Anda di halaman 1dari 10

NEW TRADE THEORY (NTT)

Paul Krugman (1953-sekarang)

Pemenang “The Nobel Memorial Prize in Economic Sciences”. Perdagangan bukan terjadi antar

negara yang memiliki karakteristik yang berbeda (berdasarkan keunggulan komperatif) tetapi

perdagangan saat ini terjadi antar negara yang memiliki karakteristik yang sama. Asumsi

utamanya: preferensi konsumen lebih kepada pilihan merek yang beragam dan berproduksi pada

skala ekonomis. Hal ini menjelaskan bahwa setiap negara dapat memproduksi berbagai merek

dari setiap jenis produk tertentu, bukan pada mengkhususkan pada berbagai jenis produk.

Krugman mencoba untuk menggabungkan skala ekonomis dalam produksi dengan preferensi

konsumen untuk keragaman konsumsi. Dalam tulisannya yang berjudul “Increasing Returns,

Monopolistic Competition, and International Trade”, terdapat beberapa hal, yaitu:


a. Krugman mencoba menjabarkan bagaimana model kompetisi monopoli pada

ekonomi tertutup.
b. Menjelaskan tentang efek dari perdagangan terbuka terhadap pertumbuhan

angkatan kerja, perdagangan, dan migrasi.

Argument dasar lainnya dari Krugman adalah menekankan pada pentingnya hasil yang

meningkat (increasing returns), skala ekonomis, dan persaingan tidak sempurna. Ini jauh lebih

penting daripada hasil skala yang konstan (CRTS), persaingan sempurna, dan keunggulan

komparatif dalam menjelaskan perdagangan dan ketimpangan distribusi kegiatan ekonomi.

Menurut Krugman, intervensi juga dimungkinkan jika perusahaan atau industri menciptakan

eksternalitis positif. Secara teoritis, eksternalitas menyebabkan keseimbangan yang terjadi tidak

optimum secara social. Industri-industri yang diperkirakan menciptakan eksternalitas positif ini

pada umumnya adalah industri-industri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi.

Teori Krugman dianggap bisa menjelaskan bagaimana globalisasi cenderung menghasilkan

konsentrasi, baik dalam hal barang yang diproduksi maupun lokasi barang tersebut dibuat. Proses

ini mengakibatkan wilayah terbagi menjadi dua, yaitu wilayah inti di perkotaan sebagai

konsentrasi teknologi tinggi dan wilayah pinggiran yang lebih terbelakang. Penjelasan Krugman

dalam perdangan antar negara-negara yang identik melibatkan asumsi bahwa:


a. konsumen lebih menyukai pilihan yang beragam terhadap merek
b. adanya skala ekonomi dalam produksi

Model Krugman juga terlibat dalam memperkenalkan biaya transportasi yang merupakan hal

penting dalam menciptakan “homer market effect” yang kemudian akan menjadi kunci bagi

pemikiran Krugman mengenai “new economic geography”. “Home market effect” menyatakan

bahwa negara yang memiliki permintaan lebih besar terhadap suatu barang maka dalam kondisi

ekuilibrium seharusnya akan menjadi net ekspor, dengan asumsi cateris paribus.

Avinash Dixit (1944-sekarang) dan Victor Norman (1946-sekarang)

Dalam bukunya “Theory of International Trade: A Dual, General Equilibrium Approach”

mencoba menjelaskan beberapa hal, yaitu menganalisis neraca pembayaran dalam ekuilibrium

umum dengan harga yang fleksibel dan tetap dan mempelajari persaingan tidak sempurna dan

perdagangan intra-industri.

Elhanan Helpman (1946-sekarang) dan Paul Krugman (1953-sekarang)

Dalam bukunya “Trade Policy and Market Structure” mencoba untuk menjelaskan tentang

dampak dari kebijakan perdagangan pada pasar persaingan tidak sempurna.Kebijakan tersebut

dapat berupa pengenaan tariff maupun non tariff barrier (NTB).

Rolf Weder (1960-sekarang)

Dalam tulisannya di Review of International Economics dengan judul “Linking Absolute and

Comparative Advantage to Intra-Industry Trade Theory” memuat beberapa hal, yaitu:

perdagangan internasional dikenakan biaya transaksi, dan perbedaan relatif dalam permintaan

menentukan pola perdagangan.

