Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasai Belajar
Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasai Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam kehidupan negara, pendidikan memegang peranan yang
penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Sampai saat ini masyarakat Indonesia
masih menghadapi masalah efisiensi pendidikan (Sulo dan Tirtarahardja,
2005)
Kemajuan masyarakat modern ini tidak mungkin dapat dicapai
tanpa institusi pendidikan sebagai organisasi yang menyelenggarakan
pendidikan secara formal. Kegiatan pendidikan yang berlangsung
menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang tetap
eksis sampai sekarang (Syaripuddin dan Nasution, 2000). Proses
pendidikan yang berlangsung mempunyai standarisasi dalam menilai
sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tercapai (Tilaar,
2006). Secara umum perwujudannya berupa nilai-nilai yang diperoleh
mahasiswa melauli proses belajar mengajar.
Mahasiswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan
salah satu substansi yang perlu diperhatikan, karena mahasiswa merupakan
penerjemah terhadap dinamika ilmu pengetahuan, dan melaksanakan tugas
umum
merupakan
subjek
yang
memiliki
potensi
untuk
2004).
Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil
belajar yang maksimal oleh mahasiswa. Keberhasilan mahasiswa dalam
mengikuti proses belajar dinyatakan dengan prestasi belajarnya. Prestasi
belajar adalah perwujudan dari hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk
indeks prestasi (IP). Skor IP merupakan indikator prestasi belajar yang
memperlihatkan sampai sejauh mana penguasaan dan kecakapan
mahasiswa diberbagai bidang pengetahuan (Tilaar, 2006).
Menurut
Baharuddin
dan
Wahyuni
(2007)
faktor
yang
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, masih ditemukan
mahasiswa yang tidak lulus pada mata kuliah Anatomi, hal ini dapat di
lihat dari beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2008 sebanyak 80
mahasiswi DIII Kebidanan STIKes Istara Nusantara, 8,7% diantaranya
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
motivasi belajar dengan prestasi belajar mata kuliah Anatomi DIII
Kebidanan di STIKes Istara Nusantara Jakarta Tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran prestasi belajar mata kuliah Anatomi
DIII Kebidanan di STIKes Istara Nusantara Jakarta 2011.
b. Mengetahui gambaran kebutuhan berprestasi terhadap prestasi
belajar mata kuliah Anatomi DIII Kebidanan di STIKes Istara
Nusantara Jakarta 2011.
c. Mengetahui gambaran cita-cita terhadap prestasi belajar mata
kuliah Anatomi DIII kebidanan di STIKes Istara Nusantara
Jakarta 2011.
d. Mengetahui gambaran hadiah terhadap prestasi belajar mata
kuliah Anatomi DIII Kebidanan di STIKes Istara Nusantara
Jakarta 2011.
e. Mengetahui gambaran pujian terhadap prestasi belajar mata
kuliah Anatomi DIII Kebidanan di STIKes Istara Nusantara
Jakarta 2011
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan tentang pentingnya motivasi belajar
siswa
1.4.2. Bagi tempat penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
dapat di tujukan untuk pengerahan potensi dan daya manusia dengan jalan
menimbulkan dan menumbuhkan keinginan yang tinggi, kebersamaan
dalam menjalakan tugas.
Menurut Mc Clelland dalam Djaali (2007) motivasi berprestasi
merupakan motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa
standar kepandaian atau standar keahlian. Sementara menurut Hechausen,
motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa
yang selalu berusaha atau berjuang meningkatkan atau memelihara
kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan
menggunakan standar keunggulan.
10
desakan
proses
pikir,
sehingga
motivasi
ini
sangat
individualistik.
4. Motivasi Ekspresi Diri
Motivasi individu dalam melakukan aktivitas/kegiatan bukan hanya
untuk memuaskan kebutuhannya saja tetapi pada kaitannya dengan
bagaimana individu tersebut berhasil menampilkan diri denga kegiatan
tersebut.
