Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

TRANSMISI PENYAKIT RESERVOIR

OLEH
BAGUS MAULANA 152310101188

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2016

PEMBAHASAN
Pengertian Reservoir
Mikroorganisme pathogen membutuhkan tempat bersarang dan berkembang biak
untuk dapat menularkan penyakit. Pada pejamu, tempat tersebut dinamakan reservoir. Jadi
reservoir adalah tempat hidup dan berkembang biak agen penyebab penyakit, yang bertindak
sebagai reservoir adalah manusia, hewan, artropoda, dll (Dudiarto & Anggraeni, 2001)
Sedangkan konsep reservoir menurut Soeharsono (2005), bahwa reservoir host adalah
hewan vertebrata yang merupakan sumber pembawa agen, sehingga penyakit tersebut dapat
terjadi secara lestari atau berkesinambungan tanpa hewan tersebut menunjukkan gejala klinik
atau gejala penyakit bersifat ringan. Contohnya seperti babi, sapi, domba merupakan reservoir
dari virus Japanesse encephalitis.
Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah atau zat organik (seperti tinja dan
makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak agen. Sewaktu agen
berkembang biak dalam reservoir, mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga penyakit
dapat ditularkan pada pejamu yang rentan. (Timmreck, 2004).
Reservoir bisa berupa hewan, tumbuhan dan manusia serta sumber sumber
lingkungan lainnya, dimana agen biasanya hidup secara normal dan berkembang biak.
Reservoir merupakan pusat penyakit menular, karena reservoir merupakan komponen utama
dari lingkungan penularan dimana agen meneruskan dan mempertahankan hidupnya dan juga
sekaligus sebagai pusat/sumber penularan dalam suatu lingkungan penularan. Adapun
reservoir khusus, dilihat dari agen adalah mereka yang sesuai dengan lingkungan hidup agen
tersebut secara alamiah (Nasry, 2005)
Walaupun ada berbagai definisi reservoir menurut para ahli, tetapi ada definisi yang
dapat digunakan sebagai rujukan yakni International Health Regulation (IHR) 2005 sebagai.
Menyebutkan bahwa reservoir adalah hewan, tumbuhan atau benda dimana bibit penyakit
biasanya hidup. Sumber penularan atau reservoir ini dapat merupakan risiko bagi kesehatan
masyarakat.

Reservoir merupakan habitat norlmal terhadap tempat suatu agen infeksi hidup,
berkembang biak dan tumbuh di dalamnya. Reservoir untuk agen infeksi banyak terdapat
pada manusia, binatang dan lingkungan. Beberapa reservoir, dapat bertindak sebagai sumber
infeksi terhadap, penjamu yang rentan. Virus membutuhkan suatu reservoir hidup (manusia,
binatang, hewan).
Istilah reservoir dan sumber (source) sering disalah artikan. Istilah reservoir adalah tempat
suatu organisme hidup dan berepoduksi, secara normal sedangkan sumber tempat datangnya
organisme, yang ditransmisikan kepada penjamu melalui beberapa jalan transmisi.
Kadangkala reservoir dan sumber merupakan suatu objek yang sama (contoh reservoir dan
sumber pada penyakit wabah cacar air, air adalah reservoir pada pseudomonas aeruginosa
yang dapat mengontaminasi pemutar pusaran air kamar mandi. Alat tersebut menjadi sumber
wabah infeksi luka) perbedaan ini sangat penting dalam mengindentifikasi suatu sumber
wabah sehingga tindakan pengendalian dapat dilakukan.
Reservoir adalah tempat hidup dan berkembang biak agen penyebab penyakit, yang
bertindak sebagai reservoir adalah manusia, hewan, artropoda, dll, serta penularannya dimana
agen meneruskan dan mempertahankan hidupnya dan juga sekaligus sebagai pusat/sumber
penularan dalam suatu lingkungan. Sewaktu agen berkembang biak dalam reservoir, mereka
melakukannya sedemikian rupa sehingga penyakit dapat ditularkan pada pejamu yang rentan
dan menunjukkan gejala klinik atau gejala penyakit bersifat ringan.
A. MACAM MACAM RESERVOIR
1. RESERVOIR MANUSIA
Tipe reservoir pada manusia :
1.Carrier, adalah orang yang terkena infeksi tetapi belum meiliki tanda tau gejala yang jelas,
dan dapat menularkan infeksi yang diderita kepada orang lain. Carrier memiliki 3 tipe yaitu :
a. Para carrier yang terjangkit infeksinya tidak terlihat selama infeksi itu berkembang.
Contoh pada inifeksi ini adalah infeksi hepatitis A pada anak-anak yang biasanya tidak terlihat
dan merupakan manifestasi klinis yang terjadi pada anak-anak unit rawat jalan atau pediatrik
serta mendapat perhatian. Wabah ini baru dapat dikenali oleh orang tua atau provider, ketika
timbul penyakit klinis.
b. Para carrier yang berada pada tahap inkubatori. Contoh seseorang yang terkena
penyakit cacar air dan dalam 48 jam serta, akan menularkan penyakit sebelum erupsi cacar

