Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dasar Desa
Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dasar Desa
KATA PENGANTAR
Budi Yuwono
NIP. 110020173
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Acuan Implementasi
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Maksud dan Tujuan
1.6. Sasaran
1.7. Batasan dan Pengertian
ii i
v
vii
viii
1
2
3
3
3
4
4
7
7
8
10
23
43
43
44
44
44
ORGANISASI PENGELOLA
3.1. Organisasi Pengelola O dan P
3.2. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
3.3. Pembentukan Tim Pengelola
A. Persiapan
B. Pelaksanaan Rembug Warga
C. Pengesahan dan Peresmian
3.4. Struktur Pengelola dan Tata Peran
A. Struktur Organisasi
B. Tugas dan Fungsi
C. Kegiatan Rapat
D. Pelaporan
E. Pelatihan
3.5. Ukuran Keberhasilan
45
46
48
48
48
49
50
50
52
53
53
54
53
BAB IV
PEMBIAYAAN
4.1. Klasifikasi Prasarana dan Pembiayaan untuk O dan P
4.2. Penganggaran Operasi dan Pemeliharaan
A. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan
B. Perhitungan Anggaran Pendapatan
C. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
D. Pencatatan Transaksi dan Pertanggungjawaban Keuangan
4.4. Ukuran Keberhasilan
LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
55
56
56
64
64
65
67
ATK
AD/ART
BAPPD
BBM
BKM
BPMA
DMC
DPRD
DTPL
EWS
IPLT
JR F
KPP
KSM
KU/HU
LPMD/K
MCK
NMC
O dan P
PJOK
PLN
PMU
PP
PPK
Rekompak
RPP
RT/RW
SAH
SAL
TIP
TPK
TPS
UPL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
14
16
18
20
21
22
25
25
27
28
31
31
33
34
36
37
40
40
42
55
Bagan 1
Bagan 2
Bagan 3
Bagan 4
Bagan 5
Tahapan Pemeliharaan
Pewadahan Sampah
Bagan Organisasi Pengelolaan O dan P Prasarana dibawah BKM/TPK
Struktur Tim Pengelola O dan P dengan Beberapa Prasarana
Struktur Organisasi Tim Pengelola O dan P dengan Satu Prasarana
8
41
46
51
51
BAB I
PENDAHULUAN
tahap pemanfaatan prasarana yang harus dioperasikan dan dipelihara dengan baik secara
mandiri agar selalu siap digunakan.
Dari mekanisme peran serta tersebut, maka rasa membutuhkan prasarana (tahap
perencanaan) dan rasa memiliki prasarana (tahap pelaksanaan) diharapkan
memunculkan kesadaran dan rasa tanggungjawab untuk memelihara prasarana yang
telah dibangun sehingga dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dan lestari.
Melaksanakan operasi dan pemeliharaan secara benar akan mendukung
keberlanjutan dari sistem pada masa pasca konstruksi, yang juga tergantung dari
rangkaian faktor dan proses yang dikembangkan dalam tahap perencanaan dan
konstruksi. Bisa dikatakan bahwa sustainabilitas operasi dan pemeliharaan suatu
sistem dimulai dari tahap perencanaan dan bahkan yang lebih dini yaitu ditahap
pengembangan gagasan atau penyusunan usulan.
(16) Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN-PRB) Tahun
2010-1012.
(2)
(3)
1.6. Sasaran
Sasaran operasional pedoman O dan P ini adalah:
(1) Terlaksananya langkah-langkah pengorganisasian warga desa dalam pelaksanaan O
dan P prasarana desa yang handal, siaga dan mandiri,
(2) Terlaksananya kegiatan fasilitasi pengorganisasian dan penyiapan pelaksanaan O dan
P prasarana desa oleh konsultan pendamping REKOMPAK-JRF,
(3) Meningkatnya peran aktif pemerintah kabupaten/kota dalam memfasilitasi proses
pengorganisasian warga dalam pengembangan pelaksanaan O dan P prasarana desa.
Kelompok sasaran utama tata-cara operasi dan pemeliharaan ini adalah:
(1) Konsultan pendamping tingkat desa, yaitu para fasilitator pendamping masyarakat
desa/kelurahan;
(2) Komunitas, yaitu seluruh warga (pemakai prasarana), khususnya BKM/TPK, Tim Inti
Perencana (TIP), Panitia Pelaksana (PP) dan calon pengelola O dan P;
(3) Pemerintah desa/kelurahan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan
(LPMD/K) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD);
(4) Pemerintah Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kecamatan (PJOK),
(5) Walikota/Bupati, Dinas/Instansi Terkait, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kabupaten/Kota, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota;
(6) Gubernur, Dinas/Instansi Terkait, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi, Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penataan Bangunan dan Lingkungan
(PBL) Provinsi, DPRD Provinsi;
(7) Konsultan REKOMPAK-JRF; National Management Consultant (NMC), District
Management Consultant (DMC);
(8) Serta pihak-pihak lain yang peduli atau memanfaatkan pedoman O dan P ini.
untuk menjaga agar prasarana yang telah dibangun tetap dapat berfungsi dan
bermanfaat sesuai rencana.
(2)
Pemeliharaan secara umum dapat dikategorikan dalam tiga jenis, sebagai berikut :
a.
b.
c.
(3)
(4)
BAB II
TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PRASARANA DASAR DESA/KELURAHAN
f. Bendung
Bendung pasangan batu
g. Embung/ Waduk
1) Tembok/talud pasangan batu kali
2) Tanggul tanah
h. Lapangan Evakuasi
i. Hidran Pemadam Kebakaran (Fire Hidrant)
j. Peralatan Pendukung Peringatan Dini (EWS/ Early Warning System)
(2) Jenis prasarana Air Bersih dan Sanitasi
a. Air Bersih
1) Bangunan Penangkap Mata Air/BPMA
2) Sumur bor dalam
3) Bak Penampung Air Bersih (Reservoir)
4) Pipa Transmisi & Distribusi, dan Katup (valve)
5) Mesin Diesel Pembangkit Listrik (Genset)
b. Sanitasi/MCK (Mandi Cuci Kakus)
1) Bilik MCK
2) Tangki Septik
3) Resapan
c. Persampahan
1) Pengumpulan & pemilahan sampah
2) Komposting
B. Tahap-Tahap Pemeliharaan
Tahap-tahap proses pemeliharaan prasarana desa yang dilaksanakan oleh Tim Pengelola O
dan P prasarana dasar desa secara umum melalui proses yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Bagan 1
Tahapan Pemeliharaan
Inventarisasi,
Identifikasi
Evaluasi &
Perhitungan
Prioritisasi &
Penjadwalan
Pembiayaan
Pelaksanaan
Pemeliharaan &
Pelaporan
d.
e.
(4) Pembiayaan
Setelah tahap perencanaan diatas diselesaikan oleh petugas teknis maka hasil
perencanaan O dan P tersebut harus dirembug bersama oleh seluruh pengurus untuk
diputuskan besaran biaya yang disediakan dan akan digunakan untuk pemeliharaan.
Pada kondisi karena dana terbatas, dapat dilakukan evaluasi dan perhitungan ulang
metoda pemeliharaan yang dipilih.
Untuk kondisi keputusan-keputusan tertentu (misal: honor/tunjangan/upah petugas
pemeliharaan) maka keputusan perlu diambil melalui rembug warga dan/atau
persetujuan pemerintah desa sesuai peraturan yang dibuat sebelumnya dalam
AD/ART Tim Pengelola atau aturan pemerintahan yang berlaku.
(5) Pelaksanaan Pemeliharaan dan Pelaporan
Pelaksanaa pemeliharaan dapat dilaksanakan sendiri oleh tim pengelola O dan P,
secara kerja bakti, gotong royong atau menyewa tenaga dari luar. Sebelum
pemeliharaan dilaksanakan, rencana pemeliharaan perlu ditempel di papan
pengumuman untuk dapat diketahui warga. Selama dan sesudah pemeliharaan tim
pengelola/petugas harus membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan (pelaksanaan
kegiatan dan keuangan) untuk disampaikan kepada masyarakat dan ditempel pada
papan pengumuman.
(6) Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana dilakukan oleh
BKM/TPK melalui UPL (unit pengelola lingkungan) dan oleh masyarakat komunitas
warga. Evaluasi atas hasil pelaksanaan O dan P dilakukan setelah prasarana
digunakan kembali atau sedikitnya dalam satu tahun sekali. Evaluasi dilakukan oleh
Tim Pengelola bersama komunitas warga dan perlu mengundang pihak luar untuk
memberi masukan ahli.
Dalam pemeliharaan rutin, ada hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga agar
prasarana desa tidak cepat rusak yaitu melaksanakan pencegahan penggunaan
prasarana yang tidak semestinya atau penggunaan diluar fungsinya.
Pencegahan penggunaan prasarana diluar fungsi, antara lain:
a.
Jalan
1.
2.
3.
4.
b.
Jembatan
1. Mencegah dan melarang dilewati kendaraan dengan total berat melebihi klas
jembatan yang direncanakan (lihat catatan no:1a)
2. Tidak boleh menambang material batu dan/atau pasir (galian C) pada
500 M dari hulu dan hilir jembatan.
3. Tidak boleh memanfaatkan jembatan menjadi tempat mencuci
kendaraan/barang.
4. Tidak boleh memanfaatkan ruang bawah jembatan, diluar tujuan untuk
perlindungan jembatan tersebut.
c. Talud
1. Mencegah dan melarang penanaman tanaman keras dan/atau tanaman
semusim sepanjang talud yang akarnya dapat mendorong ketidakstabilan
talud dan/atau merusak talud.
2. Tidak boleh memanfaatkan tanah yang ditalud sebagai pondasi dari
bangunan rumah atau bangunan lainnya
3. Dilarang mendirikan bangunan diatas atau dibawah talud sejauh 1,5 kali
tinggi talud dari talud.
Tanggul Tanah
1.
2.
3.
4.
5.
e.
Saluran drainase
1.
2.
3.
4.
f.
Bendung
1.
2.
3.
4.
g.
Waduk/embung
1.
2.
3.
h.
Lapangan Evakuasi
1.
2.
i.
