Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sistem Informasi Manajemen
yang dibina oleh Bapak Mohammad Arief
Oleh
KELOMPOK : 5
1
2
3
4

Fery Irawan
Galang Nurramadhan
Gita Selviandari
Hesty Hertikawati

(120413423940)
(120413423962)
(120413423949)
(120413403082)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
Maret 2014

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................2

1.1 Latar Belakang.........................................................................................2


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................3
BAB II

PEMBAHASAN...........................................................................4

2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Pemprosesan Transaksi...........................4


2.1.1 Pengertian...........................................................................................4
2.1.2 Tujuan Sistem Pemprosesan Transaksi..............................................4
2.2 Karakteristik dan Tugas Sistem Pemprosesan Transaksi...........................5
2.2.1 Karakteristik Sistem Pemprosesan Transaksi ......................................5
2.2.2 Tugas Pokok dari Sistem Pemprosesan Transaksi...............................5
2.3 Konsep Dasar, Teknik, dan Komponen Sistem Pemprosesan Transaksi....6
2.3.1 Konsep Dasar Sistem Pemprosesan Transaksi......................................6
2.3.2 Teknik Pemprosesan Transaksi.............................................................7
2.3.3 Komponen-komponen Pembangunan Pemprosesan Transaksi.............8
2.4 Siklus Pemprosesan Transaksi...................................................................10
2.5 Peranan Sistem Pemprosesan Transaksi Terhadap Online Banking..........17
BAB III

PENUTUP......................................................................................21

Penutup......................................................................................................21
Daftar Pustaka...........................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Sistem pemrosesan transaksi merupakan subsistem input yang mempunyai peranan penting
dalam aktivitas organisasi dengan cara mengumpulkan data dari sumber sumber baik dari
dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan, dan mentransformasikannya ke dalam database.
Sistem pemrosesan transaksi sangat penting karena merupakan dasar sistem bisnis
yang melayani level operasional dalam organisasi. Output dari sistem ini akan menjadi input
bagi sistem-sistem yang berada pada level manajemen dan level strategis. Setiap proses
bisnis dimulai dari saksi, sehingga sistem pemrosesan transaksi yang ditempatkan oleh suatu
perusahaan akan mempengaruhi proses bisnis yang dijalankan.
Sistem pemrosesan transaksi adalah sistem sistem yang menjadi pintu utama dalam
pengumpulan dan pengolahan data pada suatu organisasi.Sistem pemrosesan transaksi hampir
selalu dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi, instansi pemerintah karena di dalam suatu
perusahaan atau organisasi, transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus dicatat.

1.2.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dan tujuan system pemprosesan transaksi?


2. Apa saja karakteristik dan tugas sistem pemprosesan transaksi?
3. Bagaimana konsep dasar, teknik, dan komponen dari system pemprosesan transaksi?
4. Bagaimana siklus pemprosesan transaksi?
5. Bagaimana peranan system pemprosesan transaksi terhadap online banking?

1.3.

TUJUAN PEMBAHASAN
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan pada makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan system pemprosesan transaksi.


2. Untuk mengetahui karakteristik dan tugas system pemprosesan transaksi.

3. Untuk mengetahui konsep dasar, teknik, dan komponen dari sistem pemprosesan transaksi.
4. Untuk mengetahui siklus pemprosesan transaksi.
5. Untuk mengetahui peranan system pemprosesan transaksi terhadap online banking.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM PEMPROSESAN TRANSAKSI
2.1.1