NEW ECONOMIC GEOGRAPHY (NEG)

1. Paul Krugman (1953-sekarang)

Tiga alasan mengapa pakar ekonomi mulai menaruh perhatian pada geografi ekonomi dan

memasukkan dimensi ruang (Krugman, 1991 dalam Kuncoro, 2002:121), yaitu: lokasi kegiatan

ekonomi dalam suatu negara merupakan topik yang penting, garis antara ilmu ekonomi
internasional dengan ekonomi regional menjadi semakin kabur, dan laboratorium intelektual dan

empiris yang disediakan. Kontribusi Krugman dalam NEG (Martin dan Sunley, 1996 dalam

Kuncoro, 2002:122), antara lain:


a. Untuk mengkaitkan penghematan ekstenal dan aglomerasi industri dalam skala

regional dengan perdagangan. Ekonomi geografi yang diungkapkan Krugman

merupakan kombinasi model persaingan tidak sempurna dan skala ekonomi yang

digunakan dalam teori perdagangan baru, dan teori lokasi yang menekankan

pentingnya biaya transportasi.


b. Pembangunan ekonomi regional merupakan proses histori (part-dependent

process).
c. Kejutan pada suatu daerah dapat menimbulkan konsekuensi pertumbuhan jangka

panjang.

Krugman dinilai berhasil menghasilkan teori baru perdagangan internasional yang mampu

memenuhi tiga kriteria penting: cocok dengan fakta, masuk akal, dan memiliki manfaat.

Krugman dipandang mampu menggabungkan perdagangan internasional dan geografi ekonomi

yang sering dianggap sebagai sub-disiplin ilmu yang terpisah. Jika perdagangan internasional

berbicara mengenai transaksi perdagangan antar negara, geografi ekonomi lebih berfokus pada

arus migrasi individu atau perusahaan yang melampaui batas-batas geografis. Geografi ekonomi

juga mencermati bagaimana konsentrasi aktivitas ekonomi di perkotaan semakin meningkat dan

bagaimana kota-kota tersebut mengorganisasi dirinya sendiri (ekonomi perkotaan).

Dari analisis ini lahirlah konsep skala ekonomi di mana Krugman kemudian berhasil

memformulasikan teori baru mengenai dampak perdagangan bebas dan faktor-faktor penentu

terjadinya migrasi global. Pemikiran Krugman ini akhirnya tidak hanya menjadi sebuah teori

baru dalam perdagangan tetapi juga menjadi teori baru dalam ekonomi geografi di mana lokasi

faktor-faktor produksi dan aktivitas ekonomi dapat dianalisis secara terpadu dalam sebuah

kerangka model equilibrium yang lazim digunakan untuk analisis ekonomi.

Bagi Krugman, teori comparative advantage yang diciptakan oleh David Ricardo pada abad ke-

19, tidak lagi dapat menjawab fenomena perdagangan internasional pada saat ini. Ricardo yang

menyempurnakan teori absolute advantage Adam Smith, menyatakan bahwa tiap negara perlu
mencari spesialisasi produksinya agar proses ‘barter’ terjadi dan pendapatan negara meningkat.

Lebih lanjut Krugman mengungkapkan bahwa dalam faktanya, perdagangan dunia abad 20 dan

21 didominasi hanya oleh satu negara yang ternyata memperdagangkan produk yang sama.

Krugman mengungkapkan bahwa ada kecenderungan pekerja bermigrasi ke wilayah pusat

pekerja terbesar yang akhirnya akan menciptakan variasi produk yang sangat beragam. Dengan

kata lain, konsentrasi terjadi dalam hal barang dan jasa yang diproduksi maupun lokasi barang

tersebut dibuat. Berdasarkan skala ekonomi, industri-industri akan cenderung terkonsentrasi di

kota-kota besar. Konsentrasi produksi pada satu wilayah tertentu (dalam hal ini wilayah

perkotaan), memungkinkan skala ekonomi dapat terealisasi karena kedekatan lokasi dengan pasar

akan meminimalisasi biaya transportasi (home-market effect). Akibat konsentrasi ini, wilayah-

wilayah akhirnya terbagi menjadi dua yakni wilayah core (inti) di perkotaan sebagai konsentrasi

perkembangan IPTEK, serta periphery (pinggiran) yang lebih terbelakang. Model ini

dikembangkan dari pilihan lokasi dari pabrik dan individu.

