Anda di halaman 1dari 20

UKURAN DAN HIERARKI

SISTEM PERKOTAAN
Kuliah Ekonomi Perkotaan
MPKP
Semester Gazal 2014-2015

Kota Monosentrik
Monosentrik: Pusat kota menjadi pusat
lingkaran sesuai dengan prinsip von Thunen
Y

W
2
O

a
b

Dalam teori von Thunen, pst


kota O adalah menjadi CBD
(central business district), di
kelilingi beberapa aktivitas
ekonomi, berbentuk lingkar
monosentrik

Ukuran Optimal Kota


(Konfigurasi Barang & Layanan publik
tertentu)
Efek aglomerasi dgn
Barang dan layanan
publik tertentu
Manfaat Netto

Efek eksternal negatif

Ukuran optimal

Populasi dan Kegiatan

Utilitas sbg fungsi kota

Sumber: Duranton & Puga in Handbook of Regional and Urban Economics, p. 2074

Teori von Thunen


Teori ini telah menjadi satu dasar pemikiran
ekonomi spasial. Ekonomi dasar teori ini ialah
kegiatan pertanian di atas bidang datar
homogen, ada pusat kota sebagai pusat
pemasaran semua produk pertanian, tetapi
tanpa ada angkutan jalan raya.
Kemunculan jalan raya akan merobah konfigurasi
ruang sekitar kota, atau akan merobah alokasi
ruang terhadap komoditi yang ekonomis untuk
diusahakan. Model lanjutan von Thunen terjadi
dalam pergeseran batas secara paralel; tetapi
hasil Simarmata (1988) menunjukkan, adanya
perpotongan garis pembatas wilayah produksi

Konsekwensi von Thunen


Kota hanya berpusat tunggal, tidak ada
potensi multi-center city
Setiap kegiatan berada pada satu jalur
melingkar mengelilingi pusat kota
Asumsi ruang homogen mengesampingkan
adanya prasarana transpor yang merubah
pola lokasi dari yang diharapkan oleh teori ini
Prasarana transpor berat menjadi faktor
pemicu mundulnya heterogenitas ruang kota
secara horizontal

Kritik atas satu Ukuran Optimal


Kota saling berbeda: fungsi dan spesialisasi.
Fungsi produksi yg sama (ekonometrik) tidak
tepat sebab variasi fungsi dan spesialisasi
Perbedaan itu menyebabkan ukuran berbeda
analog dengan ukuran optimal perusahaan
Kota berada dlm lingkungan inter-urban
(jaringan kota) yang tidak dipertmbngkan
Kota menerbitkan beragam eksternalitas
terkait dengan sistem produksi yang ada
dalam kota

Teori Christaler
Teori Christaler: Ruang pemasaran adalah
susunan segi-segi enam beraturan.
Akan terdapat hierarki pasar, sesuai dengan luas
wilayah pemasaran tepat dari pusat
bersangkutan.
Makin tinggi posisi satu pusat akan terdapat variasi
produk yang makin banyak, mencakup semua
barang yang terdapat pada pusat-pusat di bawah
Dari teori Christaler, orang dapat menyimpulkan
adanya bentuk beraturan dalam ruang homogen
tetapi dapat berubah dalam ruang tidak homogen
yang berupa transformasi topologis

Teori Christaler (lanjutan)


Teori Christaler tidak berada pada ekonomi
CRS (constant return to scale), karena ada
biaya tetap (fixed cost)
Jarak terjauh dalam setiap lingkaran
pembungkus lingkaran segi enam ditentukan
oleh biaya transpor hingga batas lingkaran
Riset Beguin (1988) atas teori Christaler
memberi: ruang homogen, tapi ada
aglomerasi; threshold level berarti ekonomi
skala; aglomerasi sebagai akibat jumlah pusat
minimal; optimal ruang konsumen; territorial
terbagi habis wilayah pasar

Teori Christaler (lanjutan)


