KERJA PRAKTEK
DOSEN PEMBIMBING
AGUNG SHAMSUDDIN SARAGIH ST. MS-Eng. Ph.D
DISUSUN OLEH
Sriwijoyo Mahardhiko
1206249246
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
DEPOK 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang
berjudul Analisa keefektifan manpower dari sudut pandang pemborosan waktu
kerja berdasarkan standart time pada jalur side member LH, PT.Astra Daihatsu
Motor. Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
akademik dalam menempu jenjang pendidikan Sarjana Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada
pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Kerja Praktek maupun
dalam penyusunan laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik, antara
lain kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
penulis selama pembuatan Laporan Kerja Praktek ini.
2. PT. Astra Daihatsu Motor beserta seluruh staf dan rekan-rekan yang
selalu membantu dan meluangkan waktu ditengah kesibukannya mulai
dari awal pelaksanaan KP hingga tarselesainya Laporan Kerja Praktek ini.
Terima kasih atas kesempatan, kerja sama, bimbingan, pengarahan, dan
masukannya.
3. Bapak Jufti A.H. dan Bapak Yahya G. selaku pembimbing Kerja Praktek
di PT. Astra Daihatsu Motor.
4. Bapak Agung Shamsuddin Saragih ST. MS-Eng. Ph.D, selaku
pembimbing Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis
laporan sadar betul bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran
membangun untuk laporan ini. Semoga laporan ini dapat menjadi manfaat
kemaslahatan masyarakat dan tentunya mahasiswa teknik mesin pada umumnya.
Hormat Kami,
Sriwijoyo Mahardhiko
Daftar Isi
Bab II .......................................................................................................................9
Sejarah Perusahaan...........................................................................................9
Struktur Organisasi dan Lokasi Perusahaan ...................................................10
Visi Misi ......................................................................................................... 11
Safety Dojo .................................................................................................... 11
Bab III ...................................................................................................................12
Toyota Production Systems ..............................................................................12
Takt Time .........................................................................................................14
Cycle Time .......................................................................................................14
Shoujin .............................................................................................................14
Standarisasi (Gentani) ......................................................................................15
Bab IV ...................................................................................................................18
Pendahuluan .....................................................................................................18
Persiapan ..........................................................................................................18
Metode Pengumpulan Data ..............................................................................18
Teknik Analisa Data .........................................................................................19
Hasil Analisa ....................................................................................................19
Bab V .....................................................................................................................20
Data Pengamatan ..............................................................................................20
Analisa Data .....................................................................................................21
Perhitungan ......................................................................................................34
Bab VI ...................................................................................................................36
Kesimpulan ......................................................................................................36
Saran .................................................................................................................36
Referensi................................................................................................................37
Lampiran ..............................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
macam hal. Pertama bisa dengan melakukan line balancing (seperti : mengurangi
jumlah manpower yang tidak efektif, melakukan re-mapping area kerja dan
menambahkan alat-alat bantu yang akan memudahkan dan mempercepat kerja
dari manpower). Kedua yaitu melakukan hal hal yang dapat mereduksi kecacatan
produk dengan kata lain meningkatkan kualitas produk (seperti : mengurangi
spaterless, dan lain lain), Ketiga bisa dengan mengurangi biaya-biaya seperti
listrik dan air serta yang lainnya.
PT. Astra Daihatsu Motor (PT. ADM) sebagai salah satu industri otomotif
penghasil mobil,sekarang ini menerapkan sistem TPS (Toyota Production Systems)
dalam sistem produksinya. Dimana sistem yang digunakan ini mengharuskan
perusahaan memberikan cycle time yang sama untuk tiap line produksinya, cycle
time tersebut nantinya akan menjadi target bagi setiap manpower untuk
menyelesaikan satu siklus pekerjaannya semaksimal-maksimalnya selama waktu
tersebut. Namun pada aktual keadaan dilapangan masih terdapat beberapa
manpower atau line produksi yang masih tidak sesuai dengan apa yang telah
ditargetkan. Oleh karena itu penulis mencoba mengangkat masalah tersebut dalam
masa kerja praktek yang penulis lakukan untuk kemudian diselesaikan dengan
menganalisa penyebab penyebab yang ada dan mencarikan solusi terbaik untuk
menanggulangi setiap penyebab yang ada, sehingga penulis dapat memberikan
output ke perusahaan berupa solusi untuk menanggulangi masalah tersebut dan
dapat meningkatkan efisiensi produksi.
