Manajemen Kinerja Perawat
Manajemen Kinerja Perawat
en
,,,.
~~;;.
-<0.
~""
c_
~
:><,
"':
."
PEDOMAN PENGEMBANGAN
MANAJ!
KINERJA PERAWAT DAN BIDAN
.',~
~
KEPUTUSAN
<
INDONESIA
-..'EI
NOMOR
: 836/MENKES/SK/VI!2005
-
/II
DEPARTEMEN
---
MENTERJ
REPUBUJ(
KESEHATAN
INDONESIA
Me:1gingat
MENTERI KESE!H.a.TAN
REPIJOUI(
INOOIIE$I.\
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu
Kedua
Ketiga
Pedoman
sebagaimana
dimaksud
dalam diktum Kedua
digunakan sebagai acuan oleh perawat dan bidan dalam
meningkatkanmutupelayanan kesehatan.
Keempat
Ke!ima
DUetapkan dJ Jakarta
.._P.~'1,!H~ngDal 2 Juni 2005
r;'i, )';.E!:;~~.~.
~\'~M~_,fff. J~SEHATAN.
. ,..~.
"'~
.j._.~'
,
t::
(1i-"~'>:r...
.-'-':"'f.
.
'--
.
I...~,!
,-,
.
-~.;.~~
I ,!
(.':~;,~~AeJ~AH
SUP ARI, Sp. JP (K)
':..(,t;.~
..:)~>:7
I " -,,"..-Q
.'-.:,
~
MENTERI
REPUBUK
KESEHATAN
INDONEStA.
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor
: 836/MenkesJSKlVU2005
Tanggal : 2 Juni 2005
Dalam rangka mewujudkan visi lndonesia Sehat 2010 telah ditetapkanlah misi
pembangunan
yaitu
menggerakkan
pembangunan
nasional
berwawasan
kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara
dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau,
serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Untuk keberhasilan
pembangunan kesehatan di era desentralisasi,
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan harus berangkat dari masalah dan
potensi spesifik masing-masing daerah dan berlangsung secara profesional,
meliputi a) Konsolidasi manajemen sumber daya manusia, b) Penguatan aspek.
aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, semangat pengabdian, dan kode etik
profesi, c) Penguatan konsep profesionalisme kesehatan, dan d) Aliansi strategis
antara profesi kesehatan dengan profesi-profesi lain terkait. Untuk menilai
keberhasIIan tersebut ditetapkan standar pelayanan mInimal (SPM) bidang
kesehatan di kabupaten/kota. Dengan SPM ini diharapkan pelayanan kesehatan
yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada tingkat yang paling
minimal secara nas!onal.
3
MEHTERI
KESEHATAN
REPUDUI(
JNDONEW.
03fam rangka analisis situasi pelayanan keperawatan dan kebidanan yang tetkait
dengan berbagai pennasaJahan dan perkembangan kesehamn sebagaimana
tersebut di atas, DirektoratPelayanan KeperawatanDepkes bekE:Jrja sama dengan
WHOmengadakanpenelitian tentang pelayanan keperawatan dan kebidanan
yang dilakukan pada tahun 2000 di Ptovinsi Kalimantan Timur, SUmarora Uta'B
dan Sulawesi Jtara. Jawa Barat dan DKI, menunjukkan gambaran sebagai
berikut: 1).70.9% perawat dan bidan selama 3 tahun terakhir tidak pemah
mengikuti pelatihan, 2).39,8% perawat dan bidan ma$ih melakukan tugaHugas
non keperawatan. 3) 47,4% perawat dan bidan tidak memiliki uraiDn lugas secara
tertulis dan 4) belum dikembangkan monitoring dan evaluasi kinerja perawat d~n
bIdan secara khm;us.
~~-:;. 7_ ,rt
~ ~;.
~
k'"-~.."l<ota.
v;:o-
-:J~~
reas!ng-masing.
untuk menerapkan
PMK di
MENTER1 KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
BAB II
PENGEMBANGAN MANAJEMEN DAN KINERJA (PMK)
.
PERAWAT DAN BIDAN
1.
Pengertian
?e;.~e._~,ga..~ ~,~
Klne.Jja(PMK) perawat dan bidan adalah suatu
~'3. ~.:~
ke!!-..a::r;puan
lTIa!&3;eriaJdan kinerja perawatdan bidan
""="~ ~~
~~
keperawatan dan kebidanan di sarana!
~. "'7";'
~"'1"""~
bermutu.
Ycll1g
2. Falsafah
.
