Anda di halaman 1dari 18

HIPERTENSI

II.1 Definisi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi
esensial. Menurut The Seventh of The Joint national Committee on Prevention,
detection, Wvaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat 1, dan derajat 2.
Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan
TDS (mmHg)
Darah
Normal
< 120
Prehipertensi
120 139
Hipertensi derajat 1
140 159
Hipertensi derajat 2
160

TDD (mmHg)
Dan
Atau
Atau
Atau

< 80
80 90
90 99
100

Pasien dengan prehipertensi berisiko mengalami peningkatan tekanan darah menjadi


hipertensi; mereka yang tekanan darahnya berkisar antara 130 139/80 89 mmHg
dalam sepanjang hidupnya akan memiliki dua kali risiko menjadi hipertensi dan
mengalami penyakit kardiovaskular daripada yang tekanan darahnya lebih rendah.
Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah sistolik >140 mmHg
merupakan factor resiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskular
daripada tekanan darah diastolic.

Risiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg,

meningkat dua kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg


Risiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen
dari factor resiko lainnya

II.2 Epidemiologi

Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia


lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan
bertambah, dimana baik hipertensi sistolok maupun kombinasi hipertensi sistolik dan
diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. Selain
itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam decade
terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian
tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien hipertensi.
Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negaranegara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination
Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun ke 1999 2000, insiden hipertensi
pada orang dewasa adalah sekitar 29 31%, yang berarti terdapat 58 65 juta orang
hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun
1988 1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus
hipertensi.

II.3 Patomekanisme berdasarkan Etiologi (Penyebab)


Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1.

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui

penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

2.

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari

adanya penyakit lain.


a. Hipertensi Primer / Esensial (90%)
adalah peningkatan curah jantung (volume sekuncup x frekuensi denyut
jantung) dan peningkatan resistensi perifer total (TPR). Dibagi 2 :

Hipertensi Hiperdinamik
Penyebab 1 :
Frekuensi denyut jantung / volume ekstrasel

Aliran balik vena

Volume sekuncup (mekanisme Frank-Starling)

HIPERTENSI

Penyebab 2 :
Aktivitas simpatis (dari SSP) / respon terhadap katekolamin

Curah jantung

HIPERTENSI
Hipertensi Resistensi
Penyebab :
- Aktivitas simpatis
- Respon terhadap katekolamin
- Konsentrasi angiotensin II
Vasokonstriksi perifer
- Mekanisme autoregulasi
(arteriol)
- Hipertrofi otot vasokonstriktor

- Viskositas darah ( hematokrit)

HIPERTENSI
HIPERTENSI kerusakan vaskuler TPR HIPERTENSI MENETAP
b. Hipertensi Sekunder (disebabkan oleh penyakit lain)
Dibagi 3 :

Hipertensi Renal
Stenosis arteri renalis/ penyempitan arteriol & kapiler ginjal

Iskemia ginjal

Pelepasan renin dari ginjal

Renin
Tumor yang produksi
renin
Angiotensinogen

Angiotensin I
ACE
Angiotensin II (oktapeptida)

Lepaskan aldosteron
dari korteks adrenal

Retensi Na & curah jantung


Massa ginjal fungsional

Vasokontriktor berat

TPR

Tekanan darah

Hipertensi

Hipertensi kronik

Perubahan sekunder (hipertrofi dinding vascular, aterosklerosis)


Hipertensi Hormonal
- Sindrom Adrenogenital
Pembentukan kortisol di korteks adrenal dihambat

Pelepasan hormone adrenokortikotropik (ACTH)

tidak

dihambat

Prekursor mineralokortikoid aktif kotisol & aldosteron

Retensi Na

Hormon ekstrasel

Curah jantung

HIPERTENSI
-

Hiperaldosteronisme (Sindrom Conn)