air. Sebelum seseorang tidak mengetahui akan penyakit infeksinya, maka orang tersebut tidak
akan membatasi geraknya atau kontak dengan orang lain. Secara tidak sadar ia dapat
menularkan penyakitnya kepada orang lain.
c. Para carrier yang berada dalam tahap pemulihan. Contoh kira-kira 10% orang yang
terinfeksi penyakit Salmonella Typhi akan terus mngekresikan basil selama tiga bulan sesudah
terjadi awitan gejala 2-5% penderita akan menjadi carrier yang permanen.
2.Orang yang terkolonisasi adalah orang yang menyimpan suatu agen infeksius namun orang
tersebut tidak terinfeksi
3.Orang yang sakit maksudnya adalah orang yang terinfeksi dan mempunyai tanda dan gejala
penyakit (Arias, 2010)
Lingkaran penularan penyakit yang sangat sederhana, reservoir manusia serta
penularan dari manusia ke manusia. Misalnya infeksi saluran pernafasan oleh virus atau
bakteri, difteri, pertussis, TBC, influenza, GO, sifilis, lepra. Penularan penyakit ke pejamu
potensial; proses kolonisasi, proses infeksi terselubung (covert), proses menderita penyakit
(overt). Manusia bisa sebagai reservoir dapat sebagai penderita juga sebagai carrier. (Yahya,
2010).
Mekanisme penularan penyakit memiliki suatu siklus yang dikenal sebagai siklus
penularan. Siklus penularan penyakit dengan manusia sebagai reservoir dapat terjadi secara
langsung atau tidak langsung
i.

Siklus penularan langsung


Penularan dari seseorang sebagai reservoir pada orang lain yang rentan. Misalnya,

penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri streptococcus dan straphylococcus antara lain; difteri,
penyakit kelamin, parotis, tifus abdominalis dan amoebiasis.
Penulran langsung merupakan penularan cepat suatu agens infeksi melalui suatu pintu
masuk (contohnya, seorang yang langsug terkena infeksi), penularannya dapat melalui
kontank langsung seperti, sentuhan, ciuman, hubungan seksual. Kebanyakan agen yang dapat
menyebabkan infeksi nosokomial, disebar melalui kontak langsung dan kerap dibawah oleh
pelayanan petugas kesehatan, dengan membawa organisme dari satu orang ke orang lainnya.
Penularan langsung dapat juga melalui penyebaran droplet. Droplet di timbulkan selama
batuk, bersin, bicara, meludah atau pada saat menyanyi. Tentunya aktivitas tersebut dapat

membawa agen infeksius yang terbawa dalam jarak pendek kira-kira 0,91 lebih. Penyebaran
droplet merupakan penularan langsung karena ada interaksi antar dua orang atau lebih yang
sangat dekat sehingga mudah dalam penularannya terjad. Meningkokus, pneumokokus dan
streptokokus grup A disebarkan melalui droplet.
ii.

