- gigi neonatal
Gangguan hormonal
Klinis normal
Sedikit goyang pertahankan
Dapat immature tidak berfungsi
2. Erupsi Lambat

Kelainan sistemik =
Rickets
Cretinism
Geidocronial dysostosis
Kelainan lokal = Fibromatous ginggiva
3. Ankylose

Submerged molar gigi sulung


Akar resorpsi (derajat bervariasi) Ankylose dengan tulang
Mengganggu pergantian dengan gigi tetap perubahan oklusi

setelah gigi tetap sebelahnya erupsi


Rotgen akar gigi bersatu dengan tulang alveolar, periodontal

membran tidak resorpsi lebih lanjut


Gigi tidak goyang
Perkusi nyaring
Etiologi = trauma dan infeksi
Terapi = ekstraksi

4. Embeded Teeth
-

Tidak terjadi karena ada rintangan/halangan saat erupsi


Dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
Sistemik = malnutrisi
Lokal = 1. Tulang padat
2. Tidak ada tempat pada lengkung gigi
3. Prematur loss gigi sulung
4. Rotasi benih gigi karena arah erupsi salah

5. Impacted Teeth
- Tidak tersedianya ruang, gigi terpendam dalam tulang
- Gigi molar, incisive, caninus, premolar
- Posisi impacted (berdasarkan sumbu panjang molar terhadap molar)
- Vertikal, horizontal, mesiangular, buccoangular, linguoangular
- Komplikasi :
Infeksi
Pericoronitis
Operculitis
Osteomielitis
Kerusakan gigi sebelah karies
Tumor/kista odontogenik
TIC Dolofeaux (sakit dibelakang telinga)
Terapi :

Rotgen
Odontectomi

VI. PERUBAHAN WARNA


-

Disebabkan oleh tetrasiklin


Selama proses kalsifikasi gigi sulung dan gigi tetap
Warna gigi : kuning coklat abu-abu hitam
Deposit tetrasiklin + gigi tetarasiklin kalsium ortofosfat

kompleks oksidasi (pelan) perubahan warna gigi


Dosis besar makin dalam pigmentasi
Perhatikan : dosis relatif terhadap BB
Dapat melalui plasenta
Terapi = kosmetik
Perubahan warna juga dapat terjadi karena :

1. Faktor Ekstrinsik
- Bacterial stain

- Bahan penambalan

- Tobacco, teh, kopi

- Obat-obatan

- Makanan dan zat pewarna


2. Faktor Intrinsik
- Amelogenesis imperfecta

- Hyperbilirubinemia

- Eryhtropoetic porphyria/ Guthers disease - Dentinogenesis


- Pecahnya sel darah merah setempat

- Dental fluorosis

- Obat-obatan : SnF, Chlorhexidin, Tetrasiklin


B. GANGGUAN PERKEMBANGAN RAHANG
Cleft Lip

= celah pada bibir gangguan fusi

Cleft Palate = Celah pada palatum

Anda mungkin juga menyukai