Tumor korteks adrenal

Lepaskan aldosteron (jumlah besar)

tanpa

mekanisme

pengaturan

Retensi Na di ginjal

Curah jantung

HIPERTENSI
-

Sindrom Cushing
Pelepasan ACTH tidak adekuat

Konsentrasi glukokortikoid plasma


Efek katekolamin

Curah jantung

Kerja mineralokortikoid dari kortisol

Retensi Na

HIPERTENSI

Feokromasitoma
Tumor adrenomedula

Katekolamin

Kadar epinefrin tidak terkendali

Curah Jantung

HIPERTENSI
-

Pil Kontrasepsi
Retensi Na

Curah jantung

HIPERTENSI

Hipertensi Neurogenik
Ensefalitis, edema serebri, pedarahan, tumor otak

Perangsangan sentral kerja jantung berlebih

Tekanan darah

HIPERTENSI

II.4 Patomekanisme berdasarkan Faktor Resiko


Genetik ( > )
Penduduk kota > desa (Hipertensi primer)
Stres psikologis kronis (berubungan dengan pekerjaan / kepribadian)
Perangsangan jantung

Absorpsi ginjal & retensi Na


Volume ekstrasel

Tekanan darah (HIPERTENSI)


* Stress / ketegangan fisik (olahraga) pelepasan adrenalin & noradrenalin vasokontriktif tekanan darah sementara
Sensitif terhadap garam (Insiden jika ada riwayat keluarga)

Respon terhadap katekolamin

Curah Jantung


HIPERTENSI

Asupan garam tinggi


Ion natrium
Retensi air
Perkuat efek noradrenalin

Volume darah bertambah (hiperviskositas)


Vasokonstriksi

Daya tahan pembuluh darah


HIPERTENSI

Konsumsi liquorice
Adalah sejenis gula-gula yang dibuat dari Succus liquiritiae yang
mengandung asam glizirinat dengan khasiat retensi air Tekanan

darah jika dimakan dalam jumlah besar


Merokok
Nikotin vasokonstriksi tekanan darah
Pil KB
Mengandung hormon estrogen retensi garam & air tekanan
darah
Hormon pria & kortikosteroid
Menyebabkan retensi air tekanan darah
Kehamilan
Uterus direnggangkan telalu banyak oleh janin menerima kurang
darah dilepaskan zat yang tekanan darah

II.5 Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

Sakit kepala

Kelelahan

Mual

Muntah

Sesak nafas

Gelisah

Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.

II.6 Pemeriksaan untuk Diagnosis


Pemeriksaan Dasar
Pengukuran tekanan darah yang sesuai standar dilakukan tidak hanya sekali, bila
perlu dapat pada lebih sekali kunjungan.
Syarat standar pengukuran tekanan darah :

Diukur setelah pasien duduk dan istirahat beberapa menit di ruangan

yang tenang
Cuff standar yaitu dengan balon 12 13 cm lebar dan panjang 35 cm,
orang gemuk atau anak perlu alat yang sesuai dan dipasang setinggi

jantung
Tekanan sistolik = suara fase I dan tekanan diastolic = fase V
Pengukuran pertama haarus pada kedua sisi lengan

menghindarkan kelainan pembuluh darah perifer


Harus diukur juga tekanan darah sewaktu berdiri pada manula, pasien

untuk

DM, atau keadaan yang sering timbul hipotensi ortostatik

II.7 Pemeriksaan Mencari Faktor Resiko


Faktor resiko penting untuk menentukan resiko hipertensi dan stratifikasi terhadap
kejadian komplikasi kardiovaskular, yaitu :
1. Resiko untuk stratifikasi
a. Derajat hipertensi
b. Wanita > 65 tahun
c. Laki-laki > 55 tahun
d. Perokok
e. Kolesterol total > 250 mg% (6,5 mmol/L)
f. Diabetes mellitus
g. Riwayat keluarga penyakit kardiovaskular lain
2. Resiko lain yang mempengaruhi prognosis
a. Kolesterol HDL rendah
b. Kolesterol LDL meningkat
c. Mikroalbuminaria pada diabetes mellitus
d. Toleransi glukosa terganggu
e. Obesitas
f. Tidak berolahraga (secondary lifestyle)
g. Fibrinogen meningkat
h. Kelompok resiko tinggi tertentu; sosioekonomi, ras, geografik
3. Kerusakan organ sasaran
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Proteinuria / kreatinin 1,2 2,0 mg%
9

c. Penyempitan a.retina local / umum


d. Tanda aterosklerosis pada a.karotis, a.iliaka, aorta
4. Tanda klinis kelainan dengan penyakit
a. Penyakit serebrovaskular
Stroke iskemik
Perdarahan serebral
TIA
b. Penyakit jantung
Infark miokard
Angina pectoris
Revaskularisasi koroner
Gagal jantung kongestif
c. Retinopati hipertensi lanjut
Perdarahan atau eksudat
Edema papil
d. Penyakit ginjal
Nefropati diabetic
GGK (kreatinin > 2 mg %)
e. Penyakit lain
Diseksi aneurisma
Penyakit arteri (simtomatik)