Konstruksi beton
Konstruksi pasangan batu kali
Konstruksi pasangan bata
Konstruksi aspal
Konstruksi paving
Konstruksi kayu
Tabel 1
Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Prasarana Jalan
NO
JENIS
KONSTRUKSI
PENAMPAKAN
VISUAL
(INDIKASI KERUSAKAN)
Jalan
Aspal
Stabilitas
melemah
lapisan
permukaan
mulai
Umur
Traffic (over load)
Terkelupas
Stabilitas
melemah
lapisan
permukaan
mulai
Umur
Traffic (over load)
Traffic management
(load)
Drainase samping
Terbongkar
Melendut (banyak)
Stabilitas tanah
melemah
Permukaan Berlumut
Terbongkar
Melendut (banyak)
Pecah
Lapisan permukaan
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Umur
Traffic (over load)
Berlumut
Tumbuh rumput
Berm/bahu jalan
Batuannya terlepas
Beton
Paving Block
Makadam
Jalan
Telasah
PENYEBAB UTAMA
KERUSAKAN
PENCEGAHAN
KERUSAKAN
PERAWATAN
INFRASTRUKTUR
KERUSAKAN
dasar
(sub
grade
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Tidak dirawat (tumbuh rumput)
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Tidak dirawat (tumbuh rumput)
Umur
&
PERHATIAN
Konstruksi jalan harus
dilakukan :
Berm/bahu jalan
- Pembersihan
vegetasi yang tidak
perlu dan sampahsampah.
- Perawatan sistem
drainase/peturasan
samping dan
permukaan jalan
- Secara berkala
konstruksi jalan
harus dirawat.
Traffic management
(load)
Drainase samping
Batu pengunci/ batu
kancing ( kanstin)
Traffic management
(load)
Drainase samping
Berm/bahu jalan
Vegetasi (rumput dll)
NO
INFRASTRUKTUR
JENIS
KONSTRUKSI
Sirtu
Perkerasan
tanah
PENAMPAKAN
VISUAL
(INDIKASI KERUSAKAN)
KERUSAKAN
memanjang
grade melemah
Batuannya terlepas
PENYEBAB UTAMA
KERUSAKAN
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Tidak dirawat (tumbuh rumput)
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Tidak dirawat (tumbuh rumput)
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Tidak dirawat (tumbuh rumput)
Umur
Traffic (over load)
Sistem drainase tidak baik
Tidak dirawat (tumbuh rumput)
PENCEGAHAN
KERUSAKAN
PERAWATAN
Drainase samping
Batu pengunci/ batu
kancing ( kanstin)
Berm/bahu jalan
Traffic management
(load)
Drainase samping
Vegetasi (rumput dll)
Traffic management
(load)
Drainase samping
Vegetasi (rumput dll)
&
PERHATIAN
Tabel 2
Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Prasarana Jembatan
NO
INFRASTRUKTUR
Jembatan
Beton
dengan
Pondasi Pasangan
Batu
KOMPONEN
KONSTRUKSI
Guard rail, Guard
post/safety post
(patok pengarah),
tembok sedada
(buuk)
Hand Rail
Gelagar beton
Gelagar beton
komposit (baja
beton);
gelagar baja I dan
lantai beton bertulang
Lantai beton
Jembatan
PENAMPAKAN VISUAL
(INDIKASI KERUSAKAN)
KERUSAKAN
PENYEBAB UTAMA
KERUSAKAN
Tiang/patok/buuk retak
atau hancur
Stabilitas konstruksi
melemah
Tiang/patok/buuk - Collaps,
condong, miring
Pipa atau besi rail melendut
atau lepas.
Stabilitas pondasi
melemah
Atau Stabilitas tanah dasar
melemah
Pasangan konstruksi
melemah
Stabilitas konstruksi
melemah
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Mempertahankan fungsi
sesuai desain.
Pasangan konstruksi
melemah
Umur
Berubah fungsi atau load atau benturan
(beban berlebihan).
Mengatur /
pengendalian lalu-lintas
lewat jembatan.
Retak
Stabilitas konstruksi
melemah
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Terkena gangguan kemis/kimia
Umur
Berubah fungsi atau beban berlebih
Baja berkarat banyak
Umur
Berubah fungsi atau beban berlebih
Melendut (banyak)
Stabilitas konstruksi
melemah
Pecah, hancur
Terlihat besi tulangan
Stabilitas konstruksi
melemah
Baja berkarat
Melendut (banyak)
Beton retak di bagian
komposit
Retak
Stabilitas konstruksi
melemah
Umur
Berubah fungsi atau load atau benturan
(beban berlebihan)
Daya rekat plesteran berkurang
(plesteran lapuk)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
PENCEGAHAN
KERUSAKAN &
PERAWATAN
Umur
Berubah fungsi atau load atau benturan
(beban berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
PERHATIAN
Mempertahankan fungsi
sesuai desain.
Konstruksi jembatan
harus dilakukan :
Mengatur /
pengendalian lalu-lintas
lewat jembatan
- Pembersihan vegetasi
yang tidak perlu dan
sampah-sampah.
Pengaturan drainase
dan pembersihan lumut
dan tumbuhan.
- Perawatan sistem
drainase/peturasan
sekitar konstruksi.
- Pengecatan baja &
besi (rail) berkala
Mempertahankan fungsi
sesuai desain.
Pengaturan drainase
dan pembersihan lumut
dan tumbuhan.
Mempertahankan fungsi
sesuai desain.
Perawatan sistem peturasan sekitar konstruksi
Secara berkala
konstruksi baja harus
dirawat.
Mempertahankan fungsi
- Secara berkala
konstruksi baja harus
dirawat dari
gangguan-gangguan
kemis (air laut, limbah,
air hujan, kencing
binatang), dan dari
gangguan biologis
(jamur, lumut, semak,
perdu).
NO
INFRASTRUKTUR
KOMPONEN
KONSTRUKSI
PENAMPAKAN VISUAL
(INDIKASI KERUSAKAN)
Melendut (banyak)
Stabilitas konstruksi
melemah
Pecah, hancur
Terlihat besi tulangan
Stabilitas konstruksi
melemah
Retak
- Kepala jembatan
(abutment) dan pilar
(pier).
- Pondasi untuk
kepala jembatan dan
pilar
- Perkuatan lereng
dan apron pada dasar
sungai.
KERUSAKAN
Stabilitas konstruksi
melemah
Stabilitas
pondasi
melemah
Atau Stabilitas tanah dasar
melemah
Pasangan
melemah
konstruksi
PENYEBAB UTAMA
KERUSAKAN
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Daya
rekat
plesteran
berkurang
(plesteran lapuk)
Sistem drainase tidak baik,
Daya rekat plesteran / siaran melemah.
PENCEGAHAN
KERUSAKAN &
PERAWATAN
sesuai desain.
Pengaturan drainase
dan pembersihan lumut
dan tumbuhan.
Mempertahankan fungsi
sesuai desain.
Menjaga sekeliling
pondasi tidak terjadi
gerusan dasar sungai
(a.l. : tidak ada
penggalian material
sungai di sekitar
jembatan)
Membersihkan vegetasi
yang tidak perlu dan
membersihan sampah
di bawah jembatan.
Pengaturan drainase
dan pembersihan lumut
dan tumbuhan.
PERHATIAN
Tabel 3
Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Talud Tembok Penahan Tanah
NO
INFRASTRUKTUR
Talud,
Tembok Penahan
Tanah
JENIS
KONSTRUKSI
Timbunan Tanah
(Tanggul)
Beton
PENAMPAKAN VISUAL
(INDIKASI KERUSAKAN)
Melendut
Stabilitas berkurang
Bekas tergerus
Kepadatan tanah
berkurang
Retak memanjang
Kepadatan tanah
berkurang
Terjadi sliding
Longsor (Stabilitas
berkurang)
Retak
Stabilitas konstruksi
melemah
Melendut (banyak)
Stabilitas konstruksi
melemah
Stabilitas konstruksi
melemah
Stabilitas konstruksi
melemah
Pecah, hancur
Pasangan Batu Kali
Retak
Melendut (banyak)
Pecah, hancur
Berlumut
Bronjong kawat
KERUSAKAN
Stabilitas konstruksi
melemah
Atau Stabilitas tanah dasar
melemah
Stabilitas konstruksi
melemah
Atau Stabilitas tanah dsar
melemah
Peturasan tidak baik
Melendut/melengkung
Stabilitas konstruksi
melemah
PENYEBAB UTAMA
KERUSAKAN
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Sistem drainase tidak baik,
Aliran air deras,
Rumput pelindung hilang/mati.
Pemadatan tidak sempurna
Rembesan air
Sistem drainase tidak baik,
Aliran air rembesan dibawah/ di dalam
timbunan,
Rumput pelindung hilang/mati.
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Sistem drainase tidak baik
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Umur
Berubah fungsi atau load (beban
berlebihan)
Sistem drainase tidak baik
PENCEGAHAN
KERUSAKAN &
PERAWATAN
Mempertahankan
Fungsi sesuai Design
Membersihkan Vegetasi
yang tidak perlu
Pengaturan Drainase
Mempertahankan
Fungsi sesuai Design
Membersihkan Vegetasi
yang tidak perlu
Pengaturan Drainase
Mempertahankan
Fungsi sesuai Design
Membersihkan Vegetasi
yang tidak perlu
Pengaturan Drainase
PERHATIAN
Mempertahankan
Fungsi sesuai Design
Membersihkan vegetasi
yang tidak perlu dan
- Secara berkala
konstruksi talud harus
dirawat.
NO
INFRASTRUKTUR
JENIS
KONSTRUKSI
PENAMPAKAN VISUAL
(INDIKASI KERUSAKAN)
Hancur, batu lepas
KERUSAKAN
Kawat putus, batu longsor
(stabilitas berkurang)
PENCEGAHAN
KERUSAKAN &
PERAWATAN
sampah-sampah.
PENYEBAB UTAMA
KERUSAKAN
benturan/timbunan sampah.
Umur
Berubah fungsi atau load
benturan/timbunan sampah.
Pondasi tanah tergerus.
atau
PERHATIAN
Tabel 4
Perbaikan Pekerjaan Beton
NO
1
KOMPONEN
KONSTRUKSI
PENGGUNAAN
Beton Rabat
(Blind Concrete)
INDIKASI
KERUSAKAN
Retak
Permukaan aus
( kerikil lepas )
Beton Bertulang
(Reinforced
Concrete)
Beton Komposit
(baja beton)
Beton struktur:
- Balok Jembatan
- Lantai jembatan
- Rangka rumah
- Lantai landasan
berat
- Pondasi berat
- Dinding penahan
tanah, dll.
Gelagar jembatan
(gelagar baja I dan
lantai beton bertulang)
Hancur
Patah/penurunan
PROSEDUR PERBAIKAN
PERHATIAN
- Retak
- Permukaan aus
kerikil lepas Hancur
Patah
- Sehingga terlihat
tulangannya
Idem di atas.
Jika terjadi rusak tulangan tidak banyak,
bengkok atau putus satu dua buah cukup
dilakukan penyambungan dengan cara
overlap. Kemudian ditutup dengan beton
berkomposisi setara beton aslinya.
Baja berkarat
Melendut (banyak)
Beton retak
Tabel 5
Perbaikan Pekerjaan Pasangan Batu Kali
NO
KOMPONEN
KONSTRUKSI
PENGGUNAAN
Pondasi struktur
PENCEGAHAN
AGAR
TIDAK TERJADI RUSAK
INDIKASI
KERUSAKAN
PROSEDUR PERBAIKAN
PERHATIAN
- Retak
- Patah
- Collaps, Condong
Membersihkan vegetasi/tumbuhan
yang tidak perlu
Dinding Bendung
Pondasi Jembatan
Dll.
