atmosfer
Peranan Atmosfer
Secara keseluruhan atmosfer memegang peranan penting dalam system bumi
atmosfer. 4 (empat) peranan utama dari atmosfer pada proses fisika maupun pada
kehidupan makhluk hidup di dalamnya dapat dikemukakan sebagai berikut :
Atmosfer merupakan sumber gas dan uap air presipitasi
Atmosfer merupakan penyaring (filter) radiasi surya sehingga kualitas spectrum
yang sampai ke permukaan bumi tidak bersifat merusak organ tubuh makhluk hidup
Pada system neraca energy radiasi, atmosfer merupakan penyangga (buffer)
sehingga permukaan bumi terhindar dari pemanasan dan pendinginan yang
berlebihan
Pada proses fisika di permukaan bumi, atmosfer pengatur kelestarian mekanisme
cuaca dan iklim.
Untuk memenuhi keperluan metabolisme makhluk hidup, atmosfer merupakan
sumber gas CO2 dan O2yang berlimpah. Proses fotosintesis pada tumbuhan di
seluruh permukaan bumi akan mengurangi CO2 dan menambah kandungan O2.
Sedangkan respirasi akan mengakibatkan hal yang sebaliknya.
Radiasi surya yang memasuki atmosfer mengalami penyaringan terutama pada
spectrum uv. Proses tersebut berlangsung pada lapisan stratosfer, mesosfer, dan
termosfer. Spectrum uv diserap oksigen dalam pemecahannya menjadi atom O,
serta oleh gas ozon setelah terbentuk. Dalam proses tersebut, terjadi pengurangan
energy radiasi surya sekitar 3 %. Penyerapan radiasi surya pada berbagai spectrum
oleh oksigen ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Penyerapan radiasi surya oleh oksigen
Gas penyerap
Spectrum
terserap
Keterangan
O2
0,18 m
0,20 m
Pemecahan O2 pada
ketinggian < 85 km
0,20 0,30 m
Di stratosfer
O3
pancaran radiasi permukaan bumi. Gas penyerap radiasi gelombang panjang terdiri
dari uap (air serta es), CO2, O2 seperti tertera pada tabel 2 di bawah ini :
Gas penyerap
Spectrum
terserap
Keterangan
H2O
5 8 m
17 24 m
CO2
4 5 m
11 17 m
O3
9 10 m
Berlangsung di stratosfer
2. aspek spasial
1. Aspek Fisik dan Aspek Sosial
Aspek fisik bersifat alamiah meliputi: bantuan bumi, mineral dan struktur batuan,
air, cuaca dan iklim, flora fauna juga. Aspek sosial berkaitan dengan manusia
c. Gempa bumi
Gempa, baik tektonik maupun vulkanik, sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Jumlah gempa kali terjadi dipengaruhi oleh posisi geologi. Efek yang dihasilkan oleh
gempa pada kehidupan di permukaan bumi sangat luas, misalnya:
-Kehadiran gempa tektonik dapat membantu ahli geologi untuk menentukan isi dari
mineral dalam litosfer.
-Kehadiran gempa dapat membantu arsitek dalam menentukan bentuk rumah dan
bahan yang digunakan untuk membangun rumah yang tahan gempa.
B. Aspek sosial
Aspek sosial geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, misalnya
adalah penduduk, mobilitas penduduk, dan penyebaran penduduk.
a. Populasi
Salah satu aspek sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah jumlah
penduduk. Potensi besar penduduk dapat mendukung atau menghambat
pembangunan.
Potensi penduduk yang dapat mendukung pengembangan antara lain:
-Penduduk usia produktif merupakan sumber tenaga kerja.
-Populasi besar dapat digunakan sebagai tenaga kerja perkembangan.
-Kualitas tinggi dari tenaga kerja dapat digunakan sebagai ahli.
b. Mobilitas Penduduk
Aspek sosial geografi yang sesuai dengan mobilisasi penduduk adalah urbanisasi.
Urbanisasi pengaruh penduduk perkotaan dan pedesaan. Fenomena yang bisa kita
lihat di daerah perkotaan sebagai dampak dari urbanisasi adalah penyebaran dan
tingkat kriminalitas kumuh yang tinggi. Sementara itu, fenomena yang muncul di
daerah pedesaan adalah menurunnya produktivitas pertanian sebagai dampak dari
kehilangan pekerjaan muda.
c. Pola Penyebaran Penduduk
Winder efek seragam penyebaran penduduk adalah sebagai berikut:
-Pembangunan tidak merata.
-Pemanfaatan sumber daya alam tidak optimal.
-Lahan pertanian berkurang karena digunakan untuk perumahan.
Geografi Pembangunan merupakan suatu studi yang memperhatikan aspek-aspek
Geografi dalam menunjang suatu pembangunan dan pengembangan wilayah.
Aspek-aspek dalam pembangunan antara lain :
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
c. Hidrosfer (lapisan air), meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji
dalam Hidrologi dan Oceanografi, berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
d. Biosfer (lapisan tempat hidup/kehidupan), Terdiri atas hewan, tumbuhan (flora,
fauna) yang dikaji dalam Biologi dll.
e. Anthroposfer (lapisan manusia), yaitu lapisan yang merupakan tema sentral
(diutamakan) di antara lapisan-lapisan lainnya.
B. Objek Formal
Cara pandang dan cara berfikir dalam mempelajari geografi serta analisis terhadap
objek material dari sudut pandang keruangan atau spasial. Dari pandangan objek
formal, muncul beberapa pertanyaan sesuai 5W + 1H (What, when, where, why,
who, how).
a. Aspek Keruangan, geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi nilai
suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita lalu mempelajari tentang
letak, jarak, keterjangkauan dsb.
b. Aspek Kelingkungan, geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan
keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan
wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tak hidup seperti tanah, air,
iklim dsb, dan komponen hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
c. Aspek Kewilayahan, geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah
serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari hal ini lalu muncul pewilayahan atau
regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciriciri serupa sebagai gurun.
d. Aspek Waktu, geografi mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan periodeperiode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Misalnya
perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari waktu ke
waktu dsb.
Dapat dilihat dari organisasi keruangan (Spatial Setting) yang meliputi:
a. Pola persebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern)
b. Keterkaitan atau hubungan sesama antargejala tersebut (spatial system)
c. Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial
process)
4. Struktur Geografi
Berdasarkan bidang kajian, geografi terbagi atas tiga cabang ilmu yaitu sebagai
berikut.
a. Geografi fisik
Geografi fisik mempelajari bentang lahan (Landscape) yaitu bagian ruang dari
permukaan bumi yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi bentuk lahan.