PMK memfasilitasi terciptanya budaya kerja perawat dan bidan yang
mengarah kepada upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan
kebidanan yang didasarkan pada profesionalisme, IPTEK, aspek legal,
berlandaskan etika untuk mendukung sistem pelayanan kesehatan secara
komprehensif.
3. Tujuan
..::rujuan Umum:
dan
kebidanan
di
Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan perawat dan bidan;
b. Meningk&tnya kepatuhan penggunaan
pelayanan keperawatan dan kebidanan;
standar
dalam
melakukan
UENTERI KESEHATAN
REPUBUKINDOHES1A
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONEStA
Uraian
~1
E
N
--J
yangpornah
Sistem
penghargaan
Jabalan
Monflorlngklnerja
penyimpangan
Penlngkabn
E
F
I
S
I
E
...J
monlngkal
. POliomIlan
. Kopuu:.n
. CIskuslreneksl
MOllvasl
menlflijkat
. Akuntabilitas
keterampUlian
fungsional
.i.
..
~......
"KInerja
nlenlngkat
l\lateglc
'-,
diikuti
. Pengelolaan
Jawab,
akuntabilitas
. Slandar,SOP
.PelaUhan
OUTPUT:
PROSES:
.. Tanggung
lugas
K
0
M
kasu$(DRK)
Pendokumen
tnlan
numlngkat
Mendorong
sblem
penghargaan
Proscsl'MK
.....
&
-,
korjil
..~-
Peningkalan
kualitas
I
pelayann ,
k~$eh;;t~n
E
K
T
I
~F
SISTEMYANKES PUSKESMAS
,
PMK sebagai suatu sistem meliputi tiga unsur penting, yaitu: Input, Proses
dan Output.
.
Input PMK meliputi: standar (SOP), uraian tugas, tanggung jawab dan
akuntabilitas, jabatan fungsional, sistem penghargaan, pelatihan yang pernah
diikuti.
Proses PMK meliputi: monitoring berdasarkan indikator kinerja, pengelolaan
penyimpangan,
pendokumentasian kegiatan, diskusi refleksi kasus,
.
pertemuan strategik.
7
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
J.IEKTERI KESEHATAN
REPUuUK INDONESIA
Sobagal
Puslen
(dall1m
gedung)
Pelayanan
Non
KesehatItn
di Puskesmas
"."1811&II
.....
Pelayanan
Kcsc11ataD
........
boel'll..b8
UbIlD
Kl1IilllDIn
. MENTERI KaEHATAH
lIfPUIIUK
UlDOHESIA
berdampak pada
meningkatnya kepatuhan dalam penggunaan standar dan uraian tugas.
Penerapan standar dalam setiap pemberian asuhan keperawatan dan
kebidanan diikuUdengan monitoring dan evaluasi berdasar pada indjkalor
kinelja klinikyang telah ditetapkan. Penerapan standar dan uraian tugas
secara konsekuen mempat".ll) satab satu Indikator mutulquality asswance
. dalam pamberian pelayanan kesehatan di puskesmaa. Quality assurance di
puskesmas menekankan penrrtgkatan performa tenaga keseha(an
termasuk perawat dan bidan dan sejauhmana masalah pelayanan yang
ditemuan dapat diata~1 secara holistik dan komprehensif dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Diskusi refk:ksi kasus
merupakan media strategis untuk mengidentifilmsi masalah dan
menetapkan allematif mangatasinya.
2. PMKperawatdan bidan di Rumah Sakil
Sebagai
di RUmC1hSakit
CKl'rldAD
Akredt
I
Pasien
.,
Pehlyanan
Non
Keselmtan
Pelayanan
M"'''
Pelayanan
](es~hatan
......
kCQOtDW.lUQ
MllhDd
){tbldDnu
",.
10
.-,.,.-
i
i
i
i
i
i
,i
.,;
i
IIENTfnI KESEHATAN
REPUBUK lUDOflESIA
o. KOMPONEN
PMK
Uraian tugas
MENTERI KESEHATAN
REPUDUK U4DONESlA
klinis
PMK
ini
diidentifikasi,
dirumuskan.
disepaka~i.
dan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
5. Monitoring
Kegiatan monitoring meliputi pengumpulan data dan analisis terhadap
indikator kine~a yang telah disepakati yang dilaksanakan secara periodik
untuk memperoleh informasi sejauhmana kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan rencana. Monitoring bermanfaat untuk mengidentifikasi
adanya penyimpangan dan mempercepat pencapaian target.