5. Motivasi Aktualisasi Diri
JK.Rowling dengan Harry Potternya telah berhasil membuktikan bahwa
dengan menulis dirinya bisa memberikan banyak makna untuk pembaca
dsn pemerhati film. Tulisannya menjadi sumber inspirasi banyak orang
11
dan
pembelajaran
adalah
dua
hal
yang
saling
12
13
Fisiologis
Contoh: Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas,
dan lain sebagainya.
2.
Rasa aman
Contoh : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa
sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3.
Rasa cinta
Merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang lain.
4.
Penghargaan
Merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi,
dihormati oleh orang lain.
14
5.
Aktualisasi Diri
Merupakan
kebutuhan
manusia
untuk
mengembangkan
diri
7.
Kebutuhan estetik
Merupakan
kebutuhan
akan
keteraturan,
keseimbangan,
dan
dalam
psikologi
adalah
kebutuhan
berprestasi,
yakni
karena adanya
15
meningkatkan
prestasinya
maka
ia
akan
lebih
16
17
18
19
20
belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat
dibandingkan dengan satu kriteria.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes. Menurut Muhari (2002)
mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu
mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada
hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun
secara terencana untuk mengungkap informasi maksimal subyek dalam
menguasai materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal
tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes
sumatif.
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut
Baharuddin
dan
Wahyuni
(2007)
faktor
yang
21
Menurut
Djamarah
(2008)
faktor
yang
mempengaruhi
mempunyai
program
pendidikan.
Program
pendidikan
di
sekolah
tergantung
dari
baik
22
4. Kondisi Psikologis
a. Minat
Menurut Slameto dalam Djamaraah (2010), minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatau hal aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh.
b. Kecerdasan
Menurut Anwar dalam Djamaraah (2008), anak-anak yang IQ nya
antara 135-145 menunjukkan sikap periang, ramah dan umumnya
sering jadi pemimpin teman-teman sebaya. Sedangkan anak-anak
dengan IQ 175 banyak yang mengalami kesulitan dalam bergaul
5. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar seseorang.
6. Motivasi
23
2.4.
24
kardiovaskuler,
pernafasan,
persyarafan,
pencernaan,
perkemihan,
1. Lingkungan
a. Alam
b. Sosial budaya
2. Instrumental
a. Kurikulum
b. Program
c. Sarana & fasilitas
d. Guru
1. Fisiologis
a. Kondisi fisiologis
b. Kondisi pancaindra
2. Psikologis
a. Minat
b. Kecerdasan
c. Bakat
d. Motivasi
e. Kemampuan
kognitif
Prestasi belajar
25
BAB III
AREA PENELITIAN
3.1.
Visi
Menjadikan program studi unggulan yang menghasilkan tenaga
kesehatan yang berkualitas, terampil, beretika,dan tanggap terhadap
perubahan kesejagatan serta dapat peran aktif dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia
3.2.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi kesehatan dengan kemampuan
strenght,
kompetisi,tangguh,dinamis,tanggap
terhadap
perubahan
26
27
Profil D3 Kebidanan STIKes Istara Nusantara Tahun 2011
No
1
Nama Institusi
Alamat
Nama Pimpinan :
4
5
6
HK.00.03.2.2.0474)
SK Mendiknakes No. 20/D/O/2004
SK Dirjen Dikti No. 7458/D/T/K-III/2011
Tingkat 1 : 34
Tingkat 2 : 36
Tingkat 3 : 22
Lahan praktek
Jumlah : 92 orang
D IV Bidan Pendidik : 4
D III Kebidanan + S1/S2 Kesehatan : 2
1. RS. Bhayangkara Tk. I R.S. Soekanto
2. RS. TNI AL DR Mintohardjo
3. RS. TNI- AU dr. Esnawan Antariksa
4. Puskesmas wilayah Jakarta selatan
5. Puskesmas wilayah Jakarta Timur
6. Puskesmas wilayah Jakarta silatan
7. Bidan Praktek Swasta wilayah Jakarta
27
Selatan
8. Bidan Praktek swasta wilayah Jakarta
Timur
9. Bidan Praktek swasta wilayah Jakarta
Pusat
3.3.