Siklus penularan tidak langsung


Dikatakan siklus penularan tidak langsung bila manusia yang bertindak sebagai

reservoir tidak menularkan pada manusia lain secara langsung, tetapi penularan dilakukan
melalui artropoda sepereti nyamuk kemudian nyamuk yang menularkan pada manusia yang
rentan. Misalnya, demam berdarah dan malaria. (Dudiarto & Anggraeni, 2001).
Penularan secara tidak langsung, penularan melalui rute ini tidak langsung melibatkan
suatu objek perantara (baik itu objek mati maupun hidup) yang membawa suatu agens dari
sumber ke penjamu yang rentan. Penularan ini dapat melibatkan suatu media (vehicleborne)
ketika suatu objek mati (fomite) bertindak sebagai media penularan bagi suatu agens infeksius
dari satu penjamu ke penjamu lainnya. Media pada tatanan pelayanan kesehatan dalam hal ini,
makanan, air, instrumen bedah, peralatan dan perlengkapan medis, cairan intravena, darah
serta produk darah. Beberapa agen tumbuh dan berkembang biak langsung maupun tidak
langsung dengan kotoran (feses). Patogen tifus tersebut di tularkan oleh lewat rute fekal-oral.
(contoh, mereka dikeluarkan bersama fese dan masuk ke dalam tubuh melalui mulut). Virus
hepatitis A ditularkan melalui rute fekal-oral. Virus ini dikeluarkan bersama feses dan ditelan
oleh penjamu, serta juga kontak langsung dengan feses (seperti Virus hepatitis A ditularkan
karena tida mencuci tangan sesudah mengganti popok yang kotor) atau bisa juga secara tidak
langsung dengan mengonsumsi dan meminum yang telah terkontaminasi.
Kulit merupakan penghalang yang baik melawan infasi agens infeksius. Hanya
beberapa patogen manusia, sperti larva cacing tambang dan serkaria schistosome (cacing
pitah darah) dapat secara aktif menembus kulit. Organisme seperti Staphylococcus acceus dan
Streptococcus Grup A dapat menyebabkan infeksi jika organisme tersebut masuk melalui luka
pada kulit tetapi organisme tersebut tidak dapat menembus kulit yang utuh. Ini merupakan
suatu alasan mengapa mencuci tangan suatu aktivitas yang sangat penting untuk melakukan
pencegahan penularan infeksi.

Apabila organisme berdiam sementara sperti organisme

Staphylococcus yang dapat di hilangkan mencuci tangan sebelum organisme masuk ke pintu
masuk sperti, hidung atau luka, maka organisme tersebut tidak akan menyebabkan infeksi.

2. RESERVOIR HEWAN
Penyakit yang secara alamiah dijumpai di hewan vertabrata, juga menularkan ke manusia.
Reservoir utama adalah binatang. Tipe reservoir hewan yaitu :
1. Orang yang makan daging binatang yang menderita penyakit
2. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya
3. Binatang penderita penyakit langsun menggigit manusia (Notoatmodjo,2007)
Beberapa wabah penyakit yang ditularkan melalui makanan (food bourne outbreak)
dalam tatanan pelayanan kesehatan dihubungkan dengan reservoir binatang terutama wabah
yang disebabkan oleh spesies Salmonella pada telur, unggas, dan daging hewan lainnya. Agen
infeksius dapat ditularkan secara langsung dari seekor hewan ke manusia, seperti Pasteurella
multocida yang ditransfer dari mulut seekor kucing ke manusia melalui gigitan kucing. Atau
juga dibawa oleh seekor vector serangga, seperti Borrelia burgdorfer, agen penyebab penyakit
Lyme yang ditularkan melalui gigitan kutu. (Arias, 2001).
Contoh :
Penyakit
Antraks

Cacing tambang
Kurap

Agen Penyebab
Bacillus anthracis

Species ancylostoma
Trychophyton sp,

Reservoir Binatang
Herbivora, khusus

Cara Penularan
Inhalsai spora dari

kambing dan domba

tanah, kulit yang

Kucing, anjing
Sapi, kucing, anjing

terkontaminasi
Gigitan binatang
Kontak secara

Microsporum sp
Rabies

Trikonisis

Virus Rabies

Trichinella spinalis

langsung ataupun
Kelelawar, anjing,

tidak langsung.
Kontak langsung

serigala.

dengan air liur yang

Babi, anjing, serigala

terinfeksi
Makan daging
mentah yang
terinfeksi larva

3. RESERVOIR LINGKUNGAN
Peran lingkungan sebagai reservoir dapat dijelaskan dengan adanya manusia, hewan dan
benda sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit. Contoh : air kotor, sampah dan
sebagainya.

