Anda di halaman 1dari 5

Pemeriksaan Lab Virus HIV AIDS

Tujuan :
Untuk mengetahui cara pemeriksaan immunologi pada infeksi virus HIV AIDS
Dasar :
AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang disebakan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang termasuk family retroviridae. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
Etiologi
1. Virus HIV yang termasuk golongan Retro Virus.
2. Mula-mula dikenal sebagai LAV (Lymhadenopaty Associated Virus), kemudian dikenal
sebagai HTLH-III (Human T Cell Lymphotropic Virus Tipe III) dan akhirnya disebut sebagai
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan mempunyai dua tipe yaitu : HIV tipe 1 dan tipe2.
-

Patogenesis
Limfosit CD4 + merupakan target utama infeksi virus HIV
Limfosit CD4+ ini berfungsi mengkoordinasi sejumlah fungsi imunologis yg penting
Hilangnya fungsi ini menyebabkan gangguan respons imun yg progresif
Manifestasi klinis menurut WHO
Stadium I
Asimptomatik
Persistent generalized lymphadenopathy
Skala aktivitas I: asimtomatik, kegiatan normal
Stadium II
Berat badan <10 %
Manifestasi mukokutan ringan (dermatis seboroik, infeksi jamur pada kuku, sariawan
berulang, kelitis angularis)
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
ISPA berulang
Skala aktivitas 2 : simptomatik, kegiatan normal
Stadium III
Berat badan >10 %
Diare >1 bulan
Demam >1 bulan
Kandidiasi oral
Tuberculosis paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakterialis yang berat (pneumonia,piomiositis)
Skala aktivitas 3 : baring di tempat tidur <50% selama bulan lalu
Tes HIV
Tes serologik untuk mendeteksi anti-HIV dapat dikelompokkan menjadi tes saring dan tes
konfirmasi. Yang termasuk tes saring yaitu; tes EIA/Elisa, dan tes rapid/sederhana , tes
konfirmasi yaitu; western blot, IFA. Setelah tes saring dapat diidentifikasi spesimen yang
kemungkinan mengandung anti-HIV, sedangkan setelah tes konfirmasi dapat diketahui bahwa
spesimen yang reaktif pada tes penyaring mengandung antibodi spesifk terhadap HIV.
Prinsip pada pemeriksaan ini, yang diperiksa adalah antibodi HIV. Alasannya karena ada
bakteri/ virus tertentu yang masa pembentukan antigennya sangat cepat. Saat antigen tiba,

penderita belum merasa sakit/ asimptomatik. Dengan adanya antibodi maka menunjukkan
seseorang terserang sakit. Warna garis terbentuk karena adanya ikatan antara antigenantibodi.
Hasil tes:
-

Jika pada garis control terbentuk garis kontrol (C) dan terbentuk di garis HIV 1 atau HIV 2
Hasil positif.

Jika pada garis control terbentuk garis kontrol (C) dan tidak terbentuk di garis HIV 1 atau
HIV 2 Hasil negatif.

Jika tidak terbentuk garis pada garis kontrol (C) tetapi terbentuk di garis HIV 1 atau HIV
2 Hasil Invalid

Alat dan Bahan :


Alat :
-

Strip

Pipet otomatis

Handscone
Bahan :

Serum pasien terinfeksi HIV/AIDS

Serum pasien tanpa infeksi HIV/AIDS

Deluen
Cara Kerja :
Pembuatan serum :

1.

Darah diambil

2.

Diendapkan selama 15 menit

3.

Lalu darah tersebut di sentrifuge

4.

Didapat serum.

Pemeriksaan HIV :
1.

Masukkan 10 mikroliter serum pasien terinfeksi HIV/AIDS yang akan diperiksa ke lubang
sampel dengan menggunakan pipet otomatis

2. Tambahkan 3 4 tetes deluen


3.

Hasil dibaca setelah 5 10 menit

4.

Lakukan hal yang sama pada serum pasien yang tidak terinfeksi HIV/AIDS
Hasil :

Pada serum pasien yang tidak terinfeksi HIV/AIDS, terbentuk garis pada control (c) dan
garis pada HIV 1. Hasil negatif (-).

Pada serum pasien yang terinfeksi HIV/AIDS, terbentuk garis pada control (c) dan garis
pada HIV 1. Hasil positif (+).
Kesimpulan :

Hasil negatif menunjukkan pasien tidak terinfeksi HIV/AIDS

Hasil positif pada menunjukkan pasien terinfeksi HIV/AIDS


Sumber :
http://mahasiswakedokteranonline.blogspot.co.id/2012/06/uji-imunologi-hivaids.html

http://www.sumbarsehat.com/2012/07/pemeriksaan-laboratorium-untuk-hiv.html
http://www.terapihiv.com/2015/07/pengertian-jenis-pemeriksaan-hiv.html
http://gardamd.blogspot.co.id/2011/10/jenis-jenis-pemeriksaan-hivaids.html

Anda mungkin juga menyukai