Gambaran Pelaksanaan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Istara Nusantara Jakarta didirikan
pada tanggal 2 agustus 2001, dengan akte pendirian No. 92/D/0/2001 atas
keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republlik Indonesia. Program
studi dan jurusan yang dikembangkan oleh STIKes Istara Nusantara salah
satunya merupakan program studi Diploma III Kebidanan dengan muatan
lokal yang lebih spesifik dan diarahkan kepada program berkelanjutan.
Dalam hal ini program sertifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan
masyarakat.
Akademi Kebidanan Istara Nusantara Jakarta menyelenggarakan
program Diploma Kebidanan Kelas reguler dan kelas khusus. Kelas
reguler dari SMU dan sudah meluluskan VII angkatan dan saat ini tingkat
I semester I dengan jumlah mahasiswi 34 orang, tingkat II yaitu semester
III dengan jumlah mahasiswi 37 orang, dan tingkat III yaitu semester V
dengan jumlah mahasiswi 22 orang.
3.4.
28
3.5.
29
30
31
3.7.
NILAI
BOBOT
PREDIKAT
A
B
C
D
E
4
3
2
1
0
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Hasil Belajar
1. Predikat Prestasi Kumulatif ( IPK ) diajarkan sebagai dasar penentuan
predikat hasil belajar. Ketentuan predikat untuk jenjang Diploma III itu
ditentukan sebagai berikut
IPK
0,00-1,99
2,00-2,75
2,76-3,50
3,51-4,00
2. Beban Studi
PREDIKAT
Tidak Lulus
Memuaskan
Sangat memuaskan
Dengan Pujian
32
33
34
Data data tersebut perlu di olah secara cermat, tepat waktu dan
sasaran sehingga menjadi informasi yang berguna untuk seluruh
pelaksanaan di Stikes.
6. Periodesasi Laporan Dan Sistematika Laporan
Laporan perkembangan proses belajar mengajar di persiapkan oleh
sebagian minimal setiap semester sekali dilaksanakan setelah kegiatan
pembagian KHS selesai. Adapun sistematika laporan dapat disusun
sebagai berikut :
a. Pengantar
b. Pendahuluan
c. Isi
d. Kesimpulan
e. Penutup
7. Sasaran Laporan
Sasaran laporan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ketua Stikes
b. Para Pukat
c. Tata usaha
d. Arsip
35
BAB IV
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
4.1.
Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada dasarnya gabungan atau menghubungkan
beberapa teori sehingga membentuk sebuah pola pikir atau kerangka
pikir penelitian yang akan dilakukan, lazimnya berbentuk skema
(Suyanto, 2008).
Dalam penelitian ini tidak semua variabel yang ada pada kerangka
teori diambil sebagai variabel penelitian, hal ini karena keterbatasan
waktu, biaya dan pengetahuan maka peneliti hanya mengamati motivasi
sebagai variabel independen dan prestasi belajar mata kuliah Anatomi
sebagai variabel dependen. Adapun kerangka konsepnya adalah sebagai
berikut :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kebutuhan berprestasi
Cita-cita
Hadiah
Pujian
4.2.Definisi Operasional
N
Definisi
Variabel
o
1
40
Kebutuhan
Operasional
Kebutuhan
Alat ukur
Cara ukur
Hasil
ukur
Skala
Ukur
Kuesioner
Hasil
1.Kurang
Ordinal
36
berprestasi
berprestasi adalah
kuesioner
kecenderungan
2. Baik (bila
untuk
mencapai
19)
keberhasilan untuk
(Data
mencapai
SPSS)
dan
tujuan,
melakukan
kegiatan
yang
mengarah
pada
kesuksesan (Syah,
2
Cita-cita
2004)
Cita-cita
adalah Kuesioner
ingin
Hasil
1.Kurang
kuesioner
di
2. Baik (bila
wujudkan,baik
21) (Data
harapan-harapan
SPSS)
tersebut
Ordinal
bersifat
sementara maupun
tidak
3
Hadiah
(Jalaluddin,2006)
Hadiah
adalah Kuesioner
memberikan
sesuatu
Kuesioner
1.Tidak
sering (bila
kepada
< 22)
2.Sering
penghargaan
(bila 22)
atau
Ordinal
37
kenang-kenangan
4
Pujian
(Djamaraah, 2008)
Pujian
adalah kuesioner
Hasil
SPSS)
1.Tidak
reinforcement yang
kuesioner
Sering (bila
positif
(Data
dan
< 23)
sekaligus
2.Sering
merupakan
(bila 23)
(Data
Prestasi
(Djamaraah, 2008)
Nilai yang dihitung Format
mata
diakhir
kuliah
2,75)
anatomi
Anatomi
2.Lulus
semester nilai
yang
Standar
nilai
SPSS)
1.Tidak
lulus (bila <
dinyatakan dengan
(bila 2,75)
angka.