Pengertian
Sistem pemprosesan transaksi (Transaction Processing System disingkat TPS) merupakan

sistem yang memproses data yang dihasilkan dari transaksi bisnis, memperbarui database operasional,

dan menghasilkan dokumen bisnis. Contoh: pemrosesan penjualan dan persediaan serta sistem
akuntansi. Sistem pemrosesan transaksi ini adalah contoh penting dari sistem pendukung operasi yang
mencatat serta memproses data yang dihasilkan dari transaksi bisnis.
Sistem pemprosesan transaksi adalah sistem sistem yang menjadi pintu utama dalam
pengumpulan dan pengolahan data pada suatu organisasi. Tugas utama dari TPS adalah mengumpulkan
dan mempersiapkan data untuk keperluan sistem informasi manajemen atau kebutuhan sistem
informasi eksekutif.
Sistem pemprosesan transaksi hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi, instansi
pemerintah karena di dalam suatu perusahaan atau organisasi, transaksi selalu terjadi dan setiap
transaksi yang terjadi harus dicatat.
Sebuah transaksi kadangkala juga disebut LUW (Logical Unit of Work), yang merupakan
sederetan operasi yang berkedudukan sebagai satu kesatuan proses. Seluruh transaksi dianggap sukses,
jika semua operasi berhasil dengan sukses dan perubahan disimpan dalam database. Seluruh transaksi
dianggap gagal, jika ada satu operasi yang gagal dan perubahan tidak akan disimpan ke dalam database
dan jika transaksi gagal, perubahan akan dihapus dari tabel dan diganti dengan nilai-nilai aslinya.

2.1.2

Tujuan sistem pemprosesan transaksi:


1. Mencatat setiap transaksi yang terjadi.
2. Mempercepat proses yang terjadi di dalam suatu perusahaan.
3. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu.
4. Meningkatkan kinerja dan layanan perusahaan.

2.2 KARAKTERISTIK DAN TUGAS SISTEM PEMPROSES TRANSAKSI


2.2.1

Karakteristik Sistem Pemrosesan Transaksi

Sistem pengolahan transaksi memiliki beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut:
Volume data yang diproses relatif sangat besar
Kapasitas penyimpanan data (database) tentu sangat besar
Kecepatan pengolahan yang diperlukan sangat tinggi agar data yang banyak bisa diproses
dalam waktu singkat
Sumber data umumnya internal dan keluaran (output) umumnya juga untuk keperluan internal

Pengolahan data bisa dilakukan periodik, harian, mingguan, bulanan, dsb


Orientasi data yang dikumpulkan umumnya mengacu pada data masa lalu
Masukan dan keluaran terstruktur, data diformat menurut suatu standart
Komputasi tidak terlalu rumit

2.2.2 Tugas Pokok dari Sistem Pemprosesan Transaksi


1 Pengumpulan Data
Setiap organisasi yang berinteraksi langsung dengan lingkungannya dalam penyediaan jasa dan
produk, pasti memerlukan sistem yang mengumpulkan data transaksi yang bersumber dari
2

lingkungan.
Manipulasi Data
Data transaksi yang dikumpulkan biasanya diolah terlebih dahulu sebelum disajikan sebagai
informasi untuk keperluan bagian-bagian dalam organisasi atau menjadi bahan masukan sistem

informasi yang lebih tinggi. Beberapa tugas manipulasi data adalah sebagai berikut:
Klasifikasi: data dikelompokkan menurut kategori tertentu, misalnya
menurut jenis kelamin, menurut agama, menurut golongan, dsb.
Sortir: data diurutkan menurut urutan tertentu agar lebih mudah dalam pencarian data,

misalnya di sortir menurut abjad nama, atau menurut nomer induk, dsb.
Perhitungan: melakukan operasi aritmetika terhadap elemen data tertentu, misalnya,

menjumlahkan penerimaan dan pengeluaran setiap hari, atau menghitung jumlah hutang
d

pelanggan, dsb.
Pengikhtisaran: melakukan peringkasan data (summary) seperti sintesa data menjadi total, sub-

total, rata-rata, dsb.


Penyimpanan data
Data transaksi harus di simpan dan dipelihara sehingga selalu siap memenuhi kebutuhan para

pengguna.
Penyiapan dokumen
Beberapa dokumen laporan harus disiapkan untuk memenuhi keperluan unit-unit kerja dalam
organisasi.