Monitoring perlu direncanakan dan disepakati antara pimpinan. supervisor
terpilih dan pelaksana. Monitoring dilakukan terhapap indicator yang telah
ditetapkan guna mengetahui pe~impangan kinerja atau prestasi yang
dicapai. dengan demikian setiap perawat/bidan ak:::mdapat :nenilai tingkat
prestasinya sendiri. Hasil monitoring yang dilaksQnakan oleh supervisor
diinform<1sikan kGpad<1staf. Oila lerj<ldipcny:mpanoan, supervisor bersama
pelaksana mendiskusikan
masalnh tersebut dnn ha::;ilnya dilap~rkan
kepada pimpin..n sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambJkm
keputusan dan tndak lanjut.
E. Prinslp.prlnsip
Prinsip-prinsip
1. Komitmen
Komitmen dapat diartikan sebagai janji atau tanggung jawab. Hal ini dapat
diartikan Qahwa setiap orang/pihak/institusi yang berkomitmen terhadap
PMK berjanji untuk melaksanakan PMK. Adanya komitmen ini sangat
diperlukan mulai dari tingkat pimpinan/pengambil
keputusan di
pemerinlahan kabupatenlkota. dinas kesehatan kabupatenlkota, rumah
sakU. puskesmas, IBI, PPNI dan institusi laln yang terkait dengan
pelaksanaan PMK.
Komitmen ini merupakan salah satu komponen yang dapat menjamin
kesinambungan kegiatan.
2. Kualitas
Pelaksanaan PMK diarahkan untuk meningkatkan kualitas SOM
keperawatan dan kebidanan meliputi kinerja dan hasil pelayanannya.
Dengan meningkatnya kualitas tenaga perawat dan bidan diharapkan akan
tercermin dalam klne~a sehari-hari di tempat kerja. PenIngkatan kinerja
perawat dan bidan akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan
menjadi lebih baik sehingga akan memperbaiki citra pelayanan
keperawatan dan kebidanan di sarana pelayanan kesehatan.
13
MEHTERl
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
3. Kerja Tim
PMK
tidak
hanya
mendorong adanya
kesehatan
Ke~asama
kesehatan.
4. Pembelajaran Berkelanjutan
Oi dalam penerapan PMK memberi kondisi terjadinya pembelajaran
berkelanjutan yang memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilannya, sehIngga
dapat
mengikuti
perkembangan IPTEK.
5. Efektif dan Efisien
Dengan menerapkan PMK maka perawat dan bidan dapat bekerja secara
efekUf dan efisien karena mereka beke~a sesuai dengan standard dan
uraian tugas serta diikuti dengan monitoring dan evaluasi yang dapat
meminimalkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan. Adanya kejelasan
tugas memungkinkan setiap orang bekerja pada area yang telah
ditetapkan.
14
MEKTERI
KESEHATAN
REPUBUK
WDOHEStA
BAB 11I
A. Strategi
1.
Membafl')un Komitmen
2.
MelibatkanSlakeholder
Setelah memperoleh komitmen, keterlibatan stakehoJder diharapkan
dapat memberikan dukL!ngan yang nyata baik morilmaupun materil untuk
keberhasilan penerapan PMK Perawat dan Bidan.
3.
Dengan adanya
4.
Profesionalisme
Pengelolaan PMK pertu dilaksanakan secara profesional didasarkan pada
evkJence dan perencanaan yang matang serta diimplementasikan secara
sungguh-sungguh berdasar pada pedoman pelaksanaan PMK, standar
profesi, SOP keperawatan dan kebidanan, serta pedoman pelayanan
kesehatan laInnya.
5.
DesentraJisasi
Dalam rangka otonomi daerah, PMK dapat dikembangkan sesual dengan
kondisi daerah namun tetap berpedoman pada pedoman yang ditetapkan
dalam
keputusan
InI.
15
MENtERI KESEHATAN
REPUBUKUlDONESlA
B. Pelaksanaan
,
Dalam rangka pengembangan PMK perawat dan bidan, diperlukan peran serta
aktif dan ~~nmitmen dari berbagai pihak mulai dari tingkat Pusat, Propjnsi,
KabupatenIKota, rumah sakit, dan puskesmas. Disamping itu perlu adanya
h.ejelasan peran di setiap tingkat administrasi dimaksud dan tahapan
pelaksanaannya.