B. TIPE RESERVOIR
1. Reservoir manusia
Ada 3 tipe reservoir manusia (Arias, 2001) antara lain;
a) Carrier
Carrier adalah orang orang yang terkena infeksi tetapi belum memiliki tanda atau
gejala yang jelas, dan dapat menularkan infeksi yang mereka derita kepada orang lain. Mereka
adalah sumber potensial bagi orang lain, terutama karena para carrier tersebut biasanya tidak
mengetahui bahwa mereka menularkan infeksnya dan mereka tidak mengambil tindakan
pencegahan untuk menghindari penyebaran infeksi yang mereka derita kepada orang lain. Ada
beberapa tipe kondisi carrier:
1) Healthy Carrier
Para carrier yang terjangkit infeksinya tidak terlihat selama infeksi itu berkembang.
Dikenal dengan infeksi subklinis. Contohnya adalah infeksi Hepatitis A Hepatitis A menyebar
dengan mudah pada anak anak, jikapun ada gejala sering diremehkan sehingga hanya
mendapatkan sedikit perhatian. wabah dalam tatanan ini biasanya dapat dikenali sesudah para
orang tua terinfeksi dan timbul penyakit klinis. Contoh lain penyakitnya antara lain
poliomyelitis, hepatitis B, dll
2) Incubatory Carrier
Para carrier yang berada dalam tahap inkubasi. Para pembawa ini adalah orang
orang yang terinfeksi dan menularkan infeksi, tetapi belum memiliki tanda dan gejala.
Sebagai contoh, seorang yang terpejan penyakit cacar air akan terinfeksi dan dalam 48 jam
dapat menularkan penyakit tersebut sebelum erupsi penyakit cacar air. Saat orang tersebut
tidak mengetahui bahwa dia dapat menularkan infeksinya maka dia tidak membatasi kontak
dengan orang lain dan dengan tidak sadar menularkan infeksinya kepada orang lain.

3) Convalsent Carrier
Para carrier yang berada dalam tahap pemulihan (konvalesen). Para carrier ini adalah
orang yang terus menularkan infeksinya selama sakit dan setelah kembali sehat. Contoh
penyakitnya antara ain difteri dan kelompok salmonella. Keadaan ini terdapat pada penderita

dalam stadium pemulihan, tetapi berpotensi untuk menularkan penyakit, misalnya difteritis,
hepatitis B, variola, morbilli, dan salmonellosis (Dudiat & Anggraeni, 2001)
4) Chronic carrier
Orang yang terus menyembunyikan agen untuk periode waktu yang lama disebut
dengan pembawa kronis (chronic ). Penderita menahun yang berfungsi sebagai reservoir dan
mempunyai potensi untuk menularkan penyakit. Sebagai contoh, kira kira 10% orang yang
tidak diobati saat terinfeksi Salmonella typhi akan terus mengekskkresikan basil selama tiga
bulan sesudah terjadi gejala dan 2-5% penderita akan menjadi carrier yang permanen.
b) Orang yang terkoloninsasi
Orang yang terkoloninsasi adalah orang yang menyimpan suatu agen infeksius namun
orang tersebut tidak terinfeksi. Orang yang terkoloninsasi dengan suatu agen infeksius
merupakan reservoir dan juga bertindak sebagai sumber infeksi bagi organisme tersebut
dengan menularkan infeksi kepada orang lain, baik dengan kontak langsung maupun tidak
langsung dengan objek atau permukaan benda mati atau bisa juga dengan mentransferkan
organisme tersebut ke bagian tubuh mereka yang lain.
Sebagai contoh, kira kira sekitar 20-30% orang sehat membawa Staphylococus aureus
dalam nares anterior (hidung bagian depan). Organisme ini dapat disebarkan kepada orang
lain atau dapat masuk ke dalam kulit orang yang terkolonisasi yang terluka.
c) Orang yang sakit
Orang yang sakit maksudnya adalah orang yang terinfeksi dan mempunyai tanda atau
gejala penyakit. Karena penyakit mereka terlihat dan tindakan pencegahan dapat dilakukan
untuk menghindari penularan penyakit pada orang lain, kemungkinan kasus klinis akut untuk
dapat menyebarkan infeksi ke orang lain menjadi lebih kecil daripada penyebaran oleh orang
orang yang berperan sebagai carrier atau yang terkolonisasi. Sebagai contoh, jika seorang
penderita penyakit diare karena Clostridium difficile tindakan pencegahan seperti cuci tangan
dan disinfeksi lingkungan dapat dilakukan untuk menghindari penularan organisme ke
penghuni lain. (Arias, 2001)