Sistem hierarki ruang dari teori Christaler memberi
hasil adanya 3 sistem: (L=1 + 6/a: a = 3; 2; 1)
Prinsip pasar, dengan jumlah pusat
pemasaran hierarki bawah sebesar 3 buah
(K=1+6/3); (a = 3)
Prinsip transport, dengan jumlah pusat pasar
hierarki bawah sebesar 4 buah (K= 1+6/2) (a=2)
Prinsip Administrasi, dengan jumlah pusat
pasar hierarki bawah sebesar 7 buah (a=1)
Sistem hierarki ini nantinya ternyata diperoleh dari
teori Losch

Pasar hexagonal pertama dan kedua


o

b hexagoanal besar tengah orde ke-2

Bentuk Pasar Hexagonal bersumber dari ketentuan bahwa wilayah pemasaran harus
homogen dan pada setiap titik hanya ada satu pasar dari semua pasar yang ada.
Awalnya bentuk pasar individual adalah lingkaran; tetapi dua lingkaran yang bersinggungan akan memiliki daerah kosong tanpa pemasok, dan agar semua daerah dapat
terlayani, maka bentuk pasar masing-masing pusat produksi adalah hexagonal tadi

Teori Losch (varian Christaler)


Teori Losch didasarkan pada teori persaingan
monopolistik Chamberlin, dengan fungsi biaya
eksplisit serta permintaan individuil. Sistem ini
mencapai keseimbangan ekonomika-spasial.
Ekonomi dasar sistem Losch adalah pertanian.
Dan atas dasar asumsi sebelumnya, Losch
pun sampai pada bentuk pemasaran
heksagonal, serupa dengan bentuk dasar
Christaler
Gedanken experiment Losch ternyata sampai
pada bentuk-bentuk konfigurasi Christaler

Arti Ekonomi dari Hierarki Kota


Makin tinggi hierarki kota, makin luas wilayah
pasar pelayanan.
Ini mempunyai arti ekonomi penting:
Variasi produk meningkat (economies of scope)
Tiap unit produksi dapat memanfaatkan economies of
scale
Tiap produk harus memenuhi kriteria critical mass bagi
produksi, yang memenuhi volume produksi minimal

Kota dari hierarki paling tinggi adalah kota


dengan variasi produk terbanyak (umumnya)

Fungsi Ekonomi Kota


The break between urban size and function is
one of the main characteristics of the SOUDY
(Supply Oriented Dynamic Approach) model
(Camagni et al., 1986)
for each economic function, characterised by a
specific demand threshold and a minimum
production size, a maximum city size also exists
beyond which urban location diseconomies
overcome production benefits; the minimum and
the maximum sizes define the city size interval in
which the output is produced under efficiency
conditions (positive net gains)

Ukuran optimal berbeda dengan fungsi berbeda

ABC = kurva manfaat


ALC = kurva biaya
d = ukuran kota yg
dpt merupakan
jumlah penduduk

Model Camagni et al
Mengatasi kekurangan coptimal city size, ada
interval ukuran dengan efisiensi kota sama
Peluang memisah city size dari fungsi kota,
sehingga kota dgn satu ukuran sama dapat
duduki fungsi berbeda tergantung kapasitas
kota menarik fungsi ekonomi yg lebih tinggi
Fungsi kota dapat menjadi faktor penting bagi
penentuan ukuran efisien kota
Model Camagni akan lebih kaya lagi bila
digabung dengan teori jaringan

Logika Teori Jaringan Kota


Organisasi spasial yang menjadi daerah
operasi bersifat mendasar bagi efisiensi,
grwoth, factor productivity dan kadang2
spesialisasi
Model lokasi sentral adalah logika teritorial, tekankan
gravity type control dari pasar, dalam model jaringan
muncul logika lain yakni persaingan jarak jauh dan
kooperasi (walaupun jauh)

Dlm logik jaringan, ekonomi integrasi vertikal


dan horisontal serta eksternalitas jaringan
menjadi faktor vital penentu ukuran kota
Dlm orgnss fungsi dan area perkotaan, biaya trsprt dan
ekonomi skala amat menentukan. Ukuran kota

Komponen Teori Jaringan Kota


Elemen jaringan bhw hubungan antara pusat tdk
lagi atas dasar hierarki teritorial, non-overlapping
market logic (a la Christaler)
Relasi non-teritorial jarak jauh muncul antara kota-kota dengan
ukuran sama, spesialisasi serupa atau berbeda

