Anda di halaman 1dari 23

Teori Review 2

Cultivation Theory
Agenda Setting Theory
Coordinated Management of
Meaning
Social Constructions
Symbolic Interactionism
Heidy Arviani S.Sos, M.A

Teori Kultivasi
Dikembangkan oleh George Gerbner.
Disebut juga dengan analisis
kultivasi.
Teori ini memperkirakan dan
menjelaskan pembentukan persepsi,
pengertian dan kepercayaan
mengenai dunia sebagai hasil dari
mengonsumsi pesan media dalam
jangka panjang.

Asumsi Analisis Kultivasi


Televisi, secara esensi dan
fundamental, berbeda dengan
bentuk-bentuk media massa lainnya.
Televisi membentuk cara berpikir dan
membuat kaitan dari masyarakat
kita.
Pengaruh dari televisi terbatas.

Proses Kultivasi
Mainstreaming : proses mengikuti arus
utama yang terjadi ketika berbagai
simbol, informasi dan ide yang
ditayangkan TV mendominasi atau
mengalahkan simbol, informasi, dan ide
yang berasal dari sumber lain.
Resonansi : terjadi ketika yang disajikan
oleh TV sama dengan realitas aktual
sehari-hari yang dihadapi penonton.

Agenda Setting Theory


Istilah agenda setting diciptakan
Maxwell McCombs dan Donald Shaw.
Menurut Lipmann, media bertanggung
jawab membentuk persepsi publik
terhadap dunia. Gambaran realitas
yang diciptakan media hanya
pantulan dari realitas sebenarnya dan
karenanya terkadang mengalami
pembelokan atau distorsi.

Tahap Agenda Setting


Menurut Siune & Borre
Representasi
Persistensi
Persuasi

Menurut Rogers & Dearing


Agenda Media
Agenda Publik
Agenda Kebijakan

Agenda Media
Agenda media merupakan hasil tekanan
yang berasal dari luar dan dari dalam
media itu sendiri.
Empat tipe hubungan kekuasaan antara
media massa dengan sumber-sumber
kekuasaan di luar media :

High-power source, high-power media


High-power source, low-power media
Low-power source, high-power media
Low-power source, low-power media

Rules Theory or CMM


Rules theory menekankan pada bagaimana
manusia mengkonstruksi makna
Teori yang utama adalah Coordinated
Management of Meaning (CMM) yang
dikembangkan Barnett Pearce dan Vernon
Cronen.
Teori ini mengenai interaksi sosial yang
komprehensif membahas cara-cara
bagaimana berbagai makna yang dimiliki
seseorang dikelola atau dikoordinasikan
dalam percakapan.

The Coordinated Management of


Meaning (CMM)
Rules pertain to internal, subjective interpretation
as well as to overt activities (rules : intepretasi
internal yang subjektif yang menjadi landasan
aktivitas)
Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang
kita kirim dan terima, orang saling menciptakan
makna
Kita menggunakan berbagai aturan untuk
mengonstruksi dan mengordinasikan makna
CMM berfokus pada relasi antara individual dengan
masyarakatnya. Melalui sebuah struktur hierarkis

Asumsi CMM
Manusia hidup dalam komunikasi
Situasi sosial diciptakan melalui
interaksi

Manusia saling menciptakan


realitas sosial
Realitas sosial merujuk bagaimana
makna dan tindakan seseorang sesuai
dengan interaksi interpersonalnya

Asumsi CMM . (2)


Transaksi informasi bergantung kepada
makna pribadi dan interpersonal
Makna pribadi : makna yang didapat
ketika seseorang membawa pengalamanpengalamannya yang unik ke dalam
sebuah interaksi
Makna interpersonal : hasil yang muncul
ketika dua orang sepakat akan intepretasi
satu sama lain mengenai sebuah interaksi

Hierarki CMM

Hierarki CMM . (2)


