Anda di halaman 1dari 2

BATU BALLAH BATU BETANGKUP

Konon pada waktu dahulu kala ada sebuah gua di daerah sambas. Gua ini
digelar batu bellah batu betangkup dan amat ditakuti oleh ramai penduduk
kampong. Pintu gua ini bisa terbuka dan tertutup bila diseru dan siapa saja yang
masuk didalamnya itu tidak dapat keluar lagi.
Dahulu kala disebuah kampung yang bernama pemangkat yang
berdekatan dengan gua ajaib ini, tinggal Mak Tanjung bersama dua orang
anaknya,Melur dan Pekan. Mak Tanjung sedang bersedih karena baru kehilangan
suami dan terpaksa menjaga kedua anaknya dalam keadaan miskin dan papa.
Pada suatu hari, Mak Tanjung sangat ingin makan telur ikan tembakul. Dia pun
pergi ke sungai untuk menangkapnya. Bukan main suka hatinya apabila dapat
seekor ikan tembakul.
Wah, besarnya ikan yang mak dapat! teriak Pekan dengan gembira.
ya, ini ikan tembakul namanya. Mak rasa ikan ini ada telurnya. Sudah lama Mak
ingin untuk memakan telur ikan tembakul ini ,kata Mak Tanjung.
Mak Tanjung terus menyiangi ikan tembakul itu.Setelah selesai Dia pun
memberikan kepada Melur untuk dimasak gulai.
Masaklah gulai ikan dan goreng telur ikan tembakul ini.Mak hendak ke hutan
mencari kayu. Jika mak lambat pulang ,Melur makanlah dahulu bersama Pekan.
Tapi, jangan lupa tinggalkan telur ikan tembakul untuk mak, pesan Mak Tanjung
kepada Melur.
Setelah selesai masak gulai ikan tembakul, Melur menggoreng telur ikan
tembakul pula. Dia terus menyimpan sedikit telur ikan itu di dalam bakul untuk
ibunya.Melur dan Pekan tunggu hingga tengah hari tetapi ibu mereka tidak
pulang juga. Pekan mulai menangis karena lapar. Melur terus menyajikan nasi,
telur ikan dan gulai ikan tembakul untuk dimakan bersama Pekan.
Hmmmmm sedap betul telur ikan ini,kata Pekan sambil menikmati telur ikan
goreng.
Eh.Pekan , janganlah asyik makan telur ikan saja, makanlah juga nasi dan
gulai juga,pesan Melur kepada Pekan.
Kak, telur ikan sudah habis. Berilah Pekan lagi. Belum puas rasanya makan telur
ikan tembakul ini,minta Pekan.
Eh, telur ikan ini memang tidak banyak. Nah,ambillah bahagian kakak ni,jawab
Melur.
Pekan terus memakan telur ikan kepunyaan kakaknya itu tanpa berpikir
lagi.Enak betul rasa telur ikan tembakul itu! Setelah habis telur ikan dimakannya,
Pekan meminta lagi.
Kak, Pekan hendak lagi telur ikan, minta pekan kepada Melur.
Eh mana ada lagi ! Pekan makan saja nasi dan gulai ikan. Lagipun, telur ikan
yang tinggal itu untuk mak. Mak sudah pesan dengan kakak supaya
menyimpankan sedikit telur ikan untuknya , kata Melur.
Namun, Pekan tetap mendesak dan terus menangis. Puas Melur
memujuknya tetapi Pekan tetap bersikeras. Tiba-tiba, Pekan berlari dan
mencapai telur ikan yang disimpan oleh Melur untuk ibunya.
Hah, rupa-rupanya ada lagi telur ikan! teriak Pekan dengan gembiranya.

Pekan! Jangan makan telur itu! Kakak simpankan untuk mak, teriak Melur.
Malangnya, Pekan tidak memperdulikan teriakan kakaknya, Pekan terus
memakan telur ikan itu sehingga habis. Tidak lama kemudian, Mak Tanjung pun
pulang. Melur terus menyajikan makanan untuk ibunya.
Mana telur ikan tembakul, Melur? Tanya Mak Tanjung.
Ee Melur ada simpankan untuk mak, tetapi Pekan telah menghabiskannya.
Melur coba melarangnya tetapi
Jadi tidak ada sedikit pun lagi untuk mak?Tanya Mak Tanjung.
Melur tidak menjawab karena merasa serba salah. Dia sedih melihat ibunya yang
begitu hampa karena tidak dapat makan telur ikan tembakul.
Mak sebenarnya tersangat ingin memakan telur ikan tembakul itu.
Tetapisesak rasanya hati Mak Tanjung karena terlalu sedih dengan perbuatan
anaknya.
Mak Tanjung memandang Melur dan Pekan dengan penuh kesedihan lalu
berjalan menuju ke hutan. Hatinya bertambah pilu apabila mengenangkan arwah
suaminya dan merasakan dirinya tidak dikasihi lagi.
Melur dan Pekan terus mengejar ibu mereka dari belakang. Mereka berteriak
sambil menangis memujuk ibu mereka supaya pulang.
Mak, jangan tinggalkan Pekan! Pekan minta maaf ! Makjerit Pekan sekuat
hatinya.
Melur turut menangis dan berteriak, Mak,kasihanilah kami! Mak!
Melur dan Pekan bimbang kalau ibu mereka merajuk dan akan pergi ke gua batu
belah batu bertangkup. Mereka terus berlari untuk mendapatkan Mak Tanjung.
Malangnya, Melur dan Pekan sudah terlambat. Mak Tanjung tidak
memperdulikan rayuan Melur dan Pekan lalu terus menyeru gua batu belah batu
bertangkup agar membuka pintu. Sebaik sahaja Mak Tanjung melangkah masuk,
pintu gua ajaib itu pun tertutup. Melur dan Pekan menangis sekuat hati mereka
dihadapan gua batu belah batu bertangkup. Namun ibu mereka tidak kelihatan
juga dan sampai sekarang tempat itu disebut Tanjung Batu yang terletak di
Kecamatan Pemangkat. Untuk mengenang cerita ini juga di sambas dikenal lagu
Batu Ballah.

Anda mungkin juga menyukai