Elemen eksternalitas jaringan (manfaat ekonomi


utama teori jaringan).
Masalahnya bukan lagi minimisasi biaya transport dan
maksimisasi kontrol pasar non-overlap, tetapi pemanfaatan
ekonomi skala komplementer dgn aktivitas kooperatif melalui
partisipasi dlm jaringan

Elemen kooperatif. Hubungan2 kota tidak lagi


melalui hierarki antar kota, atau kompetisi antara
pusat spesialis.
Relasi kooperatif melandasi paradigma jaringan yang akan
mencapai ekonomi skala kota melalui sistem kooperasi tanpa
harus menuntut perluasan fisik dari setiap pusat.

Jaringan Kota: Jaringan


Sistem Produksi
Ekonomi Kota: Basik dan Non-Basik, di mana
basik menjadi kegiatan untuk ekspor
Interaksi ekonomi basik dalam semua kota
menjadi pembentuk jaringan produksi nasional
Kegiatan Non-Basik dapat merupakan barang
publik lokal (non-tradable goods) ataupun
sektor swasta pasar lokal
Dengan mengacu pada tabel I-O, satu sektor
dapat sekaligus menjadi basik dan non-basik
Dalam jangka panjang, kota dapat melakukan
transformasi non-basik menjadi basik

Sektor basik pembentuk jaringan


produksi
Sektor basik adalah kegiatan ekspor, berarti
merupakan landasan kehidupan kota secara
umum (Ekspor: dikirim ke kota/tempat lain).
Tetapi kegiatan basik harus didukung oleh
kegiatan non-basik yang sesuai
Manfaat komparatif dan kompetitif setiap kota
akan merupakan kinerja komplementer antara
kegiatan basik dan non-basik.
Hal ini makin menonjol dalam era globalisasi
sebab tiap kota berhadapan dengan dunia luar

14

hierarki
Polarisasi

Campuran

Jaringan

Rank 1

Rank 2

Rank 3

Rank 4

Rank 5

Hierarki kota, di mana kota rank


rendah dgn jumlah produk kecil

Model Christaler kota-kota, makin


Timggi level kota makin luas daerah pemasarannya

Dalam grafik hierarki bagian kiri ada pertanyaan, yang ditunjukkan oleh garis
penghubung merah: Dapatkah satu kota dari ranking 4 berhubungan dengan
kota ranking 5 yang berada di luar wilayah pengaruh kota raking 4 tersebut?

Uji Coba Losch utk wilayah IOWA, Amerika Serikat


Tingkat hierarki
Jumlah teorik pusat
Jumlah pusat yang diamati
Jarak teorik antara pusat (mil)
Jarak antara pusat hasil
pengamatan (mil)

0-1

2-3

9-10

39

154

615

39

153

615*

179

90

45

22

11

5,6

94

50

24

10

5,6*

* adalah harga-harga obserbasi

Sumber:Lsch direproduksi oleh Camagni (1992)

Demand curve

Market Area

Losch Market

Bagaimana dengan Indonesia?


Uji coba Losch di Iowa, USA merangsang orang
bertanya: bagaimana halnya di Indonesia?
Ada perbedaan vital antara Iowa dan USA secara
umum dengan Indonesia, di mana Indonesia
merupakan negara kepulauan, sedang USA adalah
negara benua.
Bentuk kurva hasil mencari logaritma rank-size di
Indonesia terlihat lebih distrorted dibanding kurva
sama untuk kota2 USA
Tugas: Coba saudara susun jarak-jarak kota di
Indonesia, baik secara nasional maupun per pulau
lalu bandingkan dengan sistem di negara benua

Sistem kota Pantai Indonesia


Negara Kepulauan: Kota pantai memiliki peran
vital: ekonomi, historis, sosial, pertahanan.
Peran ekonomi internasional & domestik jauh
lebih tinggi dari negara benua seperti USA, al :
Belawan, T Priok, T Perak, Uj Pandan, Manado,
Jayapura dsb dlm perdagangan global & DN

Jaringan kota nasional harus dibangun serasi


dengan jaringan kota pantai.
Salah satu struktur kota pantai harus ikut pada
sistem Hub and Spoke system yang dpt lebih
ditentukan sistem perhubungan menyeluruh

