PENGERTIAN UNSUR
SERAPAN
Unsur serapan adalah unsur dari suatu
bahasa (asal bahasa) yang masuk dan
menjadi bagian dalam bahasa lain
(bahasa penerima) yang kemudian oleh
penuturnya dipakai sebagaimana
layaknya bahasa sendiri.
Semua unsur bahasa lain yang digunakan
dalam konteks bahasa indonesia
digolongkan sebagai unsur serapan.
BENTUK-BENTUK
PENYERAPAN
Bentuk penyerapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibedakan atas penyerapan secara
alamiah, penyerapan seperti bentuk asal,
penyerapan dengan terjemahan dan
penyerapan dengan perubahan.
Penjelasannya sebagai berikut :
a. Penyerapan Secara Alamiah
KAIDAH-KAIDAH UNSUR
SERAPAN
a. Gabungan Vokal
Gabungan vokal yang akan
dibicarakan disini adalah gabungan
vokal aa ee ai au eu ee ei eo eu ie
oe oo ou ua ue ui uo dan uu.
Misalnya gabungan /uu/ menjadi
/u/ dalam bahasa indonesia
Contoh : vacuum vakum
Gabungan Konsonan
Gabungan konsonan yang dibahas
adalah /cc/, /cch/, /ch/, /gh/,/kh/, /ng/, /ph/,
/ps/, /pt/, /ph/, dan /sc/.
Misalnya gabungan /ph/ menjadi /f/ dalam
bahasa Indonesia
Contoh : phase fase
c. Konsonan Tunggal
Konsonan yang dimaksud adalah /c/, /f/,
/q/, /t/, /v/, /x/, /y/, dan /z/.
Misalnya konsonan /c/ dimuka a, o, u dan
konsonan menjadi /k/, sedangkan /c/
dimuka e, l, dan /y/ menjadi /s/
Contoh : cabin kabin
b.
PENYERAPAN AKHIRAN
ASING
Penyesuaian huruf dan bunyi pada
kata-kata serapan, bahasa
Indonesia banyak mengambil
akhiran-akhiran asing sebagai
unsur serapan. Akhiran-akhiran
asing tersebut disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan yang ada
dalam bahasa Indonesia. Ketentuan
itu telah diatur dalam kaidah Ejaan
Yang disempurnakan.
LANJUTAN.
Akhiran asing ada yang
diserap sebagai bagian kata
yang utuh, seperti kata
standarisasi di samping kata
standar, kata implementasi
disamping kata implemen,
dan kata obyektif di samping
kata obyek. Akhiran asing
tersebut antara lain akhiran
PENGIMBUHAN UNSUR
SERAPAN
Unsur serapan yang sudah
disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia dapat diberikan imbuhan
(afiks) bahasa Indonesia. Hal ini
berlaku pada unsur serapan yang
sudah digunakan dalam bahasa
Indonesia. Beberapa contoh berikut
dapat menunjukkan hal tersebut.
Contoh : terjemah menerjemahkan
Tanda Koma ( , )
Tanda koma diantara unsur-unsur dalam
pemerian
Contoh : UniversitasMuslim Indonesia memiliki
beberapa fakultas, antara lain : Fakultas
Hukum, Fakultas Eonomi, Fakultas Sastra.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat
setara yang didahului dengan kata sedangkan,
tetapi dan melainkan
Contoh : Dia ingin sekali membeli buku-buku
itu, tetapi uangnyabelum cukup.
Dia bukan mahasiswa Unhas, melainkan
mahasiswa UMI.
Tanda Penghubung ( - )
Tanda hubung dipakai untuk menyambung
suku-suku kata yang terpisah karena
pergantian baris
Contoh : Universitas Muslim Indonesia
merayakan hari ulang tahunnya yang
kedua puluh lima.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung
awalan dengan bagian kata dibelakangnya,
menyambung unsur-unsur kata ulang
Contoh : Kemerah-merahan
Dibolak-balikkan
Tanda Pisah ( )
Tanda pisah dipakai untuk membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
keterangan atau penjelasan.
Contoh : Kemerdekaan bangsa itu saya
yakin akan tercapai diperjuangkan dengan
jiwa dan rasa bangsa itu.
Tanda pisah dipakai untuk menegaskan
adanya aposisi atau keterangan lain
sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh : Diskusi yang singkat hari ini
mengenai fonologi, morfologi, dan sintaksis
mudah-mudahan memperluas pengatahuan
kita mengenai kebahasaan.
Tanda Ellipsis ( )
Tanda ellipsis dipakai untuk
menggambarkan kalimat terputusputus
Contoh : Memang tiada perjuangan
yang tidak menuntut pengorbanan.
Tanda ellipsis dipakai untuk
menunjukkan bahwa suatu petikan
ada bagian yang dihilangkan
Contoh : Dalam kehidupan seharihari, kita harus pandai bergaul
Tanda Tanya ( ? )
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh : Alangkah seramnya peristiwa itu !
Tanda Kurung (())
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Contoh : Bagian perencanaan sudah selesai
menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh : Sajak Tranggono berjudul ubud (nama
tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun
1962.
Tanda Petik ()
Tanda petik mengapit petikan langsung
yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh : Saya belum siap, kata Mira,
Tunggu sebentar!
Tanda petik mengapit judul syair,
karangan atau bahan yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh : Bacalah Bola Lampu dalam
buku dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
ANY
QUESTION?