Secara keseluruhan, teori Krugman mampu menjelaskan hubungan positif antara ukuran pasar

dengan tingkat upah, hubungan antara ukuran pasar dengan migrasi, dan kaitan antara satu sama

lain.Teori Krugman juga mampu membuktikan kalkulasi produktivitas pada suatu wilayah.

Dalam perdagangan, teori ini mampu membuat sebuah strategi kebijakan perdagangan.

Anthony Venables (1953-sekarang)

Dalam tulisannya “Equilibrium Locations of Vertically Linked Industries” mencoba untuk

menjelaskan, yaitu: keterkaitan kedepan dan kebelakang antara industri hulu dan hilir pada

kompetisi dan biaya transportasi yang tidak sempurna, tentang produksi dapat terjadi di dua

pabrik (hulu dan hilir) ketiga biaya transportasi tinggi (industri harus dekat dengan konsumen)

atau rendah (harga-harga faktor yang menentukan lokasi), dan aglomerasi dapat dihasilkan sama

baiknya oleh interaksi antara keputusan lokasi perusahaan dalam industri yang terkait melalui

suatu stuktur input-output.

James R. Markusen (1948-sekarang) dan Anthony Venables (1953-sekarang)

Dalam karyanya “The Theory of Endowment, Intra-industry and Multi-national Trade”

memberikan pemahaman, antara lain: pemerataan faktor harga (factor-price equalization), dan
hubungan antara perusahaan multinasional dan perusahaan nasional.

Diego Puga dan Anthony Venables (1953-sekarang)

Dalam karyanya “Preferential Trading Arrangements and Industrial Location” mengemukakan

bagaimana perubahan lokasi dari industri akibat respon terhadap pengaturan khusus dalam

perdagangan (Preferential Trading Arrangements/PTAs).

Masahisa Fujita (1943-sekarang), Paul Krugman (1953-sekarang), dan Anthony Venables

(1953-sekarang)

Dalam bukunya “The Spatial Economy, Cities, Region and International Trade” memberikan

gambaran tentang model core-peripehry untuk menjelaskan perdagangan inter-regional dan

penjelasan tentang aglomerasi manufaktur di daerah tertentu dari suatu negara.

KESIMPULAN

Tabel 1. Perbandingan Tiga Teori Konsentarasi Geografis yang Utama.

NCT NTT NEG


Makalah Ricardo (1817), Krugman (1979, 1980) Marshall (1920),
Seminar (Karya Heckscher (1919), Chin Dixit & Norman (1980), Krugman (1991a,
yang patut (1933), Vanek (1986) Helpman & Krugman 19981b, 199),
dicatat) (1985), Weder (1995) Krugman & Venables
(1995a, 1995b),
Venables (1996),
Markusen & Venables
(1996), Puga &
Vernables (1997),
Fujita et al. (1998)
Struktur Pasar Persaingan Sempurna Persaingan Monopolistik Persaingan
Monopolistik
Penentu Lokasi  Perbedaan  Derajat  Eksternalitas
teknologi penghasilan tertentu
 Sumber daya pabrik yang (terkonsentrasi
alam meningkat pasar tenaga
 Faktor  Tingkat kerja, migrasi
endowment & substitusi dari mendorong
faktor produk yang kaitan
intensitas berbeda permintaan)
 Ukuran pasar  Eksternalitas
domestik teknologi
 Biaya
perdagangan
Lokasi industri  Keseluruhan  Keseluruhan  Keseluruhan
distribusi distribusi distribusi
kegiatan kegiatan kegiatan
ekonomi ekonomi(tenag ekonomi
(tenaga kerja) a kerja) secara (tenaga kerja)
ditentukan eksogen sudah bersifat
oleh ditentukan endogen
endowment  Spesialisasi  Gaya
yang sudah antar dan lintas sentripental
ada industri aglomerasi
 Spesialisasi  Ekuilibrium  Spesialisasi
antar industri unik antar dan lintas
 Ekuilibrium industri
unik  Ekuilibrium
berganda
 “Kurva u”
Struktur Spesialisasi antar dan Perdagangan antar dan Perdagangan
perdagangan lintas industri intra industri antar dan intra
industri
Dampak  Manfaat  Manfaat  Manfaat
Kesejahteraan kesejahteraan kesejahteraan kesejahteraan
liberalisasi bersih bersih bersih
perdagangan  Seluruh  Manfaat yang  “Kurva u”:
tanpa adanya negara diterima oleh daerah
pembedaan mendapat negara besr pinggiran/
manfaat lebih tinggi pusat dapat
 Kerugian bagi daripada mengalami
pemilik faktor negara kecil kerugian pada
produksi yang  Kemungkinan tahap integrasi
langka bahwa semua menengah/
pemilik faktor lanjut.
produksi
mendapat
manfaat.
Sumber : Brulhart (1998:178) dalam Kuncoro, 2002.