Perhatian utama geografi fisik adalah lapisan hidup (Life layer) dari lingkungan fisik,
yaitu zone tipis dari daratan dan lautan yang di dalamnya terdapat sebagain besar
kehidupan.
1) Kartografi adalah ilmu dan seni membuat peta yang menyajikan hasil-hasil
ukuran dan pengumpulan data berbagai unsur permukaan bumi yang telah
dilakukan oleh surveyor, geograf, kartograf, dan lain-lain.
2) Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni yang memperoleh informasi mengenai
objek, daerah, atau gejala dengan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang
dikaji.
3) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi berbasis komputer yang
dapat menyimpan, mengelola, memproses, menganalisis data geografis dan
nongeografis serta menyediakan informasi dan grafis secara terpadu.
Perpaduan antara geografi fisik dan geografi manusia secara faktual di lapangan
menghasilkan geografi regional. Regional adalah geosfer ditelaah dengan
menggunakan pendekatan geografi, sehingga regional adalah objek formal dari ilmu
geografi.
Meteorologi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rangkaian dari
Sains
Sains formal[tampilkan]
Sains fisik[tampilkan]
Sains kehidupan[tampilkan]
Ilmu sosial[tampilkan]
Ilmu terapan[tampilkan]
Antardisiplin[tampilkan]
Portal
Kategori
Ilmu atmosfer
Meteorologi
Klimatologi
Fisika atmosfer
Kimia atmosfer
l
s
Meteorologi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari atmosfer. Studi di bidang
ini telah dilakukan selama ribuan tahun meski kemajuan yang signifikan baru terjadi
pada abad ke 18. Pada abad ke 19, gebrakan besar terjadi setelah pengamatan
terkoordinasi yang dilakukan lintas negara. Setelah pengembangan komputer di
pertengahan abad ke 20, peramalan cuacadapat dilakukan.
Fenomena meteorologi adalah aktivitas cuaca yang dapat diamati dan dijelaskan
dengan ilmu meteorologi. Akivitas tersebut terikat dengan variable yang ada di
atmosfer bumi, seperti temperatur, tekanan udara, uap air, dan gradien interaksi
setiap variabel serta bagaimana mereka berubah seiring dengan waktu. Perbedaan
spasial dipelajari untuk menentukan bagaimana sistem cuaca terbentuk secara
lokal, regional, dan global serta dampaknya.
Meteorologi, klimatologi, fisika atmosfer, dan kimia atmosfer adalah
subdisiplin sains atmosfer. Meteorologi dan hidrologimembentuk bidang
interdisipliner hidrometeorologi. Meteorologi memiliki banyak aplikasi di berbagai
bidang, seperti militer,produksi energi, transportasi, pertanian, dan konstruksi.
Ramalan tekanan permukaan lima hari ke depan di Pasifik utara, Amerika Utara, dan
Atlantik Utara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ramalan cuaca
Peramalan cuaca adalah aplikasi sains dan teknologi untuk memprediksi
kondisi atmosfer pada masa depan pada suatu lokasi. Manusia telah mencoba
memprediksi cuaca secara informal sejak ribuan tahun yang lalu, dan secara formal
sejak abad ke 19.[1] Peramalan cuaca dibuat dengan
mengumpulkan data kuantitatif mengenai kondisi terkini dari atmosfer
menggunakan pemahaman ilmuah dari proses atmosfer untuk memproyeksikan
bagaimana atomsfer berubah.[2]
Dulu peramalan cuaca amat bergantung pada perubahan tekanan udara, kondisi
cuaca terkini, dan kondisi langit,[3][4]permodelan cuaca kini digunakan untuk
menentukan kondisi pada masa depan.
Terdapat keragaman penggunaan ramalan cuaca. Peringatan cuaca menjadi penting
karena digunakan untuk melindungi nyawa dan properti milik masyarakat.
[5] Peramalan berdasarkan temperatur dan presipitasi penting bagi pertanian,[6][7]
[8][9]dan juga kepada pedagang komoditas di stock market. Peramalan temperatur
digunakan perusahaan utilitas (misal suplayer gas, listrik) untuk menentukan
jumlah permintaan konsumen yang akan datang.[10][11][12] Dalam kehidupan
sehari-hari, peramalan cuaca menentukan apa yang akan dipakai orang ketika itu
(payung, jaket, ban rantai, dan sebagainya).
Meteorologi penerbangan[sunting | sunting sumber]
Meteorologi penerbangan berhubungan dengan dampak cuaca pada lalu lintas
udara. Meteorologi penerbangan penting bagi kru penerbangan untuk memahami
implikasi dari cuaca untuk rencana penerbangan dan pesawat mereka.[13][14]
Meteorologi pertanian[sunting | sunting sumber]
Pakar meteorologi, ilmu tanah, hidrologi, dan agronomi seringkali bekerja sama
mempelajari efek cuaca dan iklim terhadap pertumbuhan tanaman, hasil
pertanian, efisiensi penggunaan air, fenologi perkembangan hewan dan tumbuhan,
dan keseimbangan energi ekosistem. Mereka juga tertarik untuk memahami
bagaimana vegetasi dan makhluk hidup mempengaruhi cuaca dan iklim.[15]
Hidrometeorologi[sunting | sunting sumber]
Hidrometeorologi adalah cabang meteorologi yang berhubungan dengan siklus
hidrologi, suplai air, dan statistik hujan.[16] Hidrometeorologi menyiapkan dan
mengeluarkan ramalan cuaca mengenai akumulasi kuantitatif dari presipitasi, hujan
dan salju besar, dan lokasi yang akan terpengaruh dan berpotensi
mengalami banjir. Biasanya jangkauan pengetahuan yang digunakan membutuhkan
kemampuan klimatologi dan cabang ilmu bumi lainnya.[17]
Meteorologi maritim[sunting | sunting sumber]
Meteorologi maritim berhubungan dengan peramalan gelombang laut dan angin
untuk operasi kelautan dan perkapalan.
Meteorologi militer[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Meteorologi militer
Meteorologi militer adalah riset dan aplikasi dari meteorologi untuk kepentingan
militer, seperti memperhitungkan kondisi cuaca untuk taktik strategi tertentu,
memastikan keamanan penerbangan pesawat militer dan lepayaran kapal militer,
hingga aplikasi cuaca buatan untuk menyerang musuh.