Tabel 6
Perbaikan Pekerjaan Kayu
NO
1
KOMPONEN
KONSTRUKSI
Konstruksi Kayu
menahan beban
PENGGUNAAN
Kuda-kuda
Kolom
Balok
Kusen
INDIKASI
KERUSAKAN
Retak/Pecah
Kayu untuk
Bangunan
Daun pintu
Daun jendela
Idem
Lapuk
Melengkung (berubah
bentuk)
PROSEDUR PERBAIKAN
- Retak/Pecah
- Lapuk
- Melengkung(berubah
bentuk)
- Patah
PERHATIAN
Secara umum dikenal dua macam mutu kayu
dalam konstruksi, yaitu :
Kayu bermutu A, kayu yang mempunyai syarat
:
Kayu harus kering udara
Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar
balok atau < 3,5 cm.
Balok tidak mengandung wanvlak > 1/10
tinggi balok.
Miring arah serat kayu Tgn < 1/10
Reta dalam arah radial <1/4 tebal kayu
Retak menurut lingkaran tumbuh (kayu
tahun) < 1/5 tebal kayu.
Kayu bermutu B, ialah kayu yang tidak
termasuk dalam mutu di atas tetapi memenuhi
syarat :
Kadar lengas kayu < 30 %.
Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 lebar
balok atau < 5 cm.
Balok tidak mengandung wanvlak > 1/10
tinggi balok.
Miring arah serat kayu Tgn < 1/7
Retak dalam arah radial <1/3 tebal kayu
Retak menurut lingkaran tumbuh (kayu
tahun) < 1/4 tebal kayu.
Gambaran Singkat
BPMA (broncaptering) berfungsi untuk mengumpulkan dan melindungi air tanah
yang keluar di permukaan (mata air) untuk kemudahan pemanfaatannya.
Bangunan tersebut terdiri dari bagian bagian utama sebagai berikut:
1)
Pipa berlobang (porus) yang berfungsi untuk pengambilan air yang dipasang di
bawah muka air terendah mata air. Pipa tersebut ditempatkan dalam lapisan
kerikil yang diatas lapisan kerikil diberi lapisan pasir. Pipa tersebut
mengalirkan air ke reservoir/penampungan.
2)
Bangunan pelindung, yang bisa terbuat dari beton, pasangan batu kali atau
batu bata serta lapisan kedap air yang biasanya terbuat dari lempung atau
plastik atau geo-membran. Bangunan pelindung berfungsi untuk memberikan
perlindungan dari sisi stabilitas struktur dan kekedapan yang diperlukan agar
bebas dari kontaminasi air permukaan.
3)
Pipa pelimpah yang berfungsi untuk menjaga agar air mata air mengalir bebas
setiap saat.
4)
Saluran drainase interseptor, yang berfungsi mencegah pencemaran oleh air
limpasan permukaan dengan cara mencegat dan membelokkan agar tidak
melimpas ke bangunan penangkap mata air.
5)
Pagar keliling untuk mencegah hewan berkeliaran di sekeliling lokasi mata air.
Terdapat banyak jenis bangunan penangkap mata air dari yang paling sederhana
berupa dinding keliling disertai dengan timbunan sampai dengan struktur yang lebih
rumit menggunakan jaringan perpipaan untuk mengumpulkan air dari areal yang
lebih luas. Contoh dan gambar berbagai jenis BPMA bisa dilihat pada Pedoman
Perencanaan Pengadaan Air Bersih untuk Proyek REKOMPAK-JRF.
b.
Frekuensi
Sumber Daya
Manusia
Lokal/desa
Membersihkan sekitar
BPMA
Mingguan
Pemeriksaan kekeruhan
Pemeriksaan debit air
Lokal/desa
Lokal/desa
Lokal/desa
Kayu, tambang,
kabel
Teratur
Dinas Kesehatan
Tahunan
Lokal/desa atau
kecamatan atau
kabupaten
Lokal/desa
Bahan kimia
untuk analisa
laboratorium
Pipa, katup,
semen, pasir,
kerikil
Semen, pasir,
kerikil dan
lempung
Alat dan
Perlengkapan
Sapu lidi,
keranjang, cangkul,
sabit
Bak air, jam
tangan/stop watch
sabit,kapak, pisau,
cangkul, cetok,
sapu lidi
Peralatan
laboratorium
keranjang, kunci
pipa, cetok, timba
plastik
keranjang, cangkul,
cetok, timba plastik
Tabel 8
Pelaku dan Keterampilan O dan P BPMA
Pelaku
Pengguna / Konsumen
Pelaksana harian
Pengelola Air
Tukang Batu
Pendukung dari pihak luar
c.
Peranan
Memanfaatkan air, Melapor jika terjadi kerusakan, menjaga
kebersihan lokasi, membantu saat terjadi perbaikan besar
Menjaga kebersihan, memeriksa adanya kerusakan,
melaksanakan perbaikan kecil
Mengorganisir perbaikan yg lebih besar.
Perbaikan pasangan batu kali atau bata atau beton
Memeriksa kualitas air bersih, membimbing dan menstimulasi
organisasi pedesaan.
Keterampilan
Tidak memerlukan
Keterampilan khusus
Keterampilan dasar/
rendah
Kemampuan
mengorganisir
Pertukangan
Analisa mikrobiologis,
Pekerjaan perluasan
2) Keterbatasan.
Kuantitas dan kualitas air berfluktuasi dengan berubahnya musim. Tidak semua
mata air menghasilkan air yang mempunyai rasa yang bisa diterima masyarakat.
Mata air biasanya berlokasi jauh dari pemukiman. Atau berada dalam tanah
milik pribadi.
3) Catatan Penting.
-
Biasanya air mata air memiliki kualitas yang baik, namun perlu dilakukan
pemeriksaan kualitas karena tidak tertutup kemungkinan jika air mata air
berasal dari daerah tangkapan yang tercemar atau dari sungai yang tercemar
berat dan meresap ke dalam tanah lalu muncul kembali kepermukaan tanah
sebagai mata air.
Pada umumnya mata air bukan milik pribadi. Pengelolaan yang baik akan
bisa mencegah konflik atas satu atau lain hal yang mungkin terjadi. Untuk
pelaksanaan tugas O dan P di lokasi BPMA, bisa ditunjuk orang yang
tinggal atau sering beraktifitas di dekat lokasi BPMA. Orang tersebut juga
bisa diberi tugas tanggung jawab untuk pembagian air ke pengguna yang
tinggal di dekat lokasi BPMA serta tanggung jawab pelaksanaan kegiatan
monitoring. Tugas dan tanggung jawab dari orang tersebut harus jelas dan
bisa diterima oleh kelompok pengguna prasarana.
Gambaran Singkat
Sumur bor merupakan prasarana pengambilan air tanah yang berada dalam akuifer.
Pembuatan sumur ini bisa dilakukan dengan mesin atau peralatan yang dioperasikan
dengan tangan. Sumur bor dilengkapi dengan selubung yang berdiameter antara 10
cm s/d 25 cm dan biasanya terdiri dari 3 bagian utama:
1)
2)
3)
Di permukaan tanah, pelat beton sekeliling lubang bor yang melindungi air
limpasan permukaan tanah meresap kedalam lubang bor.
Di bawah permukaan tanah namun tidak sampai ke lapisan akuifer yang dituju,
bagian ini biasanya diberi selubung (casing) yang terbuat dari PVC atau pipa
GIP atau baja, untuk menjaga agar tanah tidak runtuh.
Di bawah permukaan air, didalam akuifer, terdapat bagian pipa yang bercelah
(screen) untuk masuknya air tanah ke dalam sumur. Di sekeliling screen
ditempatkan material kerikil yang berfungsi sebagai filter untuk mencegah
material tanah memasuki sumur.
Perpaduan yang baik antara ukuran celah pipa saringan (screen), kerikil filter dan
material pembentuk akuifer serta pemompaan yang intensif untuk membersihkan
pompa sebelum pompa berproduksi, akan menjamin kelangsungan operasinya dalam
jangka panjang.
b.
Kegiatan
Pembersihan
lokasi sumur
Pembersihan
Drainase
Perbaikan pagar
Perbaikan lantai
sumur
Rehabilitasi
sumur dalam
Harian
Sumber Daya
Manusia
Lokal
Saat kotor
Lokal
Saat terjadi
kerusakan
tahunan
Lokal
Local
Sangat jarang
Regional
Frekuensi
Tabel 10
Pelaku dan Keterampilan O dan P
Pelaku
Pengguna Air
Pelaksana Harian
Organisasi Pengelola
Perusahaan Pembor Sumur
Dalam (spesialis)
Dukungan pihak luar (puskesmas,
himpunan pengelola air
pedesaan, PDAM dll)
c.
Peranan
Memakai air, menjaga lokasi tetap bersih,
bergotong royong saat terjadi pekerjaan perbaikan
besar.
Mencatat penggunaan air, melaksanakan
pekerjaan pembersihan
Mengawasi pelaksana harian, mengorganisir
pekerjaan perbaikan besar, mengumpulkan
retribusi
Rehabilitasi sumur
Keterampilan
Tidak perlu Keterampilan
khusus
Analisa mikrobiologis,
pekerjaan perluasan
Keterampilan dasar
Keterampilan Berorganisasi
Keterampilan khusus
2)
Kualitas air menurun atau dinding runtuh akibat selubung pipa baja
terkorosi.
Debit air menurun karena pembersihan sumur yang kurang baik, partikel
tanah masuk ke dalam sumur karena screen yang kurang baik demikian
juga pembersihan sumur.
Air sumur tercemar karena kurang baiknya lantai pelindung atau
kurangnya pemeliharaan.
Dinding sumur runtuh karena tidak diberi selubung atau selubung kurang
kuat.
Kerusakan pompa yang diakibatkan tegangan listriknya tidak stabil.
Keterbatasan.
Pembuatan sumur tergantung pada kondisi geohidrologi, seperti besarnya
aliran didalam akuifer dan adanya batuan kedap air diatasnya. Sumur yang
dibangun dilokasi yang jauh dari pemukiman pengguna air atau terlalu sulit
dijangkau, akan sulit dipelihara dan dimanfaatkan. Lokasi sumur tidak boleh
berdekatan dengan cubluk dan atau kandang ternak dan sebaliknya.
3)
Catatan Penting.
a) Ada kemungkinan bahwa penggunaan sumur bor tidak hanya untuk
keperluan air bersih namun juga untuk irigasi. Mengingat hal tersebut
maka saat melaksanakan kajian potensi sumur bor bersama dengan
masyarakat maka perlu memikirkannya dalam konteks yang lebih luas,
termasuk semua kebutuhan air dan tentunya pengaruh terhadap
ketersediaan air baku.