1. Peran dan fungsi tingkat Pusat, Propinsi, KabupatenIKota, rumah sakit, dan
puskesmas.
a. Tingkat pusat (Depkes)
1) Merumuskan kebijakan pen:ngkatan kualitas pelayanan keperawatan
dan kebidanan;
2) Mengembangkan standar dan pedoman, bahan-bahan dan modulmodul PMK;
3) Menyiapkan sumber daya manusia professional
yang dapat
berperan serta aktif dalam kegiatan PMK;
4) Pembinaan SDM dalam rangka peningkatan kompetensi perawat
dan bidan;
5) Melakukan sosialisasi PMK di semua tingkat administrar.i dan
stakeholder serta sektor swasta;
6) Melakukan kerja sama dengan pihak terkait dan donors agency;
7) Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan serta tindak
lanjutr:ya;
b. Tingkat propinsi
1) Melaksanakan sosialisasi kebijakan pelayanan keperawatan dan
kebidananan termasuk program peningkatan kinerja perawat dan
bidan (PMK);
2) Membentuk kordinator keperawatan dan kordinator kebidanan di
tingkat
Dinas Ke-sehatan Propinsi yang akan merencanakan
peningkatanpelayanan keperawatandan kebidanan termasuk PMK:
3) Menyiapkan sumber daya manusia professional yang dapat
berperan serta aktif dalam kegiatan PMK;
4) Pembinaan SDM dalam rangka penIngkatan kompetensi perawat
dan bidan;
5) Melakukan kerja sama dengan pihak terkait dan donors agency;
6) Menyelenggarakan pelatihan PMK;
7) Melakukan
lanjutnya;
pemantauan
dan
16
evaluasi
kegiatan
serta
tindak
MENTERI
KESEHATAN
REPUBUKINDONESIA
c. Tingkat Kabupaten/Kota
1) Merumuskan kebijakan teknis dan operasional
pengembangan
kinerja perawat dan bidan;
2) Melaksanakan sosialisasi kebijakan pelayanan keperawatan dan
kebldananan termasuk program peningkatan kinerja perawat dan
bidan;
3) Membentuk kordinator keperawatan dan kordinator kebidanan di
tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengelola PMK dan
pelayanan keperawatan dan kebidanan pada umumnya;
4) Menyiapkan sumber daya manusia professional
yang dapat
berperan serta aktif dalam kegiatan PMK;
5) Melakukan kerja sama dengan pihak terkait dan donors agency;
6) Menyelenggarakan pelatihan PMK;
7) Pembinaan SDM dalam rangka peningkatan kompetensi klinis
perawat dan bidan;
8) Melakukan pemantauan
dan evaluasi kegiatan serta tindak
lanjutnya;
d. Rumah sakitlpuskesmas (sarana pelayanan kesehatan lain)
1) Merumuskan upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
dan kebidanan dan peningkatan kinerja perawat dan bidan;
2) Menetapkan kordinator perawat dan bidan serta tim PMK;
3) Menerapkan PMK;
4) Memonitor dan mengevaluasi kinerja perawat dan bidan;
2. Tahapan ~etaksanaan pelatihan PMKPelaksanaan PMK pada suatu daerah (propinsilkabupatenlkota)
beberapa tahapan, sebagai berikut :
meliputi
a. Persiapan
Kegiatan persiapan ini meliputi: sosialisasi di 'ingkungan Dinas
Kesehatan propinsi, pertemuan dengan calon Pelatih Propinsi,
pertemuan di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang akan
menerapkan PMK;
b. Pelatihan Pelatih Propinsi
Untuk terlaksananya kegiatan PMK perlu adanya tenaga pelatih di
tingkat propinsi, untuk itu dilakukan pelatihan bagi pelatih tingkat
propinsi (Prov/nolal TrainIng of Tralnet'l. Calon latih adalah tenaga
perawat dan bidan yang berasal dari DInas Kesehatan Propinsi, Institusi
pendidikan keperawatanlkebldanan. organisasi profesi (PPNI dan IBI),
Balai Latihan Kesehatan (Bapekes), dengan persyaratan yang telah
17
MEHtEFII
KESEHATAN
REPUIIIJK
INDOHESIA
ini
Dinas
Kesehatan
KabupatenlKota.
pimpinan rumah r.akit dan
puskesmas. pimpin9n Pemerintah Kabupaten/Kota.
organisasi profesi
(PPNI dan IBI), institusi pendidikan keperawatan dan kebidanan.
18
MENTERI KESEHATAN
REPU8UK INDONESIA
j.
19
MENTERI
KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
3. Tahap pemantapan
puskesmas)
MENIeRI KESEHATAN
lIEPUBU1( INDOHESIA
21
.