Meteorologi Dasar
membentang dari planet kita ke Bulan. Sebagai subjek, meteorologi tidak batasbatas tertentu yang terkait dengan itu hari ini dan, karena tidak hanya mencakup
berbagai aspek cuaca, tetapi juga pelangi, komet, dan meteor, Aristoteles dianggap
penelitian meteorologi sebagai semacam jembatan antara De caelo ( Di Surga) dan
De-Nya generatione et corruptione. Dalam Meteorologica, ia menggunakan teori
dari empat elemen, bahwa semua materi terdiri dari prinsip-prinsip bumi, udara,
api, dan air dalam berbagai derajat, dan diasumsikan dua pernapasan (satu basah
dan kering lainnya, serupa, masing-masing, untuk uap dan asap) untuk menjelaskan
efek dalam apa yang bisa disebut atmosfer.
Atmosfer juga terdiri dari fluida dan partikel. Partikel-partikel dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Partikel basah, contohnya hujan.
2. Partikel kering, contohnya debu, uap air laut, gas pembakaran hutan.
Cuaca adalah keadaan fisis atmosfer di suatu saat pada suatu tempat.
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu periode yang cukup lama atau
daerah yang cukup luas.
Dari hasil pengamatan ini akan diperoleh output berupa data cuaca. Data adalah
sesuatu yang tidak bisa dirubah, berupa informasi, angka, tulisan konsep,gambar,
dan lain - lain. Sifat data ada dua, yakni :
>>Kuantitatif, hasil pengukuran berupa angka.
>>Kualitatif, hasil pengukurannya berupa informasi atau keterangan-keterangan.
Data ini nantinya diolah dikode, di sandi atau dihitung untuk menjadi berita cuaca
(berita Synoptik) yang merupakan informasi cuaca berupa angka angka sandi dari
hasil pengamatan synoptik.
Atmosfer
Dalam kegiatan meteorologi termasuk pengamatan synoptik, kita tidak lepas dari
atmosfer, khususnya Trroposfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti
bumi, diperkirakan tebel atmosfer mencapai sekitar 12.000 km. Lapisan udara ini
banyak mengandung nitrogen (78%) dan oksigen (21%) dalam bentuk gas. Fungsi
atmosfer antara lain :
Mengatur dan menyarring sinar matahari yang mengenai dan yang dipantulkan oleh
permukaan bumi sehingga suhu di permukaan bumi tidak berubah dengan extrim.
Sebagai medium bagi penjalaran gelombang bunyi.
Mengatur sirkulasi udara.
Sebagai penahan radiasi matahari.
Sebagai tempat tersediannya gas oksigen (O2) bagi pernafasan dan pembakaran.
Dapat dimanfaatkan pada bidang komunikasi dan transpotasi
Susunan Atmosfer
Sebanyak 97 % udara terletak pada lapisan paling bawah hingga 29 km di atas
permukaan air laut. Lapisan udara semakin tipis sejalan dengan bertambahnya
ketinggian. Ketingggian Troposfer tidak sama pada setiap tempat di permukaan
bumi, khusus di ekuator ketinggian troposfer bisa mencapai 17-18 km, sedangkan di
kutub sekitar 6-8 km.
Lapisan Atmosfer
Berdasarkan ketinggian, temperatur dan susunan gasnya, lapisan uadar dapat
dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu troposfer, startosfer, mesofer dan termosfer.
a) Troposfer
Lapisan terbawah dari atmosfer, Termosfer dipisahkan dari lapisan atasnya
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama
karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi.
Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga
terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang
dapat menimbulkan arus angin.
Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan
uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta
dari waktu ke waktu untuk uap air.
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi
atmosfer antara lain :
1.
Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari
dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
2.
3.
4.
Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak
ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima
oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme
yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia.
Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini
terlihat dalam siklus hidrologi. Tasnpa adanya atmosfer yang mampu menampung
uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat
yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes
ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja.
Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua mahluk
hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi.
Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan
tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.
Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima
lapisan, yaitu :
a. Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi
sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 19 km pada daerah
ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya
ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan
ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis
mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer.
Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93%
argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton,
0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.
Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim.
Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam,
akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan
inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain.
Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang
tingginya antara 0 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya
antara 2 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 12 km.
b. Stratosfer
Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada
ketinggian 50 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan
troposfer dan ionosfer.
Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna
untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai
permukaan bumi.
Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya
menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer
tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering.
Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse.
Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 35 km dpl, dengan suhu udara 50o C
sampai -55o C.
Lapisan udara panas; terletak antara 35 50 km dpl, dengan suhu 50o C sampai
+ 50o C.
Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 80 km dpl, dengan suhu
antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian
30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5
menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
c. Mesosfer
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 70 km. Suhu di lapisan ini
akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
tetapi kemudian turun dan mencapai -72 derajat C di ketinggian 75 km. Suhu
terendah terukur pada ketinggian antara 80 100 km yang merupakan batas
dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara
lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah 110
derajat C .
d. Lapisan Termosfer
1. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu
udara di sini berkisar 70o C sampai +50o C .
2. Lapisan udara F
Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
e. Lapisan Ekosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gasgas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga
adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih
termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi
bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut
magnetopause.
CUACA
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif
sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terdiri dari seluruh fenomena
yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya
merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca ratarata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim.
Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika
ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100
meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,60 C. Penurunan suhu semacam ini
disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse
rate adalah 10 C. Tapi kita juga akan menemukan kenaikan suhu yang sejalan
dengan naiknya ketinggian, contoh : di Stratosfer, Ionosfer, fenomena semacam ini
diberinama inversi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah
adalah:
a. Lama penyinaran matahari.
b. Sudut datang sinar matahari.
c. Relief permukaan bumi.
d. Banyak sedikitnya awan.
e. Perbedaan letak lintang.
Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui
dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak
langsung.
a. Pemanasan secara langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1) Proses absorbsi
adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan
ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen,
nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi
adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa
oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.
3) Proses difusi
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan
lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna
biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian
bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di
atasnya.
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfer.
2. Tekanan Udara
Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya,
tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh
berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer
umum di dalam massa tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi
di mana P adalah tekanan dalam pascal dan h adalah ketinggian dalam meter.