Gambaran Singkat
Mesin diesel adalah mesin yang biasa digunakan sebagai mesin penggerak
pembangkit listrik sumberdaya cadangan atau tunggal, jika dilokasi tidak tersedia
sumber listrik dari PLN. Bagian utama mesin ini adalah silinder, piston, katup dan
sumbu putaran piston (crankshaft). Jumlah silinder bisa bermacam-macam mulai
dari satu (1) sampai dengan 6 (enam).
Piston bergerak akibat kompresi ruang silinder dan injeksi bahan bakar ke ruang
tersebut menimbulkan ledakan yang terkendali, yang menggerakkan piston.
Selanjutnya gerakan piston disalurkan ke sumbunya (crankshaft). Sumbu yang
berputar tersebut digunakan antara lain untuk menggerakkan generator listrik atau
pompa. Katup dalam silinder mengatur aliran masuknya udara dan bahan bakar serta
keluarnya gas buang. Bahan bakar dimasukkan ke ruang silinder oleh pompa yang
bertekanan tinggi dengan pengaturan waktu yang tepat.
Mesin diesel berbeda dengan mesin bensin dalam hal bahan bakarnya, mesin diesel
tidak menggunakan busi dan bekerja dengan tekanan ruang silinder yang jauh lebih
tinggi. Efisiensi mesin diesel lebih tinggi daripada mesin bensin dan membutuhkan
perawatan lebih rendah daripada mesin bensin. Mesin berbeda beda dalam ukuran,
kecepatan putaran, dalam hal jenis putaran (dua tak atau empat tak), sistem
pendinginan (udara atau air) dan lain lain.
Secara umum mesin dengan kecepatan putaran rendah dan jenis putaran 4 tak, lebih
awet, sementara mesin putaran tinggi 2 tak menghasilkan tenaga yang lebih per kg
berat mesin. Mesin dengan bahan pendingin air membutuhkan pemeliharaan yang
lebih rendah dari pada mesin dengan pendingin udara.
b.
Tabel 11
Rincian Kebutuhan O dan P Mesin Diesel
Kegiatan
Periksa level bahn
bakar, oli, air radiator &
tambah- kan jika
kurang
Hidup dan matikan
mesin
Mengisi buku catatan
pengoperasian
Periksa filter udara,
bersihkan & ganti jika
perlu
Periksa kebocoran oli
Kencangkan mur dan
baut
Ganti oli mesin
Bersihkan atau ganti
mesin
Bersihkan silinder,
nozzles, atur katup, dll.
Ganti belt
Ganti suku cadang
mesin
Ganti dudukan mesin
dan perbaiki rumah
mesin
Harian
Sumber Daya
Manusia
Lokal
Harian
Lokal
Harian
Lokal
Kertas , ballpoin
Lokal
Mingguan
Mingguan
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Spesialis
Lokal
Belt mesin
Spesialis
Lokal atau
Regional
Nozzle, injector,
gasket, bearings,
pompa b.bakar,
Semen,pasir,
kerikil, mur, baut,
paku, atap, kayu dll
Frekuensi
Kunci inggris
Oli mesin
Filter oli, filter
bahan bakar
Kunci inggris
Kunci inggris, alat khusus
Kunci inggris, sikat baja,
alat khusus
Kunci inggris
Tergantung bagian yang
diganti
cetok, keranjang, paku,
tatah, gergaji, Kunci
inggris, dll.
Tabel 12
Pelaku dan Keterampilan O dan P
Pelaku
Peranan
Pelaksana
harian
Pengelola air
Bengkel Mesin
Dukungan
pihak luar
c.
Keterampilan
O dan P mesin diesel dasar
dari pelatihan
Kemampuan mengorganisir
Keterampilan khusus
Pelatihan dan pengetahuan
teknis
Pada umumnya sering terjadi pada alat pemanas bahan bakar dan nozle bahan
bakar sering rusak.
2) Keterbatasan.
Kebutuhan mekanik mesin diesel yang harus tersedia setiap saat terjadi
perbaikan. Tingginya biaya untuk bahan bakar. Memerlukan pemeliharaan yang
cukup sering.
3) Catatan Penting.
-
Gambaran Singkat
Melalui KU/HU pengguna air bisa mendapatkan air dari satu atau lebih keran air.
Karena digunakan oleh banyak orang maka KU/HU ini biasanya kurang terurus.
1) Desain konstruksi KU
Desainnya harus lebih kokoh dibanding sambungan rumah. KU terdiri dari
dinding atau kolom yang dilengkapi dengan beberapa keran berukuran inchi
yang menjulur cukup jauh dari dinding atau kolom untuk memudahkan
pengisian timba atau jerigen air. Jenis keran bisa dari jenis globe/ball valve atau
stop kran. Kolom atau dinding bisa dari material pasangan batu bata, pasangan
batu kali atau beton.
Di bawah dinding atau kolom diberi lantai dari pasangan batu bata yang diberi
plaster beserta saluran drainase untuk menampung tumpahan air dan
mengalirkannya kesaluran drainase terdekat. Tekanan di KU adalah 7 m dan
maksimum 20 m.
2) Desain konstruksi HU
HU terdiri dari Tangki Fiber atau plastik atau beton atau pasangan dengan
kapasitas 2 m3 5m3 didudukkan diatas pondasi dengan ketinggian sekitar 1 m
yang dilengkapi dengan beberapa keran berukuran inchi yang menjulur cukup
jauh dari tangki untuk memudahkan pengisian timba atau jerigen air. Kapasitas
tangki tersebut tergantung jumlah pengguna yang dilayani. Keran bisa dari jenis
globe/ball valve atau stop kran. Disekeliling bagian bawah pondasi diberi lantai
dari pasangan batu bata yang diberi plaster beserta saluran drainase untuk
menampung tumpahan air dan mengalirkannya kesaluran drainase terdekat.
KU/HU harus diberi meter air untuk mengukur pemakaian air melalui KU/HU
tersebut. Jika perlu diberi pagar untuk mencegah ternak mendekati KU/HU.
Minimum lokasi dan desain KU/HU harus dimusyawarahkan dengan calon
pengguna.
b.
3 bulanan
Sumber Daya
Manusia
Lokal
harian
harian
harian
Lokal
Lokal
Lokal
Jika terjadi
kerusakan
Lokal
Memperbaiki pagar
Jika terjadi
kerusakan
Jika terjadi
kerusakan
Jika terjadi
kerusakan
Lokal
Kegiatan
Memperbaiki dinding
atau kolom atau lantai
Memperbaiki pipa
Frekuensi
Lokal
Lokal
Alat dan
Perlengkapan
Selang, sikat, sapu lidi,
timba air
Jerigen, timba dll.
Sapu lidi, sikat
Sekop, cetok
Seal/washer karet,
Teflon, keran
cadangan
kayu, kawat,paku
golok,tang, palu
Tabel 14
Pelaku dan Keterampilan O dan P
Pelaku
Pengguna/pemanfaat
Pelaksana harian
Organisasi Pengelola
Tukang batu
Peranan
Keran air, menjaga kebersihan
Mebersihkan lokasi, memperbaiki kerusakan kecil,
mengumpulkan retribusi
Mengorganisir kerusakan besar,mengumpulkan retribusi
Memperbaiki dindin atau kolom dan lantai KU
Tukang pipa
Dukungan Pihak Luar
c.
Keterampilan
Tidak perlu Keterampilan
Keterampilan dasar
Mengorganisir dan pembukuan
Memasang pasangan batu bata
atau batu kali
Perpipaan sederhana
Pelatihan dan uji mikrobiologis
Perhatian khusus perlu diberikan pada cara penanganan air setelah keluar
dari KU/HU agar tidak terjadi kontaminasi sampai air tersebut dikonsumsi.
Gambaran Singkat
Katup digunakan untuk melakukan penutupan pipa, mengendalikan/mengarahkan
aliran dan tekanan atau untuk mencegah aliran balik. Fungsi katup yang paling
umum dalam sistem distribusi adalah untuk menutup pipa. Mengingat pentingnya
fungsi katup, maka penandaan posisi katup sangat diperlukan agar mudah
ditemukan. Katup harus diperiksa dan dipelihara secara berkala dengan cara sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pemeriksaan pipa inlet dan alat ukur debit secara berkala, satu bulan sekali
Pemeriksaan katup, pipa penguras secara berkala 3-4 bulan sekali
Penggantian komponen Jaringan Distribusi yang rusak sesegera mungkin, agar tidak
mengganggu operasi dan pasokan air ke pengguna air.
Pembuatan laporan berkala operasi dan pemeliharaan, harian, mingguan dan
bulanan.
Gambaran Singkat
MCK ini berfungsi untuk melayani para pengungsi yang mengungsi akibat terjadi
bencana, lokasinya tidak jauh dari lokasi pengungsian (+/- 50 m dari lapangan
evakuasi). MCK juga berfungsi untuk melayani masyarakat kurang mampu yang
tidak memiliki tempat mandi, cuci dan kakus pribadi, sehingga memiliki kebiasaan
yang dianggap kurang sehat dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci dan buang
airnya.
Komponen MCK terdiri dari :
1) Bangunan bilik MCK meliputi bilik untuk mandi, cuci dan keperluan buang air
besar atau kakus, kadang dilengkapi tempat untuk wudlu.
2) Pengolahan limbah yang terdiri dari:
- Tangki Septik
- Resapan dan Lahan Basah Buatan
3) Sumber air bersih (termasuk water toren). Sumber air bisa berasal dari jaringan
distribusi air bersih atau dari sumur dangkal setempat.
4) Utilitas pelengkap seperti listrik untuk penerangan dan kebutuhan pompa listrik
dan drainase air bekas mandi dan cuci.
Pemeliharaan bangunan bilik dan sarana MCK harus dilaksanakan dengan baik agar
selalu digunakan dengan rutin. MCK yang tidak terpelihara, kotor dan tidak ada air
maka akan ditinggalkan pengguna dan akhirnya rusak tidak terpakai. Selain
pemeliharaan bilik, pemeliharaan sarana pengolahan limbah (tangki septik, bidang
resapan/lahan basah buatan) harus dilakukan secara periodik agar tidak macet dan
mencemari lingkungan.
b.
Tabel 15
Rincian Kebutuhan O dan P MCK
Kegiatan
Frekuensi
Harian
Mingguan
Setiap 23 tahun
atau jika tinggi
lumpur mencapai 2/3
kedalaman cairan
tangki septik
Saat terjadi
penyumbatan
Bulanan
Saat terjadi
kerusakan
Sumber Daya
Manusia
Petugas kebersihan
MCK
Petugas kebersihan
MCK
Petugas kebersihan
MCK
Petugas kebersihan
MCK
Tukang lokal
Petugas penyedot
tinja
Alat dan
Perlengkapan
Sikat, timba,
gayung, sapu lidi
Sikat, timba,
gayung, sapu lidi
Sikat dengan
pegangan kawat
Pengamatan
Timba, cetok,
cangkul,sekop,
gergaji, palu.
Truk tangki
penyedot tinja
Tablel 16
Pelaku dan Keterampilan O dan P
Pelaku
Pengguna
Pelaksana harian
Organisasi pengelola
c.
Peranan
Menggelontor dan menjaga kebersihan,
Memeriksa ventilasi, memeriksa
kandungan lumpur tangki septik,
melaksanakan pembersihan disekitar
lokasi MCK umum, mengumpulkan
retribusi, membersihkan lantai dan
jamban serta bak air
Menghubungi kantor penyedia jasa
pelayanan truk tinja, membukukan
retribusi yang terkumpul, mengorganisir
perbaikan
Mengoperasikan truk penyedot tinja
Keterampilan
Memahami prinsip kebersihan dan kesehatan
Tahu bagaimana mengukur kedalaman
lumpur dan Keterampilan dasar kebersihan
Harus ada petugas harian yang menjalankan tugas kebersihan MCK secara
bergilir. Petugas tersebut dapat juga melaksanakan pengumpulan retribusi
penggunaan MCK umum.
Jamban biasanya dilengkapi perangkap bau yang berbentuk leher angsa. Tangki
septik merupakan sistem pemisahan buangan yang berupa padatan dan cairan.
Sebagian padatan mengapung dipermukaan cairan dan sebagian lainnya tenggelam
didasar dimana selanjutnya diurai bakteri dan membentuk tumpukan lumpur didasar
tangki. Cairan mengalir keluar dari tangki. Cairan tersebut masih berbahaya
sebagaimana limbah yang belum terolah dan harus melalui pengolahan lanjutan atau
melalui sistem pembuangan yang aman bagi kesehatan manusia yang biasanya
diresapkan kedalam tanah atau ke saluran air limbah kota yang selanjutnya dibawa
ke IPLT (instalasi pengolahan lumpur tinja) terpusat tingkat kabupaten/kota.
Lumpur yang terkumpul di dasar tangki harus dikuras 2 3 tahun sekali tergantung
desain kapasitasnya dan cara perlakuannya. Setiap tangki septik harus dilengkapi
ventilasi untuk melepas gas-gas yang terbentuk selama proses penguraian tinja oleh
bakteri.
b. Operasi dan Pemeliharaan
1) Pengoperasian
Tambahkan lumpur dari tangki septik lain kedalam tangki septik baru sebagai
starter untuk memasukkan mikroorganime dengan demikian proses
penguraian tinja secara an-aerobik bisa segera dimulai. Bahan pembersih
lantai/keramik, bahan pembunuh bakteri/antiseptik dan bahan bahan yang bisa
menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri sebisa mungkin dihindarkan
masuk ke tangki septik.
Masuknya bahan bahan tersebut membahayakan proses yang terjadi dalam
tangki septik yang menyebabkan tangki septik tidak bekerja baik dan cepat
penuh. Dilarang membuang pembalut wanita, filter rokok, barang barang plastik
dan barang lain yang tidak bisa membusuk secara alami dalam tangki septik.
Buangan yang berasal dari cucian sebaiknya dibuang ke peresapan yang terpisah
untuk meringankan beban septik tank atau peresapan, sedangkan air hujan yang
berasal dari saluran drainase, talang atap bisa langsung dibuang kesaluran
drainase.
2) Pemeliharaan
Pemeriksaan secara berkala perlu dilakukan untuk memeriksa apakah sudah
saatnya dilakukan pengurasan atau belum demikian juga pemeriksaan adanya
penyumbatan di outlet dan inlet. Tangki septik harus dikuras pada saat volume
lumpur sudah mencapai 2/3 kedalaman total antara muka air dan dasar tangki
septik. Jika septik tank tidak dikuras maka lumpur akan terbawa ke peresapan
yang bisa menyebabkan penyumbatan dan selanjutnya peresapan harus
dibongkar untuk memperbaikinya.
2)
3)
Tangki septik tidak sesuai untuk daerah yang langka air dan daerah padat.
Daerah dimana ketersediaan lahan sangat terbatas sehingga tidak tersedia
tempat untuk membangun sumur peresapan atau bidang peresapan.
Catatan Penting.
- Aditif tangki septik yang banyak dijual untuk membantu proses penguraian
oleh bakteri belum terbukti efektif sedangkan harganya relatif mahal.
Gambaran Singkat
Bidang resapan terdiri dari parit resapan, sumur resapan dan lahan basah buatan
(tergantung dari lahan yang tersedia, jenis tanah dan kondisi muka air tanah) yang
diisi dengan lapisan kerikil di bawah dan lapisan pasir diatasnya sedangkan di dalam
lapisan kerikil dipasang pipa PVC yang ber lobang lobang, dimana cairan dari tangki
septik mengalir keluar melalui pipa PVC tersebut untuk diresapkan kedalam tanah.
Pada awalnya peresapan akan berlangsung cepat namun sejalan dengan waktu pori
tanah akan tersumbat sampai pada titik yang disebut keseimbangan peresapan
tercapai. Jika aliran yang keluar dari tangki septik melebihi laju kesetimbangan
peresapan tanah maka cairan akan melimpah keluar dari bidang peresapan. Untuk itu
maka perlu dilakukan perencanaan yang memperhatikan keseimbangan antara air
yang meresap dengan luasan bidang resapan, dan disesuaikan dengan jenis tanahnya.
Dibanding sumur peresapan, bidang resapan lebih banyak dipakai terutama untuk
MCK umum yang memerlukan air dalam jumlah relatif besar dan muka air tanah
lebih tinggi.
b.
Frekuensi
Pembersihan tanaman
mingguan
Membersihkan bak
control
6 bulan
sekali
Sumber Daya
Manusia
Pelaksana harian
Pelaksana harian
Tabel 18
Pelaku dan Keterampilan O dan P
Pelaku
Pelaksana harian
Tukang
c.
Peranan
Memeriksa adanya kegagalan bidang resapan
dan membersihkan tanaman
Memperbaiki bagian bagian yang rusak
Keterampilan
Memahami fungsi dan cara kerja bidang
resapan
Pertukangan, perpipaan dan pengetahuan
fungsi sitem
2)
Keterbatasan.
Tidak sesuai untuk daerah padat, kumuh dan kering (kesulitan air), serta
daerah dengan permeabilitas rendah.
3)
Catatan Penting.
Beban resapan bisa dikurangi dengan memisahkan air bekas dengan air
toilet/jamban (hanya air limbah jamban yang masuk ke tangki septik dan
berakhir dibidang resapan).
Gambaran Singkat
Kunci keberhasilan program kebersihan dan pengelolaan sampah berbasis
masyarakat di tingkat desa adalah penerapan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle.
1) Reduce - Mengurangi. Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian
barang.
2) Reuse - Pakai ulang. Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung
dibuang, tetapi sebisa mungkin gunakanlah kembali berulang-ulang.
3) Recycle - Daur ulang. Sampah kertas dapat dibuat bahan kardus, dll. Sampah
organik dibuat kompos dan digunakan sebagai penyubur tanaman.
b.
Pemilahan/pemisahan sampah
Faktor keberhasilan pengelolaan sampah dengan prinsip diatas terletak pada
pemilahan sampah. Tanpa pemilahan atau pemisahan jenis-jenis sampah,
pengolahan sampah menjadi sulit, mahal dan berisiko tinggi mencemari
lingkungan dan membahayakan kesehatan. Minimal pemilahan menjadi dua
jenis: sampah organik dan non-organik. Sebab sampah organik yang menginap
satu hari saja sudah dapat menimbulkan bau, namun tidak demikian halnya
dengan sampah non organik.
Pemilahan paling baik dilakukan mulai dari sumbernya, yaitu rumah tangga.
Setiap anggota keluarga baik ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainnya
memiliki tanggung jawab yang sama dalam pemilahan sampah dan di rumah
tangga.
Berbagai bentuk dan bahan wadah pemilahan dapat digunakan. Setiap pilihan
memiliki kelebihan dan kekurangan. Prinsipnya: disesuaikan dengan kondisi
lingkungan dan kemampuan masyarakat yang akan memilah. Umumnya
pemilahan adalah sebagai berikut:
Bagan 2
Pewadahan Sampah
2) Komposting
Sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang
berasal dari jasad hidup, dapat dibuat kompos dan digunakan sebagai penyubur
tanaman. Mengingat di daerah perdesaan prosentase jumlah sampah organik dan
kotoran ternak cukup tinggi maka pengelolaan sampah melalui komposting
sangat tepat. Sistem komposting bermacam-macam begitu pula pengelolaan
dapat dilakukan di tingkat rumah tangga atau komunal (RT, RW, dusun, atau
desa).
Cara membuat kompos dapat mengacu pada panduan-panduan yang ada, a.l.:
Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, ESP-USAID.
Tahap Perencanaan
(1) Pemilihan opsi teknologi dan komponen sistem yang tepat, efisien dan efektif serta
tanggap bencana.
a)
b)
Desain dan opsi teknologi yang dipilih harus berorientasi terhadap tanggap
bencana dan dapat berfungsi sebagai prasarana mitigasi bencana.
c)
d)
Dipilih dari opsi dengan kebutuhan energi yang rendah untuk menekan biaya
operasi.
e)
Lebih dipilih opsi dengan biaya investasi tinggi namun biaya operasi dan
pemeliharaan rendah, dibanding biaya investasi rendah tapi biaya operasi dan
pemeliharaan yang tinggi.
f)
Dipilih material bahan baku dan peralatan serta yang mudah didapat
dipasaran lokal demikian juga pertimbangan layanan purna jualnya.
b)
Kualitas yang baik agar tahan lama sehingga masyarakat tidak direpotkan
dengan perbaikan atas kerusakan yang terjadi selama masyarakat masih
dalam tahap pembelajaran mengelola sistem.
c)
d)
Pemilihan material/bahan
diprioritaskan dari jenis yang jika terjadi
kerusakan, maka perbaikan yang diperlukan bisa dilaksanakan oleh
masyarakat sendiri.
B. Tahap Konstruksi
Diperlukan pengawasan yang baik agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang telah
direncanakan dengan tetap melibatkan masyarakat untuk memberikan pemahaman pada
masyarakat mengenai bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kaidahkaidah teknis yang baik (good practices) dan yang terpenting adalah masyarakat bisa
memahami secara lebih baik sistem yang akan dikelolanya.
C. Tahap Pasca Konstruksi
Hal hal penting yang harus dilaksanakan dengan adanya suatu pembangunan prasaranasarana adalah membentuk dan mempersiapkan Tim Pengelola serta pelatihanpelatihannya, hal ini akan dibahas pada bab selanjutnya.
Selain hal itu dengan beroperasinya suatu prasarana perlu diperhatikan dan dipantau
masalah konservasi sumber alam serta dampak lingkungan, antara lain :
1) Perlindungan daerah sekitar terhadap polusi,
2) Perlidungan daerah sekitar terhadap kerusakan sumber alam saat masa konstruksi
maupun pengoperasian,
3) Menjaga kelestarian vegetasi daerah tangkapan air,
4) Mencegah pemborosan energi, sumber air, kayu, pohon dan material lainnya.
BAB III
ORGANISASI PENGELOLA
Bagan 3
Bagan Organisasi Pengelolaan O dan P Prasarana di bawah BKM/TPK
PEMBINAAN / PENGAWASAN
MASYARAKAT
(wakil pengguna)
BKM / TPK
KEPALA DESA
(KaDusun/RW)
SEKRETARI
S
UPL
TIM
PENGELOLA
AIR BERSIH
TIM
PENGELOLA
JALAN &
JEMBATAN
TIM
PENGELOLA
DRAINASE &
TALUD
UPS
UPK
TIM
PENGELOLA
MCK &
SAMPAH
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan program kerja tahunan maupun
kebijakan-kebijakan penting terkait lainnya seperti adanya tarif iuran/retribusi, harus dibuat
oleh pengelola O dan P dan disepakati secara bersama-sama oleh masyarakat pemanfaat
melalui forum musyawarah warga pemanfaat atau rembug warga (bukan ditentukan sendiri
oleh tim pengelola). Dalam penyusunan ketentuan organisasi ini dipengaruhi juga oleh
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Rembug warga diawali dengan penjelasan umum oleh BKM/TPK dan PP kepada
masyarakat pengguna prasarana perihal pentingnya pembentukan organisasi untuk
mengelola prasarana yang dimiliki oleh desa. Dalam hal ini perlu disampaikan
untung ruginya bila pengoperasian prasarana dilaksanakan oleh suatu tim pengelola
dan sebaliknya bila tidak ada tim pengelola.
(2)
(3)
Tahapan selanjutnya adalah mengajak seluruh anggota pemanfaat yang hadir dalam
pertemuan tersebut untuk mengambil keputusan secara musyawarah dan mufakat.
Apabila secara musyawarah tidak dapat diambil mufakat maka pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan cara pengambilan suara terbanyak melalui
vooting, dimana setiap anggota masyarakat pemanfaat berhak memberikan satu
suara dalam setiap keputusan yang diambil. Adapun pokok-pokok yang perlu
diambil keputusan dalam rembug warga adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
(4)
Setelah ada kesepakatan terkait dengan hal-hal tersebut, maka tahap berikutnya
adalah penyusunan Berita Acara Pembentukan Kelompok/Tim Pengelola O dan
P yang ditandatangani oleh ketua BKM/TPK, perwakilan dari masyarakat
pemanfaat dan disaksikan oleh aparat pemerintah desa, tokoh-tokoh masyarakat
dan fasilitator pendamping. Sebagai bentuk dukungan dari seluruh peserta rembug
warga dalam keputusan tersebut, daftar hadir dilampirkan dalam berita acara.
(3)
Untuk tujuan tertentu kadang juga ditetapkan dalam sebuah Peraturan Desa
(Perdes) atau Keputusan Kepala Desa/Lurah dengan pertimbangan prasarana
dibangun sebagian menggunakan dana anggaran pemerintah desa atau biaya O dan
P berasal dari anggaran pemerintah desa atau dibangun pada lahan milik desa.
Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, maka pengelola O dan P memerlukan suatu tim/kelompok atau
satuan kerja, yaitu orang-orang yang dipilih dan bertanggungjawab atas O dan P prasarana.
Bentuk struktur pengelola O dan P dapat disusun sesuai dengan kebutuhan prasarana,
kemampuan warga pemanfaat dan karakteristik kelompok penerima manfaat (gender).
Dari beberapa bentuk yang sudah diterapkan, setidaknya terdapat dua pendekatan untuk
setiap struktur pengelola O dan P, yaitu :
1.
2.
6.
KETUA
TIM
SEKRETARIS
PETUGAS LAPANGAN1
PRASARANA DRAINASE
BENDAHARA
PETUGAS LAPANGAN2
PRASARANA JALAN
PETUGAS LAPANGAN3
PRASARANA JEMBATAN
Bagan 5
Struktur Tim Pengelola O dan P dengan Satu Prasarana
(contoh : Air Bersih)
PEMBINA / PENGAWAS
(unsur BKM/TPK, Unsur Pem.Desa, unsur Masy.)
KETUA
TIM
SEKRETARIS
PETUGAS LAPANGAN1
AIR BERSIH DUSUN 1
BENDAHARA
PETUGAS LAPANGAN2
AIR BERSIH DUSUN 2
Sejalan dengan tugas pokok tersebut, maka tugas-tugas dari setiap unit kerja organisasi
pengelola O dan P (tim pengelola), adalah:
(1) Ketua
Memimpin tim pengelola O dan P dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan O dan P
sesuai peraturan organisasi serta program kerja yang telah diputuskan bersama, yang
antara lain mencakup tugas :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
C. Kegiatan Rapat
Rapat atau pertemuan dapat dilakukan tiap bulan atau periode waktu tertentu yang disepakati,
dilakukan untuk melihat atau mengevaluasi hasil-hasil kegiatan pemeliharaan yang telah
dilakukan dan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditemukan
(memutuskan rencana penyelesaian masalah), atau agenda lain yang dianggap penting untuk
dibahas. Pertemuan ini dipimpin oleh ketua, jika memang diperlukan peserta rapat rutin tidak
hanya pengurus namun juga dapat mengundang wakil masyarakat, UPL, Aparat Desa atau
instansi terkait yang dapat memberi masukan bagi kepentingan kegiatan pemanfaatan dan
pemeliharaan prasarana. Pada setiap rapat harus selalu dibuat daftar hadir peserta dan catatan
notulen hasil rapat disiapkan dan diarsipkan oleh sekretaris.
D.
Pelaporan
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan dilakukan oleh bendahara. Dalam kaitan dengan kegiatan tersebut
bendahara melaporkan penerimaan dan pengeluaran baik berkaitan dengan administrasi
pengelola maupun yang terkait dengan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan.
Laporan ini minimal mencakup : keadaan kas, laporan penerimaan yang diperoleh dari
sumber-sumber pendanaan (seperti iuran, retribusi, donatur, dll), laporan pengeluaran
baik itu kegiatan administrasi maupun kegiatan pemeliharaan/perbaikan, dll.
2.
3.
E.
Pelatihan
Pelatihan merupakan faktor penting dalam keberhasilan operasi dan pemeliharaan
sarana-prasarana desa, sehingga harus dilakukan pada awal masa penugasan tim
pengelola O dan P dan dilakukan juga secara periodik untuk penyegaran dan jika ada
perkembangan.
Pelatihan untuk tim pengelola O dan P meliputi, pelatihan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Aspek kelembagaan/organisasi
Aspek manajemen O dan P
Teknis pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana
Penentuan tarif atau iuran/andilan/sumbangan sukarela.
Pengelolaan keuangan
Pelaporan keuangan
Administrasi dan pelaporan
Perencanaan pengembangan sistem dan pendanaan.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Prasarana - Publik
- Jalan ber-retribusi
- Waduk yg airnya dijual umum
- KU/ air bersih yg dijual umum
- Jalan
- Jembatan
- Bangunan gedung publik
(heritage)
- Lapangan evakuasi
- Drainase
Prasarana - Kelompok
Air Bersih
MCK
Pelayanan Sampah
Kandang komunal
Embung komunal
pemanfaat yang ada sehingga tidak terlalu membebani dan semua warga pemanfaat
tetap dapat memperoleh hak-hak yang sama dalam pengoperasian prasarana (adil).
b. Sumbangan/Donasi
Sumbangan/donasi yang sifatnya sukarela, dapat diberlakukan atau diminta dari
warga masyarakat yang menggunakan prasarana yang bersangkutan atau warga
masyarakat yang tidak langsung menerima manfaat atau masyarakat/instansi secara
umum. Hal yang penting diperhatikan berkaitan dengan penerapan sumbangan yang
akan diberlakukan oleh tim pengelola O dan P adalah bahwa hendaknya disesuaikan
dengan situasi budaya dan kemampuan ekonomi warga pemanfaat dan kebutuhan
akan biaya pemeliharaan atau perbaikan.
b. Jenis-Jenis Tarif
Secara garis besar terdapat dua jenis tarif bila dilihat dari cara penentuannya, yaitu:
1) Tarif Tidak Berdasarkan Volume
Tarif ini tidak melihat berapa jumlah manfaat yang diterima oleh setiap rumah
tangga atas penggunaan prasarana tertentu. Struktur tarif yang seperti ini tidak
membutuhkan adanya perhitungan berapa manfaat yang telah diterima oleh
masing-masing penerima manfaat, tetapi dikenakan sama rata untuk setiap rumah
tangga/penerima manfaat. Tarif yang demikian memiliki keuntungan bahwa
dalam perhitungan penerimaan tarif lebih mudah dilakukan, karena hanya
mengalikan besarnya tarif dengan jumlah penerima manfaat, tanpa harus
menghitung berapa banyak manfaat yang diterima oleh setiap pemakai jasa
layanan.
Di sisi lain memiliki kelemahan, bahwa tarif tersebut tidak mencerminkan
keadilan, karena pihak yang menerima manfaat kecil dibebani tarif yang sama
dengan pihak yang menerima manfaat lebih banyak. Tarif ini lebih cocok
digunakan untuk pelayanan yang sulit untuk di kuantifikasi, misalnya pelayanan
pembuangan sampah, MCK, pembuangan air limbah.
Dalam kasus pelayanan pembuangan sampah dan pembuangan air limbah, maka
pengelola akan sulit menentukan berapa banyak sampah yang telah dibuang oleh
setiap rumah tangga, sehingga kasus ini lebih tepat jika tarif ditetapkan sebesar
rupiah tertentu pada setiap rumah tangga. Kalaupun akan diterapkan prinsip
subsidi silang, maka perlu dipertimbangkan aspek pendapatan rumah tangga.
Semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka dapat dikenakan tarif yang lebih
besar dibandingkan dengan yang berpendapatan lebih rendah.
Dalam kasus pelayanan MCK juga memiliki kriteria yang sama, dimana akan
sulit dilakukan pengukuran besarnya manfaat yang diterima secara kuantitatif.
Sehingga tarif pelayanan MCK lebih tepat dikenakan dalam rupiah per sekali
pakai atau dalam rupiah per bulan per rumah tangga pemakai.
2) Tarif Berdasarkan Volume (Volumetrics Tarif)
Dalam metode ini, alokasi biaya yang akan dibebankan sebagai tarif
diperhitungkan secara proporsional berdasarkan kriteria fisik penggunaan jasa
layanan, antara lain dalam volume. Dengan demikian tarif
ditentukan
berdasarkan volume pelayanan yang benar-benar digunakan secara individual
atau rumah tangga. Tarif ini lebih sesuai digunakan untuk penetapan tarif
pelayanan penyediaan air bersih, sehingga setiap sambungan rumah tangga harus
dilengkapi dengan meter air.
Dari formula tersebut akan dapat diperoleh tarif dasar dalam satuan Rp per
M3.
b.
Dari formula tersebut akan dapat diperoleh tarif dasar dalam saruan Rupiah
Per Rumah Tangga Per Bulan.
a)
Dari formula tersebut akan dapat diperoleh tarif dasar dalam saruan Rupiah
Per Rumah Tangga Per Bulan.
b) Tarif Pungutan Jalan Ber-retribusi
Sebenarnya komponen jalan bukanlah prasarana yang bersifat cost recovery,
karena jalan merupakan prasarana publik yang siapa saja bisa menikmatinya.
Akan tetapi dalam pembangunan jalan yang difasilitasi melalui
REKOMPAK-JRF, ada yang pemanfaatannya melebihi dari kapasitas desain,
yaitu dilewati truk-truk bermuatan tinggi (truk pasir), sehingga
mengakibatkan kerusakan jalan menjadi lebih cepat dari yang semestinya.
Dalam kasus ini pengguna jalan, khususnya truk-truk yang bermuatan tinggi
wajib dikenakan iuran guna perawatan jalan, sehingga ada jaminan bahwa
unur teknis pemanfaatan jalan dapat dicapai sesuai dengan yang
direncanakan.
Dalam menentukan tarif iuran/retribusi jalan ini dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Seluruh Biaya O dan P 1 Bulan
Tarif Pungutan Jalan = --------------------------------------------------------------------Jml Truk Bermuatan Berat Yang Lewat Dalam 1 Bulan
b.
c.
d.
e.
Tim pengelola yang telah dibentuk menyusun draft penetapan tarif yang
dihitung berdasarkan perkiraan biaya yang akan dibebankan, yaitu biaya
operasi dan pemeliharaan, biaya penggantian investasi (depresiasi/
penyusutan) dan lain-lain.
Tim pengelola yang diprakarsai ketua tim mengumpulkan semua anggota tim
pengelola dan semua warga pemanfaat.
Lalu dijelaskan perlunya pembiayaan untuk operasi dan pemeliharaan
prasarana yang dikelola, dijelaskan untung ruginya bila dikelola dengan
biaya yang memadai dan bila dikelola dengan biaya yang tidak memadai.
Anggota pemanfaat/warga pemanfaat diminta pendapatnya dan masukannya
terkait dengan perhitungan perkitraan biaya (dan perkiraan penggunaan air
oleh pemanfat dalam satu bulan, untuk komponen air bersih) yang telah
disusun oleh pengurus.
Kemudian semua peserta yang hadir diajak menghitung bersama besaran tarif
berdasarkan rumusan yang digunakan dan diminta kesepakatannya.
Kesepakatan penetuan tarif ini harus dituangkan dalam berita acara.
Mekanisme penetapan tarif secara lebih jelas dapat dilihat dalam Tata Cara
Penetapan Tarif Retribusi pada Lampiran 1.
9) Struktur Tarif Progresif
Penerapan struktur tarif yang bersifat progresif bertujuan untuk menghindari
terjadinya pengoperasian sumber daya yang berlebihan. Dengan menerapkan
struktur tarif progresif maka konsumen cenderung akan mempertimbangkan
penggunaan sumber daya yang berlebihan, karena konsumen akan berfikir apabila
tidak mengendalikan pemakaian sumber daya berarti akan membayar pada
tingkat tarif yang lebih tinggi.
c.
Akan menjadi alat kendali bagi konsumen agar tidak terjadi pengoperasian
sumberdaya yang berlebihan.
Akan terjadi pemupukan keuntungan pengelola, karena akan diperoleh
penerimaan tarif yang melebihi kebutuhan biaya pengelolaan terutama
berasal dari konsumen yang mengkonsumsi melebihi batas jumlah tertentu.
Akan terwujud prinsip keadilan, dimana yang banyak menggunakan
pelayanan akan membayar dalam tarif yang lebih tinggi dan sebaliknya yang
sedikit menggunakan jasa pelayanan akan membayar dalam tarif yang lebih
rendah.
Contoh Struktur Tarif Progresif untuk Air Bersih:
No
Satuan
Besarnya
Tarif
0 10
Rp./M3
11 20
Rp./M3
1,5 A
21 30
Rp./M3
2A
30 40
Rp./M3
2,5 A
41 ke atas
Rp./M3
3A
b.
c.
Pendapatan bunga
Pendapatan hasil penjualan asset
Pendapatan lain-lain yang sah
Penerimaan pendapatan tersebut harus dicatat dan dibukukan secara tertib sesuai
dengan tanggal terjadinya transaksi.
Setiap transaksi harus dibuat bukti penerimaan.
Setiap akhir bulan harus direkap dan dilaporkan kepada anggota penerima manfaat,
baik itu melalui media papan informasi maupun melalui forum pertemuan anggota
penerima manfaat.
a.
Biaya operasi dan pemeliharaan, mencakup seluruh biaya yang menjadi beban
organisasi pengelola dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi. Biaya operasi dan
pemeliharaan ini dikelompokkan menjadi :
1. Biaya administrasi dan umum
2. Biaya gaji pegawai dan upah tenaga kerja
3. Biaya bahan (misal: bahan kimia untuk pengolahan air)
4. Biaya listrik (diesel)
5. Biaya pemeliharaan
6. Dan lain-lain
b.
Biaya non operasional dan pemeliharaan, mencakup seluruh biaya yang menjadi
beban organisasi pengelola dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi,
misal: biaya asuransi.
(2) Pelaporan
Beberapa laporan terkait dengan pengelolaan keuangan yang harus disediakan oleh tim
pengelola adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendapatan, merupakan buku bantu yang digunakan untuk mencatat
pemasukan dana dari pelanggan (penerima manfaat) sebagai penerimaan atas tarif
yang dikenakan bagi pengguna jasa pelayanan. Apabila pengelola sekaligus
menangani beberapa sumber pendapatan (prasarana cost recovery), maka perlu
dipisah-pisahkan antara pendapatan dari pelayanan prasarana yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini akan membantu dalam melakukan kontrol/pengendalian dan
menyusun rekapitulasi bulanan, yang pada gilirannya akan dimasukkan dalam laporan
keuangan bulanan.
b. Buku Bank, Apabila pengelolaan prasarana telah berkembang, maka diwajibkan
membuka rekening bank, terkait dengan penyimpanan dana yang lebih aman
dibanding dengan penyimpanan secara tunai dalam jumlah yang besar. Dengan
demikian diperlukan buku bank yang digunakan untuk mencatat transaksi penyetoran
dana ke rekening bank, penarikan dana tunai dari rekening bank dan saldo di bank.
c. Buku Kas, Digunakan untuk mencatat penerimaan uang di Kas (dapat berasal dari
penarikan uang tunai dari bank atau sumbangan tunai lain) serta pengeluaran untuk
biaya operasional, belanja material dan upah tenaga kerja dan saldo kas. Setiap
pemasukan dan pengeluaran uang kas harus ada bukti penerimaan atau pengeluaran
kas dan diberi penomoran. Pelaporan dalam kelompok ini secara bulanan.
d. Buku Biaya Administrasi dan Umum, merupakan buku bantu untuk mencatat segala
transaksi yang terkait dengan pengeluaran dana untuk keperluan administrasi dan
umum, diantaranya pengeluaran biaya pegawai (gaji pengelola), biaya kantor (ATK),
biaya hubungan pelanggan, biaya penelitian dan pengembangan, biaya keuangan
(bunga), biaya pemeliharaan prasarana kantor, biaya penyusutan prasarana kantor dan
rupa-rupa biaya umum lainnya. Dalam pencatatan belanja ini setiap akhir bulan harus
dilakukan penutupan buku, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengeluaran
untuk kelompok ini secara bulanan.
e. Buku Biaya Operasi dan Pemeliharaan Prasarana, merupakan buku bantu yang
digunakan untuk mencatat segala transaksi yang terkait degan pengeluaran biaya
operasi dan pemeliharaan prasarana utama yang dikelola (air bersih, persampahan,
MCK, dll). Dalam pencatatan belanja ini setiap akhir bulan harus dilakukan
penutupan buku, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengeluaran untuk
kelompok ini secara bulanan.
f. Laporan Keuangan, merupakan laporan rekapitulasi kegiatan keuangan bulanan,
yang mencatat saldo awal kas dan di bank, mencatat pemasukan dana, pengeluaranpengeluaran dana dan mencatat saldo akhir kas dan di bank. Laporan keuangan ini
harus dibuat setiap akhir bulan dan diumumkan kepada penerima manfaat, baik itu
melalui media papan informasi maupun melalui forum-forum pertemuan warga.
1) Laporan Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi asset yang
dikelola, baik itu yang berupa aktiva lancar, aktiva tetap, hutang dan modal.
Laporan neraca dibuat secara periodik bulanan dan disampaikan kepada para
pemanfaat (pelanggan pengguna pelayanan) baik melalui media papan informasi
maupun melalui forum-forum pertemuan warga, sehingga tetap terjadi
transparansi dalam pengelolaan asset.
2) Laporan penunjang lainnya yang diperlukan, misalnya laporan rencana dan
realisasi pendapatan, laporan rencana dan realisasi pengeluaran.
(3) Pertanggungjawaban
Untuk menjamin transparansi atas pengelolaan dana (penerimaan dan pengeluaran),
maka setiap bulan harus dilaporkan kepada para pemanfaat (konsumen) dan masyarakat
sekitar melalui media papan informasi maupun forum-forum pertemuan warga, sebagai
bentuk pertanggungjawaban.
LAMPIRAN
LAMPIRAN - 1
Tata Cara
Penetapan Tarif Retribusi/Iuran
Tarif retribusi/iuran pelayanan dikenakan bagi pengguna prasarana-sarana desa. Penerimaan
dari tarif/iuran ini akan dijadikan sebagai sumber utama dalam membiayai pengelolaan O dan
P yang bersangkutan termasuk sebagai pengumpulan dana penggantian investasi
(penyusutan/depresiasi).
Adapun mekanisme penetapan tarif/iuran pelayanan prasarana adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Dengan difasilitasi oleh fasilitator pendamping, lembaga pengelola O dan P yang telah
dibentuk menyelenggarakan proses penentuan tarif retribusi dengan terlebih dahulu
menyusun rancangan perhitungan tarif prasarana yang akan dikenakan tarif retribusi/iuran
sebagai bahan dalam melaksanakan rembug warga, yang antara lain mencakup :
a.
b.
c.
d.