2.3 KONSEP DASAR, TEKNIK, DAN KOMPONEN SISTEM PEMPROSES TRANSAKSI


2.3.1 Konsep Dasar Sistem Pemprosesan Transaksi
Sistem pemprosesan transaksi merupakan subsistem input yang mempunyai peranan
penting dalam aktivitas organisasi dengan cara mengumpulkan data dari sumber sumber baik
dari dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan, dan mentransformasikannya kedalam database.
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang
dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin
seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi
operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke
sistem komkputer secara manual. Sistem pemrosesan transaksi sangat penting karena merupakan

dasar sistem bisnis yang melayani level operasional dalam organisasi. Output dari sistem ini akan
menjadi input bagi sistem-sistem yang berada pada level manajemen dan level strategis. Setiap
proses bisnis dimulai dari saksi, sehingga sistem pemrosesan transaksi yang ditempatkan oleh
suatu perusahaan akan mempengaruhi proses bisnis yang dijalankan.
2.3.2 Teknik Pemrosesan Transaksi
a Pemprosesan Tumpuk (Batch Processing)
Data ditumpuk dulu dalam rentang waktu tertentu, baru kemudian diproses, misalnya data
dikumpulkan antara jam 8:00 sampai dengan jam 12:00, kemudian diproses mulai jam 14:00
b

sampai dengan jam 17:00.


Pemprosesan Seketika (Online Processing)
Data yang diperoleh dari sumber data langsung diproses pada saat diterima, yang mungkin terjadi
adalah antrian data untuk menunggu giliran, misalnya pemrosesan yang dilakukan pada saat

melakukan transaksi online di depan teller bank.


Real Time Processing
Pemprosesan suatu data tidak boleh ditunda karena waktu yang samgat kritis, penundaan
pengolahan data dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal. Misalnya pengolahan data hasil

pemantauan aktivitas gunung berapi.


Pemprosesan Hibrid (Inline)
Merupakan perpaduan antara batch dan online. Misalnya pengolahan transaksi di supermarket,
dimana transaksi penjualan melalui POS (point of sale) langsung dilakukan (online), tetapi
pengolahan lebih lanjut tentang persediaan barang dilakukan setiap jan 10:00 malam.
Selain itu seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi internet maka

dilahirkan sistem client-server yang populer dengan nama On Line Transaction Processing (OLTP).
Prosedur pengolahan mirip dengan online-processing, perbedaan-nya adalah pada teknologi jaringan.
Online processing menggunakan arsitektur jaringan terpusat (host-based) sementara OLTP
menggunakan arsitektur client/server. Perkembangan dari OLTP melahirkan Customer Integrated
System (CIS) yaitu sistem OLTP dimana user/pengguna melakukan sendiri transaksinya secara online,
misalnya sistem mesin ATM (automatic teller machine), atau e-commerce (perdagangan lewat fasilitas
elektronik)
2.3.3

Komponen-Komponen Pembangun Pemprosesan Transaksi


Pemprosesan transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini yang dikenal sebagai siklus

akunting. Siklus akunting membutuhkan beragam komponen pembangun. Komponen-komponen ini


meliputi dokumen sumber, jurnal dan register, lejer dan arsip (file) laporan dan keluaran-keluaran lain,

bagan rekening dan kode-kode lain, rangkaian audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta
pengendalian.
A. Dokumen Sumber
Kebanyakan transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakan catatan-catatan
tertulis dokumen sumber berfungsi :
1

Memicu meng-otorisasi operasi fisik


Sebagai contoh surat pesanan penjualan meng-otorisasi pengiriman barang dan gangguan kepada

pelanggan.
Memantau arus fisik
Misalnya surat pesanan penjualan digunakan untuk memperlihatkan pergerakan barang pesanan

dari gudang ke tempat pengiriman.


Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan yang diambil
Misalnya tagihan dari pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini sudah diperiksa

kebenarannya.
Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan basis data
Sebagai contoh copi faktur penjualan digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam catatan

sediaan. Catatan pelanggan dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan riwayat penjualan.
Menyediakan data yang dibutuhkan untuk keluaran
Misalnya data dalam surat pesanan penjualan digunakan untuk menyiapkan faktur penjualan dan
ikhtiar penjualan.

B. Jurnal dan Register


Jurnal dan register merupakan catatan akunting yang memuat data dalam urutan kronologis.
Jurnal merupakan catatan akunting formal awal dalam sistem manual. Mengikhtiarkan data transaksi
dalam satu keuangan. Register berfungsi sebagai pengganti jurnal atau catatan kronologis atau buku
harian untuk data atau peristiwa yang tidak bersifat keuangan.
C. Buku Besar dan Arsip
Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuan keuangan. Nilai transaksi
yang muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan ke pos perkiraan yang sesuai. Melalui proses
posting ini status setiap perkiraan yang terpengaruh dimutakhirkan dengan menaikkan atau
menurunkan saldo perkiraan sebesar nilai transaksi. Jadi, jika jurnal menekankan pada kegiatan
transaksi, buku besar menekankan pada status perkiraan.
D. Laporan dan Dokumen
Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah satu jenis keluaran
laporan dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar dokumen operasional juga dihasilkan oleh
sistem pemrosesan transaksi. Beberapa dari dokumen ini dihasilkan untuk memicu tindakan. Dokumen
lain dihasilkan untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah diselesaikan. Dokumen operasional

tertentu yang disiapkan oleh sistem pemrosesan transaksi perusahaan menjadi masukan dokumen
sumber untuk pemrosesan lebih lanjut.
E. Bagian Perkiraan dan Kode Lainnya
Transaksi akunting harus diklasifikasikan dan dikodekan sebelum diposkan ke dalam buku
besar. Bagan perkiraan merupakan daftar berkode dari perkiraan-perkiraan yang termuat dalam buku
besar umum perusahaan. Pada dasarnya, ini merupakan struktur data keuangan perusahaan. Bagan
perkiraan ini bukan saja memungkinkan pengklasifikasian dan pengkodean data transaksi melainkan
juga menyediakan elemen-elemen data rinci untuk menyusun dan menyajikan informasi dalam laporan
keuangan.
F. Rangkaian Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh elemen-elemen pemrosesan
transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat untuk melakukan penelusuran dari dokumendokumen sumber melalui jurnal dan buku besar sampai ke total ikhtisar dalam laporan keuangan atau
keluaran keuangan lainnya, dan sebaliknya. Disamping membantu audit sistem pemrosesan transaksi.
Rangkaian audit memungkinkan :
a Koreksi kesalahan yang terdeteksi
b Menjawab pertanyaan
c Rekonstruksi arsip
G. Tindakan Pengendalian dan Pengamanan
Pemrosesan transaksi yang baik menuntut adanya berbagai tindakan pengendalian dan
pengamanan. Contoh pengendalian yang telah dijelaskan meliputi bagan perkiraan, perkiraan
pengendali, rangkaian audit, dan metode pemrosesan sekali tulis. Pengendalian seperti itu harus
didukung dengan dokumentasi yang memadai, meliputi : (1) manual prosedur, dan (2) uraian tanggung
jawab yang dibebankan kepada mereka yang terlibat dalam pemrosesan transaksi.
2.4

SIKLUS PEMPROSESAN TRANSAKSI


Sebelum transaksi diproses, kita terlebih dahulu harus mengidentifikasikan data-data transaksi

yang dibutuhkan dalam suatu laporan keuangan. Kita tidak perlu mengumpulkan transaksi yang tidak
dibutuhkan oleh suatu laporan keuangan. Jadi kesimpulannya kita memulai pemrosesan suatu transaksi
akuntansi harus diawali mulai dari atas bukan dari bawah (laporan keuangan). Dimulai dari desain
laporan keuangan, kemudian pembuatan bagan rekening, setelah itu diidentifikasikan berdasarkan
siklus transaksi, dan yang terakhir baru dibuat ayat jurnalnya.

