Anda di halaman 1dari 32

ENTERIC COATING

(SALUT ENTERIK)
MATERI-4
Sistem Penghantaran Obat
Liza Pratiwi, S.Far, M.Sc., Apt

Pengertian Salut Enterik


Sediaan
salut
enterik
merupakan salah satu bentuk
sediaan obat modified release

Manfaat Salut Enterik


Manfaat utama: melindungi bahan
obat yang sensitif dan tidak stabil
terhadap PH asam (enzim, protein,
antibiotik)
Obat dilepaskan di usus halus 51%
Mencegah iritasi lokal (di lambung)
38%
Menutup rasa yang tidak enak 9,6%
Menutup bau yang tidak enak 1%

PERTIMBANGAN FISIOLOGI
1.pH
Prinsip dari salut enterik berdasarkan
perbedaan pH pada GIT.
Lapisan penyalut dikomposisi dari
campuran
polimer
yang
dapat
melarut sehingga penyalut dapat
terlarut pada pH yang dikehendaki.

Usus kita terdiri atas beberapa


bagian yang pH nya bervariasi
(5-8)

2. Kondisi ion-ion yang ada


dalam saluran cerna
Berpengaruh pada kelarutan penyalut
Kelarutannya
tergantung
pada
keadaan ionik pada medium sekeliling
sediaan
Proses yang melibatkan kondisi ionik:
salting-out yaitu pengaruh adanya
penambahan elektrolit pada medium
mengakibatkan
penggumpalan,
pengendapan, koagulasi bahan obat
tertentu

3. Pengaruh Makanan
Makanan atau minuman memacu
peningkatkan pH disaluran cerna
Makanan:
dapat
meningkatkan
aliran darah di lambung dan hati,
meningkatkan pengikatan protein,
dan mengubah kadar ionik di GIT.
enteric coating dianjurkan diminum
sebelum makan 1 jam.

4. Pengosongan Lambung
Tablet salut enterik standar akan
menjaga
integritasnya
selama
melewati lambung
Pengosongan lambung dari partikel
dengan ukuran <1,4 mm dan
densitasnya <2,4 2,6 g/cm 3, sama
cepatnya dengan pengosongan
cairan dalam satuan menit.
Waktu transit dari partikel yang
lebih berat dan besar diperlama

Partikel
dengan
densitas
2,8g/cm3
Ukuran pelet 0,5 4,75 mm
menunjukkan waktu transit yang
diperlama pada usus halus
Viskositas
yang
tinggi
mengurangi
kecepatan
pengambilan
glukosa
dan
memperlama
aliran
dari
lambung ke usus.

5. Status enzim proteolitik


Dengan adanya enzim pepsin
Obat yang mengandung protein
dan peptida akan dihidrolisis
menjadi ukuran yang lebih kecil
Total protein (94-98%) dicerna
sempurna dan diabsorbsi.
Pada
usus,
enzim
yang
dihasilkan pankreas melanjutkan
hidrolisis dari protein.

Obat yang berupa protein, misal


hormon, enzim, antigen, perlu
dilindungi dari proteolisis dengan
dibuat salut enterik.
Penambahan
molekul
yang
menghambat
kerja
enzim
protease

6. Usia
Pada
umumnya
tidak
ada
perbedaan pH yang cukup
signifikan
Sekitar 10% usia tua (usia
>71tahun)
PH
lambung
meninggi pada kondisi puasa

7. Perubahan Kondisi
Patofisiologis
Crohn disease dan kolik ulser.
Berpengaruh pada perubahan
pH dan kondisi ionik.
Umumnya
menyebabkan
jumlah obat yang diabsorpsi
menurun

POLIMER PEMBUATAN
SALUT ENTERIK
1. Tipe Polimer
Shellac: material alami tertua
Polimer yang sering digunakan:
metacryiat copolimer (sintesis
atau derivat/turunan selulosa
semisintesis)
Struktur utama dari polimer
adalah gugus asam

2. Kestabilan Polimer
Faktor
pembatas
kestabilan
polimer
adalah
gugus
fungsi
bikarbonat, ester yang cenderung
mengalami
hidrolisis
sehingga
terjadi pelarutan polimer
Hidrolisis lebih mudah terjadi pada
selulosa
ftalat
dibandingkan
kopolimer asam metakrilat

Semua polimer cenderung untuk


melepaskan gugus fungsi karboksil

3. Kelarutan Polimer
Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam kelarutan polimer:
a.KETEBALAN
Pori-pori polimer yang digunakan
minimal 3-4 mg/cm2
Turunan selulosa membutuhkan
jumlah
yang
lebih
banyak
dibandingkan
kopolimer
asam
metakrilat