2.
Memenuhi salah satu mata kuliah dari kampus yaitu kerja praktik (KP).
3.
4.
5.
standarisasi gentani.
2.
Pengambilan data dilakukan hanya pada saat jalur berjalan normal dan
hanya pada satu shift yaitu pukul 07.30-16.00. (Senin- Kamis),
07.30-16.30 (Jumat).
membahas
mengenai
BAB II
TENTANG PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Daihatsu atau Daihatsu Kgy Kabushiki-gaisha adalah salah satu
perusahaan asal Jepang yang bergerak dalam bidang otomotif, dan juga
merupakan yang tertua di Jepang. Daihatsu pada awalnya bernama Hatsudoki
Seizo Co., Ltd yang didirikan tahun 1907. Kemudian melakukan pergantian nama
pada tahun 1951 menjadi Daihatsu Motor Co., Ltd.. Pada tahun 1960an Daihatsu
mulai melakukan ekspor mobil ke daerah eropa dan bekerja sama dengan Toyota
Motor Corporation, yang pada akhirnya pada tahun 1999 menguasai 51 persen
saham daihatsu.
Sedangkan untuk di Indoneisa sendiri daihatsu berada dibawah astra group
selaku pihak yang memiliki izin untuk membawa dan menjual produk dari
daihatsu di Indonesia. Keberadaan daihatsu pertama kali di Indonesia terjadi pada
tahun 1973, dimana Astra mendapatkan hak untuk mengimpor produk daihatsu ke
Indonesia. Kemudian pada tahun 1976 PT. Astra International ditunjuk sebagai
agen tunggal untuk importir dan distributor kendaraan daihatsu di Indonesia. Lalu
pada tahun 1978 didirikan pabrik pengepresan plat baja (PT Daihatsu Indonesia)
oleh kerjasama antara PT. Astra International, Daihatsu Motor Co., Ltd dan
Nichimen Corporation.. Setelah itu pada tahun 1983 didirikan pabrik mesin PT
Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia (DEMI) dan juga pada tahun 1987
didirikanlah PT Nasional Astra Motor yang di plot sebagai agen tunggal dan
pengimpor kendaraan daihatsu menggantikan posisi PT Astra International.
Kemudian pada tahun 1992 didirikanlah PT Astra Daihatsu Motor (PT ADM)
dengan menggabungkan ketiga perusahaan pendahulunya.
Setelah berdirinya PT. Astra Daihatsu Motor (PT. ADM), didirikanlah pabrik
pengecoran alumunium di KIIC, karawang, Jawa Barat pada tahun 1996, serta
dibelinya pabrik perakitan dari PT Gaya Motor pada tahun 1998. Sejak saat itu PT.
ADM memiliki 4 pabrik di Indonesia. Kemudian sekitar tahun 2012 baru
dibangun pabrik assembly baru dari PT. ADM di komplek industri surya cipta
karawang, yang mana pabrik assembly ini menjadi pabrik ke lima yang dimiliki
oleh PT. ADM.
10
2.3.2. Misi
1. Kami memproduksi mobil kompak yang bernilai terbaik dan
menyediakan layanan terkait yang penting bagi meningkatkan nilai
stakeholder dan ramah lingkungan.
2. Kami mengembangkan dan memberikan inspirasi bagi seluruh
karyawan untuk mencapai kinerja tingkat dunia.
11
BAB III
LANDASAN TEORI
12
3.1.2. Jidoka
Jidoka adalah metode yang digunakan pertama kali oleh toyota untuk
mencegah terjadinya error, defect (cacat) atau kesalahan produksi. Konsepnya
adalah segera menghentikan proses atau pekerjaan ketika ditemukan suatu
kejanggalan atau kesalahan dalam proses tersebut, sehingga cacat dapat dihindari.
13
T /T
WaktuOprasiSatuHari (TermasukOT)
Jumlah Pr oduksiYangDiperlukanDalamSatuHari
3.4. Shoujin
Shoujin atau manpower saving merupakan salah satu cara untuk mewujudkan
shoujinka. Langkah untuk melakukan shoujin adalah dengan optimalisasi
manpower allocation, yang dapat diukur dengan menghitung efisiensi alokasi MP.
