Anda di halaman 1dari 41

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


Nomor: 018 /Kep/II.3/UMSU-06/D/2010
tentang
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
Bismillahirrahmanirrahim
Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara:
Menimbang

: a. Bahwa dalam rangka melaksanakan Tri Darma Perguruan


Tinggi, dalam bidang penelitian di Fakultas Hukum UMSU,
perlu dibuat suatu pedoman tentang penulisan penelitian bagi
mahasiswa.
b. Bahwa penulisan penelitian bagi mahasiswa Fakultas Hukum
UMSU sebagai wujud pelaksanaan tri darma perguruan tinggi
salah satunya adalah pembuatan skripsi sebagai syarat
menyelesaikan studi.
c. Bahwa guna terdapat keseragaman dalam penulisan penelitian
perlu diatur mekanisme dan tatacara penulisan hasil penelitian
yang tertuang dalam buku pedoman penulisan skripsi.
d. Bahwa Pedoman Penulisan Skripsi perlu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan
Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor
60
Tahun
1999 tentang
Pendidikan Tinggi.
4. Keputusan Mendikbud RI Nomor 0325/U/1994 tentang
Kurikulum yang berlaku secara Nasional Program Sarjana Ilmu
Hukum.
5. Keputusan Mendiknas Republik Indonesia:
a. Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000.
b. Nomor 184/U/2001 tanggal 23 November 2001.
c. Nomor 178/U/2001 tanggal 21 November 2003.
d. Nomor 004/U/2002 tanggal 17 Januari 2002.
6. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas Republik Indonesia Nomor
08/DIKTI/Kep/2002.
7. Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
8. Statuta Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
9. Surat Keputusan Majlis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Nomor 307/KEP/I.3/2009 tanggal 25 Ramadhan 1430 H/15
September 2009 M.

Memperhatikan :

1. Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera


Utara Nomor: 10/Kep/II.B/UMSU/F/2008 tentang Peraturan
Akademik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Hasil rumusan Rapat Dosen dan masukan dari Kepala Bagian
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
yang tertuang dalam Berita Acara Rapat Selasa tanggal 29
Desember 2009.

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: KEPUTUSAN
DEKAN
FAKULTAS
HUKUM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SUMATERA
UTARA
TENTANG
PEDOMAN
PENULISAN SKRIPSI

Pertama

: Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas


Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
: Pedoman ini berlaku bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
: Keputusan ini berlaku 6 (enam) bulan sejak ditetapkan dan akan
diperbaiki bilamana dianggap perlu.

Kedua
Ketiga

Ditetapkan : di Medan
Pada tanggal: 23 Muharram
09 Januari

1431
2010

Dekan,

FARID WAJDI, SH., M.Hum

Tembusan:
1. Yth. Rektor UMSU
2. Yth. Wakil Rektor I, II dan III UMSU
3. Yth. Kepala-kepala Bagian Fakultas Hukum UMSU
4. Pertinggal.

H
M

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam buku ini yang dimaksud dengan:
1. Fakultas
adalah
pelaksana
akademik
di
bawah
UMSU,
yang
mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian.
2. Bagian adalah unit pelaksana akademik di bawah fakultas yang melaksanakan
pendidikan akademik dan/atau professional dalam satu atau seperangkat
cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
3. Dekan adalah pimpinan tertinggi Fakultas Hukum UMSU yang dalam
pelaksanaan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada rektor
dibantu oleh para Wakil Dekan dengan pembagian tugas, kedudukan dan
tanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Kepala Bagian adalah pimpinan tertinggi pada bagian di bawah fakultas yang
berada di bawah serta bertanggungjawab kepada Dekan, diangkat dan
diberhentikan oleh Rektor.
5. Dosen adalah seorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat
oleh BPH UMSU dengan tugas utama mengajar pada UMSU.
6. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Fakultas Hukum
UMSU
7. Penelitian adalah suatu usaha yang dilakukan secara sistematik dan
terorganisir untuk melakukan penyelidikan secara ilmiah terhadap suatu
permasalahan yang dimaksudkan untuk mengungkap suatu fenomena.
8. Judul merupakan kompas dalam menyusun skripsi dan karya ilmiah lainnya
atau dapat pula dikatakan bahwa judul merupakan gambaran dari conceptual
framework suatu penelitian.
9. Proposal penelitian adalah suatu rencana dalam rangka pelaksanaan suatu
penyelidikan dan merupakan usulan untuk dipertimbangkan dalam melakukan
kegiatan penelitian.
10. Seminar proposal adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menyampaikan
rencana usulan penelitian.
11. Ujian adalah kegiatan penilaian untuk mengetahui derajat kemampuan
mahasiswa dalam penguasaan materi perkuliahan atau kompetensi keilmuan
pada waktu tertentu, yang berbentuk ujian skripsi/tugas akhir.
12. Skripsi/tugas akhir adalah karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
sebagai hasil penelitian dan atau pengkajian ilmiah terhadap satu objek yang
berkaitan dengan bidang ilmunya pada akhir program studi sebagai salah satu
persyaratan
penyelesaian
program
studi
untuk
mencapai
gelar
kesarjanaan/keahlian/magister.
BAB II

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PRA-PENYUSUNAN SKRIPSI


Pasal 2
Untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Hukum UMSU, setiap mahasiswa
diwajibkan untuk menyusun tugas akhir berupa skripsi. Skripsi merupakan karya
tulis ilmiah hasil penelitian mandiri untuk memenuhi tugas akhir guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH). Tahapan penulisan skripsi/tugas akhir
yang wajib ditempuh oleh mahasiswa sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Tahap pertama, pengusulan judul skripsi/tugas akhir.
b. Tahap kedua, penetapan judul skripsi/tugas akhir dan pembimbing.
c. Tahap ketiga, penulisan dan seminar proposal.
d. Tahap keempat, penelitian dan penulisan skripsi/tugas akhir serta proses
pembimbingan.
Pasal 3
A. PERSYARATAN
Setiap mahasiswa yang akan menulis skripsi diwajibkan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1.

Persyaratan Akademik

a.
b.
c.

Indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 2,75.


Mengumpulkan minimum kredit 130 SKS.
Sudah pernah mengambil matakuliah dasar hukum; Pengantar Ilmu Hukum,
Pengantar
Tata Hukum Indonesia dan llmu Negara.
d. Telah mengikuti mata kuliah Metode Penelitian Hukum dan Penulisan
Hukum.
e. Wajib mengikuti Seminar proposal minimal 5 (lima) kali yang dibuktikan
dengan daftar
hadir seminar proposal.
2.Persyaratan Administrasi
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang sedang berjalan.
b. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi keuangan.
Pasal 4
B. PROSEDUR
1. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat (baik akademik dan administrasi)
berhak untuk menyusun skripsi, mengisi formulir permohonan rencana judul
skripsi yang sesuai dengan bagiannya, untuk diajukan kepada Kepala Bagian.

2. Formulir yang dimaksudkan di atas terdiri atas 2 (dua) lembar;


Lembaran pertama: merupakan permohonan judul yang ditandatangani oleh
mahasiswa bersangkutan dan disetujui oleh Kepala Bagian.
Lembaran kedua: merupakan pengajuan pembimbing yang ditandatangani
oleh Kepala Bagian.
3. Kepala Bagian (melalui rapat Kepala Bagian) dapat menyetujui atau menolak
judul skripsi yang diajukan oleh mahasiswa. Judul yang telah disetujui, dapat
dilanjutkan ke pembuatan/ penyusunan proposal.
4. Proposal sebagaimana disebutkan di atas, harus melalui persetujuan kepala
bagian dan prosedur administrasi.
5. Proposal yang telah disetujui Kepala Bagian akan diseminarkan dengan dihadiri
oleh dosen pembimbing.
6. Dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa bekerja di bawah bimbingan
kedua dosen pembimbing. Untuk memantau kegiatan bimbingan, Fakultas
Hukum UMSU memberikan lembaran bimbingan skripsi yang ditandatangani
oleh dosen pembimbing
7. Mahasiswa diwajibkan untuk memperbaiki skripsinya, jika ada tambahan,
perbaikan dan lain-lain pada waktu bimbingan. Skripsi yang sudah disetujui
oleh kedua dosen pembimbing dapat diujikan melalui ujian skripsi (sidang meja
hijau).
8. Mahasiswa wajib menyerahkan skripsinya kepada fakultas melalui bidang
pendidikan di Biro Fakultas Hukum UMSU, sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Selanjutnya pimpinan fakultas akan menjadwalkan ujian skripsi dan
mengeluarkan Undangan/Panggilan Ujian Skripsi untuk dosen penguji.
9. Skripsi yang akan diujikan beserta Undangan/Panggilan Ujian Skripsi dimaksud
harus sudah diserahkan kepada para dosen penguji paling lama 3 (tiga) hari
sebelum diujikan. Dibuktikan dengan berita acara penyerahan skripsi yang
ditandatangani dosen yang bersangkutan.
BAB III
USULAN PROPOSAL
Pasal 5
Suatu penelitian diawali dengan penyusunan usulan penelitian atau yang lazim
disebut dengan proposal. Proposal merupakan kerangka utama yang akan
menuntun mahasiswa kepada suatu penelitian. Dengan proposal, seorang
mahasiswa dapat memahami secara jelas arah penelitian yang akan dilakukan.
Usulan penelitian/proposal skripsi terdiri atas:
A. Judul
Judul penelitian pada wujudnya merupakan kalimat dalam bentuk satu kalimat
pernyataan, bukan kalimat pertanyaan. Judul harus menarik dan aktual, sangat