Lapisan tipis setebal 4 mg/cm


dari kopolimer metakrilat
Selulosa asetat ftalat lebih
efektif mengontrol pelarutan
tablet
natrium
sulfatiazol
dibandingkan selulosa asetat
trimetilat
HPMC
diketahui
mempertahankan
kelarutan
obat yang disalut enterik

b. pH
Kelarutan polimer yang digunakan
sebagai salut enterik
Faktor-faktor
penting
yang
berpengaruh antara lain: komposisi,
monomer, dan tipe derajat substitusi
Profil kelarutan-pH dapat dimodifikasi
dengan penambahan polimer
Campuran
polimer
memberikan
ragam perbedaan profil kelarutan-pH

Bahan yang digunakan sebagai


komponen penyalut sediaan
pelepasan terkontrol
Sellulosa
cellulose acetate phtalate (CAP)
hydroxypropilmethylcellulose
phtalate (HPMCP)
Non sellulosa
methacrylic acid
polyvinylacetate phtalate
shellac

Bahan-bahan yang digunakan


sebagai penyalut pada sediaan
pelepasan terkontrol
1. Cellulose Acetate Phtalate (CAP)
Merupakan ester selulosa
Larut pada pH > 6,0, melepaskan
obat pada usus halus bagian distal.
Dapat campur dengan plastilizer
seperti triacetin atau minyak kasturi
Tidak campur dengan ferro sulfat,
ferroklorida, perak nitrat, dan garam
anorganik
lainnya,
juga
inkompatibel dengan obat yang
sensitif terhadap asam.

2. Shellac
Terdiri dari produk eksudat dari
gummi dari serangga betina
Laccifer lacca.
Komponen
utamanya
yaitu
resin. Obat dilepaskan pada pH
7,0
Tidak direkomendasikan untuk
obat baru.

3. Ethyl cellulose
Merupakan derivat eter selulosa dengan
3
gugus
hidroksida
yang
dapat
disubtitusi
Tidak larut air, sangat mudah larut
dalam pelarut organik. Permeabilitas
dapat ditingkatkan dengan selulosa
hydroxipropil, PEG, dll
Plastilizer yang biasa digunakan yaitu
dibutil ftalat, dimetil ftalat, benzil
benzoat, ethyl alkohol, minyak kasturi,
dan minyak jagung.
Stabilizer yang dapat digunakan untuk
mengurangi
degradasi
oksidatif,
misalnya
oktil
fenol
atau
butil
hidroksifenol, 2,4-dihidroksibenzofenol.

4. Hidroksietil selulosa
(HEC)
Merupakan 2-hidroksi eter
Merupakan polimer yang larut
dalam air

5.
Hidroksipropilmetilselulo
sa
ftalat
(HPMCP)
Merupakan ester monophtalate dari
hydroxypropilcellulose
Melepaskan obatnya pada pH 5,0-5,5
(pH daerah usus halus proximal)
Plastilizer yang biasa digunakan adalah
minyak kasturi, diacetin, dietil & dibutil
phtalate, dan PEG.
Inkompatibel dengan oksidator kuat,
105 TiO (zat berwarna) berpengaruh
terhadap stabilitas fisika atau resistensi
lambung terhadap lapisan penyalut

6. Polimer asam
methacrylat
Sering disebut polimer metacrylat
atau eudragit
Eudragit E larut pada pH < 5,0
dipakai untuk salut non enterik
Eudragit L100-55 digunakan untuk
enteric coating, untuk pelepasan
obat pada pH 5,5
Eudragit NE 80 D digunakan
sebagai
zat
permeable
yang
mengatur pelepasan obat.

7. Polyvinylacetate phtalate
(PVAP)
Sebagai penyalut enterik,
melepaskan obat pada pH > 5,5
(usus halus)

8. Hydroxipropil metil
cellulose (HPMC)
Selulosa dari 2-hidroksipropil
metil selulosa
Larut dalam air membentuk film,
derajat
viskositas
tinggi,
digunakan untuk oral dan topikal
Inkompatibel dengan oksidator,
garam-garam logam, dan ion-ion
organik.

9.Metyhl cellulose (MC)


Eter metil selulosa
Larut dalam air dan pelarut
organik,
digunakan
untuk
sejumlah pelepasan terkontrol,
produk salut, dengan rute oral
topikal, vaginal, dan parenteral.

10. Sodium carboximethyl


cellulose (Na CMC)
Garam sodium dari karboksi
metil selulosa
Larut dalam air dan pelarut
organik polar
Digunakan untk dental, oral,
topikal, dan parenteral.

Plastisizer
Memodifikasi sifat polimer pembentuk
lapisan film
Plastisizer harus dapat dicampur, yang
merupakan
syarat
parameter
kelarutan
Contoh: benzil benzoat, klorobutanol,
dibutil sebaseat, dietil ftalat, gliserol,
polietilenglikol, sorbitol, triacetin, trietil
sitrat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai