Pemenang “The Nobel Memorial Prize in Economic Sciences”. Perdagangan bukan terjadi antar
negara yang memiliki karakteristik yang berbeda (berdasarkan keunggulan komperatif) tetapi
perdagangan saat ini terjadi antar negara yang memiliki karakteristik yang sama. Asumsi
utamanya: preferensi konsumen lebih kepada pilihan merek yang beragam dan berproduksi pada
skala ekonomis. Hal ini menjelaskan bahwa setiap negara dapat memproduksi berbagai merek
dari setiap jenis produk tertentu, bukan pada mengkhususkan pada berbagai jenis produk.
Krugman mencoba untuk menggabungkan skala ekonomis dalam produksi dengan preferensi
konsumen untuk keragaman konsumsi. Dalam tulisannya yang berjudul “Increasing Returns,
ekonomi tertutup.
b. Menjelaskan tentang efek dari perdagangan terbuka terhadap pertumbuhan
Argument dasar lainnya dari Krugman adalah menekankan pada pentingnya hasil yang
meningkat (increasing returns), skala ekonomis, dan persaingan tidak sempurna. Ini jauh lebih
penting daripada hasil skala yang konstan (CRTS), persaingan sempurna, dan keunggulan
Menurut Krugman, intervensi juga dimungkinkan jika perusahaan atau industri menciptakan
eksternalitis positif. Secara teoritis, eksternalitas menyebabkan keseimbangan yang terjadi tidak
optimum secara social. Industri-industri yang diperkirakan menciptakan eksternalitas positif ini
pada umumnya adalah industri-industri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi.
konsentrasi, baik dalam hal barang yang diproduksi maupun lokasi barang tersebut dibuat. Proses
ini mengakibatkan wilayah terbagi menjadi dua, yaitu wilayah inti di perkotaan sebagai
konsentrasi teknologi tinggi dan wilayah pinggiran yang lebih terbelakang. Penjelasan Krugman
Model Krugman juga terlibat dalam memperkenalkan biaya transportasi yang merupakan hal
penting dalam menciptakan “homer market effect” yang kemudian akan menjadi kunci bagi
pemikiran Krugman mengenai “new economic geography”. “Home market effect” menyatakan
bahwa negara yang memiliki permintaan lebih besar terhadap suatu barang maka dalam kondisi
ekuilibrium seharusnya akan menjadi net ekspor, dengan asumsi cateris paribus.
mencoba menjelaskan beberapa hal, yaitu menganalisis neraca pembayaran dalam ekuilibrium
umum dengan harga yang fleksibel dan tetap dan mempelajari persaingan tidak sempurna dan
perdagangan intra-industri.
Dalam bukunya “Trade Policy and Market Structure” mencoba untuk menjelaskan tentang
dampak dari kebijakan perdagangan pada pasar persaingan tidak sempurna.Kebijakan tersebut
Dalam tulisannya di Review of International Economics dengan judul “Linking Absolute and
perdagangan internasional dikenakan biaya transaksi, dan perbedaan relatif dalam permintaan
Tiga alasan mengapa pakar ekonomi mulai menaruh perhatian pada geografi ekonomi dan
memasukkan dimensi ruang (Krugman, 1991 dalam Kuncoro, 2002:121), yaitu: lokasi kegiatan
ekonomi dalam suatu negara merupakan topik yang penting, garis antara ilmu ekonomi
internasional dengan ekonomi regional menjadi semakin kabur, dan laboratorium intelektual dan
empiris yang disediakan. Kontribusi Krugman dalam NEG (Martin dan Sunley, 1996 dalam
merupakan kombinasi model persaingan tidak sempurna dan skala ekonomi yang
digunakan dalam teori perdagangan baru, dan teori lokasi yang menekankan
process).
c. Kejutan pada suatu daerah dapat menimbulkan konsekuensi pertumbuhan jangka
panjang.