Persamaan ini menunjukkan bahwa tekanan pada ketinggian 31 km asalah sekitar
10(5-2) Pa = 1000 Pa, atau 1% dari tekanan pada permukaan laut. Secara kasar,
untuk beberapa kilometer di atas permukaan laut, tekanan berkurang 100 hPa per
kilometer.
3. Kelembapan Udara
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan
dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air
di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada
tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 C (86 F), dan tidak melebihi
0,5% pada 0 C (32 F).
Kelembapan Absolut
Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu
campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik
(g/m3).
Kelembapan Relatif
Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara
dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan
dalam rasio kilogram uap air, per kilogram udara.
pencemaran udara
Minggu, 11 Mei 2014
toksik lingkungan
: 70200110060
Meterologis
Difusi
Disfersi
dispersi polutan itu sendiri diantaranya adalah faktor atau aspek meteorologis, sifat
fisis dan sifat kimia zat polutan, kondisi geografi serta topografi sumber polutan.
Karakteristik polutan sangat menentukan keberadaan dan perilaku polutan itu
sendiri di atmosfer. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari kondisi fisis dan
dinamis atmosfer. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan
campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau
gas yang masuk kemudian terdispersi ke udara dan menyebar ke lingkungan
sekitarnya. Selain faktor angin, suhu juga turut berpengaruh dalam proses dispersi
polutan. Suhu merupakan energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul,
sementara panas adalah salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu
benda.
4.
Fotolisis
2.
Oksidasi
Proses oksidasi di udara yaitu adanya interaksi zat-zat yang ada di udara sehingga
membentuk senyawa lain yang berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan.
Misalnya pada Nitrogen dioksida (NO2) adalah gas yang sangat berbahaya jika
terhirup oleh manusia. Nitrogen monoksida (NO) dapat mengalami oksidasi menjadi
NO2 yang bersifat racun berbau tajam menyengat hidung dan berwarna merah
kecoklatan. Gas NO2 yang terkandung dalam udara dapat membahayakan
kesehatan makhluk hidup terutama manusia karena dapat menyebabkan gangguan
pernapasan (penurunan kapasitas difusi paru-paru).
Penyerapan
Umumnya hanya bagian zat yang berada dalam bentuk terlarut, terdispersi secara
molekul yang dapat diabsorbsi. Penyerapan ini sangat ditentukan oleh faktor kadar
zat dan lamanya bersentuhan antara zat yang terdapat dalam bentuk yang dapat
diabsorpsi dengan permukaan organisme yang berkemampuan mengabsorbsi zat
tersebut. Pada pencemaran lingkungan, bagian dosis yang dapat diabsorbsi
menentukan derajat eksposisi yang efektif terhadap organisme.
2.
Pengupan
Penguapan dalam proses interaksi zat toksik dalam air dipengaruhi oleh dinamika
ekosistem lingkungan. Seperti halnya pada pestisida dikenal istilah residu.
Sedangkan residu itu sendiri merupakan bahan kimia pestisida yang terdapat di
atas atau di dalam suatu benda dengan implikasi penuaan (aging), perubahan
(alteration) atau kedua-duanya. Residu dapat hilang atau terurai dan proses ini
kadang-kadang berlangsung dengan derajat yang konstan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ialah penguapan, pencucian, pelapukan (weathering), degradasi
enzimatik dan translokasi.
3.
Pengambilan biologis
Perubahan bentuk :
1.
Fotolisis
2.
Hidrolisis
Peroses hidrolisis yang terjadi didalam air dimana terjadi peningkatan nilai pH
dalam air, Peningkatan pH terjadi saat proses hidrolisis dimana H+ digunakan untuk
mengkatalisis reaksi pemutusan ikatan pada polisakarida, lipid dan protein.
Peningkatan pH menunjukkan adanya kegiatan mikroorganisme menguraikan bahan
organik seperti karbohidrat yang diuraikan menjadi glukosa. Setelah itu terjadi
proses asidogenesis dan asetogenesis. Tahap asidogenesis dilakukan oleh berbagai
kelompok mikroorganisme, yang mayoritas adalah mikroorganisme obligat anaerob
dan anaerob fakultatif. Pada proses ini terjadi penurunan pH karena adanya asam
organik yang dihasilkan seperti asam butirat, propionat, dan asetat. Selanjutnya pH
cenderung mengalami peningkatan karena asam organik diuraikan menjadi metana
dan karbondioksida.
3.
Oksidasi
Penyerapan
Penyerapan merupakan peristiwa dimana umumnya hanya terjadi dibagian zat yang
berada dalam bentuk terlarut, terdispersi secara molekul yang dapat diabsorbsi.
Penyerapan ini sangat ditentukan oleh faktor kadar zat dan lamanya bersentuhan
antara zat yang terdapat dalam bentuk yang dapat diabsorpsi dengan permukaan
organisme yang berkemampuan mengabsorbsi zat tersebut. Pada pencemaran
lingkungan, bagian dosis yang dapat diabsorbsi menentukan derajat eksposisi yang
efektif terhadap organisme.
2.
Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan berbagai zat baik itu bersifat toksik
maupun non toksik. sedimentasi juga dapat mempengaruhi kondisi habitat
meiofauna. Kekeruhan yang disebabkan oleh sedimentasi dapat menghalangi
penetrasi cahaya yang masuk ke dalam air dan mengganggu proses fotosintesis
alga bentik. Akibatnya, produktivitas primer menjadi rendah dan ketersediaan
oksigen di kolom air berkurang. Sedimen yang tersuspensi kembali ke kolom air
dapat menyumbat permukaan alat pencernaan pemakan suspensi. Gangguan pada
permukaan sedimen dapat menghambat perkembangan larva meiofauna interstisial
yang menempel pada permukaan sedimen tersebut. Ukuran butir sedimen juga
penting dalam mengontrol kemampuan sedimen untuk menahan dan mensirkulasi
air.
3.
Aliran
Aliran air sangat dipengaruhi oleh kondisi dalam air itu sendiri, aliran air
berpengaruh terhadap keadaan dan distribusi oraganisme maupun zat toksik dalam
air.
4.
Penguapan
Pencucian
Logam berat memasuki lingkungan tanah melalui penggunaan bahan kimia yang
berlangsung mengenai tanah, penimbunan debu, hujan atau pengendapan,
pengikisan tanah dan limbah buangan. Interaksi logam berat dan lingkungan tanah
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu proses sorbsi atau desorbsi, difusi pencucian dan
degradasi. Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan
agrokimia (pupuk dan pestisida), asap kendaraan bemotor, bahan bakar minyak,
pupuk organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan pertambangan.