DAFTAR PUSTAKA
Brulhart, Marius. 1998. Economic Geography, Industry Location and Trade: The Evidence. The
World Economy, Vo. 21.
Fujita, Masahisa., Krugman, Paul., Venables, Anthony. 1999. The Spatial Economy, Cities,
Region and International Trade. Book Review, Journal International Economis 57
(2002): 247-251.
Llano, Carlos. 2013. Economic Geography and International Trade.
http://www.uam.es/personal_pdi/economicas/cllano/master_ec_intern/t7_economic_geo
graphy_and_international_trade.ppt . (17 Desember 2013)
Kuncoro, Mudrajad. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri
Indonesia. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Krugman, Paul. 1979. Increasing Returns. Monopolistic Competition, and International Trade.
Journal of International Economics 9 (1979) 469-479.
Markusen, James dan Vanables, Anthony. 1999. The Theory of Endowment, Intra-industry and
Multi-national Trade. Journal of International Economics 52(2000) 209-234.
Puga, Diego. dan Venables, Anthony. 1995. Preferential Trading Arrangements and Industrial
Location. Discussion Paper No. 267, Center for Economic Performance.
Saraswati, Ratna. 2013. Teori, Konsep, Metode dan Teknik Analisis Dasar Geografi Ekonomi (1).
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ratna.saraswati/ material/teorilokasi.pdf . (16
Desember 2013).
Venables, Anthony. 1996. Equilibrium Locations of Vertically Linked Industries. International
Economic Review. Vol.37 No.2:341-359.
Venek, Jaroslav. 1963. The Nature Resource Content of United States Foreign Trade 1970-1955.
Cambridge: The M.I.T.Press