Manusia sebagai reservoir dibagi :


1) Reservoir yang selalu sebagai penderita; cacar, TBC, campak, lepra, dll
2) Reservoir sebagai penderita dan carrier; difteri, koler, tifus abdominalis, dll

3) Reservoir sebagai penderita, tidak dapat menularkan tanpa vector atau pejamu lain;
malaria, filaria, dll (Yahya, 2010)
2. Reservoir binatang atau benda lain
Elmer R. nooble (1982) berdasarkan reservoir, ada tiga jenis zoonosis berdasarkan
reservoirnya
1. Antropozoonosis: penyakit yang dapat secara bebas berkembang di alam di antara
hewan liar maupun domestik. Manusia hanya kadang terinfeksi dan akan menjadi titik
akhir dari infeksi. Pada jenis ini, manusia tidak dapat menularkan kepada hewan atau
manusia lain. Berbagai penyakit yang masuk dalam golongan ini yaitu Rabies,
Leptospirosis, tularemia, dan hidatidosis.
3.

Zooantroponosis: zoonosis yang berlangsung secara bebas pada manusia atau


merupakan penyakit manusia dan hanya kadang-kadang saja menyerang hewan
sebagai titik terakhir. Termasuk dalam golongan ini yaitu tuberkulosis tipe humanus
disebabkan oleh Mycobacterium tubercullosis, amebiasis dan difteri.

4. Amphixenosis: zoonosis dimana manusia dan hewan sama-sama merupakan reservoir


yang cocok untuk agen penyebab penyakit dan infeksi teteap berjalan secara bebas
walaupun tanpa keterlibatan grup lain (manusia atau hewan). Contoh:
Staphylococcosis, Streptococcosis
5. Reservoir lingkungan
Air dan tanah merupakan reservoir lingkungan utama untuk bebapa agen yang
patogenik bagi manusia. Pseudomonas, Legionelle, Cryptosporidium, dan Mycobacterium
hidup dan berkembang biak di air. Oleh karena itu, sumber atau reservoir berupa cairan
seharusnya perlu diperhatikan. Aspergillus, Histoplasma, Blastomyces, Cryptococcus, dan
Coccidioides adalah jamur yang hidup di tanah atau pada zat organic yang busuk. Infeksi
jamur ini ditularkan melalui pernafasan. (Arias, 2009)

PENJAMU YANG RENTAN


Penjamu yang rentan merupakan mata rantai terakhir pada rantai infeksi, beberapa
faktor dapat mempengaruhi tahan alami dalam beberapa sistem pernapasan, prosedur bedah
dan kateter intravaskular,yang mengganggu perlindungan kulit. Kateter urinari menyediakan

jalan bagi organisme untuk memasuki sistem urinari: dan agens kemoterapeutik yang
digunakan untuk menekan sistem kekebalan, pada pasien yang ditransplantasi. Faktor
resistensi intrinsik dalam hal in adalah umur, jenis klamin, disposisi genetik dan penyakit
yang dapat mengganganggu kekebalan tubuh. Contohnya adalah penyakit neoplasias dan
HIV.
TINDAKAN YANG DIARAHKAN PADA RESERVOIR
Sifat suatu reservoir adalah hal yang paling penting dalam menentukan metode
pengendalian yang tepat. Apabila hewan perairan yang menjadi reservoir maka dapat
dikendalikan dengan imunisasi. Misal apabila kawanan hewan yang menjadi reservoir maka
di lakukan indentifikasi terlbeih dahulu atau misal seperti yang terjadi di Jepang pada 1997
yaitu dengan melakukan pemusnahan terhadap hewan yang terinfeksi H5N1. Apabila terjadi
pada hewan pengerat dapat diatasi dengan membatasi masuknya hewan tersebut ke daerah
pemukiman. Namun apabila reservoirya manusia tentu saja penjamu tidak dapat di brantas
akan tetapi dapat diobati dengan mikrobial untuk menghilangkan suatu agen atau orang
tersebut dapat diisolasi.
TINDAKAN PENGHENTIAN PENULARAN
Untuk menhentikan penularan, tinjakan dapat di tunjukkan untuk mencegah
penyebaran organisme, melalui masuknya atau keluarnya agen pada suatu penjamu atau di
tunjukkan pada pembatasan kontak langsung, kontak tidak langsung atau penyebaran lewat
udara. Contoh: aktifitas mencuci tangan, tindakan standar universal, penghalang atau barier
yang protektif, sarung tangan, jubah, respirator, dan masker yang digunakan oleh para petugas
pelayanan kesehatan,
Media yang terkontaminasi dapat menularkan agen infeksi dari satu penjamu ke
penjamu lainnya. Makanan dan air merupakan hal yang potensial untuk penularan sebagian
besar orang dari satu sumber, sehingga menjadi media wabah penyebaran penyakit bagi
sebagian besar masyarakat dan dalam pelayanan kesehatan. Aktivitas yang dapat dilakukan
adalah purifikasi air minum, pasteurisasi susu, iradiasi makanan, penanganan dan penyiapan
makanan yang aman dengan mencuci tangan sbelum makan.