(STIKes
Istara,2011)
4.3. Hipotesis
a. Ada hubungan antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi belajar
terhadap mata kuliah anatomi DIII kebidanan di STIKes Istara
Nusantara Jakarta 2011.
b. Ada hubungan antara cita-cita dengan prestasi belajar terhadap mata
kuliah anatomi DIII kebidanan di STIKes Istara Nusantara Jakarta
2011.
Ordinal
Ordinal
38
BAB V
METODE PENELITIAN
5.1.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat
Survei dengan pendekatan Cross sectional yaitu variabel independen dan
dependen diamati secara bersamaan.
39
5.2.
44
Sampel
5.4.Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunkan adalah kuesioner yang
dibagikan pada mahasiswa DIII Kebidanan di STIKes Istara 2011.
Kuesioner menggunakan skala likert, dengan skala pengukuran Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
40
5.5.
Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pada penelitian ini cara
pengumpulan data yaitu data primer, dilakukan saat penelitian dengan
membagikan kuesioner kepada reponden.
5.6.
Pengolahan Data
Tehnik pengolahan data adalah merupakan salah satu bagian
rangkaian kegiatan penelitian setelah kegiatan pengumpulan data
Menurut Hastono, (2007) agar analisis penelitian menghasilkan
informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahapan yang harus dilalui dalam
pengolahan data yaitu :
1. Editing (Pengolahan data) : Merupakan kegiatan untuk melakukan
pengecekan isian formulir (checklist) atau kuesioner.
2. Coding (Pengkodean) : Merupakan kegiatan merubah data berbentuk
huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.\
3. Entry data / Proccessing (Pemasukan data) : Setelah semua pengisian
kuesioner penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodingan,
maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat
dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data
dari checklist/kuesioner ke paket program komputer.
4. Cleaning data (Pembersihan data) : Merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
5.7.
Analisa Data
41
univariat
adalah
analisa
yang
digunakan
untuk
x 100%
N
Keterangan :
P = Persentasi
F = Jumlah jawaban yang benar
N= jumlah total pertanyaan
42
tingkat kemaknaannya (
atau ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata
kuliah Anatomi. Apabila P.value > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak
ada hubungan yang antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata
kuliah Anatomi. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
X = (O-E)
E
Keterangan :
X = nilai Chi Square
O = nilai observasi
E = nilai harapan
43
BAB VI
HASIL PENELITIAN
6.1.
Analisa Univariat
Frekuensi
14
45
59
Persentase (%)
23,7
76,3
100
44
48
Tabel 6.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebutuhan Berprestasi DIII Kebidanan
di STIKes Istara Nusantara Jakarta 2011
No
1
2
Kebutuhan Berprestasi
Kurang
Baik
Total
Frekuensi
19
40
59
Persentase (%)
32,2
67,8
100
Cita-Cita
Kurang
Baik
Total
Frekuensi
13
46
59
Persentase (%)
22,0
78,0
100
45
sebanyak 13 orang (22,0%), sedangkan 46 orang (78,0%) yang memiliki citacita yang baik.