6.
Pengambilan biologis
Perubahan bentuk :
1.
Hidrolisis
2.
Oksidasi
3.
Fotolisis
4.
Reduksi
Metabolisme :
metabolisme zat organik melalui sistem enzim untuk menghasilkan karbon dioksida,
air, dan energi. Energi digunakan untuk sintesis, motilitas, dan respirasi
Biodegradasi :
Biodegradasi merupakan proses pembuangan dan perubahan yang penting dalam
air, sedimen dan tanah. Reaksi mencakup oksidasi, reduksi, hidrolisis dan terkadang
penataan ulang dan dipengaruhi oleh bangun molekul dan kepekatan zat polutan,
sifat alamiah mikroorganisme, keadaan lingkungan dan suhu.
Study khasus
Penipisan Lapisan Ozon dan Global Warming
lingkungan yang semakin hancur, es kutub mencair yang dampaknya menimbulkan
banjir di sana-sini; ada lagi tentang stereotype karakter kesukuan, dan lain
sebagainya, seringkali tidak fokus menyelesaikan satu pembahasan tertentu. Agak
lelah juga membahasnya, lebih mirip debat kusir. Hal itulah yang membuat saya
tergelitik mengurai penjelasan tentang dua hal ini: Apa beda penipisan lapisan ozon
dan pemanasan global? Kebingungan mungkin dipicu karena ada persamaan antara
penipisan lapisan ozon dan pemanasan global, yaitu pada sumber penyebabnya.
Salah satu jenis gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan
penipisan lapisan ozon adalah CFC (Chlorofluorcarbon).Tapi fenomena yang terjadi,
dan dampaknya yang diakibatkan sangat berbeda.Pada pemanasan global,
menumpuknya emisi gas rumah kaca (termasuk CFC) bisa menyelimuti bumi (di
atmosfer), sehingga membuat panas matahari yang masuk ke bumi tidak bisa
dipantulkan kembali ke luar. Akibatnya, panas matahari terperangkap di permukaan
bumi. Peristiwa semacam ini bisa dianalogikan dengan peristiwa saat kita berada di
dalam mobil dengan kaca tertutup, di bawah terik matahari. Akibatnya panas
terperangkap di dalam, tidak bebas lalu-lalang keluar masuk. Inilah yang
menyebabkan bumi kita makin panas, atau sekarang lebih dikenal dengan
pemanasan global.Penipisan lapisan ozon terjadi karena atom Chlor pada CFC
memecah molekul ozon (O3) di atmosfer. Semakin banyak CFC di atmosfer, maka
semakin banyak molekul ozon yang terpecah sehingga menyebabkan terjadinya
penipisan lapisan ozon, bahkan sampai bolong.Lapisan ozon sendiri berfungsi untuk
menyerap radiasi sinar ultraviolet (UV) yang akan masuk ke bumi. Tipisnya lapisan
ozon mengakibatkan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya lebih banyak
masuk ke permukaan bumi. Hal ini berdampak pada meningkatnya kasus penyakit
katarak dan kanker kulit, juga merusak hasil panen.Saduran tulisan demi turut
membangun kesadaran dan menyebarluaskan pengetahuan mengenai isu
pemanasan global penyebab perubahan iklim.
MAKALAH
OZON
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi
Dosen Pengampu : Dr. Ch. Muryani
oleh :
WAHYU PURNOMO AJI
K5412077
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan
apapun.
Makalah yang berjudul Ozon ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metorologi dan Klimatologi Semester I Prodi Pendidikan Geografi FKIP UNS
2012.
Dalam kesempatan ini kami berterima kasih atas bimbingan, bantuan, serta saran
dari berbagai pihak seperti :
1)
Allah SWT atas segala nimat yang diberikan-Nya.
2)
Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan moril maupuun
materil.
3)
Ibu Dr. Ch. Muryani sebagai dosen pengampu mata kuliah Meteorologi dan
Klimatologi.
4)
dan masih banyak pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demu
terwujudnya penulisan makalah yang akan datang yang lebih baik.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
Geografi.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surakarta,
Penulis,
Desember 2012
Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, melainkan kita yang
meminjamnya dari anak cucu kita. ( Anonim )
Daftar Isi
20
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari.
Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada
tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia
untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur
pembentuk plastik.
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi
dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Indikasi kerusakan lapisan ozon pertama kali
ditemukan sekitar tiga setengah dekade yang lalu oleh tim peneliti Inggris, British
Antarctic Survey (BAS), di benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil
pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di lapisan stratosfer menjadi begitu parah.
Lapisan ozon melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultraviolet matahari.
Namun, semakin membesarnya lubang ozon di kawasan kutub bumi akhir- akhir ini
sungguh mengkhawatirkan. Bila hal tersebut tidak diantisipasi, bisa menimbulkan
bencana lingkungan yang luar biasa.
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi
hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan
lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk pada musim
semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali.
Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan satelit-satelit
cuaca menunjukan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di Antartika
sebenarnya terus menurun. Penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga
memberikan hasil yang sama.
Gas chlofluorocarbons (CFC) disebut juga sebagai gas yang menyebabkan
terjadinya penipisan lapisan ozon ini. Selain CFC, ada pula hydrochlorofluorocarbons
(HCFC), halons, methyl bromide, carbon tetra chloride, dan methylchloform. Ozon
tercipta jika radiasi yang berasal dari matahari bertemu dengan oksigen di dalam
atmosfer.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Pembentukan Lapisan Ozon
Ozon ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840. Ozon
merupakan molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen yang dilambangkan dengan
simbol O3. Meskipun ozon bisa ditemukan dalam jumlah yang kecil di semua lapisan
atmosfer, namun karena adanya proses kimia dan radiasi, keberadaannya tidak
terlalu signifikan. Hampir sekitar 90 persen dari jumlah ozon yang ada di atmosfer
berada pada lapisan teratas yang dikenal dengan nama stratosfer, yang lokasinya
sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi. Wilayah yang berisikan konsentrasi
terbesar dari ozon ini dinamakan sebagai lapisan ozon.
Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon
yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di
bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan
troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di
dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun
dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga
menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.
Ozon membentuk cairan berwarna biru tua pada suhu di bawah -112 C, dan
cairan berwarna biru tua gelap pada suhu di bawah -193 C. Selain itu mempunyai
bau yang keras, menusuk hidung serta terbentuk pada kadar rendah dalam udara
akibat arus eletrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi
eletromagnetik. Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan
tanah akan berbahaya dan bila terhisap dapat merusak paru-paru bahkan mampu
menyebabkan kematian.
Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet dari
pancaran sinar matahari. Pada tahun 1930, Chapman menjelaskan pembentukan
ozon secara alamiah. Di mana ia menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran
sinar matahari mampu menguraikan gas oksigen di udara bebas.
Molekul oksigen tersebut terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini
dikenal dengan nama photolysis. Lalu kedua atom oksigen tadi secara alamiah
bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada disekitarnya, kemudian
terbentuklah ozon.
Reaksi Pembentukan Ozon :
Sinar Ultra Violet
OO + O
O3
Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang dikenal dengan nama
lapisan ozon adalah kumpulan ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah
photolysis. Lapisan ozon ini berada pada ketinggian 19 48 km (12 30 mil) di atas
permukaan bumi.
Selain terjadi proses pembentukan molekul ozon, secara alamiah terjadi juga
proses penguraian O3. Sinar ultraviolet yang mempunyai energi tinggi dapat
memutus ikatan rantai molekul ozon, sehingga molekul ozon tersebut kembali
menjadi atom oksigen bebas (O) dan molekul oksigen (O2). Pada kondisi normal,
tanpa adanya Bahan Perusak Ozon (BPO), reaksi pembentukan dan penguraian
molekul Ozon terjadi dalam keadaan seimbang sehingga jumlah molekul Ozon di
stratosfir relatif stabil.
===> O2 + O
===> O2 + O2
<==> 3O2
CFC yang
berlebihan dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluhpuluh
tahun yang lalu. CFCdapat melepaskan atom Chlorine dan dapat
merusak lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara yang
tidak terkira banyaknya, misalnya dengan penggunaan Freon pada alat AC, lemari
es, dan alat pendingin lainnya merupakan salah satu bentuk yang turut andil dalam
pengrusakan lapisan ozon, karena alat ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114
dan HCFC-22 dalam proses kerjanya.
Catatan : Penentuan Rumus Kimia suatu CFC (Menggunakan Aturan 90)
Contoh : CFC-11 (Nama Dagang : Freon-11 atau R-11)
CFC-11 : 11 + 90 = 101
101 merupakan 3 digit angka, dimana :
Digit Pertama menunjukkan jumlah atom Karbon (a)
Digit Kedua menunjukkan jumlah atom Hidrogen (b)
kelangsungan makhluk hidup di bumi. Sinar ultraviolet dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan :
a. Kanker kulit pada manusia. Menurut pnelitian, di Punta Arenas, Chili terjadi
peningkatan kasus kanker kulit sebesar 66% selama 1994 2004, di Australia 1000
kasus per 100.000 orang/thn.
b.
c.
Dengan banyaknya radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi
kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah
reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan
berakibat naiknya gangguan saluran pernapasan pada manusia.
2. Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair yang mengakibatkan naiknya
permukaan air laut dunia. Sehingga lambat laun daratan di bumi pun akan
tenggelam.
3. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan
bumi yang
sering disebut sebagai Global Warming. Sebagian besar ozon
stratosfer dihasilkan di
kawasan tropis dan diangkut ke ketinggian yang tinggi
dengan skala besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga musim semi.
Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
Dampak Positif
Beberapa dampak positif dari sinar ultraviolet antara lain :
1. Sebagai penghangat
2. Pembentukan vitamin D untuk tulang
3. Membasmi & membunuh bakteri
4. Energi bagi tumbuhan
5. Menghilangkan depresi
Oleh sebab itu disarankan untuk sering berjemur secara sehat di pagi hari selama
30 menit. Untuk mendapatkan vitamin D dan agar tak gampang terserang
osteoporosis. Itupun disarankan hanya pada muka dan tanggan saja dan hanya
dilakukan di pagi hari.
Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:
F.
Dalam memelihara lapisan ozon, seluruh masyarakat di dunia harus bertindak yaitu
dengan cara :
1. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV.
2. Menggunakan selalu produk-produk yang berlogo ramah ozon.
3. Menggunakan alat pemadam api yang tidak mengandung Haloncarbon.
4. Memeriksa dan merawat peralatan pendingin/pengatur suhu dan sistem
pemadam api secara berkala untuk memastikan tidak adanya kebocoran BPO (CFC,
HCFC atau Halon)
5. Memastikan bahwa CFC/HCFC/Halon yang ada di dalam sistem diambil kembali
(recovery) dan didaur ulang (recycle) dalam proses perawatan dan perbaikan sistem
pendingin atau pemadam api.
6. Mengirim CFC/HCFC/Halon yang sudah tidak terpakai ke fasilitas pengolahan BPO
bekas seperti Halon Bank, Pusat Reklamasi CFC atau Pemusnahan BPO.
7. Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak
ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan misalnya pembangkit
tenaga listrik dari sel surya, angin atau arus air terjun/turbin.
8. Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat
dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai
penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk,
dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar
Save Our Earth.
9. Tidak membakar hutan maupun menebang pohon-pohon secara liar.
Cara Pencegahan Langsung Dampak Sinar Ultraviolet
Dibawah ini beberapa tips mencegar paparan langsung dari dampak negatif sinar
Ultraviolet. Menghindari berjemur dibawah sinar matahari yang terik pada jam 10
16 sore. Waspadai SUNBURN respon inflamasi kulit normal yang bersifat akut,
lambat dan sementara setelah terjadinya paparan oleh sinar UV. Ditandai dgn
eritema pd kulit, jika berat dapat terbentuk vesikel, bula, terjadi edema & nyeri.
Menggunakan baju yg mampu menangkal sinar UV (Bahan pakaian terdiri dari SPF
15 50 (Suppl):S79-S82 yang aman bagi tubuh)). Penggunaan Tabir Surya Topikal
terbukti mampu menjadi induksi solar keratosis & KSS. Serta gunakan kacamata,
topi dan payung pada puncak sinar matahari yaitu pada pukul 10.00 s/d 16.00.
Upaya penghapusan HCFC ini akan diimplementasikan secara bertahap mulai dari
tahun 2013 sebagai masa pembekuan konsumsi, yaitu kembali kepada angka
baseline rata-rata konsumsi tahun 2009 dengan 2010; kemudian pengurangan
konsumsi HCFC sebesar 10% dari baseline pada tahun 2015, pengurangan
konsumsi sebesar 35% konsumsi pada tahun 2020, pengurangan sebesar 67.5%
pada tahun 2025 dan pengurangan sebesar 97.5% pada tahun 2030.