Kota Pantai (Coastal City)


Kota pantai berbeda dengan kota darat, yang
berada di dunia daratan dan pinggir laut.
Kota pantai berupa pelabuhan laut:
lbh ditentukan kebutuhan transport laut dan industri
terkait, sekaligus penuhi tuntutan kegiatan laut biasa, spt
perikanan, turis maritim
fishery butuh pengelolaan ecosystem based mngmnt utk
daerah pantai (coral reef, hutan bakau dsb).
ancaman global warming perlu diperhatikan dalam
pengembangan kota pantai

Intensifikasi kegiatan kota pantai tuntut MSP


(maritime spatial planning) sesuai UU tata
ruang nasional

Kota Pantai dan Klaster


Di negara maju, kota pantai makin mendapat
perhatian lebih tinggi, dan kembangkan sistm
ekonomi kelautan (ocean blue economy)
Klaster kegiatan ekonomi menjadi titik tolak konsep, di
mana kegiatan perikanan dan turisme selalu muncul

Untuk Indonesia kegiatan pantai masih lebih


didominasi kegiatan nelayan, walaupun telah
ada kota-kota turis dan industri daerah pantai
Konsep poros maritim masih membutuhkan
pengembangan konsep lebih canggih
Posisi negara kepulauan Indonesia perlu di
dukung oleh konsep kemaritiman lebih kokoh

Mengapa Kota Penting?


Firstly, a generally observed phenomenon is
that most industrial and commercial activities
tend to be clustered together in space.
Secondly, in most countries there is generally
observed to be a size and activity distribution
of cities (Gabaix, 1999a,b), with different
ranges of activities taking place in different
centres.

18

Hukum Zipf
Zipf: Power Law Rank Size dari kota-kota.
Dengan mengambil log rank dan ukuran kota
diperoleh hubungan linier
Tetapi dengan menggambarkan hubungan
itu dari data yang ada, garis itu tidak selalu
dalam bentuk ideal, lurus, tetapi berkelok
Data untuk kota-kota Indonesia memberi
gambar dalam slide berikut
Garis biru adalah data 1995, dan garis
merah adalah data 1990. Garis 1995 lebih
tinggi dari garis 1990, sebab penduduk naik

DIS TRIB US I RA NK -S IZE K O TA -2 INDO NE S IA : 1990 & 1995


Series 1

Series 2

10
9
8

LN(SIZE)-6,8

7
6
5
4
3
2
1
0
1

22

43

64

85 106 127 148 169 190 211 232 253 274 295 316 337 358 379 400 421 442 463
LN(RA NK)

Anomali Rank-Size Indonesia


Kurva Rank-Size kota2 Indonesia terlihat jauh
berbeda dari kurva serupa kota2 AS
Pertanyaan: apakah ini akibat situasi negara
kepulauan Indonesia?
Utk ini perlu studi banding dgn kota-kota di negara lain
seperti RRC, Perancis, Jepang, dsb
Indonesia mempunyai singularitas dalam berbagai hal,
seperti kepadatan penduduk sangat tinggi di Jawa

Yang masih diperlukan adalah kajian sistem


kota per pulau:

SRI LANKAs CITIES CURVE (Jayasinghe + Dissnayake)

Apakah mengikuti hukum rank-size atau tidak? Ini


menjadi PR

Grafik Rank-Size kota-kota AS (2000)

Source: Chen

RANK SIZE OF CITIES: RussiaFederation;


South Africa; United Kingdom

RANK-SIZE OF CITIES JAPAN

Externalitas Jaringan kota


Teori jaringan menyatakan adanya efek
eksternal positif dari satu sistem jaringan.
Jaringan kota akan mempunyai efek positif
tersebut, yang secara konvensional muncul
dari adanya jaringan transportasi
Fenomena mutakhir, sistem jaringan terjadi
dalam bidang telekomunikasi, yang berarti
makin memperbanyak sumber efek eksternal
sistem jaringan. Secara prinsip, efek ini akan
meningkatkan kinerja ekonomi nasional.

Anda mungkin juga menyukai