Isi Standar Pelayanan Keperawatan Kamar Bedah
Isi Standar Pelayanan Keperawatan Kamar Bedah
DI RUMAH SAKIT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya sehingga tersusunnya Standar Pelayanan
Keperawatan Kamar Bedah di rumah sakit. Standar ini disusun bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Kamar Bedah di rumah
sakit.
Kami mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar standar ini dapat
dijadikan acuan nasional dalam keperawatan kamar bedah di rumah sakit.
Suhartati,S.Kp.,M.Kes
NIP. 196007271985012001
ii
DAFTAR ISI
Hal
ii
iii
KONTRIBUTOR ..........................................................................
vi
vii
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................
D. Sasaran .........................................................................
10
iii
11
12
14
14
15
16
17
18
20
DAFTAR PUSTAKA
iv
TIM PENYUSUN
Suhartati, S.Kp.,M.Kes
Saida Simanjuntak, S.Kp., MARS
Prayetni S.Kp., M.Kes
Tutty Aprianti, S.Kp.,M.Kes
Wahyu Wulandari, S.Kp
Wiwi Triani, S.Kp
Prof. Dr. Basrul Hanafi
Dr. Hardjanto, Sp.B
Suyatno, SKM
I Nyoman Seriadi
Linggar Listyowati
Lili Komariah, SKM
Heriyanti, S.Kp., M.Kes
Anthoneta Palima, S.Kp
Nina Karina Putri, S.Kep
KONTRIBUTOR
vi
DAFTAR ISTILAH
Kamar Bedah
Kamar Operasi
Patien Safety
: Proses
dalam
suatu
rumah
sakit
yang
didalamnya
penilaian
risiko,
pelaporan
dan
analisis
insiden,
Perawat Asisten
2
Scrub Nurse
Drapping
: Mempersiapkan
area
insisi
dengan
Informed Consent
: Memberikan
penjelasan
tentang
prosedur
Protesa
vii
Kateter Uretra
10 Waktu tunggu
13 Ners
14 Diagnosa
Keperawatan
potensial,
pendidikan
dan
dimana
berdasarkan
pengalamannya,
perawat
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10
Lampiran 11.
Lampiran 12.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan
bahwa penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap
keselamatan pasien (Patient Safety), masyarakat, lingkungan rumah sakit dan
sumber daya manusia di rumah sakit, serta meningkatkan mutu dan
mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Oleh sebab itu rumah sakit
berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
Resiko
komplikasi
setelah
pembedahan
dikarakteristikkan
saat
menempatkan
menjalani
memberikan
pembedahan
kepercayaan
sedangkan
kepada
pasien
perawat
dan
keluarga
kamar
bedah
(perioperatif) dan tim bedah lainnya untuk meyakinkan bahwa pasien menerima
pelayanan yang efektif dan mengutamakan keselamatan.
Meningkatkan keselamatan dan hasil / outcome yang optimal pada pasien yang
menjalani pembedahan dapat dilakukan dengan memberikan dukungan dan
kesempatan dalam pengembangan perawat kamar bedah secara professional
dengan melakukan tindakan yang nyata dan salah satunya adalah penyusunan
standar pelayanan keperawatan kamar bedah untuk mencegah terjadinya bahaya
yang dihadapi perawat kamar bedah dan pasien yang menjalani pembedahan.
Standar pelayanan keperawatan kamar bedah diharapkan dapat dijadikan
sebagai suatu acuan atau tolak ukur bagi perawat kamar bedah dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kamar bedah untuk menurunkan
angka kematian dan kecacatan pada pasien yang menjalani pembedahan.
Standar pelayanan keperawatan kamar bedah meliputi perencanaan pelayanan
keperawatan
kamar
bedah,
pengorganisasian,
pelaksanaan
pelayanan
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan,
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit,
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437),
4. Undang-Undang Republik Indonesia No 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran,
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Perlindungan Konsumen,
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota,
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 148 tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Keperawatan,
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1045/2006
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesehatan
di
Kabupaten/Kota.
C. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Keperawatan Kamar Bedah
Praktek dalam penerapan standar pelayanan keperawatan kamar bedah dapat
berbeda - beda, tergantung kepada populasi pasien, lingkungan praktek ,
persediaan pelayanan, akses dana dan sumber daya manusia, kebijakan dan
peraturan pemerintah setempat. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat standar
pelayanan keperawatan kamar bedah untuk djadikan sebagai acuan dalam
praktek penerapan standar pelayanan keperawatan kamar bedah di rumah sakit
rumah sakit di Indonesia dimana ruang lingkupnya meliputi antara lain :
1. Perencanaan
pelayanan
keperawatan
kamar
bedah
yang
meliputi
terhadap
pelayanan
keperawatan
kamar
bedah
dan
sistem
BAB II
KEBIJAKAN, STRATEGI, TUJUAN DAN SASARAN
tidak
ada
yang
tertinggal
dalam
tubuh
pasien
setelah
pembedahan.
dan
pernafasan
pasien
dengan
memeriksa
warna
bibir
dan
grafik / Chart
Khusus :
1. Adanya perencanaan pelayanan keperawatan kamar bedah,
2. Adanya pengorganisasian pelayanan keperawatan kamar bedah,
3. Adanya asuhan keperawatan kamar bedah,
4. Adanya pembinaan pelayanan keperawatan kamar bedah,
5. Adanya pengendalian mutu pelayanan keperawatan kamar bedah.
D. SASARAN
1. Dinas Kesehatan Propinsi/ Kabupaten/ Kota,
2. Pimpinan rumah sakit,
3. Kepala bidang keperawatan rumah sakit,
4. Kepala instalasi bedah di rumah sakit,
5. Kepala instalasi anestesi dan reanimasi,
6. Departemen terkait di rumah sakit,
7. Organisasi profesi keperawatan.
BAB III
KOMPONEN DAN INDIKATOR STANDAR
Standar I
A. Ketenagaan
Pernyataan
Perencanaan tenaga perawat kamar bedah mengacu pada fungsi dan peran serta
kompetensi dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Rasional
dengan
tahun,
3) Dalam masa
2015,
untuk yang
minimal 3 tahun,
2) D3 keperawatan pengalaman klinis di kamar bedah minimal 5 tahun,
3) Dalam masa
2015,
untuk yang
2015,
untuk yang
Kriteria Proses :
1. Menyusun
rencana
kebutuhan
tenaga
perawat
berdasarkan
kualifikasi
Kriteria Hasil :
1. Tersedia tenaga keperawatan di kamar bedah sesuai kualifikasi perawat yang
ditetapkan,
2. Adanya
dokumen
perencanaan
kebutuhan
tenaga
perawat
dan
pengembangannya,
3. Adanya tenaga perawat yang terlibat dalam tim rekruitmen tenaga perawat di
pelayanan keperawatan kamar bedah,
4. Ada dokumen evaluasi keselamatan kerja
Pengelolaan sarana dan prasarana, peralatan dan logistik kamar bedah yang tepat
untuk
Rasional
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan yang mengatur sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan dan logistik dalam pelayanan kamar bedah,
2. Adanya standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan logistik (lihat
lampiran 6 dan 7),
3. Adanya mekanisme/alur permintaan penggunaan dan pemeliharaan peralatan
dan logistik,
Kriteria Proses :
1. Menyusun rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan
logistik berdasarkan spesifikasi yang dipersyaratkan di pelayanan keperawatan
kamar bedah,
2. Menjadi anggota tim dalam pengadaan sarana, prasarana, peralatan kesehatan
dan logistik di unit pelayanan kamar bedah,
3. Melaksanakan pemantauan terhadap pemeliharaan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan dan uji fungsi (kalibrasi) secara teratur dan berkala.
Kriteria Hasil :
1. Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik siap pakai
sesuai kebutuhan,
2. Adanya dokumen inventaris sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan
logistik,
3. Adanya dokumen frekuensi pemakaian,pemeliharaan dan uji fungsi peralatan
kesehatan secara periodik/berkala.
Standar II
Pernyataan
Rasional
Pengorganisasian yang benar dikamar bedah dan tim yang solid menjamin
kesinambungan pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien.
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan tentang pelayanan keperawatan kamar bedah,
2. Adanya struktur organisasi dan tata hubungan kerja di kamar bedah,
3. Adanya kebijakan uraian tugas, tanggung jawab serta kewenangan perawat
pengelola dan pelaksana (scrub nurse, sirkuler dan atau perawat asisten II) di
kamar bedah.
10
Kriteria Proses :
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas, tanggung jawab dan
kewenangan perawat kamar bedah,
2. Melakukan koordinasi dengan anggota tim operator dan tim anestesi,
3. Melakukan koordinasi dengan tim keperawatan di kamar bedah.
Kriteria Hasil
Standar III
Pernyataan
Pelaksanaan
pelayanan
keperawatan pasien
selama
(intra)
dan
keperawatan
kamar
bedah
merupakan
pelayanan
(post)
pembedahan
secara
terkoordinasi
dan
berkesinambungan.
Rasional
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan tentang penerapan Standar Asuhan Keperawatan
(SAK) sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan keperawatan,
2. Adanya kebijakan pimpinan tentang penerapan kesiapan perioperatif yang
mengutamakan keselamatan pasien baik sebelum (pre), selama (intra) dan
setelah (post) pembedahan sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan di kamar
bedah,
3. Adanya standar asuhan keperawatan perioperatif di kamar bedah meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi,
4. Adanya standar asuhan keperawatan khusus kasus terbanyak di kamar bedah,
5. Adanya Standar Prosedur Operasional klinis yang ditetapkan oleh pimpinan
rumah sakit,
6. Adanya Standar Prosedur Operasional manajerial yang ditetapkan oleh pimpinan
rumah sakit.
11
Kriteria Proses :
1. Melaksanakan pemantauan kesiapan perioperatif baik sebelum (pre), selama
(intra) dan setelah (post) pembedahan,
2. Menyusun standar asuhan keperawatan baik sebelum (pre), selama (intra) dan
setelah (post) pembedahan di kamar bedah meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi,
3. Melaksanakan standar asuhan keperawatan sesuai kebutuhan di kamar bedah,
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan Standar
Asuhan Keperawatan, Standar Prosedur Operasional klinis dan Standar Prosedur
Operasional manajerial yang berpedoman kode etik profesi.
Kriteria Hasil :
1. Adanya dokumen kesiapan perioperatif,
2. Tersedianya dokumen tindakan keperawatan
sesuai
Standar Prosedur
Operasional,
3. Tersedianya Standar Asuhan Keperawatan sesuai kebutuhan di kamar bedah.
Standar IV
Asuhan keperawatan terdiri dari 5 langkah atau fase yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pernyataan
berkesinambungan.
Rasional
Kriteria Struktur :
1. Adanya format pengkajian yang baku baik sebelum (pre), selama (intra) dan
setelah (post) pembedahan untuk asuhan keperawatan di kamar bedah,
2. Adanya petunjuk teknis pengisian format pengkajian,
3. Adanya alat dan sarana untuk melakukan pengkajian di kamar bedah.
12
Kriteria Proses :
1. Melakukan pengumpulan data baik sebelum (pre), selama (intra) dan setelah
(post) pembedahan meliputi :
a. Pengkajian Sebelum (pre) Pembedahan
Keadaan umum, tanda vital, status emosi pasien, formulir persetujuan
(informed consent), protesa, kateter uretra, persiapan kulit, huknah, puasa,
hasil pemeriksaan penunjang, obat-obat yang telah diberikan, riwayat alergi,
premedikasi, penggunaan gelang identitas, persiapan darah, riwayat
penyakit.
b. Pengkajian Selama (intra) Pembedahan
Jenis pembiusan, posisi operasi, jenis operasi, posisi lengan, kateter uretra,
desinfeksi kulit, area insisi kulit, pemasangan diatermi, lokasi diatermi,
pemeriksaan sebelum operasi dan setelah operasi, penggunaan monitor
anestesi, penggunaan mesin anestesi, menggunaan unit pemanas dan
tourniquet, pemakaian inplant, dilakukan irigasi luka, penggunaan tampon,
jumlah kassa, roll kassa dan jarum yang digunakan sebelum dan sesudah
operasi, jumlah dan nomor bisturi yang digunakan sebelum dan sesudah
operasi, jumlah cairan masuk dan keluar,
c. Pengkajian Setelah (post) pembedahan
Tanda - tanda vital, keadaan umum, kesadaran, pernafasan, penggunaan
oksigen, sirkulasi, turgor kulit, mukosa mulut, ekstremitas, posisi pasien,
perdarahan, cairan drain yang keluar, keadaan emosi, skala nyeri, jaringan
patologi anatomi dan patologi klinik, keseimbangan cairan, jam pasien pindah
ke ruangan.