TINDAKAN PADA PENJAMU


Tindakan yang dilakukan pada penjamu berfokus pada penurunan kerentanan penjamu
dan meliputi kemoprofilaksis (pencegahan dengan obat-obatan) serta imunisasi. Contoh
dalam tatanan pelayanan kesehatan termasuk kebijakan yang menghendaki kondisi pegawai

yang kebal terhadap penyakit campak, gondong, rubella dan hepatitis B (hal ini dapat berlaku
dalam beberapa wilayah).
Pada saat ini pengendalian primer merupakan indentifikasi dan pengobatan infeksi
bagi orang orang yang terinfeksi dengan segara memberikan informasi lebih lanjut pada
kontak mereka. Sebelum vaksin campak diimplikasikan secara luas, metode pengendalian
primernya adalah dengan mengisolasikan seorang yang terkena infeksi campak, sekarang
imunisasi merupakan pengendalian primer yang selalu digunakan saat ini.
PINTU KELUAR
Pintu keluar adalah suatu jalan yang dilalui agen infeksi, ketika meninggalkan pejmunya.
Pintu keluar dan masuk bagi sebua agen berhubungan dengan tempat di dalam tubuh yang
mengalami infeksi. Agen meninggalkan pejamunya melalui bebrapa portal atau pintu, seperti :
Saluran pernapasan, gastrointistenal (keluar bersama feses), kulit dan membran mukus
(selaput lendir).
PINTU MASUK
Organisme membutuhkan pintu masuk yang spesifik untuk dapat meimbulkan suatu infeksi.
Jika organisme tidak dapat masuk ke dalam pintu yang spesifik maka tidak dapat
menginfeksi. Faktor inheren atau non spesifik (sifat dasar manusia), sperti:

Penghalang alami seperti kulit, rambut dalam rongga hidung, silia pada sistem
pernapasan dan asam lambung dll

Mekanisme khusus seperti liver, limpa dan nodus limfatik

Mekanisme hormonal seperti estrogen

Ada dua sistem kekebalan :

Aktif ketika ada respon dari antibodi terhadap suatu ketika ada suatu rangsangan
(infeksi) dan ini bersifat alami.

Pasif di hasilkan dari antibodi yang di pinjamkan.

KESIMPULAN
Reservoir merupakan habitat norlmal terhadap tempat suatu agen infeksi hidup,
berkembang biak dan tumbuh di dalamnya. Reservoir untuk agen infeksi banyak terdapat
pada manusia, binatang dan lingkungan. Beberapa reservoir, dapat bertindak sebagai sumber

infeksi terhadap, penjamu yang rentan. Virus membutuhkan suatu reservoir hidup (manusia,
binatang, hewan).
Tipe tipe reservoir
1. Manusia
Carrier, adalah orang yang terkena infeksi tetapi belum meiliki tanda tau gejala yang jelas,
dan dapat menularkan infeksi yang diderita kepada orang lain. Carrier memiliki 3 tipe yaitu :
1) Para carrier yang terjangkit infeksinya tidak terlihat selama infeksi itu berkembang

2) Para carrier yang berada pada tahap inkubatori


3) Para carrier yang berada dalam tahap pemulihan
2. Hewan
Penyakit yang secara alamiah dijumpai di hewan vertabrata, juga menularkan ke manusia.
Reservoir utama adalah binatang. Tipe reservoir hewan yaitu :
1.
2.
3.
3