Langkah-langkah dalam menjalankan program HCFC Phase-out Management Plan
(HPMP) Periode Tahun 2011 -2013 dengan cara; Sosialisasi ke pemangku
kepentingan pusat dan daerah, Penurunan/pencegahan pertumbuhan konsumsi
HCFC, Pembuatan peraturan kendali import HCFC, Pembuatan peraturan
penggunaan HCFC di sektor manufaktur, Pembuatan peraturan import produk yang
mengandung HCFC, Pengembangan sistem dan mekanisme pemberian bantuan
Incremental Capital Cost, Incremental perational Cost, dan Technical Assistances;
monitoring, audit dan evaluasi pemberian bantuan pada manufaktur.
Hidrokarbon alternatif pengganti BPO
Harapan kedepan dari upaya tersebut adalah menjadikan Hidrokarbon salah satu
alternatif pengganti BPO, yang tidak memiliki potensi merusak ozon dan rendah
potensi pemanasan globalnya. Pertamina pada saat ini sedang mengembangkan
produk Hidrokarbon sebagai pengganti CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin di
AC maupun refrigerasi.
3.
Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada akhirnya membentuk lubang ozon
terjadi hanya ketika sinar matahari pertama menyinari atmosfer Antartika setelah
periode malam di kutub, memecah Cl2 menjadi dua atom klorin (Cl2 => 2 Cl).
Sekarang destruksi ozon dapat dimulai lagi melalui reaksi Cl + O3 => ClO +O2.
Karena terdapat banyak sekali klorin dalam bentuk aktif pada akhir malam di kutub
(September di Antartika) lubang ozon dapat meluas ke ukuran yang lebih besar dari
pada wilayah Amerika Serikat. Pada kutub selatan, level ozon dibawah 100 Dobson
unit sekarang telah secara frekuentif diobservasi pada akhir September dan awal
Oktober.
Temperatur paling dingin di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan
September. awan tipis terbentuk pada kondisi dingin ini, dan reaksi kimia pada
partikel awan membantu gas klorin dan bromin secara cepat menghancurkan ozon.
Pada awal Oktober, temperatur biasanya mulai menghangat dan kemudian lapisan
ozon mulai terbentuk kembali.
I. Contoh Kasus
1. Dilema Lubang Ozon dan Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik Ketika Es Antartika Terancam oleh Pulihnya Lubang Ozon
Kalau lubang ozon sudah terpulihkan, apakah kemudian pemanasan global bisa
teratasi? Ternyata studi terkini menunjukkan pulihnya lubang ozon di atas Antartika
malah menyebabkan lebih banyak es mencair pada dekade mendatang. Ketika
lubang ozon pulih, pola angin yang melindungi interior wilayah kutub dari udara
bahwasanya penipisan ozon yang terjadi di Inggris baru-baru ini memang hal yang
signifikan.
Tingkatan ozon menipis di sekeliling Arktik dan Antarktika akibat pantulan sinar
matahari mendorong bahan-bahan kimia perusak ke atmosfer. Temperatur rendah
mempercepat kerusakan ini, dan yang paling menjadi perhatian saat ini adalah
Antartika, dimana sebuah lubang di lapisan ozon telah terbuka sejak tahun 80-an.
Melihat kondisi suhu dingin yang tidak biasa di Arktik saat musim dingin (yang
dihubungkan dengan pemanasan global) para ilmuwan Eropa memberi peringatan
mengenai kerusakan ozon di utara pada bulan Januari.
Komisi Eropa mengatakan bahwa sehubungan dengan terjadinya pendinginan di
lapisan stratosfer Arktik, peningkatan kerusakan ozon dapat terjadi dalam beberapa
dekade. Sebuah lubang di lapisan ozon dapat mengakibatkan meningkatnya
intensitas radiasi UV yang mempengaruhi daerah kutub dan skandinavia, dan
mungkin turun ke Eropa Tengah. Hal ini dapat mempengaruh kesehatan manusia
dan juga keanekaragaman hayati lainnya.
Kerusakan lapisan ozon yang diakibatkan oleh penggunaan zat-zat kimia yang
mengandung CFCs (chloroflurocarbons) seperti yang terdapat di dalam pendingin
ruangan dan aerosols sprays ini diakibatkan oleh banyaknya Chlorine yang
dihasilkan dari suatu fenomena yang dikenal dengan polar vortex.
Polar vortex merupakan kejadian dimana CFCs digerakkan oleh sirkulasi angin
global menuju utara dan selatan bumi, sehingga kumpulan CFCs tersebut
terjebak di kutub. Awan yang terbentuk dalam musim dingin ini adalah yang
terbesar terlihat di Arktik dalam 20 tahun terakhir. Polar vortex merupakan tempat
kejadian dan situasi menjadi lebih buruk. Kerusakan ozon yang terjadi bisa lebih
banyak lagi jika vortex tetap stabil.
Kutub Arktik berputar, tidak seperti Antarktika yang tetap posisinya tiap tahun. Hal
ini mencegah penipisan ozon yang terpusat pada suatu tempat, seperti yang terjadi
di hemisphere selatan setiap musim semi, namun hal ini membuat pancaran UV ke
permukaan bumi tidak dapat diprediksi.
Kebanyakan pengrusakan ozon terjadi karena pembentukan formasi ozon baru di
daerah tropis, yang diangkut ke Arktik. Kerusakan zat kimia ozon semestinya
diimbangi dengan perpindahan ozon.
Kerusakan lapisan ozon karena adanya pergerakan alami polar vortex Arktik yang
menyebar sampai sekitar Skandinavia dan daerah Inggris bagian utara lainnya.
Musim dingin 2004-2005 di Arktik merupakan musim dingin yang paling buruk yang
pernah tercatat, dengan temperatur mencapai -78C pada lapisan stratosfer.
Sampai sejauh ini, hal tersebut merupakan bukti yang paling dipercaya bahwa
perubahan iklim global dapat mempengaruhi kenaikan suhu yang ekstrim daripada
hanya sekedar pemanasan secara umum di lapisan atmosfer yang lebih rendah.