II.8 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan rutin harus dilakukan seperti :

Tes darah rutin


Hemoglobin dan hematokrit
Urinalisis terutama untuk deteksi adanya darah, protein, gula
Kimia darah untuk kalium (serum), kreatinin (serum), gula darah puasa, total

kolesterol
Elektrokardiogram
Ekokardiogram
Radiologi: foto toraks
Sesuai penyakit penyerta

10

Kolesterol total serum, kolesterol HDL serum, LDL serum, kolesterol

trigliserida serum (puasa)


Asam urat serum
Plasma rennin activity (PRA), aldosteron, katekolamin urin
Ekokardiografi bila diduga KOS (kerusakan organ sasaran), seperti adanya

LVH
Ultrasonografi pembuluh darah besar (karotis dan femoral)
Ultrasonografi ginjal bila diduga adanya kelainan ginjal
Pemeriksaaan neurologis untuk mengetahui kerusakan pada otak
Funduskopi untuk mengetahui kerusakan pada mata

II.9 Terapi
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah :

Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi

(diabetes, gagal ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg


Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular
Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap factor resiko atau kondisi penyerta
lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga
mencapai target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujian
menurunkan tekanan darah dan mengendalikan factor-faktor resiko serta penyakit
penyerta lainnya.
Terapi nonfarmakologis terdiri dari :

Menghentikan merokok
Menurunkan berat badan berlebih
11

Menurunkan konsumsi alcohol berlebih


Latihan fisik
Menurunkan asupan garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

Jenis jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan
JNC 7:

Diuretika, terutama jenis Thiazie (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo

Ant)
Beta Blocker (BB)
Calcium Channel Blocker atau Calcium Anatagonist (CCB)
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1receptor antagonist / blocker (ARB)

Masing masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan dalam


pengobatan hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengaruhi beberapa
factor, yaitu :

12

Faktor sosio ekonomi


Profil factor resiko kardiovaskular
Ada tidaknya kerusakan organ target
Ada tidaknya penyakit penyerta
Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi
Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk

penyakit lain
Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam
menurunkan resiko kardiovaskular

Berdasarkan uji klinis, hampir seluruh pedoman penanganan hipertensi menyatakan


bahwa keuntungan pengobatan antihipertensi adalah penurunan tekanan darah itu
sendiri, terlepas dari jenis atau kelas obat antihipertensi yang digunakan. Tetapi
terdapat pula buki bukti yang menyatakan bahwa kelas obat antihipertensi tertentu
memiliki kelebihan untuk kelompok pasien tertentu.
Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasar yang memerlukan
pertimbangan khusus (Special Consederations), yaitu Kelompok Indikasi yang
Memaksa (Compelling Indications), dan Keadaan Khusus lainnya (Special
Situations).
Indikasi yang memaksa meliputi :

Gagal jantung
Pasca infark miokardium
Resiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi
Diabetes
Penyakit ginjal kronis
Pencegahan stroke berulang

Keadaan khusus lainnya meliputi :

Populasi minoritas
Obesitas dan sindrom metabolic
13

Hipertrofi ventrikel kanan


Penyakit arteri perifer
Hipertensi pada usia lanjut
Hipotensi postural
Demensia
Hipertensi pada perempuan
Hipertensi pada anak dan dewasa muda
Hipertensi urgensi dan emergensi

Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target
tekanan darah tinggi dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan
untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang
memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan memulai terapi
dengan satu jenis obat antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung tekanan darah
awal dan ada tidaknya komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan
dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan darah belum mencapai target, maka
langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke
antihipertensi lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa dihindarkan
dengan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien
memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah,
tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan bisaya pengobatan dan menurunkan
kepatuhan pasien karena jumlah obat yang semakin bertambah.
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah :

CCB dan BB
CCB dan ACEI atau ARB
CCB dan diuretika
AB dan BB
Kadang diperlukan tida atau empat kombinasi obat

14

Indikasi dan Kontraindikasi (KI) Kelas kelas Utama Obat Antihipertensi menurut
ESH
Kelas Obat