Di PT. Astra Daihatsu Motor efisensi manpower ditargetkan sebesar 90%. Berikut
adalah rumus yang digunakan untuk menghitung efisiensi manpower :
14
3.5. Standarisasi
Setiap manpower yang bekerja di PT.ADM selalu mengacu
pada standarisasi perusahaan yang disebut Gentani. Berikut adalah
tampilan dari Gentani ;
Satua Det
n
ik
Pcs 3.0
Pcs 3.0
Pcs 4.0
Pcs 6.0
Pcs 8.0
10.
Pcs
0
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
NutClamp
BKT Part Kecil
Jenis Pillar
Pengambila
Panel Part Sedang
n part
Panel Part Besar
Setting
Part
Air Clamp
Pengoperas
ian JIG
ToggleClamp
Setting
Melepaskan
Setting
Melepaskan
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
2.0
2.5
3.0
6.0
10.
0
12.
0
2.0
3.0
6.0
Kali
Kali
Kali
Kali
1.5
1.0
2.0
0.5
15
Setting
Melepaskan
Mengambil
Switch
Setting
Hoist yang di
Mengangkat
gunakan untuk
Menurunkan
Transfer/pengangk
Melepaskan
utan.
Transfer/pengan
gkutan
Mengembalikan
Turn Table
Setting
Melepaskan
Type/Jenis Pin
Setting
Melepaskan
Menekan Tombol
Handvise
Fix Spot
GUN
4.5
2.0
1.0
Kali 2.0
100 1.0
100 1.0
Kali 1.5
100
100
Kali
Kali
Kali
Kali
1kali
1.0
1.0
3.0
6.0
1.8
0.5
1.0
Titik
Titik
Titik
1.0
1.5
3.0
Pengambilan
Pengembalian
Kali
Kali
Kali
3.0
3.0
6.0
Kali
1.5
Kali
1.0
Kali
2.0
Titik
Titik
Titik
1.0
2.0
3.0
Menukar GUN
Memutar/manufer
GUN
Membuka stopper
piston GUN
Memasukkan &
Mengeluarkan GUN
Pitch Point Spot
Kali
Kali
16
CO2
Brazing
Penggunaan
Sealer
FPW/NSW
Panjang
Tempat
Panjang
Panjang
Tempat
Langkah kaki
Tangga
dsb
Jig Fitting
Transhipment
Part
0.0
3
1.8
2.5
Nut
Pcs
Pengambilan
Mengencangkan
ToolsImpact wrench,
cm
Automatic
Manual
30
1.0
1.0
6.0
5.0
3.0
Pcs
3.0
1
Langk
ah
1Tang
ga
1.0
1.5
Pengambilan
Mengembalikan
2.0
1.0
Setting
Melepaskan
4.0
3.0
Setting
Melepaskan
5.0
3.0
Kali
3.0
17
BAB IV
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
Metodologi pemecahan masalah ini berisi uraian tahapan pelaksanaan kerja
praktek dan uraian metode analisis yang digunakan.
4.1. Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan ini adalah tahap dimana penulis melakukan training
dan arahan yang harus dilakukan sebelum melakukan studi lapangan dan juga
pengambilan data. Tahapan pendahuluan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memahami peraturan-peraturan yang berlaku di PT. Astra Daihatsu Motor.
2. Mengikuti arahan dari mentor.
3. Mengikuti pelatihan safety dojo dan safety dojo welding
4.2. Persiapan
Pada tahap pendahuluan ini adalah tahap dimana penulis melakukan dan
mempersiapkan segala macam hal baik teknis dan non-teknis yang akan
dibutuhkan pada saat pengambilan data dilapangan. Tahapan persiapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi jalur (genba jalur) untuk mengetahui gambaran umum tentang
kondisi jalur dan masalah masalah yang terdapat di jalur yang berpotensi untuk
dapat diangkat menjadi topik.
2. Mengkonsultasikan berbagai masalah yang ada di jalur kepada mentor
untuk menentukan topik yang akan diambil.