Krugman dinilai berhasil menghasilkan teori baru perdagangan internasional yang mampu
memenuhi tiga kriteria penting: cocok dengan fakta, masuk akal, dan memiliki manfaat.
yang sering dianggap sebagai sub-disiplin ilmu yang terpisah. Jika perdagangan internasional
berbicara mengenai transaksi perdagangan antar negara, geografi ekonomi lebih berfokus pada
arus migrasi individu atau perusahaan yang melampaui batas-batas geografis. Geografi ekonomi
juga mencermati bagaimana konsentrasi aktivitas ekonomi di perkotaan semakin meningkat dan
Dari analisis ini lahirlah konsep skala ekonomi di mana Krugman kemudian berhasil
memformulasikan teori baru mengenai dampak perdagangan bebas dan faktor-faktor penentu
terjadinya migrasi global. Pemikiran Krugman ini akhirnya tidak hanya menjadi sebuah teori
baru dalam perdagangan tetapi juga menjadi teori baru dalam ekonomi geografi di mana lokasi
faktor-faktor produksi dan aktivitas ekonomi dapat dianalisis secara terpadu dalam sebuah
Bagi Krugman, teori comparative advantage yang diciptakan oleh David Ricardo pada abad ke-
19, tidak lagi dapat menjawab fenomena perdagangan internasional pada saat ini. Ricardo yang
menyempurnakan teori absolute advantage Adam Smith, menyatakan bahwa tiap negara perlu
mencari spesialisasi produksinya agar proses ‘barter’ terjadi dan pendapatan negara meningkat.
Lebih lanjut Krugman mengungkapkan bahwa dalam faktanya, perdagangan dunia abad 20 dan
21 didominasi hanya oleh satu negara yang ternyata memperdagangkan produk yang sama.
pekerja terbesar yang akhirnya akan menciptakan variasi produk yang sangat beragam. Dengan
kata lain, konsentrasi terjadi dalam hal barang dan jasa yang diproduksi maupun lokasi barang
kota-kota besar. Konsentrasi produksi pada satu wilayah tertentu (dalam hal ini wilayah
perkotaan), memungkinkan skala ekonomi dapat terealisasi karena kedekatan lokasi dengan pasar
akan meminimalisasi biaya transportasi (home-market effect). Akibat konsentrasi ini, wilayah-
wilayah akhirnya terbagi menjadi dua yakni wilayah core (inti) di perkotaan sebagai konsentrasi
perkembangan IPTEK, serta periphery (pinggiran) yang lebih terbelakang. Model ini
Secara keseluruhan, teori Krugman mampu menjelaskan hubungan positif antara ukuran pasar
dengan tingkat upah, hubungan antara ukuran pasar dengan migrasi, dan kaitan antara satu sama
lain.Teori Krugman juga mampu membuktikan kalkulasi produktivitas pada suatu wilayah.
Dalam perdagangan, teori ini mampu membuat sebuah strategi kebijakan perdagangan.
menjelaskan, yaitu: keterkaitan kedepan dan kebelakang antara industri hulu dan hilir pada
kompetisi dan biaya transportasi yang tidak sempurna, tentang produksi dapat terjadi di dua
pabrik (hulu dan hilir) ketiga biaya transportasi tinggi (industri harus dekat dengan konsumen)
atau rendah (harga-harga faktor yang menentukan lokasi), dan aglomerasi dapat dihasilkan sama
baiknya oleh interaksi antara keputusan lokasi perusahaan dalam industri yang terkait melalui
memberikan pemahaman, antara lain: pemerataan faktor harga (factor-price equalization), dan
hubungan antara perusahaan multinasional dan perusahaan nasional.
bagaimana perubahan lokasi dari industri akibat respon terhadap pengaturan khusus dalam
(1953-sekarang)
Dalam bukunya “The Spatial Economy, Cities, Region and International Trade” memberikan
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Brulhart, Marius. 1998. Economic Geography, Industry Location and Trade: The Evidence. The
World Economy, Vo. 21.
Fujita, Masahisa., Krugman, Paul., Venables, Anthony. 1999. The Spatial Economy, Cities,
Region and International Trade. Book Review, Journal International Economis 57
(2002): 247-251.
Llano, Carlos. 2013. Economic Geography and International Trade.
http://www.uam.es/personal_pdi/economicas/cllano/master_ec_intern/t7_economic_geo
graphy_and_international_trade.ppt . (17 Desember 2013)
Kuncoro, Mudrajad. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri
Indonesia. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Krugman, Paul. 1979. Increasing Returns. Monopolistic Competition, and International Trade.
Journal of International Economics 9 (1979) 469-479.
Markusen, James dan Vanables, Anthony. 1999. The Theory of Endowment, Intra-industry and
Multi-national Trade. Journal of International Economics 52(2000) 209-234.
Puga, Diego. dan Venables, Anthony. 1995. Preferential Trading Arrangements and Industrial
Location. Discussion Paper No. 267, Center for Economic Performance.
Saraswati, Ratna. 2013. Teori, Konsep, Metode dan Teknik Analisis Dasar Geografi Ekonomi (1).
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ratna.saraswati/ material/teorilokasi.pdf . (16
Desember 2013).