A. LATAR BELAKANG
Melalui hasil pengamatan dan penelitian para ahli terhadap pembangunan ekonomi, lahir teori-
teori yang kemudian menjadi landasan proses pembangunan, diantaranya ; Teori Pertumbuhan
Linear, Teori Perubahan Struktural, Teori Depedensia, Teori Neo-Klasik Penentang Revolusi,
Teori Pertumbuhan Neoklasik (Solow-Swan), Teori Pertumbuhan Endogen dan Teori–Teori
Baru. Teori - teori ini mencoba menemukan sebab-sebab pertumbuhan pendapatan nasional dan
proses pertumbuhannya ekonomi di suatu negara yang sedang berkembang.
Dalam perkembangan literatur terakhir, muncul tiga teori baru untuk menjawab permasalahan
pembangunan ekonomi, yaitu : Teori Pertumbuhan Baru ( New Growth Theory), Teori Geografi
Ekonomi Baru (New Economic Geography), dan Teori Perdagangan Baru ( New Trade Theory ).
Dari uraian di atas, penulis mengangkat judul “TEORI – TEORI BARU PERTUMBUHAN
EKONOMI”.
A. TEORI - TEORI BARU PERTUMBUHAN EKONOMI.
(NEW GROWTH THEORY).
Teori Pertumbuhan Baru ini dipelopori oleh Paul M. Romer pada tahun 1986 dan Robert Lucas
pada tahun 1988 sebagai kritikan terhadap teori pertumbuhan neoklasik solow yang tidak bisa
menjelaskan dengan baik pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Tujuan utama dari Teori Pertumbuhan Baru adalah untuk menjelaskan perbedaan tingkat
pertumbuhan antar negara maupun faktor-faktor yang memberi proporsi lebih besar dalam
pertumbuhan.
a. Teori Pertumbuhan Baru Dasarnya Merupakan Teori Pertumbuhan Endogen .
Teori Pertumbuhan Baru, yang pada dasarnya merupakan teori pertumbuhan endogen ,
memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan baru karena menganggap
pertumbuhan GNP (Gross National Prodoct) lebih ditentukan oleh sistem proses produksi dan
bukan berasal dari luar sistem. Berbeda dengan teori tradisional neoklasik yang menganggap
pertumbuhan GNP sebagai akibat dari keseimbangan jangka panjang.
b. Perbedaan Utama Antara Model Pertumbuhan Baru Dengan Model Neoklasik:
Pertumbuhan Baru mempunyai kesamaan dengan Neoklasik terutama dalam fungsi produksi
aggregat. Sedangkan perbedaannya untuk pertumbuhan baru tidak ada penurunan skala hasil
seperti model Solow yang ada di pertumbuhan NeoKlasik.
c. Aspek Yang Paling Menarik Dari Teori Pertumbuhan Baru.
Aspek yang paling menarik dari Teori Pertumbuhan Baru adalah, membantu menjelaskan
keanehan aliran modal internasional yang memperparah ketimpangan negara maju dangan negara
berkembang dikarenakan rendahnya tingkat investasi komplementer dalam sumber daya manusia
(pendidikan), infrastruktur, atau riset dan pengembangan.
d. Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Baru.
1) Kelemahan penting dari
Teori Pertumbuhan Baru adalah bahwa teori ini tetap tergantung pada sejumlah asumsi neoklasik
yang sering tidak cocok dengan perekonomian negara berkembang.
2) Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang sering terhambat oleh inefisiensi yang
timbul karena infrastruktur yang jelek, tidak memadainya struktur kelembagaan, serta pasar
modal dan pasar barang yang tidak sempurna.
3) Teori Pertumbuhan Baru
mengabaikan faktor-faktor yang sangat berpengaruh ini, penerapannya dalam studi pembangunan
ekonomi menjadi terbatas, terutama ketika melibatkan perbandingan antar negara.
e. Empat Hal Teori Pertumbuhan Baru.
1) Teori pertumbuhan baru pada dasarnya merupakan Teori Pertumbuhan Endogen.
2) Perbedaan utama antara model Pertumbuhan Baru dengan model neoklasik.
3) Aspek yang paling menarik dari model Pertumbuhan Baru.
4) Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Baru.

TEORI GEOGRAFI EKONOMI BARU (NEW ECONOMIC GEOGRAPHY).


Salah satu sumbangan yang paling penting teori neo klasik adalah pengenalan terhadap
keuntungan-keuntungan aglomerasi (Preer, 1992:34). Pelopor teori neo klasik mengajukan
argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari perilaku para pelaku ekonomi dalam mencari
penghematan aglomerasi, baik penghematan lokalisasi maupun urbanisasi.
a. Argumen Dasar.
Argumen dasar Teori Geografi Ekonomi Baru menekankan pada pentingnya hasil yang
meningkat, skala ekonomi, dan persaingan yang tidak sempurna. Pelopor Teori Geografi
Ekonomi Baru percaya bahwa ketiga hal itu jauh lebih penting dari pada hasil skala yang
konstan, persaingan sempurna dan keunggulan komperatif dalam menjelaskan perdagangan dan
ketimpangan distribusi kegiatan ekonomi.
b. Tiga Alasan Perhatian Pada Geografi Ekonomi.
1) Lokasi kegiatan ekonomi dalam suatu negara merupakan topik yang penting dengan
sendirinya.
2) Garis antara ilmu ekonomi internasional dengan ilmu ekonomi regional menjadi semakin
kabur.
3) Alasan yang paling penting untuk melihat kembali geografi ekonomi adalah laboratorium
intelektual dan empiris yang disediakannya (Krugman, 1991:8).
c. Kelemahan Teori Geografi Ekonomi Baru.
1) Lokasi kegiatan ekonomi dalam suatu negara.
2) Garis antara ilmu ekonomi internasional dengan ilmu ekonomi regional menjadi semakin
kabur.
3) Alasan yang paling penting adalah melihat kembali laboratorium intelektual dan empiris yang
disediakannya.
d. Empat Hal Teori Geografi Ekonomi Baru.
1) Salah satu sumbangan yang paling penting dari teori neoklasik.
2) Argumen dasar Teori Geografi Ekonomi Baru.
3) Tiga alasan mengapa para pakar ekonomi mulai menaruh perhatian pada geografi ekonomi.
4) Kelemahan Teori Geografi Ekonomi.