Orang yang makan daging binatang yang menderita penyakit


Melalui gigitan binatang sebagai vektornya
Binatang penderita penyakit langsun menggigit manusia (Notoatmodjo,2007)
Lingkungan

Peran lingkungan sebagai reservoir dapat dijelaskan dengan adanya manusia, hewan dan
benda sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit. Contoh : air kotor, sampah dan
sebagainya.
Sifat suatu reservoir adalah hal yang paling penting dalam menentukan metode
pengendalian yang tepat. Apabila hewan perairan yang menjadi reservoir maka dapat
dikendalikan dengan imunisasi.
Penjamu yang rentan merupakan mata rantai terakhir pada rantai infeksi, beberapa
faktor dapat mempengaruhi tahan alami dalam beberapa sistem pernapasan, prosedur bedah
dan kateter intravaskular,yang mengganggu perlindungan kulit. Tindakan yang dilakukan
pada penjamu berfokus pada penurunan kerentanan penjamu dan meliputi kemoprofilaksis
(pencegahan dengan obat-obatan) serta imunisasi. Contoh dalam tatanan pelayanan kesehatan
termasuk kebijakan yang menghendaki kondisi pegawai yang kebal terhadap penyakit
campak, gondong, rubella dan hepatitis B (hal ini dapat berlaku dalam beberapa wilayah).
Untuk menhentikan penularan, tinjakan dapat di tunjukkan untuk mencegah
penyebaran organisme, melalui masuknya atau keluarnya agen pada suatu penjamu atau di

tunjukkan pada pembatasan kontak langsung, kontak tidak langsung atau penyebaran lewat
udara.
CONTOH SOAL
1. Jika ditinjau dari pngertiannya reservoir merupakan tempat terhadap gen infeksi untuk.....
a. Hidup
b. Berkembang
c. Berkembang biak
d. Hidup dan berkembang biak
2. Terdiri dari apasaja komponen dari reservoir
a. Hewan, antropoda
b. Manusia, hewan dan antopoda
c. Manusia, antropoda
d. Antropoda
3. Tuan X mengalami penyakit antraks yang disebabkan oleh agen bacillus anthracis,
mengalami Infeksi kulit berawal sebagai benjolan merah-coklat yang membesar disertai
pembengkakan di sekelilingnya. Benjolan berubah menjadi lepuhan dan mengeras,
kemudian tengahnya pecah dan mengeluarkan cairan bening, lalu membentuk keropeng
yang hitam, serta menimbulkan bau. Melihat dari kasus diatas reservoir utamanya
adalah......
a. Manusia dan antropoda
b. Manusia
c. Hewan
d. Manusia dan hewan
4. Mirasantika mahasiswi di PTN X, terpaksi harus di opname selama beberapa hari di RS
karena sakit tipus akibat terinfeksi gen salmonella. Gen tersebut keluar dari pejamunya
melalui...
a. Sistem pernapasan
b. Sistem membran mukus
c. Kulit dan membran mukus
d. Sistem Gastrointestinal
5. Rohid sudah bebrapa hari mengalami penyakit campak dengan gejala Mata merah,
mata menjadi sensitif terhadap cahaya, gejala menyerupai pilek seperti radang
tenggorokan, hidung beringus atau tersumbat, mengalami demam,

bercak putih

keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan. Dari gejala tersebut merupakan jenis
a.
b.
c.
d.

tindakan...
Hormonal
Penghalang alami
Khusus
Aktif

BAB III
DAFTAR PUSTAKA

http://documents.mx/documents/reservoir-56180dfa95e02.html
https://www.academia.edu/9034701/
https://books.google.co.id/books?
id=PGeUDORSAEQC&pg=PA16&lpg=PA16&dq=reservoir+manusia&source=bl&ot
s=QMkBv05Bo8&sig=ZU8uWhg5VyOFCKkofeAumXiRtQ&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiuzumMrKrLAhXHnZQKHeZjCKYQ6

AEIUzAJ#v=onepage&q&f=false
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2. Jakarta :
Rineka Cipta

Yahya,

Rachmanuddin

Chair.

Epidemiologi

Penyakit

Menular.

2010.

http://www.jevuska.com/2010/06/20/epidemiologi-penyakit-menular-definisi-faktormekanisme/ (diakses pada tanggal 21 September 2014)

Anda mungkin juga menyukai