penting diperhatikan di dalam memilih/mempergunakan kata-kata dan


penyusunannya menjadi suatu judul.
Syarat utama yang harus dipenuhi antara lain:
1. Judul terdiri atas kata-kata yang jelas (tidak kabur).
2. Judul tidak terlalu panjang, kalau panjang dapat dibuat judul utama dan judul
tambahan (sub judul).
3. Judul harus relevan: memiliki pertalian dengan temanya.
4. Judul harus provokatif.
5. Judul harus memiliki independent variabel dan dependent variabel.
6. Deskriptif dan jelas menunjukkan masalah hukum yang akan diteliti.
7. Pernyataannya tidak boleh terlalu puitis atau bombastis dan hindarkan
kemungkinan terjadinya penafsiran yang bermacam-macam atas penggunaan
kata-kata dan judul tersebut.
8. Bahasa yang digunakan adalah bahasa iImiah yang menggunakan ejaan baru
yang disempurnakan.
9. Judul harus menarik dan merupakan pencerminan dari seluruh isi skripsi yang
dapat menjelaskan dan menarik, sehingga orang yang membacanya dapat
dengan segera menduga tentang materi dan permasalahan serta kaitannya.
10. Judul harus:
a. Obyek yang diteliti
b. Subyek penelitian
c.
Lokasi daerah penelitian
d. Tahun/waktu peristiwa
11. Contoh judul: Kedudukan Anak Dalam Kandungan Terhadap Kewarisan: Studi
Komparatif Hukum Perdata dengan Hukum Islam
B. Latar Belakang
Latar belakang berisi uraian mengenai masalah hukum yang menarik minat
peneliti. Pada latar belakang harus dikemukakan mengapa masalah yang dipilih
menjadi topik/judul usulan penelitian/skripsi itu menarik minat penulis atau apa
yang menjadi alasan pemilihan topik/judul tersebut, mengapa dianggap penting
dan mendesak untuk diteliti. Latar belakang juga harus menggambarkan tema
sentral dari judul, bagaimana kondisi hari ini dan tantangannya. Latar belakang
boleh diawali dengan pembahasan umum tapi selanjutnya harus lebih
mengerucut hingga ke pokok permasalahan yang diteliti. Penelitian yang
dilakukan harus asli, dalam arti masalah yang dipilih belum pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya, atau hendaknya dinyatakan tegas bedanya dengan
penelitian terdahulu. Hasil penelitian seyogianya memiliki kontribusi praktis dan
teoretis. Latar belakang meliputi antara lain:
1.

Rumusan Masalah

Masalah dapat dirumuskan sebagai suatu pernyataan tetapi lebih baik dengan
suatu pertanyaan. Keunggulan menggunakan rumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan ini adalah untuk mengontrol hasil dan penelitian, sehingga akhir dari
penelitian seorang akan dapat mengetahui apakah pertanyaan yang dirumuskan
dalam rumusan masalah dapat dijawab seluruhnya. Apabila pertanyaan tersebut

belum terjawab seluruhnya, maka penelitian tersebut belum mengenai


sasarannya. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus bersifat problematis yang
untuk menjawabnya memerlukan analisis berdasarkan hasil penelitian. Dalam
memilih masalah, hendaklah seorang peneliti berpegang pada pertanyaanpertanyaan sebagai berikut:
a) Apakah masalah tersebut berfaedah untuk dipecahkan, baik bagi kepentingan
pengembangan ilmu hukum maupun untuk kebutuhan praktek hukum?
b) Apakah masalah yang telah diteliti sudah sesuai dengan kerangka penelitian
yang akan diterapkan?
c) Apakah dituntut kemampuan-kemampuan khusus untuk memecahkan masalah
hukum yang hendak diteliti?
d) Apakah metodologi dan teknik yang ada, dapat membantu pemecahan
masalah yang hendak diteliti?
Gunakanlah kata-kata yang lebih operasional dalam rumusan masalah, seperti;
Apa, Mengapa, Bagaimana, dan lain-lain. Misalnya; Bagaimana kedudukan anak
dalam kandungan terhadap kewarisan ditinjau dalam hukum perdata dan hukum
Islam. Untuk Fakultas Hukum UMSU, mahasiswa diwajibkan mengajukan tiga (3)
rumusan masalah.
2. Faedah Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan harus berfaedah baik secara teoritis maupun praktis.
Faedah dari segi teoritisnya adalah faedah sebagai sumbangan baik kepada Ilmu
Pengetahuan pada umumnya maupun kepada ilmu Hukum pada khususnya. Dari
Segi Praktisnya Penelitian tersebut berfaedah bagi kepentingan Negara, Bangsa,
Masyarakat dan Pembangunan.
C. Tujuan Penelitian
Dalam tujuan Penelitian harus tergambar secara tegas apa yang hendak dicapai
di dalam melaksanakan Penelitian tersebut. Tujuan Penelitian harus bertitik tolak
dari permasalahan. Bahkan harus terlihat tegas jika permasalahan ada tiga (3)
maka tujuan Penelitianpun harus tiga (3) pula. Ketiga hal tersebutlah yang
menjadi pokok permasalahan yang intisarinya harus terlihat pada kesimpulan.
Jadi, rumusan masalah, tujuan dan kesimpulan harus singkron. Merumuskan
tujuan Penelitian harus diawali dengan penggunaan kata untuk atau guna
dan seterusnya disesuaikan dengan apa yang menjadi rumusan masalah.
Misalnya; untuk mengetahui kedudukan anak dalam kandungan terhadap
kewarisan ditinjau dalam hukum perdata dan hukum Islam.
D. Definisi Operasional
Definisi
operasional
atau
kerangka
konsep
adalah
kerangka
yang
menggambarkan hubungan antara definisi-definisi/konsep-konsep khusus yang
akan diteliti. Konsep merupakan salah satu unsur konkrit dari teori. Namun
demikian, masih diperlukan penjabaran lebih lanjut dari konsep ini dengan jalan
memberikan definisi operasionalnya. Untuk ilmu hukum dapat diambil misalnya
dari peraturan perundang-undangan. Definisi operasional mempunyai tujuan

untuk mempersempit cakupan makna variabel sehingga data yang diambil akan
lebih terfokus. Sebagai contoh, judul skripsi: Penggelapan Dana Calon Haji
Menurut Undang-Undang NO. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji, maka dalam definisi operasional/ kerangka konsep, dijelaskan apa yang
dimaksudkan dengan; penggelapan, calon haji, ibadah haji.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka berisi uraian sistematis tentang keterangan-keterangan yang
dikumpulkan dari Pustaka. Data Sekunder yang berasal dari perpustakaan itu,
harus ada hubungannya dengan penelitian dan menunjang pembahasan yang
akan diteliti. Selain itu, tinjauan pustaka juga memuat tentang teori-teori yang
relevan dengan masalah yang diteliti, konsep-konsep yang diperoleh baik dari
jurnal ilmiah, yurisprudensi maupun perundang-undangan yang berkaitan dengan
objek yang diteliti. Selanjutnya fakta -fakta yang dikemukakan di dalam Tinjauan
Pustaka ini harus sejauh mungkin diusahakan pengambilannya dari sumber
aslinya. Penulis/Peneliti harus jujur bahwa sumber-sumber tersebut benar-benar
telah dibaca dan dikutip sesuai dengan yang diperlukan. Di dalam hal pengutipan
harus benar-benar dipedomani aturan kutipan. Khusus bagi mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dianjurkan agar topik atau
masalah yang diteliti harus sedapat mungkin ada menggunakan perpustakaan
yang landasan pembahasannya bersumber dari al-Quran atau al-Hadits.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan tentang:
1. Sifat/Materi Penelitian
Di sini perlu diuraikan/dijelaskan bagaimana sifat penelitiannya: deskriptif analitis,
eksploratif atau eksplanatoris dan lain-lain. Penelitian dengan menggunakan
deskriptif analitis adalah penelitian yang hanya semata-mata melukiskan keadaan
obyek atau peristiwanya tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulankesimpulan yang berlaku secara umum. Apabila peneliti bermaksud mengetahui
keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan
sebagainya maka penelitiannya bersifat deskriptif yaitu menjelaskan atau
menerangkan peristiwa. Berdasarkan sifat penelitian, akan didapatkan
penelitiannya mengarah kepada penelitian hukum yuridis normatif, yuridis
sosiologis atau empiris.
Penelitian hukum normatif yang kerap dikenal dengan penelitian hukum doktriner,
yaitu penelitian yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan
yang tertulis atau bahan hukum yang lain. Materi peneltian terdiri atas: data
primer dan data sekunder. Data primer digunakan jika skripsi melakukan
riset/studi lapangan. Namun demikian, apabila skripsi tidak mengarah ke studi
lapangan, maka data primer tidak diperlukan.

2. Sumber Data
Selanjutnya, dalam materi penelitian, diuraikan dari mana sumber data diperoleh.
Jika dari kepustakaan seperti buku, keputusan Pengadilan, berbagai data statistik
dan lain-lain, berarti datanya adalah data sekunder (Library Research). Penelitian
ini disebut juga dengan penelitian perpustakaan atau studi dokumen disebabkan
penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang
ada di perpustakaan. Data sekunder yang dimaksudkan dalam penelitian hukum
normatif ini bersumber pada:
1) Bahan hukum primer, yang terdiri atas; UUD Negara RI Tahun 1945,
Ketetapan MPR, Peraturan Perundang-Undangan dan sebagainya.
2) Bahan hukum sekunder, misalnya berupa buku-buku, karya ilmiah, hasil
penelitian dan Rancangan Undang-Undang (RUU).
3) Bahan hukum tersier, misalnya ensiklopedia, bahan dari internet, bibiliografi
dan sebagainya.
Sebaliknya jika sumber data langsung dari responden berarti data yang diperoleh
itu adalah data primer (Field Research). Penentuan responden dicantumkan dalam
penulisan pemahaman tentang teknik-teknik penarikan sampel. Sampel Adalah
sebagian dari populasi. Dengan demikian sebagaimana dikatakan S. Arikunto
(1983) yang dikutip Maria, menyatakan bahwa sampel (sebagian dari populasi)
yang diteliti dan seterusnya dianalisis, baru kemudian disimpulkan. Kesimpulan
tersebut berlaku untuk populasi. Dalam penentuan responden diperlukan
pemahaman tentang metode atau tehnik penarikan sampel. Pada umumnya alat
atau instrumen) penelitian yang dipergunakan adalah observasi, wawancara,
kuesioner, studi dokumen dan lain-lain.
Peneliti mengumpulkan data dan sebagian populasi yang disebut sampel dan dari
hasil penelitiannya dibuat generalisasinya. Selanjutnya data yang didapatkan
berupa data primer, maka dapat disebutkan tentang penentuan wilayah dan
subjek penelitian (populasi dan sampel) secara terinci. Untuk skripsi yang
mengarah kepada data primer, maka harus ditentukan dan dijelaskan dimana
lokasi penelitian dan mengapa penulis memilih lokasi tersebut, misalnya karena
lokasi tersebut berdekatan dengan tempat tinggal penulis, atau karena lokasi
tersebut sangat relevan dengan objek penelitian dan sebagainya.
3. Alat Pengumpulan Data
Apabila data yang diperoleh berupa data sekunder, maka alat pengumpul data
yang digunakan adalah melalui studi dokumentasi atau melalui penelusuran
literatur. Sementara, jika data yang digunakan berupa data primer, maka alat
pengumpul data dapat diperoleh dengan melakukan tekhnik wawancara atau
observasi atau kuisioner. Untuk menentukan pilihan terhadap alat atau instrumen
ini, harus melalui pertimbangan-pertimbangan:
(1) Jika jumlah responden terbatas/relatif kecil gunakanlah wawancara
(2) Jika lokasi penelitian relalif luas, gunakanlah kuesioner.
(3) Jika peneliti ingin memperoleh pendapat yang lebih mendalam gunakan
wawancara

(4) Jika pelaksana penelitian mempunyai anggota yang relatif besar jumlahnya
pergunakanlah wawancara atau observasi, jika keadaan sebaliknya, maka
gunakan kuesioner.
4. Analisis Data
Di bagian ini perlu diuraikan bagaimana memanfaatkan data yang terkumpul
untuk dipergunakan dalam memecahkan permasalahan penelitian. Oleh karena
itu penggunaan tabel di dalam melakukan analisis data sangat memudahkan.
Terhadap data yang tertinggi dan terendah harus diberikan penekanan agar
analisisnya lebih tajam. Jenis analisisnya dapat digunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Keduanya tidak mesti terpisah, tetapi dapat juga saling menunjang
dan sangat tergantung kepada alat apa yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Analisis data yang dipergunakan terhadap penelitian hukum, biasanya
dilakukan dengan analisis kualitatif sesuai dengan tipe dan tujuan penelitian.
F. Jadwal Penelitian
Di dalam jadwal penelitian harus ditunjukan:
(1) Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan,
(2) Rincian kegiatan pada setiap tahap, dan
(3) Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap. Jadwal penelitian
dapat disajikan dalam bentuk matrik atau uraian.

G.

Daftar Pustaka

Penyusunan daftar pustaka sudah beraneka ragam sekarang ini, namun yang
terpenting adalah bahwa daftar pustaka hanya memuat pustaka yang terdapat
dalam usulan penelitian/skripsi/abstrak dan disusun ke bawah menurut abjad
nama (baik nama depan atau akhir) penulisnya. Titel dan jabatan
penulis/pengarang sebaiknya tidak perlu dicantumkan. Cara penulisan yang
terpilih hendaknya digunakan secara konsisten.
Lampiran, berupa:
a.
Kerangka skripsi (sementara)
b.
Daftar Pertanyaan/Pedoman Wawancara
Catatan: Untuk penulisan usulan proposal ini tidak perlu memakai bab dan
petunjuk dan untuk menyatakan suatu kutipan boleh menggunakan
footnote (catatan kaki), bodynote (catatan badan) ataupun catatan
akhir (end note).

BAB IV
SEMINAR PROPOSAL

Pasal 6
1. Proposal mahasiswa yang telah disetujui Kepala Bagian untuk diseminarkan,
didaftarkan ke bagian akademik di Fakultas Hukum UMSU dengan melampirkan
proposal sebanyak 10 (sepuluh) rangkap.
2. Mahasiswa wajib memperbaiki dan melaporkan segala usulan yang
disampaikan pada saat seminar proposal berlangsung kepada pembimbing dan
petugas administrasi biro fakultas.
3. Apabila Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II, berhalangan hadir dalam
seminar proposal, maka dapat digantikan dengan dosen pembimbing lain yang
ditetapkan Kepala Bagian, setelah berkonsultasi dan disepakati Wakil Dekan I.
4. Apabila karena sesuatu hal salah satu dosen Pembimbing berhalangan
dan/atau tidak dapat hadir pada saat seminar proposal, maka seminar tetap
berjalan sesuai dengan dosen pembimbing yang sudah ditetapkan.
5. Dosen pembimbing membuat berita acara seminar proposal dan mencatat halhal yang berkembang pada waktu seminar poroposal serta menyerahkannya
kepada mahasiswa bersangkutan untuk digunakan sebagai panduan perbaikan
skripsi.
6. Waktu seminar ditentukan oleh Pimpinan Fakultas, dipimpin seorang moderator
dari Kepala Bagian dan dilaksanakan secara majelis. Susunan pelaksana
seminar proposal terdiri atas:
a. Dekan sebagai penanggungjawab.
b. Wakil Dekan I dan III sebagai pengawas.
c. Kepala Bagian sebagai pimpinan seminar.
d. Pembimbing I dan II sebagai dosen pembimbing.
e. Mahasiswa penyaji seminar.
f. Mahasiswa pembahas/pembanding yang telah ditetapkan.
7. Bagi mahasiswa peserta seminar diwajibkan hadir 15 (lima belas) menit
sebelum seminar dibuka. Apabila mahasiswa tersebut terlambat sebagaimana
yang jadwal yang ada, pada saat seminar telah dibuka maka yang
bersangkutan dinyatakan dibatalkan.
8. Bagi mahasiswa yang dinyatakan telah selesai seminar proposal, yang
bersangkutan berhak untuk melanjutkan penulisan skripsi dengan jumlah
halaman minimal 70 (tujuh puluh) halaman. Jarak antara pelaksanaan seminar
proposal dengan ujian skripsi minimal tiga
(3) bulan.
BAB V
SKRIPSI
Pasal 7
Skripsi ditulis berdasarkan hasil penelitian untuk mencari pemecahan masalahnya
dengan menggunakan teori-teori, asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang
berlaku. Secara garis besar skripsi memuat bagian awal, bagian pokok dan bagian

akhir.
A. BAGIAN AWAL
Bagian awal meliputi halaman judul dan halaman persetujuan.
1. Halaman Sampul Depan
Pada halaman ini, dicantumkan;
a.
Judul skripsi dengan menggunakan huruf kapital ukuran font 16, sedangkan
anak judul dengan ukuran huruf font 14.
b.
Lambang UMSU
c.
Tulisan Skripsi
d.
Maksud penulisan skripsi, contohnya; Diajukan untuk memenuhi tugas akhir
guna memperoleh gelar sarjana hukum. Ditulis dengan huruf kapital, ukuran
huruf font 12.
e.
Nama penulis, yang ditulis dengan huruf kapital ukuran font 14 dan nomor
NPM mahasiswa ditulis di bawah nama penulis.
f.
Tulisan Fakultas Hukum UMSU dan tahun penulisnya (lihat lampiran 4).
2. Halaman Judul
Sama seperti pada halaman sampul depan, tetapi ditulis di atas kertas putih
(HVS).
3. Halaman Pengesahan Skripsi
Halaman ini memuat:
a.
Nama dan NPM mahasiswa, bagian, dan Judul skripsi.
b.
Diketahui Dekan Fakultas Hukum UMSU
c.
Nama dan tanda tangan kedua pembimbing (lihat lampiran 7).
4. Pernyataan Keaslian
Halaman ini memuat pernyataan mahasiswa bahwa skripsi yang ditulis adalah
hasil penelitian/karya sendiri. Pernyataan tersebut harus dibubuhi materai dan
ditandatangani oleh penulis sendiri (lihat lampiran 7).
5. Abstrak
Abstrak merupakan deskripsi singkat atau kondensasi suatu karangan. Abstrak
dibuat dengan jarak 1 spasi dan tidak melebihi satu halaman. Halaman ini
memuat secara singkat tentang isi dari skripsi, yang terdiri atas;
a.
Masalah (tema dan tujuan penelitian),
b.
Metode, hasil penelitian, dan
c.
Kesimpulan dan kontribusi dari hasil penelitian (lihat lampiran 11).

6. Kata Pengantar
Kata pengantar memuat uraian singkat tentang maksud penyusunan skripsi,
ucapan terima kasih penulis kepada para pihak yang dianggap telah memberikan
kontribusi dan mempunyai andil dalam pembuatan skripsi (lihat lampiran 10).
7. Daftar Isi
Halaman ini berfungsi sebagai pedoman awal bagi pembaca untuk mengetahui
kandungan isi pokok yang ada dalam skripsi. Perumusannya meliputi judul bab,
sub bab dan anak sub bab serta uraian mengenai hal-hal yang terdapat pada
bagian awal skripsi.
B. Bagian Pokok
Bagian pokok skripsi memuat badan skripsi yang merupakan hasil penelitian yang
dijabarkan sebagai berikut:
1.

Pendahuluan

Pendahuluan lebih sering ditulis dalam Bab I dan berisi uraian tentang latar
belakang penelitian, rumusan masalah, faedah penelitian, tujuan penelitian, serta
metode penelitian. Uraian demikian sebenarnya sudah termuat dalam usulan
proposal yang sebelumnya telah diseminarkan. Hakekatnya, bab pendahuluan ini
merupakan uraian yang hampir sama dengan proposal.
2. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
Definisi operasioanl/kerangka konsep yang terdapat dalam skripsi sama dengan
apa yang telah dijabarkan dalam proposal.