3. Menentukan topik yang diambil.
4. Melakukan studi literatur sesuai dengan topik yang diambil.
5. Menentukan data-data apa saja yang dibutuhkan.
6. Membuat schedule kerja.
18
Metode ini dilakukan dengan cara survey langsung ke area jalur dan
pengambilan data dilakukan di area jalur saat itu juga terhadap setiap
manpower. Pengambilan data dilakukan dengan video atau dengan
pengukuran dan pencatatan waktu kerja per sikulus (Cycle time) serta
setiap langkah kerja yang dilakukan.
2. Metode Pengumpulan Data Pendukung
Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan data yang sudah ada
kepada karyawan atau mentor, seperti dasar yang digunakan, waktu target
saat itu, jumlah orang yang digunakan, layout jalur produksi, serta hasil
observasi terakhir tentang topik yang sama (Nantinya akan di
bandingkan).
setelah
diketahui
pemborosannya
dilakukan
pencarian
countermeasure yang cocok dan diuji langsung di jalur side member. Sehingga
dapat diketahui apakah countermeasure yang disarankan bisa berjalan atau tidak.
Kemudian
setelah
trial
and
error
langsung
dijalur
untuk
uji
19
BAB V
DATA PENGAMATAN, ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
5.1. Data Pengamatan dan Grafik
Pada tabel 1 tersaji data hasil pengamatan yang dilakukan (pada jalur side
member LH). Data ini didapat dengan pengukuran cycle time secara langsung
terhadap setiap manpower.
Gerak (s)
No Takt Time (s) Cycle Time 1 (s) Cycle Time 2 (s) Cycle Time Avg (s) CT 1 CT 2 CT Avg CT 1
1
84
68
88
78 8 10 9
2
84
86
88
87 8 8 8
3
84
88
86
87 16 14 15
4
84
88
92
90 10 10 10
5
84
92
77
84.5 9 8 8.5
6
84
91
77
84 15 17 16
7
84
86
86
86 10 8 9
8
84
84
86
85 9 10 9.5
9
84
62
66
64 7 11 9
10
84
88
68
78 8 6 7
11
84
75
71
73 7 5 6
12
84
76
76
76 13 13 13
13
84
72
76
74 17 18 17.5
14
84
107
110
108.5 7 6 6.5
15
84
78
74
76 27 25 26
16
84
85
83
84 16 16 16
17
84
81
81
81 10 8 9
18
84
107
81
94 24 22 23
19
84
77
77
77 42 44 43
1596
1591 1543
1567
261
Tunggu (s)
CT 2 CT Avg CT 1
31 48 39.5
14 16 15
28 28 28
21 25 23
42 30 36
20 12 16
17 19 18
17 17 17
0 0 0
18 4 11
8 6 7
0 0 0
0 8 4
48 48 48
23 20 21.5
29 27 28
33 33 33
44 16 30
0 0 0
393 357 375
Proses (s)
CT 2 CT Avg CT 1
14
14 14
47
48 47.5
32
30 31
41
45 43
20
20 20
28
25 26.5
49
49 49
44
46 45
36
36 36
28
30 29
36
33 34.5
51
51 51
32
33 32.5
38
44 41
30
29 29.5
32
30 31
38
40 39
36
40 38
18
18 18
655.5
Setting (s)
CT 2 CT Avg CT 1
10 10 10
12 11 11.5
6
7 6.5
16 12 14
12 11 11.5
19 15 17
5
5
5
10
9 9.5
16 16 16
28 22 25
20 22 21
12 12 12
9
6 7.5
9
7
8
0
0
0
8 10
9
0
0
0
3
3
3
9
9
9
195.5
Transport (s)
CT 2 CT Avg CT Avg vs TT(with idle time)
5 6 5.5
-6
5 5 5
3
6 7 6.5
3
0 0 0
6
9 8 8.5
0
9 8 8.5
0
5 5 5
2
4 4 4
1
3 3 3
-20
6 6 6
-7
4 5 4.5
-13
0 0 0
-8
14 11 12.5
-3
5 5 5
24
0 0 0
-7
0 0 0
0
0 0 0
-3
0 0 0
10
8 6 7
-7
81
-25
20
21
diatas
merupakan
layout
yang
memperlihatkan
nomor
manpower(warna biru) serta dimesin mana tiap manpower itu bekerja secara
siklus (warna hitam=mesin/Jig).