3. Pengesahan
Untuk memperkuat penerapannya, tarif retribusi/iuran yang telah disepakati tersebut perlu
ditetapkan dalam sebuah Keputusan Ketua Pengelola O dan P Prasarana dan disetujui
oleh BKM/TPK serta Kepala Desa/Lurah.
LAMPIRAN - 2
PENERIMAAN TARIF
KOMPONEN PELAYANAN : AIR BERSIH
BULAN : ___________________________________
No
Nama Pelanggan
TOTAL
Volume
Pemakaian
Air (M3)
Jumlah Uang
Yang Dibayar
(Rupiah)
(.1..)
Keterangan
LAMPIRAN - 3
Nama Pelanggan
TOTAL
Jumlah Uang
Dibayar (Rupiah)
(.2.)
Keterangan
LAMPIRAN - 4
PENERIMAAN TARIF
KOMPONEN PELAYANAN : PERSAMPAHAN
BULAN : ___________________________________
No
Nama Pelanggan
TOTAL
Jumlah Uang
Dibayar (Rupiah)
(.3.)
Keterangan
LAMPIRAN - 5
PENERIMAAN TARIF
KOMPONEN PELAYANAN : MCK
BULAN : ___________________________________
No
Nama Pelanggan
TOTAL
Jumlah Uang
Dibayar (Rupiah)
(.4.)
Keterangan
LAMPIRAN - 6
Buku Bank
: _____________________
Alamat
: _____________________
Jenis Kegiatan
: _____________________
Tanggal
Uraian
No.Bukti
Masuk (Rp)
Keluar (Rp.
Saldo (Rp)
Saldo Awal
(5a)
(5b)
LAMPIRAN - 7
Buku Kas
: _____________________
Alamat
: _____________________
: _____________________
Tangga
l
1
Uraian
No.Bukti
Saldo Awal
Masuk
(Rp)
4
Keluar
(Rp)
5
Saldo
6
(...6a...)
(...6b...)
LAMPIRAN - 8
: _____________________
Alamat
: _____________________
: _____________________
Tanggal
1
Nama Toko/
Penerima Dana
2
No Bukti
3
Uraian transaksi,
Jumlah Unit dan Harga
4
Total
Pembayaran
5
(7)
LAMPIRAN - 9
: _____________________
Alamat
: _____________________
: _____________________
Tanggal
1
Nama Toko/
Penerima Dana
2
No Bukti
3
Uraian transaksi,
Jumlah Unit dan Harga
4
Total
Pembayaran
5
(8)
LAMPIRAN - 10
: _____________________
Alamat
: _____________________
Status/Bulan Laporan
: _____________________
Tanggal
1
Nama Toko/
Penerima Dana
2
No Bukti
3
Uraian transaksi,
Jumlah Unit dan Harga
4
Total
Pembayaran
5
(9)
LAMPIRAN 11
: _____________________
Alamat
: _____________________
Status/Bulan Laporan
: _____________________
Tanggal
Nama Toko/
Penerima Dana
No Bukti
Uraian transaksi,
Jumlah Unit dan
Harga
4
Total
Pembayaran
5
(10)
LAMPIRAN - 12
Pendapatan Operasional
a. Pendapatan Air Bersih
:
- Pendapatan Penjualan Air
- Pendapatan Penyambungan Baru
b. Pendapatan Persampahan
c. Pendapatan Sanitasi/MCK
Jumlah Pendapatan Operasional
: Rp.___(...1...)___________
: Rp. __ (...2...)__________
: Rp.___(...3...)___________
: Rp.___(...4..)___________
: Rp. ..............(A).......................
: Rp. ...................................
: Rp. ..................................
: Rp. .............(B)........................
TOTAL PENDAPATAN
:Rp.______________________
2. PENGELUARAN :
2.1. Biaya Operasional
a. Administrasi dan Umum
b. BOP Prasarana Air Bersih
c. BOP Prasarana Persampahan
d. BOP Prasarana Sanitasi/MCK
Jumlah Biaya Operasional
: Rp_____(...7..)__________
: Rp_____(...8..)__________
: Rp_____(...9..)__________
: Rp_____(...10..)__________
: Rp. ____(C)______________
23.2.
Biaya Non Operasional
a. Biaya depresiasi
b. Biaya lain-lain
Jumlah Biaya Non Operasional
: Rp. ..
: Rp. ..
: Rp. ____(D)_____________
TOTAL PENGELUARAN
:Rp.____________________
3. LABA (RUGI)
: Rp. __________________
LAMPIRAN - 13
SALDO AWAL
a. Bank
b. Kas
c. Jumlah Saldo Awal
:Rp._____(5a)____________
:Rp. _____(6a)____________
:Rp. ____________________
2. PENERIMAAN:
2.1 Penerimaan Operasional
2.2. Penerimaan Non Operasional
:Rp._____(A)____________
:Rp._____(B)____________
TOTAL PENERIMAAN
:Rp.______________________
3. PENGELUARAN :
3.1. Pengeluaran Operasional
3.2. Pengeluaran Non Operasional
:Rp.______(C)___________
:Rp.______(D)___________
TOTAL PENNGELUARAN
:Rp.____________________
4. SALDO AKHIR
a. Bank
b. Kas
c. Jumlah Saldo Akhir
:Rp._____(5b)____________
:Rp. _____(6b)____________
:Rp. ____________________
====================================================================
Catatan : Jumlah Saldo Awal + Jumlah Penerimaan Harus Sama Dengan Jumlah Pengeluaran +
Jumlah Saldo AKhir
LAMPIRAN 14
NO
Tgl. Survei :
Dusun/Dukuh/RW :
Surveyor
NAMA JALAN
(atau Ruas Jalan)
TI PE
PERKERASAN
KEKASARAN
LUBANG
JUMLAH
LUAS
Keterangan:
TIPE PERKERASAN:
A=
Aspal
M=
Makadam
B=
Beton
P=
Paving
T=
Telasah
S=
Sirtu
TN =
Tanah
LUBANG :
Jumlah buah dan Luas m2
TAMBALAN :
Jumlah buah dan Luas m2
RETAK
PANJANG
7
LEBAR
ALUR
PANJANG
DALAM
8
KEKASARAN:
G = Kegemukan (fatty) - permukaan perkerasan baik/licin
R = Pelepasan Butir (ravelling) - banyak batu/paving lepas bahan pengikat aspal/semen/beton tidak mengikat batu/kerikil/paving
K = Kekurusan (hungry) -permukaan jalan hancur, hampir sebagian besar bahan pengikat aspal/semen/beton hilang.
P = Pengelupasan (disintegration) - pelepasan permukaan jalan secara lempengan/bongkah
RETAK :
P = Memanjang
L = Melintang
A = Acak
B = Buaya
Panjang . m ; dan Lebar ..m
ALUR :
Panjang ..m , dan Dalam . M
AMBLAS:
Jumlah ..m , dan Dalam . M
AMBLAS
JUMLAH
DALAM
9
LAMPIRAN - 15
Tgl. Survei :
Dusun/Dukuh/RW :
Surveyor
SEBELAH KI RI
No
NAMA JALAN
SEBELAH KI RI
DRAI NASE
DRAI NASE
SELOKAN
BAK
TROTOAR
SAMPI NG
3
KONTROL
4
(PJLN KAKI )
5
Keterangan:
SALURAN DRAINASE:
- Ada (A) / Tidak Ada (TA)
- Tersumbat (T) / Tidak Tersumbat (TS)
- Teratur (TR) / Tidak Teratur (TTR)
- Mamadai (M) / Tidak Memadai (TM)
BAK KONTROL :
- Ada (A) / Tidak Ada (TA)
- Tersumbat (T) / Tidak Tersumbat (TS)
BAHU
6
KEREB
SELOKAN
BAK
TROTOAR
BAHU
KEREB
SAMPI NG
8
KONTROL
9
(PJLN KAKI )
10
11
12
KEREB :
- Ada (A) / Tidak Ada (TA)
- Rusak (R) / Baik (B)
LAMPIRAN - 16
Lokasi/Dusun/Dukuh/RW :
Nama Jalan :
Nama Jembatan :
Tgl. Survei :
Surveyor :
DATA UMUM :
Bentang (m) :
Kelas Pembebanan :
Kelas Jalan :
Tahun Pembuatan :
LHR / Lalu Lintas Harian Rata2 :
BANGUNAN ATAS :
Tipe Bangunan Atas :
Jenis Lantai :
Lebar :
Jenis Kerusakan
1 Struktur Bangunan Atas :
2 Lantai :
3 Kondisi :
Sketsa :
( ....) Rusak
( ....) Hancur/Putus
Kab :
Kec :
DESA :
Lokasi/Dusun/Dukuh/RW :
Nama Jalan :
Nama Jembatan :
Tgl. Survei :
Surveyor :
PONDASI
Bahan :
Bahan :
Panjang/ Tinggi :
Panjang/ Tinggi :
Kondisi :
Kondisi :
Jenis :
PONDASI
Jenis :
Bahan :
Bahan :
Dimensi :
Dimensi :
Kondisi:
Kondisi:
Kerusakan :
Bangunan Pengaman :
Skesa :
PILAR
Kerusakan :
Kab :
Kec :
DESA :
Lokasi/Dusun/Dukuh/RW :
Nama Jalan :
Nama Jembatan :
Tgl. Survei :
Surveyor :
DATA - SUNGAI
Lebar Sungai :
Arah sungai :
Sedimentasi material :
Benda hanyutan :
LAMPIRAN - 17
Lokasi/Dusun/Dukuh/RW :
Nama Jalan :
Nama Prasarana/Bangunan :
Tgl. Survei :
Surveyor :
DATA UMUM :
a.
b.
c.
d.
BANGUNAN ATAS :
Tipe Bangunan :
Jenis Kerusakan
1.
2.
3.
Sketsa :
Kondisi :
( ....) Rusak
( ....) Hancur/Putus
Kab :
Kec :
DESA :
Lokasi/Dusun/Dukuh/RW :
Nama Jalan :
Nama Prasarana/Bangunan :
Tgl. Survei :
Surveyor :
Bahan :
Panjang/ Tinggi :
Panjang/ Tinggi :
Kondisi :
Kondisi :
Jenis :
Jenis :
Bahan :
Bahan :
Dimensi :
Dimensi :
Kondisi:
Kondisi:
Kerusakan :
Bangunan Pengaman :
Skesa :
Kerusakan :
Kab :
Kec :
DESA :
Lokasi/Dusun/Dukuh/RW :
Nama Jalan :
Nama Prasarana/Bangunan :
10
Tgl. Survei :
Surveyor :