Venables, Anthony. 1996. Equilibrium Locations of Vertically Linked Industries. International
Economic Review. Vol.37 No.2:341-359.
Venek, Jaroslav. 1963. The Nature Resource Content of United States Foreign Trade 1970-1955.
Cambridge: The M.I.T.Press
A. LATAR BELAKANG
Melalui hasil pengamatan dan penelitian para ahli terhadap pembangunan ekonomi, lahir teori-
teori yang kemudian menjadi landasan proses pembangunan, diantaranya ; Teori Pertumbuhan
Linear, Teori Perubahan Struktural, Teori Depedensia, Teori Neo-Klasik Penentang Revolusi,
Teori Pertumbuhan Neoklasik (Solow-Swan), Teori Pertumbuhan Endogen dan Teori–Teori
Baru. Teori - teori ini mencoba menemukan sebab-sebab pertumbuhan pendapatan nasional dan
proses pertumbuhannya ekonomi di suatu negara yang sedang berkembang.
Dalam perkembangan literatur terakhir, muncul tiga teori baru untuk menjawab permasalahan
pembangunan ekonomi, yaitu : Teori Pertumbuhan Baru ( New Growth Theory), Teori Geografi
Ekonomi Baru (New Economic Geography), dan Teori Perdagangan Baru ( New Trade Theory ).
Dari uraian di atas, penulis mengangkat judul “TEORI – TEORI BARU PERTUMBUHAN
EKONOMI”.
A. TEORI - TEORI BARU PERTUMBUHAN EKONOMI.
(NEW GROWTH THEORY).
Teori Pertumbuhan Baru ini dipelopori oleh Paul M. Romer pada tahun 1986 dan Robert Lucas
pada tahun 1988 sebagai kritikan terhadap teori pertumbuhan neoklasik solow yang tidak bisa
menjelaskan dengan baik pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Tujuan utama dari Teori Pertumbuhan Baru adalah untuk menjelaskan perbedaan tingkat
pertumbuhan antar negara maupun faktor-faktor yang memberi proporsi lebih besar dalam
pertumbuhan.
a. Teori Pertumbuhan Baru Dasarnya Merupakan Teori Pertumbuhan Endogen .
Teori Pertumbuhan Baru, yang pada dasarnya merupakan teori pertumbuhan endogen ,
memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan baru karena menganggap
pertumbuhan GNP (Gross National Prodoct) lebih ditentukan oleh sistem proses produksi dan
bukan berasal dari luar sistem. Berbeda dengan teori tradisional neoklasik yang menganggap
pertumbuhan GNP sebagai akibat dari keseimbangan jangka panjang.
b. Perbedaan Utama Antara Model Pertumbuhan Baru Dengan Model Neoklasik:
Pertumbuhan Baru mempunyai kesamaan dengan Neoklasik terutama dalam fungsi produksi
aggregat. Sedangkan perbedaannya untuk pertumbuhan baru tidak ada penurunan skala hasil
seperti model Solow yang ada di pertumbuhan NeoKlasik.
c. Aspek Yang Paling Menarik Dari Teori Pertumbuhan Baru.
Aspek yang paling menarik dari Teori Pertumbuhan Baru adalah, membantu menjelaskan
keanehan aliran modal internasional yang memperparah ketimpangan negara maju dangan negara
berkembang dikarenakan rendahnya tingkat investasi komplementer dalam sumber daya manusia
(pendidikan), infrastruktur, atau riset dan pengembangan.
d. Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Baru.
1) Kelemahan penting dari
Teori Pertumbuhan Baru adalah bahwa teori ini tetap tergantung pada sejumlah asumsi neoklasik
yang sering tidak cocok dengan perekonomian negara berkembang.
2) Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang sering terhambat oleh inefisiensi yang
timbul karena infrastruktur yang jelek, tidak memadainya struktur kelembagaan, serta pasar
modal dan pasar barang yang tidak sempurna.
3) Teori Pertumbuhan Baru
mengabaikan faktor-faktor yang sangat berpengaruh ini, penerapannya dalam studi pembangunan
ekonomi menjadi terbatas, terutama ketika melibatkan perbandingan antar negara.
e. Empat Hal Teori Pertumbuhan Baru.
1) Teori pertumbuhan baru pada dasarnya merupakan Teori Pertumbuhan Endogen.
2) Perbedaan utama antara model Pertumbuhan Baru dengan model neoklasik.
3) Aspek yang paling menarik dari model Pertumbuhan Baru.
4) Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Baru.