TEORI PERDAGANGAN BARU (NEW TRADE THEORY).


Teori Perdagangan Baru, mulai muncul pada tahun 1970an ketika sejumlah ahli ekonomi
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mencapai tingkat kekuatan ekonomi
mempunyai implikasi penting untuk perdagangan internasional.
a. Ada Dua Poin Penting Teori Perdagangan Baru.
1) Karena pengaruhnya pada skala ekonomi, perdagangan dapat meningkatkan keanekaragaman
dari barang – barang yang tersedia untuk konsumen dan mengurangi biaya rata – rata barang
tersebut.
2) Industri – industri itu ketika output diperlukan untuk mencapai skala ekonomi yang
menggambarkan proporsi penting dari total permintaan dunia, pasar global barangkali hanya
mampu mendukung sejumlah kecil dari perusahaan-perusahaan. Jadi perdagangan dunia pada
produk tertentu mungkin dikuasai oleh negara-negara yang mempunyai perusahaan –
perusahaan yang merupakan first mover di produksi mereka.
b. Sifat Dasar.
Teori Perdagangan Baru menyatakan bahwa sifat dasar dan karakter transaksi internasional telah
sangat berubah dewasa ini di mana aliran barang, jasa, dan asset yang menembus batas wilayah
antar negara tidak begitu dipahami oleh teori-teori perdagangan tradisional.
c. Pendapat Para Pendukung Teori Perdagangan Baru.
Para pendukung Teori Perdagangan Baru berpendapat bahwa ukuran pasar ditentukan secara
fundamental oleh besar kecilnya angkatan kerja pada suatu negara dan tenaga kerja pada
dasarnya tidak mudah pindah lintas negara.
d. Ada Tiga Kelemahan Utama Teori Perdagangan Baru.
1) Teori Perdagangan Baru menjelaskan perbedaan struktur produksi melalui perbedaan
karakteristik yang mendasari.
2) Teori ini tidak menjelaskan mengapa perusahaan – perusahaan dalam sektor tertentu
cenderung untuk berlokasi saling berdekatan, yang mendorong adanya spesialisasi regional.
3) Teori ini menunjukkan perkembangan industri secara bertahap dan bersama-sama di semua
negara berkembang. Padahal dalam kenyataannya, industrialisasi sering kali berupa gelombang
industrialisasi yang sangat cepat, di mana industri menyebar secara berurutan dari negara satu ke
negara lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Jadi dari hasil pembahasan diatas
tentang Teori-Teori Baru Pertumbuhan Ekonomi dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan GNP (Gross National Product) disuatu negara khususnya negara-negara
berkembang
dipengaruhi oleh :
1. Sistem produksi.
2. Letak geografis negara tersebut.
3. Kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) pada angkatan kerja Negara tesebut.
B. SARAN.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, penulis dapat memberikan saran bahwa ketiga teori
tersebut harus saling melengkapi sehingga dapat memberikan proporsi lebih besar
dalam pertumbuhan Ekonomi. Karena sistem produksi, letak geografis, dan sistem perdagangan
internasional apabila tidak berjalan secara seimbang akan sangat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di suatu negara khususnya negara-negara berkembang.
Berbagi

Anda mungkin juga menyukai