3.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka dalam skripsi adalah penyempurnaan dari tinjauan pustaka yang
sudah diuraikan pada usulan proposal yang sudah diseminarkan, yaitu berisi
uraian sistematis tentang keterangan-keterangan yang dikumpulkan dari bahan
pustaka. Semakin banyak literatur/sumber yang diambil, semakin menambah
kesempurnaan dari penelitian tersebut. Sebagai catatan, jumlah lembar tinjauan
pustaka tidak boleh melebihi jumlah lembaran hasil penelitian.
4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian merupakan jawaban dari masalah. Rumusan masalah yang


diberikan sebanyak tiga (3), maka di bab hasil penelitian dan pembahasan, ada
tiga (3) sub judul yang harus dibahas atau diuraikan. Untuk itu, antara masalah,
tujuan dan pembahasan harus singkron. Di sini diuraikan hasil penelitian yang

diperoleh sekaligus dengan pembahasannya. Keduanya bersifat terpadu dan tidak


perlu dipecah. Dengan kata lain, jika penempatan hasil penelitian diletakkan
sedekat-dekatnya dengan pembahasan niscaya akan mendatangkan kemudahan
bagi pembaca untuk memahami dan mengikuti uraiannya.
Hasil penelitian itu sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel, grafik. foto atau
bentuk lainnya. Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan
teoretis, baik secara kualitatif, kuantitatif atau secara statistik. Apabila dianggap
perlu sebaiknya hasil peneitian juga dibandingkan dengan hasil penelitian sejenis
yang sudah ada. Menurut Hadani Nawawi (1991) bahwa data kualitatif dinyatakan
dalam bentuk kalimat atau uraian dan data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk
angka.
5.

Kesimpulan dan Saran

Di dalam bagian ini dicantumkan apa yang merupakan kesimpulan dan saransaran (jika ada) yang dianggap sangat penting untuk dikemukakan. Kesimpulan
harus singkron dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain,
jika dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian masing-masing terdapat tiga
(3) maka ketiga hal itu adalah hal yang utama di dalam pembahasan yang diteliti
dan harus tercantum serta merupakan hal yang utama pula di dalam kesimpulan.
Marion Van Home (1985) menyatakan bahwa kesimpulan memberi kesempatan
kepada penulis untuk mengatakan sesuatu sekali lagi dan untuk menjelaskan
setiap bagian perlu mendapat tekanan dan tambahan. Saran dibuat berdasarkan
pengakuan dan pertimbangan penulis dan sebaiknya juga harus sejalan dengan
kesimpulan. Saran merupakan rekomendasi penulis atas penelitian yang telah
dilakukan.
C. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran
1.

Daftar Pustaka

Penyusunan daftar pustaka beraneka ragam, tetapi yang terpenting adalah bahwa
daftar pustaka hanya memuat pustaka yang terdapat dalam usulan
penelitian/skripsi/abstrak dan disusun ke bawah menurut abjad nama (alfabetis,
baik nama depan atau akhir) penulisnya. Semua bahan-bahan bacaan atau
referensi yang dipergunakan sebagai bahan penyusunan penulisan skripsi harus
ditulis kembali dalam suatu daftar yang disebut dengan daftar pustaka. Titel dan
jabatan penulis/pengarang sebaiknya tidak perlu dicantumkan. Cara penulisan
yang terpilih hendaknya digunakan secara konsisten. Perhatikan cara
penulisannya jika jenis pustakanya berbeda.
a. Jika buku ditulis: (1) Nama pengarang ( 1 s/d 3 orang tulis semua, lebih tiga
orang hanya ditulis nama pengarang pertama dengan mencantumkan dkk atau
et. al, di belakang namanya), tahun terbit, judul buku (diberi cetak miring),
penerbit, kota tempat terbit. (2) Nama pengarang, tahun terbit, judul buku,
penerbit, kota. Contoh;
Andi Hamzah. 1986. Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dalam Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana. Bandung: Binacipta

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1995. Penelitian Hukum normatif Suatu
Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Allan C. Moris, et al. 1995. College English New York: Social Science Research
Council.
Elli N. Hasbianto. Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Sebuah Kejahatan Yang
Tersembunyi. dalam Syafiq Hasyim (ed). 1999. Menakar Harga Perempuan.
Bandung: Mizan.
b. Jika majalah ditulis: nama pengarang seperti pada buku, judul karangan dengan
diantarai tanda kutip (), nama majalah, nomor majalah, bulan dan tahun terbit.
Contoh: Bagir Manan. Hakim dan Pemidanaan. dalam Majalah Varia Peradilan
No. 249. Agustus 2006
c. Jika surat kabar ditulis: nama surat kabar, tanggal, bulan dan tahun terbit.
Contoh; Jika karangan yang tidak diterbitkan seperti tesis, disertasi, makalah,
kertas kerja, laporan dan lain-lain ditulis: nama penulis, tahun dibuat, judul
tulisan, jenis tulisan (disertai atau lain-lain), untuk apa digunakan, lembaga di
mana tulisan tersebut dibuat dan nama kota. Contoh:
Atikah Rahmi. 2009. Kajian Hukum Terhadap Aborsi Akibat Korban Perkosaan
Kaitannya dengan Hak Asasi Manusia, Tesis, Program Pascasarjana, Program
Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.
Agus Purwadianto. 2003. Perkosaan Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia
(Kajian Filosofis Metodologi Pembuktian Hukum), Disertasi. Program Studi Ilmu
Filsafat Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sumapraja. 1 April 2000. Aborsi Ditinjau dari Sudut Hukum, makalah
disampaikan dalam simposium mengenai Aborsi di Indonesia. Jakarta: Fakultas
Hukum UI
d. Jika sumber dari internet ditulis; nama penulis (jika ada), judul diantarai tanda
kutip, situs dengan menggunakan cetak miring, tanggal diakses.
Contoh; Korban Perkosaan Sekarang Hamil, melalui http://www.alt-cultureIndonesia.com, diakses tanggal 25 Juli 2009
e. Jika karangan di dalam ensiklopedia atau sejenisnya ditulis nama pengarang
(kalau ada dicantumkan), judul karangan, nama ensiklopedia dan tahun
terbitnya.
Contoh; Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pusataka
2. Lampiran
Mengenai lampiran ini, pada prinsipnya tidak ada aturan secara tegas untuk
pemuatannya, Pada umumnya dibutuhkan jika ada suatu informasi atau
keterangan yang tidak mungkin dimasukkan seluruhnya dalam isi laporan.

Misalnya Undang-undang, naskah perjanjian, surat bukti riset dari instansi


tertentu, dan lain sebagainya.
BAB VI
DOSEN PEMBIMBING DAN SYARAT-SYARATNYA
Pasal 8
1. Dosen Pembimbing skripsi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dekan
dengan mempertimbangkan persyaratan, relevansi keilmuan, kualifikasi
akademik dan beban tugas dosen yang bersangkutan.
2. Pembimbing diangkat dari dosen dan/atau tenaga ahli yang memiliki kualifikasi
sebagai berikut:
a. Untuk Pembimbing I (Satu), yaitu tenaga pengajar aktif, minimum golongan
III/d Jabatan Lektor bagi strata satu (S1), atau minimum golongan III/c
jabatan Lektor dengan gelar Magister (S2).
b. Untuk Pembimbing II(Kedua), golongan III/a, golongan III/c, jabatan asisten
ahli.
c. Dosen pembimbing harus memiliki kemampuan sesuai bidang keilmuannya.
3. Di dalam satu semester seorang dosen hanya dapat membimbing maksimal 10
(sepuluh) orang mahasiswa dan/atau dapat lebih dengan memperhatikan rasio
pembimbing dan mahasiswa bimbingan.
4. Seorang mahasiswa dibimbing oleh dua (2) orang Dosen Pembimbing, yaitu:
Pembimbing I dan Pembimbing II. Pembimbing I bertugas membimbing
mahasiswa dalam persiapan dan pelaksanaan serta penulisan laporan hasil
penelitian. Pembimbing II bertugas membantu Pembimbing I, baik di dalam
bidang teknis penulisan skripsi, metode penelitian maupun redaksional.
5. Setiap dosen pembimbing mempunyai kewenangan waktu maksimal 14
(empat belas) hari untuk memeriksa skripsi mahasiswa untuk setiap kali
bimbingan skripsi.
6. Proses bimbingan dimulai dari Pembimbing II. Kemudian setelah disetujui
Pembimbing II, proses bimbingan dapat dilanjutkan ke Pembimbing I.
7. Proses bimbingan berakhir apabila Pembimbing I telah memberikan
persetujuan tertulis pada lembaran Berita Acara Bimbingan Skripsi.
BAB VII
BATAS WAKTU BIMBINGAN SKPIPSI
Pasal 9
1 Batas waktu penyusunan skripsi selama 6 (enam) bulan sejak tanggal SK
Pembimbing dikeluarkan Dekan Fakultas Hukum UMSU.
2 Dalam hal-hal tertentu apabila mahasiswa tersebut belum selesai dibimbing
selama 6 (enam) bulan, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat memohon

perpanjangan masa bimbingan skripsinya kepada Dekan. Kemudian Dekan


dapat menyetujui perpanjangan skripsi selama 3 (tiga) bulan berikutnya.
3 Dalam hal mahasiswa memperoleh izin perpanjangan tetapi belum juga
terselesaikan, maka Dekan bersama-sama Kepala Bagian dapat menentukan
judul skripsi mahasiswa yang bersangkutan diteruskan dan/atau diganti
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Penalaran dan alasan mahasiswa.
b. Pendapat dari Dosen Pembimbing.
BAB VIII
UJIAN SKRIPSI
Pasal 10
Ujian skripsi merupakan ujian khusus, dengan syarat;
1.
Telah mengumpulkan kredit mata kuliah minimum 130 SKS, tidak termasuk
skripsi.
2.
Telah memperoleh IP Kumulatif minimum 2,70 (dua koma tujuh puluh).
3.
Telah lulus ujian kompetensi/kompri Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
4.
Syarat-syarat administrasi telah diselesaikan baik: administrasi keuangan di
tingkat Universitas maupun administrasi di Fakultas.
5.
Seluruh biaya yang terserap untuk persiapan dan pelaksanaan ujian
skripsi/tugas akhir serta biaya lain yang timbul berkaitan dengan itu ditanggung
mahasiswa peserta yang bersangkutan.
6.
Untuk menempuh ujian skripsi/tugas akhir mahasiswa mengajukan permohonan
menempuh ujian skripsi dengan mengisi formulir permohonan dan melampirkan
persyaratan:
a. transkrip nilai sementara yang diterbitkan Wakil Dekan I, rangkap 2;
b. foto copy KHS semester I sampai dengan semester terakhir, rangkap 2;
c. foto copy tanda bukti lunas beban keuangan dan biaya ujian skripsi sesuai peraturan
yang berlaku, rangkap 2;
d. foto copy ijazah terakhir yang disahkan oleh pejabat berwenang, rangkap 2;
e. surat rekomendasi pindah, transkrip dari perguruan tinggi asal dan lembar hasil
konversi, bagi mahasiswa pindahan, rangkap 2;
f. surat rekomendasi dari pejabat berwenang bagi mahasiswa asing, rangkap 2;
g. pas foto terbaru hitam-putih ukuran 3 x 4 cm. Sebanyak 4 (empat) lembar dan
ukuran 4 x 6 cm, sebanyak 10 (sepuluh) lembar;
h. surat keterangan bebas pinjaman buku dan telah membayar biaya pustaka
UMSU, rangkap 2;
7.
Menyerahkan skripsi yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing kepada
bagian biro di Fakultas Hukum UMSU berjumlah 5 (lima) Rangkap.
8.
Menyerahkan map jepit plastik sebanyak 2 (dua) buah.
9.
Panitia ujian skripsi diselenggarakan Fakultas, Dekan menunjuk dan menetapkan
dengan susunan:
a. Dekan sebagai Ketua Panitia;
b. Wakil Dekan I sebagai
Sekretaris;

c. Wakil Dekan III sebagai Anggota/Pengawas;


d. Tim penguji 5 (lima) orang dosen dan/atau tenaga ahli;
e. 1 (satu) orang notulis sidang.
10.
Untuk menguji seorang mahasiswa dalam ujian skripsi/tugas akhir ditunjuk satu tim
penguji yang terdiri atas 5 (lima) orang dosen yang ditetapkan oleh Dekan, sebagai
berikut:
a. 2 (dua) orang Penguji Utama, yaitu Penguji Utama I dan Penguji Utama II;
b. 2 (dua) orang Penguji Pendamping yang diambil dari Pembimbing I dan
Pembimbing II;
c. 1 (satu) orang penguji kompetensi/kompri Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
11.
Persyaratan Penguji sama dengan persyaratan pada Pembimbing sebagaimana
diatur dalam Bab V, dengan ketentuan bahwa kepangkatan Penguji Utama I sama
dengan Pembimbing I.
12.
Penguji kompetensi/kompri Al-Islam dan Kemuhammadiyahan adalah dosen yang
diangkat oleh Rektor sebagai penguji kompetensi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
pra-ujian skripsi.
13.
Satu periode pelaksanaan ujian skripsi dapat diikuti paling banyak 12 (dua belas)
orang peserta per setiap sidang.
14.
Rentang waktu ujian untuk tim tersebut paling lama 60 menit. Ketua Panitia dapat
menutup dan/atau menghentikan ujian untuk seorang peserta atau satu tim penguji
apabila waktu yang digunakan penguji melebihi batas waktu yang ditetapkan.
15.
Jadwal ujian serta nama penguji ujian skripsi ditentukan Dekan,
undangan/panggilan ujian skripsi ditandatangani Ketua dan Sekretaris Penguji dan
diketahui Wakil Rektor I, untuk dan atas nama Rektor.
16.
Undangan/panggilan ujian skripsi dan naskah skripsi yang akan diujikan harus
sudah diterima anggota penguji paling lambat 3 (tiga) hari sebelum ujian skripsi
dilaksanakan.
17.
Mahasiswa yang telah ditetapkan jadwal ujian skripsi Fakultas, wajib hadir
15 (lima belas) menit sebelum ujian dimulai, apabila mahasiswa tersebut
terlambat pada saat ujian telah dibuka, maka yang bersangkutan kepesertaan
dinyatakan batal.
18.
Pakaian: Pria menggunakan baju jas lengkap (celana hitam, baju putih) dan
wanita mengenakan busana muslim (baju putih, rok hitam dan jilbab putih).
19.
Mahasiswa yang akan mengikuti ujian skripsi wajib mengantarkan undangan
dan skripsinya kepada penguji, dibuktikan dengan berita acara penyerahan
skripsi.
20.
Mahasiswa yang berhalangan disebabkan satu dan lain hal, untuk mengikuti
ujian yang telah dijadwalkan, harus memberitahukan secara tertulis kepada
Dekan cq. Wakil Dekan I.
21.
Ujian skripsi dilaksanakan secara majelis, terdiri atas:
a. Ketua dan Sekretaris ujian,
b. Dosen penguji yang telah ditetapkan dengan memperhatikan golongan
dan/atau jabatan akademik serta memiliki kemampun terhadap materi
skripsi tersebut,
c. Dosen pembimbing skripsi adalah sebagai Penguji Pendamping.
22.
Apabila Dosen Penguji berhalangan hadir maka Ketua dan Sekretaris dapat
menunjuk Dosen Penguji lainnya. Jika Dosen Pembimbing tidak hadir dan/atau
berhalangan, ujian tetap dilaksanakan dan dinyatakan sah.

23.

Nilai lulusan ujian skripsi minimum C (cukup) diperoleh dari hasil


penggabungan nilai yang konversi dari Pola Acuan Penilaian (PAP) dengan
memperhatikan: sistematika, teknik dan bahasa, penguasahan materi dan
sikap (format terlampir).
24.
Nilai ujian skripsi sebagai berikut:
80 - 100 = A
70 79 = B
56 - 69 = C
45 - 55 = D
0 - 44 = E
25.
Pengumuman hasil ujian skripsi dilaksanakan Dekan, Wakil Dekan I, Wakil;
Dekan III, Notulis dan/atau dosen penguji.
26.
Mahasiswa yang telah menempuh ujian skripsi dapat menjilid dan
memperbanyak skripsinya dengan catatan:
(a) jika tidak ada perbaikan,
(b)telah ditanda tangani Dosen Pembimbing I dan II, Ketua, Sekretaris dan
Dosen Penguji
(c) disahkan Dekan
27.
Mahasiswa yang telah menempuh ujian skripsi tersebut wajib menyerahkan
skripsinya dalam bentuk soft copy (berupa CD RW sebanyak satu (1) buah) dan
skripsi yang telah dijilid sebanyak tujuh (7) eksemplar, kemudian diserahkan
kepada: biro fakultas (yang asli), perpustakaan, masing-masing dosen penguji
dan dosen pembimbing/penguji pendamping.
BAB IX
TATA CARA PENULISAN
Pasal 11
A. Bahan dan ukuran skripsi
Untuk kertas, digunakan HVS tanpa garis, berat 80 gram dengan ukuran kertas A4
(21x29,7cm), sampul kertas bufalo dan warnanya ditentukan fakultas yaitu; warna
merah.
B.

Tata Cara Pengetikan

1. Jarak antar 2 baris dibuat 2 spasi kecuali kutipan langsung, judul tabel, daftar
pustaka yang lebih 1 baris diketik dengan jarak 1 spasi, jarak antara daftar
pustaka 1 dan yang lain adalah 2 spasi.
2. Batas pengetikan (margin) dan tepi kertas:
a. Tepi atas 4 cm, tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm dan tepi kanan 3 cm. Jarak
itu setelah dilakukan penjilidan yang sudah siap.
b. Letak alinea baru dan kutipan langsung dimulai dengan ketukan ke tujuh (7)
dan batas pengetikan tepi kiri. Untuk kutipan langsung beri tanda nomor
petunjuk catatan kakinya.

3. Bilangan (angka) jika di pangkal kalimat ditulis dengan huruf tetapi selainnya
ditulis dengan angka.
4. Huruf ditulis dengan menggunakan huruf Times New Roman dengan ukuran:
a. Judul bab digunakan huruf besar (kapital) semua dan diatur letaknya
simetris pada bidang kertas tanpa titik dan cetak tebal
b. Sub judul, semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital) kecuali kata
penghubung dan kata depan, semua diberi cetak tebal dan tanpa titik
dimulai dari tepi kiri pada bidang kertas. Alinea pertama (1)sesudah sub
judul harus alinea baru,
c. Anak sub judul, letaknya dimulai dari atas tepi kiri, diberi cetak tebal, tanpa
titik dan hanya huruf pertama dari keseluruhannya ditulis dengan huruf
besar (kapital). Kalimat pertama sesudah anak sub judul dimulai dengan
alinea baru,
d. Sub anak sub judul, ditulis mulai dari ketukan ke 6 dan batas tepi kiri
(sejajar dengan awal alinea baru), diberi cetak tebal dan diakhiri dengan
tanda titik. Kalimat yang menyusul terus disambung ke kanannya.
Contoh:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perkosaan
1. Pengertian Anak dalam Peraturan di Indonesia
Catatan: judul tidak perlu menggunakan titik.
5. Penomoran
a. Bagian awal skripsi , mulai dari halaman judul sampai abstrak diberi nomor
halaman dengan angka romawi kecil. Contoh; i, ii, iii, iv dan seterusnya.
b. Bagian pokok dan bagian akhir, mulai dari Bab I sampai dengan halaman
terakhir menggunakan angka arab dan huruf abjad gabungan. Contoh:
BAB I. PENDAHULUAN
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a)
d. Nomor halaman ditempatkan di kanan atas, kecuali kalau ada halaman yang
memuat judul bab, maka halaman diletakkan di bagian bawah tengah.
e. Tabel (kalau ada) diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab.
f. Lampiran (kalau ada) diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab.
28.
Bahasa
1). Penulisan
a.
Bahasa yang digunakan dalam skripsi
bahasa Indonesia baku dari ejaan yang telah disempurnakan (EYD).

adalah

b.

Apabila suatu kata atau istilah berasal dari bahasa


asing, maka usahakan untuk mencari padanan katanya yang sesuai atau yang
telah diserap dalam bahasa Indonesia. Untuk istilah asing yang belum ada
padanan katanya dalam bahasa Indonesia, digunakan istilah aslinya dan ditulis
miring (italics) .
c.
Pernyataan-pernyataan dalam skripsi tidak boleh
menggunakan kata ganti orang ke satu atau kedua seperti; penulis, saya, aku,
engkau, kami, dan kita. Pada kata pengantar, ketika menyampaikan ucapan
terima kasih, istilah saya diganti dengan penulis.
2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
a. Kata penghubung seperti; sehingga, seperti, maka, sedangkan, sementara,
jika, yang, dan, meskipun dan lain-lain tidak boleh dipakai untuk memulai
suatu kalimat.
b. Penggunaan kata depan, misalnya; pada, harus dipakai pada tempatnya.
c. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan ke dan di sebagai kata depan.
d. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat.
e. Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan ketentuan dalam pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
7. Huruf yang digunakan
Huruf yang digunakan dalam penulisan skripsi, adalah; Times New Roman
dengan ukuran huruf font 12.
8. Kutipan
Kutipan adalah meminjam pendapat seorang yang diambil baik dari buku ataupun
majalah serta hasil wawancara. Berdasarkan jenisnya, kutipan terdiri atas;
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah meminjam pendapat dengan mengambil secara lengkap
kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Pada waktu membuat
kutipan langsung, maka yang mengutip (penulis) sebaiknya tidak merubah
naskah asli yang dikutip. Apabila penulis merasa perlu untuk mengadakan
perubahan, maka harus memberi keterangan bahwa kutipan itu dirubah, dengan
cara memberi huruf tebal atau memberi kurung dengan tanda kurung. Apabila
dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, maka penulis tidak dibenarkan
untuk memperbaiki kesalahan tersebut, tapi harus mengutip sebagaimana
adanya. Penulis diperkenankan untuk mengadakan perbaikan dengan
menggunakan catatan kaki. Apabila bagian kutipan yang dihilangkan,
penghilangan tersebut harus dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis
(yaitu dengan tiga titik). Sebagai catatan; penghilangan bagian kutipan tidak
boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip.
Cara mengutip dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Kutipan langsung kurang dari empat (4) baris.
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan empat baris,
adalah:

(a) kutipan diintegrasikan dengan naskah;


(b) jarak antara baris dengan baris dua spasi
(c) kutipan diapit dengan tanda kutip
(d) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke
atas. Nomor urut kutipan dapat berlaku per-bab tapi dapat pula berlaku
untuk seluruhnya.
2.Kutipan langsung lebih dari empat baris.
Kutipan langsung yang melebihi dari empat baris, ditulis dengan cara sebagai
berikut:
(a) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak tiga (3) spasi.
(b) jarak antara baris dengan baris adalah satu spasi.
(c) kutipan tidak perlu diapit dengan tanda kutip.
(d) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke
atas.
(e) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam tujuh (7) ketukan.
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah meminjam pendapat seseorang berupa intisari
atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Dalam kutipan tidak langsung, seorang
penulis tidak mengutip naskah seluruhnya, tapi hanya mengambil inti dari tulisan
tersebut. Cara menulis kutipan tidak langsung adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah.
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi.
(3) kutipan tidak perlu diapit dengan tanda kutip.
(4) pada akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi
ke atas.
c. Sistem pengutipan
Penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan sumber kutipan
yang bersangkutan. Ada bebepa cara penulisan sumber kutipan, antara lain:
1. Chicago Manual of Style (Kate L. Turabin)
Cara penulisannya dengan memberikan nomor di akhir kutipan, kemudian
sumbernya dituliskan pada bagian bawah halaman yang diawali dengan
penulisan nomor sesuai dengan nomor kutipannya. Model penulisan kutipan ini
sering disebut dengan istilah catatan kaki (footnotes system).
2. American Psychological Association Manual (APA)
Model penulisan kutipan ini dengan mencantumkan langsung sumbernya di
akhir kutipan yang ditulis dalam tanda kurung. Sistem ini sering disebut dengan
istilah catatan akhir (endnotes system). Contoh: (Suhrawardi K Lubis, 1995: 92)
3. Modern Language Associations Handbook (MLA)
Pada setiap akhir kutipan diberi nomor, kemudian ditulis sumber kutipannya di
akhir bab pada lembar khusus yang disebut catatan. Cara menuliskan sumber
kutipan sama seperti pada catatan kaki.
Contoh: Suhrawardi K Lubis. 1995. Hukum Waris Islam (Lengkap & Praktis).
Jakarta: Sinar Grafika, halaman 92

d. Sistem pengutipan yang digunakan Fakultas Hukum UMSU


Fakultas Hukum UMSU menggunakan sistem catatan kaki (footnotes sytem) atau
Chicago Manual of Style atau catatan badan (bodynote) atau American
Psychological Association Manual (APA). Cara pengutipan dengan sistem catatan
kaki ini dilakukan dengan memberi tanda angka atau simbol pada teks di bagian
karangan. Selanjutnya pada bagian bawah halaman yang sama dicantumkan
sumber rujukannya. Catatan kaki adalah keterangan atas teks yang ditempatkan
pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Di samping itu catatan kaki
dapat juga dipakai untuk memberi keterangan lain terhadap teks. Sebab pada
catatan kaki dan bagian dari teks yang akan diberi penjelasan itu terdapat
hubungan yang sangat erat. Hubungan antara catatan kaki dan teks yang akan
dijelaskan biasanya dinyatakan dengan nomor penunjukan yang sama, baik yang
terdapat dalam badan karangan maupun pada sumber rujukan.
9. Catatan kaki
Teknik membuat catatan kaki, adalah:
I)
harus disediakan ruangan yang cukup, margin bawah tidak boleh kurang dari
3 cm
2) sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak tiga (3) spasi harus dibuat
sebuah garis dimulai dari margin kiri sepanjang 14 (empat belas) ketukan
3) nomor penunjukan kutipan dimulai setelah 7 (tujuh) ketukan dari margin kiri,
dan baris selanjutkan harus dimulai dari margin kiri.
4) jarak antara baris dalam satu catatan kaki adalah satu (1) spasi, sedangkan
jarak antara satu catatan kaki dengan catatan kaki lainnya pada halaman
yang sama adalah 2 (dua) spasi.
5) setiap catatan kaki diberi bernomor urut untuk keseluruhan naskah dan
perbab. Biasanya diberi tanda kurung di belakang nomor tersebut dan
letaknya sedikit naik ke atas dan kata/kalimat selanjutnya pada ketukan ke-6
(sejajar dengan alinea baru). Berikutnya, jika lebih dari 1 baris kembali ke
pangkal batas pengetikan dikiri dengan jarak 1 spasi. Contohnya;
1) Andi Hamzah. 1986. Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Bandung: Binacipta, halaman 1
6) Bagian terakhir dari catatan kaki tersebut harus pas pada batas pengetikan
(margin) bawah pada kertas.
7) Sebelum catatan kaki harus ada garis pembatas sepanjang 14 ketukan dan
garis tersebut ke atas dan ke bawah harus berjarak 2 spasi dengan teks dan
catatan kaki.
8) Pada catatan kaki dapat dipakai singkatan-singkatan seperti:
(a)Ibid, digunakan jika kutipan berikutnya diambil dari sumber yang sama
dengan sumber kutipan terdahulu tanpa diantarai/disela oleh kutipan dan
sumber lain, bisa halaman sama atau berbeda. Istilah ini berasal dari kata
latin Ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Singkatan ini
dipergunakan jika catatan kaki menunjuk kepada karya atau artikel yang
telah disebut dalam catatan nomor sebelumnya. Apabila halamannya
sama, maka hanya dipergunakan singkatan Ibid., apabila halamannya
berbeda maka sesudah singkatan ibid dicantumkan pula nomor

halamannya. Singkatan ibid selalu digarisbawahi atau dicetak dengan


huruf miring. Contoh: Ibid (halaman sumber sama) atau Ibid. halaman. 3
(kalau halaman sumber berbeda).
(b)Op. Cit digunakan jika halaman yang dikutip itu berbeda. Singkatan ini
dipergunakan jika catatan itu menunjuk kembali sumber yang telah
disebut lebih dahulu, tetapi kutipan berikutnya diambil dari sumber yang
sama dengan sumber kutipan sebelumya yang telah ada atau dengan kata
lain, kutipan itu diambil tetapi sudah diantarai/disela oleh kutipan dan
sumber lain. Singkatan ini berasal dari kata latin Opere Citato yang berarti
pada karya yang telah dikutip. Cara penulisannya; dengan mencantumkan
nama pengarang kemudian singkatan Op.Cit. Contoh Sunardi, Op, Cit,
halaman 4. (dari Sunardi), Loc. Cit.
(c) Loc. Cit. dipakai jika halaman yang dikutip dan sumbernya itu sama.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin Loco Citato yang artinya pada
tempat yang telah dikutip. Singkatan ini biasanya dipakai untuk menunjuk
kepada artikel majalah, harian atau ensiklopedi yang telah dibuat
sebelumnya tetapi diselingi oleh sumber lainnya.

Lampiran 1
Contoh: Kerangka Usulan Proposal Skripsi
KERANGKA USULAN PROPOSAL SKRIPSI
A. Judul
B. Latar Belakang, meliputi:
1. Rumusan Masalah
2. Manfaat Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Definisi Operasional
E. Tinjauan Pustaka
F. Metode Penelitian

1. Sifat dan Materi Penelitian


2. Sumber Data
3. Alat Pengumpulan Data
4. Analisis data
G.Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
Lampiran, berupa:
a.

Kerangka skripsi (sementara)

b.