Pola Budaya : gambaran mengenai dunia
dan bagaimana hubungan seseorang
dengan hal tersebut
Naskah Kehidupan : kelompok-kelompok
episode masa lalu atau masa kini yang
menciptakan suatu sistem makna yang
dapat dikelola bersama dengan orang lain
Hubungan : kesepakatan dan pengertian
antara dua orang

Hierarki CMM . (3)


Episode : rutinitas komunikasi yang
memiliki awal, pertengahan, dan akhir
yang jelas
Tindak tutur : tindakan yang kita
lakukan melalui berbicara, misal
bertanya, memberi pujian atau
mengancam
Isi : konversi dari data mentah
menjadi makna

Kritik CMM
Tidak jelasnya arti dari rules
Strange loops : percakapan internal
yang menjadikan individu terjebak
dalam pikirannya sendiri
Ambigu ; tidak adanya definisi
tentang identitas yang dijadikan
pedoman
Cakupan teori terlalu luas

Social Constructions
Dikembangkan oleh Peter Berger dan Thomas
Luckmann.
The social construction of reality : bagaimana
pengetahuan manusia dibentuk melalui
interaksi sosial.
Identitas benda dihasilkan dari bagaimana kita
berbicara tentang objek, bahasa yang
digunakan untuk menangkap konsep kita, dan
cara-cara kelompok sosial menyesuaikan diri
pada pengalaman umum mereka

Social Constructions
Dunia sosial kita tercipta karena adanya
interaksi antara manusia.
Sifat manusia diatur oleh kebudayaan
sedangkan sifat diri diatur oleh teori yang
dimiliki orang bersangkutan mengenai
dirinya sendiri sebagai salah satu anggota
suatu kebudayaan.
Alam dirasa kurang penting dibanding
bahasa yang digunakan untuk memberi
nama, membahas, dan mendekati dunia.

Social Constructions
Self (diri) terdiri atas tiga dimensi :
Dimensi pertunjukan : sesuatu yg
privat/aspek dari diri yang ditunjukkan
kepada pihak luar.
Realisasi/sumber : tingkatan/derajat
pada bagian dari diri berasal dari
dalam individu/dari luar.
Agen : tingkatan/derajat dari kekuatan
aktif yang ditimbulkan oleh diri.

Symbolic Interactionism
Dikembangkan oleh George Herbert
Mead di Chicago School.
Memfokuskan pada cara-cara yang
digunakan manusia untuk membentuk
makna dan struktur masyarakat melalui
percakapan.
Tiga konsep penting dalam teori ini :
Masyarakat
Diri
Pikiran

Symbolic Interactionism
Individu membuat keputusan dan
bertindak sesuai dengan pemahamannya
terhadap situasi yang mereka alami.
Kehidupan sosial terdiri dari proses
interaksi yang berubah secara konstan.
Individu memahami pengalaman mereka
melalui makna dari simbol simbol yang
disetujui (konvensi). Dan bahasa
merupakan aspek penting didalamnya.

Symbolic Interactionism
Dunia ini terbentuk dari objek objek
sosial yang dinamai yang diberi makna.
Tindakan individu didasarkan pada
interpretasi masing-masing dengan
memperhitungkan objek yang
berhubungan dengan situasi yang ada.
Diri sendiri adalah significant object,
yang seperti objek lainnya dijelaskan
melalui interaksi sosial dengan yang lain.

Thus
Seseorang selalu berusaha untuk
mencapai tujuannya melalui interaksi
dengan orang lain. Oleh karenanya,
pengalaman kita yang dibentuk oleh
makna melalui penggunaan simbol
simbol ketika berkomunikasi dan
berinteraksi dalam kelompok sosial
akan membantu kita untuk mencapai
tujuan.

Kritik Teori Interaksi Simbolik


Interaksi simbolik tidak empiris / nyata,
sehingga konsepnya sangat sulit untuk
diterjemahkan / dijelaskan dalam sebuah
penelitian
Interaksi simbolik tidak mengenal variabel
variabel penjelas
Interaksi simbolik tidak konsisten
Interaksi simbolik adalah sebuah
kepercayaan naif atas pemahaman makna
dan diri.

Anda mungkin juga menyukai