5.2.2 Analisa Pemborosan Setiap Manpower dan Countermeasure
Penulis mengambil data untuk semua jalur (data-datanya akan terlampir pada
lampiran), tetapi pada analisa lebih lanjutnya penulis memilih jalur side member
LH, karena menurut penulis dan setelah konsultasi ke mentor pada jalur side
member LH terdapat masalah yang sangat bervariasi dan pada jalur yang lain
kurang lebih masalahnya sama. Maka karena itu penulis hanya menganalisa lebih
lanjut pada jalur side member LH, tetapi countermeasure masalahnya akan
diaplikasikan kepada semua jalur. Berikut distribusi muda yang terjadi pada jalur
side member LH
22
Manpower 1
Problem
Countermeasure
Pengambilan
Part (Pillar)
Relayout
staging daisha
atau relayout Jig
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
Meletakan
hasil kerja
dilantai
Membuat
semacam stand
buffer
23
Manpower 2
Problem
Countermeasure
Mengambil
Gun
Check kondisi
gun dan
Relayout posisi
gun
Menunggu
Melakukan
relayout total
dan balancing
proses
Spot titik
(150<x<400)
Pemberian mal
pada lokasi spot
atau re training
dan check
kondisi gun
24
Problem
Manpower 3
Countermeasure
Mengambil
Gun
Check kondisi
gun dan
Relayout posisi
gun
Mengembalikan
Gun
Check kondisi
gun dan
Relayout posisi
gun
Memasukan
Gun
Memberikan alat
bantu seperti
mal pada lokasi
spot yang sulit
dan cek kondisi
gun.
Spot titik
(x<150)
Pemberian mal
pada lokasi spot
atau re training
dan check
kondisi gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
Manpower 4
Problem
Countermeasure
Spot titik
(x<150)
Pemberian alat
bantu seperti mal
atau re training dan
cek kondisi gun
Spot titik
(150<x<400)
Pemberian alat
bantu seperti mal
atau re training dan
cek kondisi gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total dan
Balancing proses
25
Problem
Manpower 5
Countermeasure
Spot titik
(x>400)
Pemberian alat
bantu seperti mal
atau re training dan
cek kondisi gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total dan
Balancing proses
Countermeasure
Mengembalikan
Gun
Check kondisi
gun dan
Relayout posisi
gun
Setting part
BKT kecil
Check kondisi
Jig dan check
kondisi part
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
26
Manpower 7
Problem
Countermeasure
Mengambil
gun
Spot titik
(150<x<400)
Pemberian alat
bantu seperti mal
atau re training
dan cek kondisi
gun
Manuver
gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total dan
Balancing proses
Transfer
output
Membuat stand
buffer, balancing
proses,
memodifikasi
stand buffer
Manpower 8
Problem
Countermeasure
Mengambil
gun
Check kondisi
gun dan
Relayout posisi
gun
Spot titik
(150<x<400)
Pemberian alat
bantu seperti
mal atau re
training dan cek
kondisi gun
menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
27
Manpower 9
Problem
Countermeasure
Spot titik
(150<x<400)
Pemberian alat
bantu seperti
mal atau re
training dan cek
kondisi gun
Setting part
kecil
Check kondisi
Jig dan check
kondisi part
Countermeasure
Spot titik
(150<x<400)
Pemberian alat
bantu seperti
mal atau re
training dan cek
kondisi gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
28
Manpower 11
Problem
Countermeasure
Langkah
Relayout Jig,
relayout daisha
Manuver
gun
Mengluarkan
gun
Memberikan alat
bantu seperti
mal pada lokasi
spot yang sulit,
cek kondisi gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
Menaruh
output
dilantai
Membuat
semacam stand
buffer
Transfer
output
Membuat stand
buffer, balancing
proses,
memodifikasi
stand buffer
29
Manpower 12
Problem
Countermeasure
Sealer
Setting
hoist
Problem
Countermeasure
Melepaskan
hoist
Re training, cek
kondisi hoist
Spot titik
(150<x<400)
Pemberian alat
bantu seperti
mal atau re
training dan cek
kondisi gun
Mengambil
gun
Check kondisi
gun dan
Relayout posisi
gun
menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
Manpower 13
30
Manpower 14
Problem
Countermeasure
Sealer
Re training
, check kondisi
alat dan material
sealer
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
Manpower 15
Problem
Countermeasure
Manuver
gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
31
Manpower 16
Problem
Countermeasure
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
Manpower 17
Problem
Countermeasure
Mengambil
gun
Check kondisi
gun dan
Relayout posisi
gun
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
Manpower 18
Problem
Countermeasure
Menunggu
Melakukan
Relayout total
dan Balancing
proses
32
Manpower 19
Problem
Countermeasure
Langkah
Relayout Jig,
relayout daisha
Setting
hoist
Cek kondisi
hoist dan part, re
training
Lepas
hoist
Cek kondisi
hoist dan part, re
training
Countermeasure
33
5.3 Perhitungan
5.3.1. Perhitungan Efisiensi Manpower
Untuk mengetahui apakah penggunaan manpower dijalur sudah efisien atau belum
jika dibandingkan dengan waktu yang seharusnya berdasarkan gentani, dan apakah
sudah sesuai dengan target perusahaan atau belum (sekitar 90%), maka dipergunakan
perhitungan seperti berikut:
34
gentani adalah 13-14 manpower, tetapi pada aktualnya dijalur digunakan 19 manpower.
Sehingga efisiensi manpower hanya sekitar 72%. Jauh dari target perusahaan sekitar
90%.
35
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pada setiap manpower yang berada dijalur, masih memiliki minimal 1 tindakan
yang tidak sesuai atau kurang sesuai dengan standarisasi gentani
2. Jika dibandingkan dengan takt time, cycle time yang dimiliki oleh sebagian
besar manpower sudah lebih rendah. Namun itu bukan berarti memiliki keefisienan
yang tinggi, karena efisiensi manpower juga dipengaruhi oleh jumlah manpower dan
siklus kerjanya juga berdasarkan gentani.
3. Rata-rata masalah yang terjadi pada setiap manpower kurang lebih sama atau
mirip, sehingga satu countermeasure pada masalah di manpower yang satu dapat
diaplikasikan ke manpower yang lain, jika memiliki masalah yang sama.
4. Jumlah manpower yang ada dijalur side member secara aktual tidak sesuai jika
dibandingkan dengan teori shoujin dengan menggunakan waktu gentani, dimana aktual
manpower ada 19, namun jika secara teori dan juga gentani manpower yang
dibutuhkan hanya sekitar 13-14.
5. Efisiensi jalur side member LH memiliki efisiensi sekitar 72%. Efisiensi yang
didapat masih jauh dari target perusahaan(sekitar 90%).
6.2 Saran
Meningkatkan keefektifan manpower dengan melakukan balancing proses.
dan relayout.
Perhitungan kebutuhan dan pembuatan instruksi kerja manpower
sebaiknya mengacu pada Gentani, sehingga bisa mendapatkan efisiensi
yang sangat optimal.
Menambahkan improvement berupa alat support kerja lebih banyak lagi
(seperti stand buffer yang bisa memutar sendiri dengan memanfaatkan titik
berat, Maal sebagai acuan dan alat bantu titik penyepotan).
Melakukan re training lagi kepada manpower yang masih banyak
melakukan muda dan lebih mencontrol team member agar bekerja sesuai
dengan instruksi kerja yang berdasarkan gentani.
36
REFERENSI
PDF Kuliah 3 Production System Design
Jurnal Peningkatan Efisiensi Manpower berdasarkan Prinsip Shoujin di
Area Produksi Head Lamp PT Astra Otoparts divisi Adiwira Plastik
Robert Gorevi Sanjaya & Herry Christian Palit 2013
Prioritizing Effective 7Ms to Improve Production Systems Perfomance by
Using AHP Technique Reza Rostamzadeh & Saudan bt. Sofian 2009
A Study of the Toyota Production System from an Industrial Engineering
Viewpoint Shigeo Shingo 1989
PDF Production System and Operation Management
Toyota Production System and What it Means for business
PDF Toyota Production System Basic Handbook
https://id.wikipedia.org/wiki/Astra_Daihatsu_Motor
37
LAMPIRAN
38