6.1.4. Hadiah
Tabel 6.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hadiah DIII Kebidanan
di STIKes Istara Nusantara Jakarta 2011
No
1
2
Hadiah
Tidak sering
Sering
Total
Frekuensi
15
44
59
Persentase (%)
25,4
74,6
100
6.1.5. Pujian
Tabel 6.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pujian DIII Kebidanan
di STIKes Istara Nusantara Jakarta 2011
No
1
2
Pujian
Tidak Sering
Sering
Total
Frekuensi
18
41
59
Persentase (%)
30,5
69,5
100
46
Tidak Lulus
N
%
11
3
14
57,9
7,5
23,7
Prestasi Belajar
Lulus
N
%
8
37
45
42,1
92,5
76,3
Total
N
19
40
59
100
100
100
P
Value
OR
0,00
16,9
47
Cita-Cita
Kurang
Baik
Total
Tidak Lulus
N
%
8
61,5
6
13,0
14
23,7
Prestasi Belajar
Lulus
N
%
5
38,5
40
87,0
45
76,3
Total
N
13
46
59
%
100
100
100
P
Value
OR
0,01
10,6
48
Hadiah
Tidak sering
Sering
Total
Tidak Lulus
N
%
8
53,3
6
13,6
14
23,7
Prestasi Belajar
Lulus
N
%
7
46,7
38
86,4
45
76,3
Total
N
15
44
59
%
100
100
100
P
Value
OR
0,04
7,2
49
P
Value
OR
50
Tidak Sering
Sering
Total
Tidak Lulus
N
%
11
61,1
3
7,3
14
23,7
N
7
38
45
Lulus
%
38,9
92,7
76,3
Total
N
18
41
59
%
100
100
100
0,00
19,9
51
BAB VII
PEMBAHASAN
7.2.
Analisa Univariat
52
57
53
54
7.3.
7.3.1.
Analisis Bivariat
Hubungan Kebutuhan Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah
Anatomi
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 59 responden, 45 orang (76,3%)
memiliki prestasi mata kuliah Anatomi lulus dan yang memiliki kebutuhan
berprestasi baik 37 orang (92,5%) sedangkan yang memiliki kebutuhan
berprestasi yang kurang sebanyak 8 orang (42,1%). Adapun mahasiswa yang
prestasi belajar mata kuliah anatomi tidak lulus sebanyak 14 orang (23,7%) dan 3
orang (7,5%) memiliki kebutuhan berprestasi yang baik sedangkan 11 orang
(57,9%) memiliki kebutuhan berprestasi kurang.
Analisis Chi Square diperoleh P Value = 0.00. Karena P Value < 0,05, maka
kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain, ada hubungan antara
kebutuhan dengan prestasi mata kuliah anatomi di DIII Kebidanan STIKes Istara
Nusantara Jakarta 2011. Dari hasil penelitian diperoleh OR = 16,9, artinya
mahasiswa yang mempunyai kebutuhan baik terhadap mata kuliah anatomi,
memiliki peluang untuk mendapatkan prestasi yang tinggi 16,9 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kebutuhan kurang terhadap mata
kuliah anatomi.
Sesuai
dengan
teori,
bahwa
motivasi
muncul
karena
seseorang
55
7.3.2.
memiliki prestasi mata kuliah Anatomi lulus dan yang memiliki cita-cita baik 40
orang (87,0%) sedangkan yang memiliki cita-cita yang kurang sebanyak 5 orang
56
(38,5%). Adapun mahasiswa yang prestasi belajar mata kuliah anatomi tidak
lulus sebanyak 14 orang (23,7%) dan 6 orang (13,0%) memiliki cita-cita yang
baik sedangkan 8 orang (61,5%) memiliki cita-cita kurang.
Analisis Chi Square diperoleh P Value = 0.01. Karena P Value < 0,05 maka
kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain, ada hubungan antara
cita-cita dengan prestasi mata kuliah anatomi di DIII Kebidanan STIKes Istara
Nusantara Jakarta 2011. Dari hasil penelitian diperoleh OR = 10,6, artinya
mahasiswa yang mempunyai cita-cita baik terhadap mata kuliah anatomi,
memiliki peluang untuk mendapatkan prestasi yang baik 10,6 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki cita-citanya kurang terhadap
mata kuliah anatomi.
Sesuai dengan teori, bahwa cita-cita adalah harapan atau keinginan
seseorang akan suatu keberhasilan atau prestasi tertentu. Cita-cita mengerahkan
dan mengarahkan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dengan
adanya cita-cita tertentu, siswa akan mencoba melakukan suatu usaha kearah itu.