2. Katarak dan Kanker Kulit pun Meningkat
SUARA MERDEKA-Kerusakan ozon telah merupakan perhatian dan kekhawatiran
dunia. Padahal lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi, karena
lapisan ini akan melindungi dari radiasi sinar ultraviolet. Berbagai penyakit dan
gangguan kesehatan dapat timbul akibat peristiwa ini.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi
penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, Radiasi
ultraviolet (UV) dari matahari berperan dalam peningkatan beberapa penyakit
noninfeksi.
Kebanyakan radiasi yang sampai ke bumi merupakan sinar UV-A yang memiliki
panjang gelombang 315 - 400 nanometers.
Sedangkan sinar UV-C (180-280 nm) akan dihalangi sepenuhnya oleh atmosfer dan
UV-B (290-315 nm) yang dapat menyebabkan katarak, kanker kulit dan bersifat
immunosupresi akan diserap ozon pada lapisan stratosfer. Namun seiring dengan
menipisnya ozon akibat penumpukan gas CFC, sinar UV-B ini tidak terblok dan
dapat menimbulkan berbagai penyakit noninfeksi tersebut.
Kerusakan Mata
Pada mata, energi radiasi UV-B sebagian besar diserap kornea dan dapat mencapai
lensa. Sedangkan UV-A dapat diserap kuat oleh lensa dan sebagian kecil dapat
mencapai retina. Katarak merupakan penyebab kebutaan dari setengah jumlah
kasus kebutaan akibat radiasi ultraviolet. Risiko ini meningkat sebanding dengan
dosis pajanan radiasi. Asam amino dan sistem transport membran pada lensa
umumnya mudah mengalami proses fotooksidasi oleh oksigen radikal dari UV-B.
Gangguan mata lain yang dapat terjadi akibat radiasi adalah keratokonjungtivitis,
pterigium, eritema dan gangguan pada kornea dan kelopak mata.
Keratokonjunctivitis (welders flash atau snow blindness) yaitu reaksi radang akut
kornea dan konjungtiva mata akibat reaksi fotokimia pada kornea (fotokeratitis) dan
konjungtiva (fotokonjungtivitis) yang dapat timbul beberapa jam setelah pajanan
200 - 400 nm dan berlangsung umumnya hanya 24 - 48 jam. Gejala yang mungkin
timbul berupa memerahnya bola mata disertai rasa sakit yang parah dan pada
beberapa kasus terjadi blepharospasme.
Eritema kornea mata muncul muncul beberapa jam pasca pajanan akut 20 - 400
nm, biasanya berlangsung selama 8 - 72 jam bergantung tingkat pajanan dan
daerah spektrum. Pajanan kronik dapat pula menimbulkan pterygium atau
tumpukan lemak di atas kornea.
Kanker Kulit
Penyerapan UV-B/C pada kulit dibatasi oleh lapisan basal epidermis, sedangkan UVA dapat menembus stratum korneum dan lapisan atas stratum Malphigi. UV-C
memberikan efek tidak langsung terhadap timbulnya eritem dan mengubah fungsi
imunitas sel langhans. UV-B memberikan efek terparah, dari eritema, kaker kulit
sampai dengan induksi luka bakar. UV-A dapat menimbulkan kanker kulit dan
pigmentasi kulit.
Peningkatan suhu dalam jangka waktu lama sebesar 2 derajat C sebagai akibat
perubahan iklim, akan meningkatkan efektivitas UV sebesar 10%.
Kanker kulit yang berkaitan dengan radiasi sinar matahari, dapat berupa kanker
nonmelanomatous(basal sell karsinoma, squamous sell karsinoma) dan melanoma
superficial. Melanoma merupakan bentuk kanker kulit yang paling serius.
Sedangkan basal cell carcinoma merupakan jenis kanker kulit yang paling sering
ditemukan, biasanya berbentuk benjolan, kecil, atau nodul. Sedangkan squamous
sell karsinoma berbentuk nodul merah bersisik. Tidak seperti kanker kulit lainnya,
melanoma tidak berhubungan dengan pemaparan kumulatif total terhadap radiasi
ultraviolet, melainkan berkaitan dengan pemaparan intermiten yang kuat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lapisan Ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet dari matahari. Lapisan ini berada di lapisan stratosfer bumi yang terletak
di sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi. Seiring dengan berkembangnya
zaman, penggunaan bahan-bahan yang mengandung Bahan Perusak Ozon (BPO)
telah banyak digunakan oleh masyarakat dunia hingga sekarang. Sehingga
menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon dengan terbentuknya lubang ozon.
Generasi mendatang berada dalam ancaman bahaya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan langkah perbaikan lingkungan secara global dan berkesinambungan.
B. Saran
Perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan oleh semua masyarakat
dunia untuk mengantisipasi kerusakan pada lapisan ozon. Tindakan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat dunia untuk mencegah penipisan lapisan ozon
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan ozon.
2. Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak
ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
3. Beberapa kegiatan ramah ozon (ozone friendly) harus digalakkan dan
disosialisasikan untuk mengubah secara bertahap perilaku manusianya. Upaya ini
harus selalu menerapkan prinsip 4R (reduce, reuse, recycle, replace/replant).
4. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program
perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan
lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak
merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar-seminar dan penyuluhan
secara rutin di berbagai organisasi masyarakat.
Namun demikian, kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak akan efektif jika tidak
diikuti kegiatan penyebarluasan / permasalahan ozon ini kepada seluruh tingkatan
pada masyarakat. Kota-desa, suami-isteri, orang tua-anak, guru-murid, kelompok
pekerja formal-non formal, teknisi lemari es dan AC, petani, nelayan, dan lainnya,
kalau bisa semua mendapatkan pengenalan pentingnya ozon dan bahayanya jika
lapisan ozon ini rusak. Ibu-ibu rumah tangga dan anak sekolah merupakan sasaran
yang utama dalam kegiatan penyadartahuan semacam ini. Terlebih lagi jika
menggunakan sarana multimedia akan memberikan hasil yang lebih efektif,
misalnya dengan pemutaran film Ozzy Ozone kepada siswa sekolah dasar dan ibuibu mereka. Film yang sangat bagus dan menumbuhkan antusiasme yang besar
pada siswa sekolah.
Dari pembahasan, maka penulis memberikan saran-saran kepada pembaca agar
peduli terhadap lapisan ozon dengan cara sebagai berikut :
1. Memperluas ilmu mengenai faktor penyebab dan dampak kerusakan lapisan
ozon.
2. Berperan aktif dalam suatu seminar atau acara tentang penipisan lapisan ozon
agar mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangan lapisan ozon.
3. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan ozon
Daftar Pustaka