Daftar Pertanyaan/Pedoman Wawancara

Catatan:

Untuk penulisan usulan penelitian ini tidak perlu memakai bab,


sedangkan

petunjuk

untuk

menyatakan

suatu

kutipan

boleh

menggunakan catatan kaki (footnote), ataupun catatan di dalam badan


tulisan (body note)

Lampiran 2
Contoh: Kerangka Skripsi
KERANGKA SKRIPSI
Lembaran Pendaftaran
Lembaran Berita Acara Ujian
Pernyataan Keaslian
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Abstrak
Bab I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang, yang meliputi:
1.
Rumusan Masalah
2. Faedah Penelitian
B. Tujuan Penelitian
C. Metode Penelitian

Bab

II

Bab

III

1.
Sifat/Materi Penelitian
2. Sumber Data
3. Alat Pengumpul Data
4. Analisis Data
D. Definisi Operasional
: TINJAUAN PUSTAKA (tidak melebihi pembahasan)
A.
B.
C.

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Jawaban Rumusan Masalah 1
B. Jawaban Rumusan Masalah 2
C. Jawaban Rumusan Masalah 3
Bab IV
: KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1.
Kesimpulan hasil penelitian 1
2.
Kesimpulan hasil penelitian 2
3.
Kesimpulan hasil penelitian 3
b. Saran
Rekomendasi atas kemungkinan masih adanya masalah atau untuk
menindaklanjuti hasil penelitian sesuai/sejalan dengan kesimpulan yang
ada (diawali dengan kata sebaiknya, hendaknya, dan lain-lain)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Lampiran 3
Contoh: Halaman Judul Proposal

WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN:


PERSPEKTIF HUKUM PIDANA DAN MEDIS

PROPOSAL

Oleh:

ERI SUHAIMI
NPM. 0506200080

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Lampiran 4
Contoh: Halaman Sampul Depan

KEDUDUKAN PANTI ASUHAN SEBAGAI BADAN HUKUM


DAN TANGGUNGJAWABNYA TERHADAP ANAK ASUH

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum

Oleh:

NINA MIRA DARMAYANI


NPM: 0506200225

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Lampiran 5
Contoh: Lembar Persetujuan Pembimbing
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
NAMA
NPM
PRODI/BAGIAN
JUDUL

: RYKI RAHMAN SIGALINGGING


: 0506200146
: ILMU HUKUM/HUKUM PIDANA
: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PEREMPUAN
PELAKU
MUTILASI

Disetujui Untuk Disampaikan Kepada


Panitia Ujian

Medan,

November 2009

Pembimbing I

Pembimbing II

NURSARIANI SIMATUPANG, SH, M.HUM


RAHMI, SH, MH

ATIKAH

Lampiran 6
Contoh: Halaman Pendaftaran Skripsi
PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI
Pendaftaran Skripsi Sarjana Fakulas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara Strata I bagi:
NAMA
NPM
PRODI/BAGIAN
JUDUL SKRIPSI

: RIKY RAHMAN SIGALINGGING


: 0506200146
: ILMU HUKUM/PIDANA
: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
PEREMPUAN PELAKU
MUTILASI

Dengan diterimanya skripsi ini, sesudah lulus dari Ujian Komprehensif, penulis
berhak memakai gelar:

SARJANA HUKUM
BAGIAN HUKUM PIDANA
Diketahui
Dekan

FARID WAJDI, SH, M.HUM

Pembimbing I

Pembimbing II

MIRSA ASTUTI, SH, MH


NAINGGOLAN, SH

IBRAHIM

Lampiran 7
Contoh: Berita Acara Ujian
BERITA ACARA
UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI SARJANA
BAGI MAHASISWA PROGRAM STRATA 1
Panitia Ujian Sarjana Strata I Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara, dalam sidangnya yang diselenggarakan pada hari Senin, tanggal
02 November 2009, Jam 08.00 WIB sampai dengan selesai, setelah mendengar,
melihat, memperhatikan, menimbang:
MENETAPKAN
NAMA
NPM
PRODI/BAGIAN
JUDUL SKRIPSI

: APRIYANI IRMA DANI GINTING


: 0506200134
: ILMU HUKUM/HUKUM PERDATA
:
PELAKSANAAN PEWARISAN DI KABUPATEN
KARO: STUDI PERBANDINGAN HUKUM ADAT DAN
HUKUM ISLAM

Dinyatakan:
(
(
(

) Lulus Yudisium dengan predikat ____________


) Lulus Bersyarat, memperbaiki/Ujian Ulang
) Tidak Lulus

Setelah lulus, dinyatakan berhak dan berwenang mendapatkan gelar Sarjana


Hukum (SH) dalam Bagian Hukum ...............
PANITIA UJIAN
Ketua
FARID WAJDI, SH, M.HUM

Sekretaris
HJ. IDA HANIFAH, SH,

MH
ANGGOTA PENGUJI:
1.

SUHRAWARDI, SH, SpN, MH

2.

ISNINA, SH, MH

3.

ROUSDY, S. Ag, MA

4.

H. MUHAMMAD ARIFIN, SH, M.HUM

1. __________________
2. ________________
3.__________________

4._________________
5.

MIRSA ASTUTI, SH, MH

5.__________________

Lampiran 8
Contoh: Penulisan Sumber Kutipan
1. Contoh-contoh pengutipan catatan kaki
a. Jika dari buku: tulis nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota tempat
terbit, penerbit dan halaman. Contoh:
i)
Alam Setia Zain. 1997. Hukum Lingkungan Konservasi Hutan. Jakarta:
Rineka Cipta, halaman 16
ii)
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan. 2000. Perlindungan Terhadap Korban
Kekerasan Seksual (Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan). Bandung:
Refika Aditama, halaman 11
iii)
Suhrawardi K Lubis dan Komis Simanjuntak. 2003. Hukum Waris Islam
Lengkap dan Praktis. Bandung: Raja Grapindo, halaman 35

iv)

Allan C. Moris, et al. 1995. College English New York: Social Science
Research Council, halaman 82
v)
Anita Rahman. Hukum dan Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan:
Masalah Aborsi dalam Sulistiyowati Irianto (ed). 2006. Perempuan dan
Hukum Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan.
Jakarta: Yayasan Obor, halaman 521
b. Jika dari surat kabar. Contoh: Jurnalis Uddin, Indonesia Menduduki
Peringkat Teratas Aborsi di Asia Tenggara, dalam Waspada, 9 Desember
2007, halaman 12
c. Berupa hasil wawancara. Contoh: Hasil wawancara dengan Kartim
Hairuddin, Hakim Pengadilan Negeri Medan, tanggal 20 Oktober 2008. di
Pengadilan Negeri Medan, mengenai kebijakan hukum terhadap aborsi
akibat korban perkosaan (ditujukan untuk Penelitian Skripsi Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) yang berjudul: Kajian Hukum
Terhadap Aborsi Akibat Korban Perkosaan Kaitannya dengan Hak Asasi
Manusia
d. Jika bersumber dari internet. Contoh: Korban Perkosaan Sekarang Hamil,
melalui www.alt-culture-Indonesia.com, diakses tanggal 25 Juli 2009
e. Jika bersumber dari ensiklopedia. Contoh: Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, halaman 2
f. Jika dari majalah, contoh: Bagir Manan. Hakim dan Pemidanaan. dalam
Varia Peradilan No. 249. Agustus 2006, halaman 9
Priyono B. Sumbogo, Keadilan Hukum Versus Keadilan Pers. dalam Forum
Keadilan, 28 November 2007.
2. Kriteria Catatan Kaki
Catatan dalam prakteknya dibedakan atas tiga (3) bagian, yaitu:
a. Ibid
Digunakan untuk mencatat pengarang dengan judul buku/tulisan yang sama
dengan di atasnya, dalam hal ini halaman dapat sama atau tidak.
Contoh : Ibid.
Ibid., halaman. 87.
b. Op. Cit
Digunakan untuk pengarang yang sama, judul buku/tulisan yang sama, tetapi
diantarai oleh pengarang yang lain.
Op. Cit digunakan untuk halaman yang berbeda.
Contoh:
1) Mien Rukmini. 2006. Aspek Hukum Pidana dan Kriminologi (Sebuah
Bunga Rampai). Bandung: Alumni, halaman 18.
2) Mien Rukmini. Ibid, halaman 20.
3) Jurnalis Uddin, dkk. 2007. Reinterpretasi Hukum Islam Tentang Aborsi.
Jakarta: Universitas YARSI, halaman 1.
4) Mien Rukmini, Op. Cit., halaman 20.
c. Loc. Cit.
Digunakan sama dengan Op. Cit, tetapi untuk halaman yang sama.
Contoh:
1) Kartini Kartono. 1997. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers, halaman
168.

2) R.A.Koesnoen. 1998. Politik Penjara Nasional. Bandung: Sumur, halaman


54.
2.

3) Kartini Kartono, Loc. Cit.


Body Note, ditulis
Kutipan (Nama Pengarang, tahun terbit: halaman)
Contoh: (Romli Atmasasmita, 1997: 167)

lampiran 9
Contoh: Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Andi Hamzah. 1986, Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dalam Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana, Binacipta, Bandung.
Allan C. Moris, et al. 1995. College English New York: Social Science Research
Council.

Elli N Hasbianto. Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Sebuah Kejahatan Yang


Tersembunyi. dalam Syafiq Hasyim (ed). 1999. Menakar Harga Perempuan.
Bandung: Mizan.
Moeljatno. 1983. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban dalam Hukum
Pidana. Jakarta: Bina Aksara
....... 1987. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara.
W. Friedmann. 1996. Teori dan Filsafat Hukum, Telaah Krisis Atas Teori-teori
Hukum. Terjemahan Muchammad Arifin. Jakarta: Radja Grafindo Persada.
B. Majalah, Makalah dan Karya Ilmiah
Sumapraja. Aborsi di Tinjau dari Sudut Hukum (makalah) disampaikan dalam
simposium mengenai Aborsi di Indonesia. 1 April 2000. Jakarta: Fakultas
Hukum UI
Bagir Manan, Hakim dan Pemidanaan, Majalah Varia Peradilan No. 249. Agustus
2006
Peter Salim dan Yenni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press
Korban Perkosaan Sekarang Hamil, www.alt-culture-Indonesia.com diakses
tanggal 25 Juli 2009
Atikah Rahmi. 2009. Kajian Hukum Terhadap Aborsi Akibat Korban Perkosaan
Kaitannya dengan Hak Asasi Manusia (Tesis) Program Pascasarjana, Program
Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.
Agus Purwadianto. 2003. Perkosaan Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia
(Kajian Filosofis Metodologi Pembuktian Hukum), (Disertasi). Program Studi
Ilmu Filsafat Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, Jakarta.