Bagan Rekening
Daftar yang menguraikan semua rekening yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan.
Kegiatan pembuatan bagan arus tersebut tidak terlepas dari kegiatan pengkodean.
Pengkodean
Untuk membantu dalam pengumpulan maupun pemrosesan transaksi biasanya diberi suatu

kode. Dimana kode adalah suatu kerangka yang menggunakan huruf atau angka (atau
kombinasi keduanya) untuk memberikan tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah
dibuat (bagan rekening).
1 Tujuan Pengkodean
a. Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
b. Meringkas data
c. Mengklasifikasikan rekening/transaksi
d. Menyampaikan makna tertentu
2) Metode Pengkodean
Kode angka atau huruf berurutan. Dalam metode ini tiap rekening diberi kode angka atau
huruf secara berurutan.
a Kode angka blok
Dalam pemberian kode ini rekening dikelompokkan menjadi
beberapa golongan dan tiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk
memberi kodenya.
Contoh Kode Blok :
Kelompok
100199
Aktiva
200149

Utang

250299

Modal

300399

Pendapatan

400899
900999

Biaya Usaha
Penghasilan & Rugi Di luar Usaha

Setiap kelompok akan dipecah lagi menjadi golongan:


100149
Aktiva Lancar
150159
Investasi Jangka Panjang
160179
Aktiva Tetap Berwujud
180189
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Setiap Golongan dipecah lagi menjadi Sub Golongan :
100109
Kas & Bank
110119
Piutang
120139

Persediaan Barang

Setiap Sub Golongan dirinci menjadi jenis rekening :


100
Kas
101
Kas Kecil
102
Bank BDN
103
Bank BNI
b Kode angka kelompok

Kode kelompok diberikan dengan memberikan nomor kode untuk setiap kelompok,
golongan, subgolongan dan jenis rekening.
Contoh Kode kelompok
1
Aktiva
1.1
1.1.1
1.1.1.1

Aktiva Lancar
Kas & Bank
Kas

1.1.1.2
1.1.1.3
1.1.1.4
1.1.1.11

Kas Kecil
Bank BDN
Bank BNI
Bank BCA

Kode Mnemonic
Pemberian kode dengan menggunakan Huruf yang disingkat mendekati bentuk aslinya,

misalnya, Aktiva lancar = AL, Jurnal Penjualan = JP, dsb.


Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian Kode :
Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi kode.
Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan

perubahan.

Pengklasifikasian Transaksi
Karena tingkat arus transaksi dalam suatu perusahaan sangat kompleks, untuk
mempermudah dalam penyajiannya, maka tiap transaksi diklasifikasikan ke dalam beberapa
siklus-siklus transaksi. Siklus transaksi mengelompokkan satu atau lebih transaksi yang
mempunyai kesamaan tujuan. Siklus transaksi untuk satu perusahaan dengan perusahaan lain
akan berbeda, disini diberi contoh siklus transaksi perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur.
Perusahaan Manufaktur

Perusahaan

-Pendapatan

-Pendapatan

-Pengeluaran

-pengeluaran

-Produksi

-Manajemen Sumberdaya

-Keuangan

-laporan

Dagang:

keuangan

Dari pengklasifikasian tersebut nantinya dapat dengan mudah dibuat suatu bagan rekening.
Sistem pemrosesan transaksi menggunakan siklus lima langkah yang terdiri dari entri data,
pemrosesan transaksi, pemeliharaan database, pembuatan dokumen dan laporan, serta aktivitas
pemrosesan permintaan, seperti di ilustrasikan ganbar dibawah ini:
1

Pemprosesan
2
Transaksi:
- Batch
Online/Realtime

Anda mungkin juga menyukai