(SALUT ENTERIK)
MATERI-4
Sistem Penghantaran Obat
Liza Pratiwi, S.Far, M.Sc., Apt
PERTIMBANGAN FISIOLOGI
1.pH
Prinsip dari salut enterik berdasarkan
perbedaan pH pada GIT.
Lapisan penyalut dikomposisi dari
campuran
polimer
yang
dapat
melarut sehingga penyalut dapat
terlarut pada pH yang dikehendaki.
3. Pengaruh Makanan
Makanan atau minuman memacu
peningkatkan pH disaluran cerna
Makanan:
dapat
meningkatkan
aliran darah di lambung dan hati,
meningkatkan pengikatan protein,
dan mengubah kadar ionik di GIT.
enteric coating dianjurkan diminum
sebelum makan 1 jam.
4. Pengosongan Lambung
Tablet salut enterik standar akan
menjaga
integritasnya
selama
melewati lambung
Pengosongan lambung dari partikel
dengan ukuran <1,4 mm dan
densitasnya <2,4 2,6 g/cm 3, sama
cepatnya dengan pengosongan
cairan dalam satuan menit.
Waktu transit dari partikel yang
lebih berat dan besar diperlama
Partikel
dengan
densitas
2,8g/cm3
Ukuran pelet 0,5 4,75 mm
menunjukkan waktu transit yang
diperlama pada usus halus
Viskositas
yang
tinggi
mengurangi
kecepatan
pengambilan
glukosa
dan
memperlama
aliran
dari
lambung ke usus.
6. Usia
Pada
umumnya
tidak
ada
perbedaan pH yang cukup
signifikan
Sekitar 10% usia tua (usia
>71tahun)
PH
lambung
meninggi pada kondisi puasa
7. Perubahan Kondisi
Patofisiologis
Crohn disease dan kolik ulser.
Berpengaruh pada perubahan
pH dan kondisi ionik.
Umumnya
menyebabkan
jumlah obat yang diabsorpsi
menurun
POLIMER PEMBUATAN
SALUT ENTERIK
1. Tipe Polimer
Shellac: material alami tertua
Polimer yang sering digunakan:
metacryiat copolimer (sintesis
atau derivat/turunan selulosa
semisintesis)
Struktur utama dari polimer
adalah gugus asam
2. Kestabilan Polimer
Faktor
pembatas
kestabilan
polimer
adalah
gugus
fungsi
bikarbonat, ester yang cenderung
mengalami
hidrolisis
sehingga
terjadi pelarutan polimer
Hidrolisis lebih mudah terjadi pada
selulosa
ftalat
dibandingkan
kopolimer asam metakrilat
3. Kelarutan Polimer
Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam kelarutan polimer:
a.KETEBALAN
Pori-pori polimer yang digunakan
minimal 3-4 mg/cm2
Turunan selulosa membutuhkan
jumlah
yang
lebih
banyak
dibandingkan
kopolimer
asam
metakrilat
b. pH
Kelarutan polimer yang digunakan
sebagai salut enterik
Faktor-faktor
penting
yang
berpengaruh antara lain: komposisi,
monomer, dan tipe derajat substitusi
Profil kelarutan-pH dapat dimodifikasi
dengan penambahan polimer
Campuran
polimer
memberikan
ragam perbedaan profil kelarutan-pH
2. Shellac
Terdiri dari produk eksudat dari
gummi dari serangga betina
Laccifer lacca.
Komponen
utamanya
yaitu
resin. Obat dilepaskan pada pH
7,0
Tidak direkomendasikan untuk
obat baru.
3. Ethyl cellulose
Merupakan derivat eter selulosa dengan
3
gugus
hidroksida
yang
dapat
disubtitusi
Tidak larut air, sangat mudah larut
dalam pelarut organik. Permeabilitas
dapat ditingkatkan dengan selulosa
hydroxipropil, PEG, dll
Plastilizer yang biasa digunakan yaitu
dibutil ftalat, dimetil ftalat, benzil
benzoat, ethyl alkohol, minyak kasturi,
dan minyak jagung.
Stabilizer yang dapat digunakan untuk
mengurangi
degradasi
oksidatif,
misalnya
oktil
fenol
atau
butil
hidroksifenol, 2,4-dihidroksibenzofenol.
4. Hidroksietil selulosa
(HEC)
Merupakan 2-hidroksi eter
Merupakan polimer yang larut
dalam air
5.
Hidroksipropilmetilselulo
sa
ftalat
(HPMCP)
Merupakan ester monophtalate dari
hydroxypropilcellulose
Melepaskan obatnya pada pH 5,0-5,5
(pH daerah usus halus proximal)
Plastilizer yang biasa digunakan adalah
minyak kasturi, diacetin, dietil & dibutil
phtalate, dan PEG.
Inkompatibel dengan oksidator kuat,
105 TiO (zat berwarna) berpengaruh
terhadap stabilitas fisika atau resistensi
lambung terhadap lapisan penyalut
6. Polimer asam
methacrylat
Sering disebut polimer metacrylat
atau eudragit
Eudragit E larut pada pH < 5,0
dipakai untuk salut non enterik
Eudragit L100-55 digunakan untuk
enteric coating, untuk pelepasan
obat pada pH 5,5
Eudragit NE 80 D digunakan
sebagai
zat
permeable
yang
mengatur pelepasan obat.
7. Polyvinylacetate phtalate
(PVAP)
Sebagai penyalut enterik,
melepaskan obat pada pH > 5,5
(usus halus)
8. Hydroxipropil metil
cellulose (HPMC)
Selulosa dari 2-hidroksipropil
metil selulosa
Larut dalam air membentuk film,
derajat
viskositas
tinggi,
digunakan untuk oral dan topikal
Inkompatibel dengan oksidator,
garam-garam logam, dan ion-ion
organik.
Plastisizer
Memodifikasi sifat polimer pembentuk
lapisan film
Plastisizer harus dapat dicampur, yang
merupakan
syarat
parameter
kelarutan
Contoh: benzil benzoat, klorobutanol,
dibutil sebaseat, dietil ftalat, gliserol,
polietilenglikol, sorbitol, triacetin, trietil
sitrat
TERIMA KASIH