MENTERI KESI:HATAN
REPU8UK INDONESIA
BABIV
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
PMK;
pemantauan
dilaksanakan melalui:
1) Pengamatan;
2) Wawancara;
3} Forum pertemuan umpan baJik;
4) Lokakarya pelaksanaan
PMK;
d. Waktu Pelaksanaan
Frekuensi pemantauan
sekurang-kurangnya
22
MENreRI KESEHATAN
REPUBUK
LNDONESIA
2. Tingkat KabupatenlKofa
Puskesmas merupakan unit pelaksana temls dinas. oleh karenanya
menjadi
tugas dinas kesehatan kabupatenlkota untuk melak.:!o:an
pembinaan pemantauan dan penifaian terhadap Puskesmas :ialam
pelaksanaan PMK.
a. Tujuan:
1) Memastikan bahwa
direncanakan;
pelaksanaan
tugas
2) ~mastikan
bahwa pelayanan yang
standar yang telah disepakatilditetapkan;
3) Mengetahui kemajuan,
pelaksanaan PMK:
permasalahan
masukan
sesuai
dengan
diberikan
sesuai
dan
hambatan
yang
dengan
dalam
PMK;
b. Ruang lingkup
Aspek/ruang lingkup dalam melaksanakan
meliputi hal sebagai berikut:
pemantauan
dan penilaian
3) Pelaksanaan
4) Pengembangan
program;
c. Teknik
Pemantauan dan penilaian dapat dilaksanakan melalui bemagai cara
antara lain:
1) Pengamatan langsung;
2) Pertemuan umpan balik;
dU):
23
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
d. Waktu Pelaksanaan
yang
dihadapi
oleh
24
MENTEIU KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
c. Waktu Pelaksanaan
25
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
I
LOKASI
Pusat
-'~',':j{"
"
.:'
"$TRUKTUR
Kebijakan
nasional tentang
PMK perawat
C"PRbsES
. Sosialisasi dan
advokasi ke
propinsi
Memfasilitasi
propinsi dalam
implementasi
. Tim monitoring
. National trainer
. Monitoringdan
evaluasi
Penanggung
jawab kegiatan
(Direktorat
Keperawatan
dan Keteknisian
Medik)
. Dukungan dana
. Bimbingan dan
supervisi
. Melakukan roti
out ke propinsi
lain
Kebijakan
propinsi yang
mendukung
PMK perawat
dan bidan
Dukungan
dari
staka holder
. Tim Pelatih
tingkat propinsi
Sosialisasi
ke
kabupatenl kota
. Memfasititasi
penerapan PMK
Monitoring dan
evaluasi sesuai
jadwal
. Bimbingandan
supervisi
Tim monitoring
26
::\fJj'_i~~';;~)-',,,,;,,,-,,,--
"6I!JY.POT""
',:
"__--~
'
. Meningkatnya
cakupan propinsi
yang
menerapkan
PMK
Meningkatnya
jumlah pelatih
PMK
Pusat
"
.::c' ',f_",,',"
"~",
dan bidan
Dukungan dari
stake holder
Propinsi
,~.:';:<~F,:;"~\~-"~<-{
';
nasional dan
propinsi
. Meningkatnya
jumlah
kabupatenl kota
yang
menerapkan
PMK
. Meningkatnya
jumlah pelatih
kabIkota, perawat
dan bidan yang
dilatih
KESEHATAN
MENTERI
REPUBLIK
INDONESIA
-----
. Tersedia dana
untuk
penerapan,
pelatihan tim
dan monitoring
Melakukan roll
out ke
kabupatenl kota
. Ditetapkan
penanggung
jawab kegiatan
{SK Dinkes}
. Ditetapkan tim
pelatih(SK ,
Dinkes)"
Kabupatenl
kota
. Kebijakan Kabl
Kota yang
mendukung
PMK perawat
dan bidan
.
stake holder
.
Kabupatenlkota
.
.
Dukungan dari
Pelatih
Tim monitoring
.
.