Lampiran 10
Contoh: Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wrwbr
Pertama-tama disampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Skripsi merupakan salah satu persyaratan bagi setiap

mahasiswa yang ingin menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sehubungan dengan itu,
disusun skripsi yang berjudulkan: Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
Ditinjau Dari Hukum Pidana dan Medis,
Dengan selesainya skripsi ini, perkenankanlah diucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara H.
Bahdin Nur Tanjung, SE., MM atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program Sarjana
ini. Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Farid
Wajdi, SH., M. Hum atas kesempatan menjadi mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Demikian juga halnya kepada Wakil
Dekan I Ibu Hj. Ida Hanifah, SH., M. H dan Wakil Dekan III Bapak Faisal, SH., M.
Hum.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setingi-tingginya
diucapkan kepada Bapak Suhrawardi K Lubis, SH., Sp.N., MH selaku Pembimbing
I, dan Ibu Ida Nadirah, SH., MH, selaku Pembimbing II, yang dengan penuh
perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran sehingga skripsi ini
selesai.
Disampaikan juga penghargaan kepada seluruh staf pengajar Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Tak terlupakan disampaikan
terima kasih kepada seluruh narasumber yang telah memberikan data selama
penelitian berlangsung. Penghargaan dan terima kasih disampaikan kepada
(sebuat nama orang-orang yang berkontribusi) atas bantuan dan dorongan
hingga skripsi dapat diselesaikan.
Secara khusus dengan rasa hormat dan penghargaan yang setinggitingginya diberikan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda: (sebuat nama
orang tua), yang telah mengasuh dan mendidik dengan curahan kasih saying,
juga kepada (nama orang yang berjasa di dalam keluarga), yang telah
memberikan bantuan materil dan moril hingga selesainya skripsi ini. Demikian
juga kepada (nama istri/keluarga) yang penuh ketabahan selalu mendampingi
dan memotivasi untuk menyelesaikan studi ini.

Tiada gedung yang paling indah, kecuali persahabatan, untuk itu,


dalam kesempatan diucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang
telah banyak berperan, terutama kepada kakanda (sebut nama) sebagai
tempat curahan hati selama ini, begitu juga kepada sahabatku, (sebut
nama) kakanda (sebut nama), terimakasih kakanda, atas semua

kebaikannya, semoga Allah Swt membalas kebaikan kalian. Kepada semua


pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, tiada maksud
mengecilkan arti pentingnya bantuan dan peran mereka, dan untuk itu
disampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, retaknya gading karena alami,
tiada orang yang tak bersalah, kecuali Ilahi Robbi. Mohon maaf atas segala
kesalahan selama ini, begitupun disadari bahwa skripsi ini jauh dari
sempurna. Untuk itu, diharapkan ada masukan yang membangun untuk
kesempurnaannya. Terima kasih semua, tiada lain yang diucapkan selain
kata semoga kiranya mendapat balasan dari Allah SWT dan mudahmudahan semuanya selalu dalam lindungan Allah SWT, Amien.
Sesungguhnya Allah mengetahui akan niat baik hamba-hambanya.
Wassalamualaikum wr wbr
Medan,
Hormat kami,
Peneliti,
__________________

Lampiran 11
Contoh: Abstrak
ABSTRAK
KAJIAN HUKUM ABORSI AKIBAT
KORBAN PERKOSAAN
Abdullah
Aborsi berkaitan erat dengan posisi perempuan yang cenderung menjadi
korban dari perilaku kekerasan seksual dan perkosaan. Hampir dipastikan bahwa
tidak ada perempuan yang menghendaki kelahiran yang terjadi akibat tindakan
keji perkosaan. Perkosaan sendiri merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan
karena berkaitan dengan pelanggaran hak asasi perempuan dan hak reproduksi
perempuan yang merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM).
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaturan hukum tentang aborsi
akibat perkosaan di Indonesia dan mengkaji faktor-faktor yang mendorong
korban perkosaan melakukan tindak pidana aborsi serta mengkaji bagaimana
kebijakan hukum yang tepat terhadap tindak pidana aborsi bagi korban
perkosaan melalui pendekatan viktimologi dan HAM.
Penelitian
yang
dilakukan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan yuridis
sosiologis yang diambil data primer dengan melakukan wawancara dan data
sekunder dengan mengolah data dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tertier.
Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa pengaturan hukum mengenai
aborsi akibat perkosaan di Indonesia belum menjelaskan fenomena tersebut,
sehingga mampu melindungi korban perkosaan. Hakekatnya, kasus aborsi akibat
korban perkosaan adalah kondisi yang sangat khas, sebab perkosaan merupakan
kejadian yang amat traumatis bagi perempuan yang menjadi korban. Korban
membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menghilangkan traumanya,
bahkan mungkin takkan lagi bisa normal seperti semula. Konon lagi, jika korban
adalah anak-anak. Beban traumatis akan lebih berat dirasakan korban perkosaan
ketika kejahatan seksual (perkosaan) tersebut mengakibatkan kehamilan.
Seharusnya hukum lebih menyoroti hak asasi korban perkosaan daripada hak
janin, sebab aborsi yang dilakukan korban perkosaan sebenarnya akibat
kejahatan lain yang harus dilindungi. Dengan demikian, meskipun aborsi
(pengguguran kandungan) dilarang oleh hukum pidana, akan tetapi seharusnya
perempuan atau anak korban perkosaan mend apatkan perlindungan hukum

apabila melakukan aborsi.


Kata kunci: kajian hukum, aborsi, perkosaan

Lampiran 12
Contoh: Berita Acara Seminar Proposal
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI, PENELITIAN & PENGEMBANGAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
FAKULTAS HUKUM
Jalan Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan 20238 Telp. (061) 6623301
Fax. (061) 662
Website : http://www.umsuac.id E-mail :
rektor@umsu.ac.id
Bankir: Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, Bank BNI 1946, Bank
Sumut.
Bila menjawab surat ini, agar disebutkan
nomor dan tanggalnya

BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL


Pada hari ini, tanggal 05 Oktober 2009, telah dilaksanakan seminar
proposal mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara:
NAMA
:
NPM
:
PRODI/BAGIAN
:
JUDUL PROPOSAL :
Catatan Pembimbing:
1....................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
..........................................
2....................................................................................................................
......................................................................................................................
............................
3. ..................................................................................................................
..............
...............................................................................................
..................................
PEMBIMBING I/II*

................................................

Proposal ini telah diperbaiki sesuai petunjuk/arahan pada catatan tersebut


di atas, dan dapat disetujui untuk dilanjutkan ke penulisan skripsi.
Medan,
20
Pembimbing I/II**
...............................
*) coret yang tidak perlu
**) ditandatangani setelah dilakukan perbaikan sesuai petunjuk

Lampiran 13
Contoh: Permohonan Judul dan Rumusan Masalah
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI, PENELITIAN & PENGEMBANGAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
FAKULTAS HUKUM

Jalan Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan 20238 Telp. (061) 6623301
Fax. (061) 662
Website : http://www.umsuac.id E-mail :
rektor@umsu.ac.id
Bankir: Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, Bank BNI 1946, Bank
Sumut.

Bila menjawab surat ini, agar disebutkan


nomor dan tanggalnya

Kepada Yth:
Bapak/Ibu
Kepala Bagian Hukum Perdata/Pidana/Internasional/Tata Negara & Adm. Negara/Acara/Bisnis*
di
Medan

Medan,

Perihal : Permohonan Judul dan Rumusan Masalah


Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa

NPM
:
Prog. Studi/Bagian
Kredit Kumulatif
:
SKS
Mengajukan judul dan rumusan masalah berikut :

No

Judul

Rumusan
Masalah

:
IPK =

Persetujuan

Bersama ini diusulkan pembimbing sebagai berikut:


1.
2.
Demikian disampaikan guna dipertimbangkan
selanjutnya diucapkan terimakasih.
Hormat Pemohon,

dan

untuk

pemeriksaan

_________________________
*Coret yang tidak diperlukan
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI, PENELITIAN & PENGEMBANGAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
FAKULTAS HUKUM
Jalan Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan 20238 Telp. (061) 6623301
Fax. (061) 662
Website : http://www.umsuac.id E-mail :
rektor@umsu.ac.id
Bankir: Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, Bank BNI 1946, Bank
Sumut.
Bila menjawab surat ini, agar disebutkan
nomor dan tanggalnya

Nomor
Lamp.
Hal

:
:
:

/II.3/UMSU-06/F/20
--Pengesahan Proposal Skripsi
dan Dosen Pembimbing

Medan,

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kepala Bagian__________________________
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
di
Medan
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, dikirimkan kepada Bapak/Ibu, Proposal Skripsi dan
dosen pembimbinng mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama
:
NPM
:
Prog. Studi/Bagian
:
Judul Proposal Skripsi
:
Sehubungan dengan itu dimohon agar Bapak/Ibu:
1. Menyetujui dan menetapkan proposal skripsi tersebut
2. Menyetujui dan menetapkan Dosen Pembimbing Risalah Skripsi,
untuk itu diusulkan:

1.
2.
Demikian disampaikan, untuk penyelesaian selanjutnya. Atas
perhatiannya diucapkan terima kasih. Kemudian semoga selamat
sejahteralah kita semuanya. Amin.
WassalamualaikumWr.Wb
An. Dekan
Hukum______
Wakil Dekan I,
_______________________
______________________
NIP/NIDN
Cc. Pertinggal

Kepala Bagian

NIP/NIDN.

Anda mungkin juga menyukai