Kriteria Hasil
13
B. Diagnosa Keperawatan
Pernyataan
Rasional
dalam
mencapai
peningkatan
kesehatan,
pencegahan,
Kriteria Struktur :
Adanya daftar masalah keperawatan / daftar diagnosa keperawatan sesuai dengan
data dari pengkajian yang dilakukan baik sebelum (pre), selama (intra) dan setelah
(post) pembedahan.
Kriteria Proses :
1. Membuat analisa data berdasarkan pengkajian kepada pasien baik sebelum
(pre), selama (intra) dan setelah (post) pembedahan,
2. Membuat rumusan diagnosa keperawatan yang mencakup masalah, penyebab,
tanda dan gejala (PES/PE).
Kriteria Hasil
C. Perencanaan Keperawatan
Pernyataan
Rasional
14
Kriteria Struktur
Kriteria Proses :
1. Membuat tujuan dan kriteria hasil pada setiap diagnosa keperawatan,
2. Mengidentifikasi tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan,
3. Menetapkan prioritas rencana keperawatan berdasarkan kebutuhan pasien,
4. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dengan melibatkan anggota
keluarga dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan,
5. Mengkomunikasikan rencana tindakan keperawatan dengan tim kesehatan
lainnya
6. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan perawat dan tim kesehatan
lainnya,
7. Mendokumentasikan rencana keperawatan.
Kriteria Hasil
15
Rasional
Kriteria Struktur
setiap
diagnosa
keperawatan
yang
mencakup
yang
mencakup
Kriteria Proses :
1. Melakukan tindakan keperawatan mengacu rencana tindakan sesuai Standar
Operasional Prosedur (SPO) meliputi sebelum (pre), selama (intra) dan setelah
(post) pembedahan
2. Melakukan monitoring respon klien terhadap tindakan keperawatan,
3. Melakukan modifikasi tindakan berdasarkan respon klien,
4. Mengutamakan prinsip keselamatan klien (patient safety), privacy,
5. Menerapkan prinsip kewaspadaan baku (standar precaution),
6. Mendokumentasikan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil
E. Evaluasi Keperawatan
Pernyataan
Rasional
Kriteria Struktur
16
Kriteria Proses :
1. Melakukan evaluasi terhadap respon pasien pada setiap tindakan yang
diberikan (evaluasi proses),
2. Melakukan evaluasi dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan tujuan
dan kriteria hasil yang ditetapkan (evaluasi hasil).
3. Menggunakan peralatan yang tepat dalam melakukan evaluasi,
4. Melakukan revisi terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan, jika tidak
ada perbaikan pada pasien,
5. Mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi yang diberikan (evaluasi
hasil).
Kriteria Hasil
Ada dokumen evaluasi formatif dalam tindakan keperawatan pre, intra dan paska
operasi.
Standar V
Pernyataan
keperawatan
dan
manajemen
keperawatan
kamar
bedah
yang
dapat
meningkatkan
Rasional
Pembinaan
:
pelayanan
keperawatan
kamar
bedah
Kriteria Struktur
Pre-Intra-Post
pembedahan),
3. Adanya kebijakan tentang peningkatan kemampuan klinik perawat kamar bedah,
4. Adanya sistem peningkatan jenjang karir perawat kamar bedah.
17
Kriteria Proses
program
peningkatan
kemampuan
perawat
kamar
bedah
Kriteria Hasil
Standar VI
Pernyataan
Rasional
Kriteria Struktur
18
4. Adanya
kamar bedah
Kriteria Proses
Kriteria Hasil
19
BAB IV
PENUTUP
Dalam penerapan standar pelayanan keperawatan kamar bedah di rumah sakit perlu
dilengkapi Standar Prosedur Operasional (SPO) baik klinis maupun manajerial yang
dikuti dengan pemantauan dan evaluasi dan dilakukan secara berkesinambungan.
20