. Meningkatnya
Sosialisasi ke
RS/Puskesmas
Meningkat jl.lml~h
Penerapan dan
roll out PMK
Monitoring dan
jumlah perawat
dan bidan yang
telah ikut
pelatihan PMK
perawat dan
bidan
evaluasi sesuai
jadwal
. Bimbingandan
supervisi secara
periodik
Tersr;:dia dana
untuk
penerapan,
pelatihan tim ,
dan monitoring
Ditetapkan
pei1anggung
jawab dan
coordinator
Perawat dan
bidan tingkat
Kab/Kota (SK
Dinkes)
-27
MEHfEN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
. DItetapkan tim
pelatih(SK
Dinkes)
. Perencanaan
roDout
. Kebijakan RS
yang
mendukung
Rumah
sakft
PMK peraYo'3t
dan bidan
. Menyusun SOP
stake holder
. Menyusun uraian
. Ada seorang
tugas
_
Indikator
Idnetja
koonlinato< ya:>g
bertanggung
klinis perawat
jawab dalam
dan bidan
penerapan PMK
Menyusun jadwal
(mengumpulkan
kegiatan
data, evaluasi,
. Ada kegiatan
dan pelaporan
URJ( (RCD)
ke Dinkes)
secara teratur
TersecflS dana
tiap butan sekali
ruangan yg
Dukwlgan dari
..
. Bertambahnya
. Ma kegiatan
sosiaDsesi dan
roll out ke
ruangan
perawatan lain
untuk
penerapan.
pelatihan dan
monitoring
. Perencanaan
roll out ke
ruangan lain
. Jadwal money
Semua ruangan
mempunyai
standar,
mengembangkan uraian
tugas, indikator
klneria dan
.-
Adanya
pendokumentasi
an
. Adanya pelatihan
(in~servlce
training)
Monitoring
ditakukan sesuai
jadwal
menerapkan
PMK
Meningkatnya
jumlah perawat
dan bidan yang
Ikut pelabllan
Adanya uraian
tugas b;rtufis
setiap perawat
dan bidao yg
disahkan
pimpinan
Setiap pelayanan
keperawatan dan
kebidaf'.an ada
SOP yang
disahkan oleh
pimpinan
. Terlaksananya
DRK secara rutIn
(dokumen)
Adanya kegiatan
peningkatan
keterampilan
klinis perawat
dan bidan
Meningkalnya
klne~a knnla
perawat dan
bIdan:
2B
MENTERJ
KESEHATAN
REPUBUK
INDONESIA
Diskusi refleksi
kasus (DRK)
o Menurunnya
angka
dekubitus
o Menu:-unnya
Puskesmas
.
.
. Dukungan dari
Kepala
Puskesmas
. Menyusun SOP
. Menyusun uraian
tugas dan
. Kepala
indikator kinerja
Puskesmas
bertanggung
jawab dalam
penerapan PMK
(mengumpulkan
data, evaluasi,
dan pelaporan
ke .Dinkes
. Tersedia
dana
untuk
penerapan,
pelatihan dan
monitoring
. Ada rencana roll
out ke Posyandu
dan polindes
klinis perawat
dan bidan
Menyusun jadwal
kegiatan
. Ada kegiatan
DRK secara
teratur tiap bulan
sekali
. Adanya
pendokumentasi
an
. Adanya pelatihan
(in.service
training)
. Monitoring
. Supervisor
dilakukan sesu...!i
,
melakukan
pengumpulan
hasil monitoring
sesuai jadwal
dan melakukan
penanganan
, penyimpangan
. Perawat dan
bidan
mengetahui
standar profesi
jadwal
anakiJ Dlebitis
Jumlah perawat
tugas tertulis
setiap perawat
dan bidan yg
disahkan
pimpinan
. Setiap pelayanon
keperawatan dan
kebidanan ada
SOP
yang
disahkan oleh
pimpinan
. Terlaksananya
DRK secara rutin
(dokumen)
-
. Adanya kegiatan
peningkatan
keterampilan
klinis perawat dan
bidan
. Meningkatnya
individu, keluarga
yang memperoleh
penkes
. Meningkatnya
kepatuhl:ln
perawat dan
bidan dalam
melakukan
29
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
pelayanan
berdasarkan
SOP
. Meningkatnya
cakupan:
o Individul
keluarga risti
yang dikunjungi
(home visit)
ORK.
o Terdeteksi risti
ibu dan bayi
o Ketepatan dan
kecepatan
Rujukan
bumil
gawat darurat
ke RS (sesuai
SOP)
30
MENTERI KESEHATAN
REPUBLtK INDONESIA
BABV
PENUTUP
.:
;~~~~;:-'ME
..::;.. . .
(r:i~/ \,
,.~
ERI.KESEHATA
ar. r. SITI
)
.'~
,",
:;
fADI~A.H SUPARI,
\::;~~~~~~:~i:~;~;;;f'
31
,;.
'~
Sp. JP (K)