Menurut Hoppe 1930 dalam Slameto (2010), tingkatan cita-cita seseorang akan
bertambah setelah keberhasilan berturut-turut dalam tugas-tugas sejenis dan akan
menurun setelah kegagalan berturut-turut dalam tugas-tugas sejenis.
Dengan demikian cita-cita merupakan salah satu faktor yang
berhubungan terhadap prestasi belajar. Semakin baik cita-cita seorang mahasiswa
terhadap mata kuliah tertentu, maka semakin baik pula prestasi belajar yang
diperoleh. Cita-cita mengerahkan dan mengarahkan aktivitas siswa untuk
57
7.3.3.
memiliki prestasi mata kuliah Anatomi lulus dan yang sering mendapat hadiah
sebanyak 38 orang (86,4%) sedangkan yang tidak sering mendapat hadiah
sebanyak 7 orang (46,7%). Adapun mahasiswa yang prestasi belajar mata kuliah
anatomi tidak lulus sebanyak 14 orang (23,7%) dan 6 orang (13,6%) sering
mendapat hadiah sedangkan 8 orang (53,3%) tidak sering mendapat hadiah.
Analisis Chi Square diperoleh P Value = 0.04. Karena P Value < 0,05,
maka kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain, ada hubungan
antara hadiah dengan prestasi mata kuliah anatomi di DIII Kebidanan STIKes
Istara Nusantara Jakarta 2011. Dari hasil penelitian diperoleh OR = 7,2 artinya
mahasiswa yang sering mendapat hadiah pada mata kuliah anatomi, memiliki
peluang untuk mendapatkan prestasi yang baik 7,2 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan mahasiswa yang tidak sering mendapat hadiah kurang terhadap mata
kuliah anatomi.
Sesuai dengan teori, bahwa pemberian hadiah kepada anak didik yang
menunjukan prestasi kerjanya yang gemilang di akhir kegiatan pengajaran akan
memberikan rasa bangga karena hasil kerjanya di hargai dalam bentuk materi. Hal
itu juga menjadi dorongan bagi anak didik lainnya untuk selalu bersaing dalam
belajar (Djamaraah, 2010).
58
7.3.4.
memiliki prestasi mata kuliah Anatomi lulus dan yang sering mendapat pujian 38
orang (92,7%) sedangkan yang tidak sering mendapat pujian sebanyak 7 orang
(38,9%). Adapun mahasiswa yang prestasi belajar mata kuliah anatomi tidak
lulus sebanyak 14 orang (23,7%) dan 3 orang (7,3%) sering mendapat pujian
sedangkan 11 orang (61,1%) tidak sering mendapat pujian.
Analisis Chi Square diperoleh P Value = 0.00. Karena P Value < 0,05,
maka kesimpulannya Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain, tidak ada
hubungan antara pujian dengan prestasi mata kuliah anatomi di DIII Kebidanan
STIKes Istara Nusantara Jakarta 2011. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR=
19,9 artinya mahasiswa yang sering mendapat pujian pada mata kuliah anatomi
memiliki peluang berprestasi baik 19,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa yang tidak sering mendapat pujian pada mata kuliah anatomi.
Sesuai dengan teori dimana bahwa pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa
memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
59
pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja , bukan dibuat-buat
atau bertentangan dengan hasil kerja anak didik.
Dengan
demikian
pujian
merupakan
salah
satu
faktor
yang
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1.
Kesimpulan
60
61
8.2.
Saran
1. Bagi Peneliti
Melakukan penelitian lebih lanjut dengan meneliti faktor-faktor lain
yang mempengaruhi prestasi belajar.
2. Bagi tempat penelitian
Membuat metode belajar yang lebih bervariasi sehingga mahasiswa
lebih tertarik untuk mengikuti mata kuliah anatomi dan membangkitkan
motivasi belajar siswa baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Memperbanyak bahan pustaka dan sumber informasi tentang faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar untuk mahasiswa yang akan
melakukan penelitian selanjutnya.
62