Indikasi

KI Mutlak

KI Tidak Mutlak

Gagal jantung kongestif, usia


Diuretika (Thiazide)

lanjut, isolated systolic

Gout

Kehamilan

hypertension, ras Afrika


Insufisiensi ginjal, gagal jantung

Diuretika (Loop)

kongestif

Diuretika (anti aldosteron)

Penyekat

Gagal jantung kongestif, pasca


infark miokardium

Gagal ginjal, hiperkalemia

Angina pectoris, pasca infark

Asma, penyakit paru obstruktif

miokardium, gagal jantung

menahun, A-V block (derajat 2

kongestif, kehamilan, takiaritmia

atau 3)

Penyakit

pembuluh

darah

perifer, intoleransi glukosa, atlit


atau pasien yang aktif secara
fisik

Usia lanjut, isolated systolic


Calcium

Antagonist

(dihydopiridine)

hypertension, angina pectoris,

Takiaritmia,

penyakit pembuluh darah perifer,

kongestif

gagal

aterosklerosis karotis, kehamilan

Calcium Antagonist (verapamil,


diltiazem)

Angina pectoris, aterosklerosis


karotis, takikardia
supraventrikuler

A-V block (derajat 2 atau 3),


gagal jantung kongestif

Gagal jantung kongestif, disfungsi


ventrikel kiri, pasca infark
Penghambat ACE

miokardium, non-diabetic
nefropati, nefropati DM tipe 1,

Kehamilan,

hiperkalemia,

stenosis arteri renalis bilateral

proteinuria
Angiotensin

II

receptor

antagonist (ATI-blocker)

Nefropati DM tipe 2,

Kehamilan,

hiperkalemia,

mikroalbuminaria diabetic,

stenosis arteri renalis bilateral

proteinuria, hipertrofi ventrikel

15

jantung

kiri, batuk karena ACEI


Hyperplasia prostat (BPH),

Blocker

Hipotensi ortostatik

hiperlipidemia

Gagal jantung kongestif

Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7


Klasifikasi Tekanan

TDS (mmHg)

TDD (mmHg)

Perbaikan Pola

Terapi Obat Awal

Terapi Obat awal

Hidup

tanpa Indikasi

dengan Indikasi

Memaksa

Memaksa

darah

Normal

< 120

dan < 80

Dianjurkan

Prehipertensi

120 139

atau 80 89

Ya

Tidak indikasi obat

Obat-obatan untuk
indikasi yang
memaksa

Hipertensi derajat 1

140 159

atau 90 99

Ya

Diuretika jenis

Obat-obatan untuk

Thiazide untuk

indikasi yang

sebagian besar kasus,

memaksa obat

dapat dipertimbangkan

antihipertensi lain

ACEI, ARB, BB,

(diuretika, ACEI,

CCB, atau kombinasi

ARB, BB, CCB)


sesuai kebutuhan

Hipertensi derajat 2

160

atau 100

Ya

Kombinasi 2 obat
untuk sebagian besar
kasus umumnya
diuretika jenis
Thiazide dan ACEI
atau ARB atau BB
atau CCB

II.10 Komplikasi

16

Aterosklerosis
Penyakit jantung koroner
Penyakit arteri perifer atau penyakit oklusi arteri perifer
Aneurisma
Gagal Jantung
Stroke
Edema paru
Gagal ginjal
Kebutaan (pecahnya pembuluh darah pada mata)
Sindrom metabolic

II.11 Prognosis
Hipertensi dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang tepat. Terapi
dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan antihipertensi biasanya
dapat menjaga tekanan darah pada tingkat yang tidak akan menyebabkan kerusakan
pada jantung atau organ lain. Kunci untuk menghindari komplikasi serius dari
hipertensi adalah untuk mendeteksi dan mengobati sebelum kerusakan terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

17

Ganiswarna, S. G. (2003). Famakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI.


Gareth

Beevers.

Para

patofisiologi

hipertensi.

British

Medical

Journal.

FindArticles.com.
Hughes AD, Schachter M. Hypertension and blood vessels. Hughes AD, Schachter
M. Hipertensi dan pembuluh darah. Br Med Bull 1994;50:356-70. Br Med Bull 1994;
50:356-70.
Silvia A. Price, Lorraince M. Wilson. Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2003.
Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ed. IV. Jakarta: FKUI. 2006.

18

Anda mungkin juga menyukai