Anda di halaman 1dari 19

Teori Ikatan Valensi

Pada Senyawa
Kompleks Koordinasi
Fajarisma Izzatul Nadia
Noni Oktari
Syarifah Noviani

Teori ikatan valensi


Ditemukan oleh pauling 1931
Ligan menyumbangkan PEB kepada atom
pusat, dan atom pusat menyediakan orbital
untuk PEB
Melibatkan proses eksitasi dan hibridasi
Melibatkan orbital s,p dan d
Dapat menjelaskan sifat kemagnetan, bentuk
geometri dan kestabilan senyawa kompleks

Hubungan antara bilangan koordinasi atom pusat, jenis hibridisasi dan


struktur kompleks
BK

Hibridisasi

Struktur Kompleks

Contoh

sp

Linear

[Ag(CN)2]-

sp2

Trigonal planar

[HgCl3]-

sp3

Tetrahedral

[NiCl4]2-

dsp2

Bujur sangkar

[Ni(CN)4]2-

dsp3

Trigonal bipiramida

[CuCl5]-3

sp3d

Trigonal bipiramida

[Fe(CO)5]

sp3d2

oktahedral

[CoF6]3

d2sp3

oktahedral

[Co(CN)6]-3

Tingkat energi

p
4 orbital hibrida sp3

Perbandingan tingkat energi


orbital-orbital hibrida sp3
dengan tingkat energi orbitalorbital pembentuknya

Pembentukan Senyawa
Kompleks
Pembentukan senyawa kompleks
bedasarkan teori valensi :
1. tanpa melibatkan proses eksitasi
(promosi)
2. melibatkan proses eksitasi (promosi)

Pembentukan senyawa kompleks


tanpa melibatkan eksitasi
[Ag(CN)2] Bentuk struktur linear dan bersifat
diamagnetik
4s
5s
Ag+ (keadaan dasar)
Ag+ (hibridisasi)
Ag+ dalam [Ag(CN)2]hibridisasi sp

5p

2 PEB Dari ligan CN-

[CuCl5]-3
Bentuk struktur trigonal bipiramida,
3d
Cu+2 (keadaan dasar)
Cu+2 (hibridisasi)

Cu+2 dalam [CuCl5]-3

4p

4s
4d

hibridisasi sp3d

Ion [CuCl5]-3 bersifat paramagnetik,


adanya
5 PEB dari 5 ligandengan
Clsebuah elektron tidak berpasangan

Bedasarkan contoh di atas dapat


disimpulkan bahwa pada pembentukan
kompleks yang tidak melibatkan proses
eksitasi dihasilkan kompleks yang bersifat
paramagnetik atau diamagnetik

Pembentukan senyawa kompleks


melibatkan eksitasi
[NiCl4]2Struktur bukur sangkar dan bersifat
4s
5s
diamagnetik
Ni2+ (keadaan dasar)
Ni2+ (eksitasi)
Ni2+ (hibridisasi)
Ni2+ dalam [NiCl4]2-

5p

Hibridisasi dsp2

4 PEB dari CN-

Pada waktu eksitasi elektron dapat terjadi tiga


kemungkinan yaitu
Pemasangan spin elektron-elektron yang
sebelumnya memliki spin paralel atau spin yang
sama (Ni(CN)4]-2
3d
4s
4p
Ni2+ (keadaan dasar)
Ni2+ (eksitasi)
Hibridisasi dsp2

Perpindahan elektron ke orbital yang tingakat


energinya lebih tinggi [Cu(NH3)4]+2
3d

4s

Cu2+ (keadaan dasar)


Cu2+ (eksitasi)
Hibridisasi dsp2

4p

Perpindahan elektron ke orbital yang tingkat


energinya lebih rendah diikuti dengan
pemasangan spin elektron-elektron [Fe(CO) 5]
3d

4s

Fe (keadaan dasar)
Fe (eksitasi)
Hibridisasi dsp3

4p

Kompleks Dengan Orbital Dalam


Dan Kompleks Orbital Luar
[CoF6]3- dan [FeCl6]3- hibridisasi sp3d2
Pada [CoF6]33d

4s

4p

4d

hibridisasi sp3d2
+3
-3
[Co(NH3d
3)6] dan [Fe(CN)
6]4p hibridisasi d2sp3
4s

(eksitasi)
Hibridisasi d2sp3

Hibridisasi sp3d2 menggunakan 2 orbital 4d (orbital luar)


Hibridisasi d2sp3 menggunakan 2 orbital 3d (orbital dalam)

[FeCl6]-3
3d

4s

4p

4d

hibridisasi sp3d2

6 PEB dali ligan Cl-

3d

[Fe(CN)6]-3

4s

4p

Hibridisasi d2sp3

6 PEB dari ligan CN-

Dalam pembentukan suatu kompleks,


dipasangkan atau tidaknya elektron pada
orbital d tergantung pada fakta
eksperimen yang ada, yaitu kemagnetan
dari kompleks yang bersangkutan.

Pada pembentukan kompleks oktahedral apakah eksitasi


selalu terjadi dengan pemasangan spin elektron-elektron bila
atom pusat terisi dua atau lebih elektron?
4p
4s
3d
+3
[V(NH3)6]
Hibridisasi d2sp3

6 PEB dari ligan NH3


3d

4s

4p

[Fe(CN)6]-3
(eksitasi)
Hibridisasi d2sp3

Prinsip Kelektronetralan dan


Ikatan Balik
[CoF6]-4
[Be(H2O)4]+2 Dan [Be(H2O)6]+2
Kaidah muatan formal yang menyatakan bahwa
satu spesies dengan atom-atom memiliki
muatan formal nol lebih stabil dibandingkan
sspesies yang atom-atomnya memiliki muatan
formal dengan harga negatif atau positif.
[Al(H2O)6]+3

[Ni(CO)4]
Bedasarkan teori ikatan valensi
pembentukan ikatan balik
melibatkan tumpang tindih antara
orbital d dari atom nikel dengan
orbital p dari atom karbon

Kelemahan teori ikatan valensi


Tidak dapat menjelaskan gejala
perubahan kemagnetan senyawa
kompleks karena perubahan temperatur
Tidak dapat menjelaskan warna atau
spektra senyawa kompleks
Tidak dapat menjelaskan kestabilan
senyawa kompleks

Anda mungkin juga menyukai