Anda di halaman 1dari 49

Peranan Atmosfer

atmosfer
Peranan Atmosfer
Secara keseluruhan atmosfer memegang peranan penting dalam system bumi
atmosfer. 4 (empat) peranan utama dari atmosfer pada proses fisika maupun pada
kehidupan makhluk hidup di dalamnya dapat dikemukakan sebagai berikut :
Atmosfer merupakan sumber gas dan uap air presipitasi
Atmosfer merupakan penyaring (filter) radiasi surya sehingga kualitas spectrum
yang sampai ke permukaan bumi tidak bersifat merusak organ tubuh makhluk hidup
Pada system neraca energy radiasi, atmosfer merupakan penyangga (buffer)
sehingga permukaan bumi terhindar dari pemanasan dan pendinginan yang
berlebihan
Pada proses fisika di permukaan bumi, atmosfer pengatur kelestarian mekanisme
cuaca dan iklim.
Untuk memenuhi keperluan metabolisme makhluk hidup, atmosfer merupakan
sumber gas CO2 dan O2yang berlimpah. Proses fotosintesis pada tumbuhan di
seluruh permukaan bumi akan mengurangi CO2 dan menambah kandungan O2.
Sedangkan respirasi akan mengakibatkan hal yang sebaliknya.
Radiasi surya yang memasuki atmosfer mengalami penyaringan terutama pada
spectrum uv. Proses tersebut berlangsung pada lapisan stratosfer, mesosfer, dan
termosfer. Spectrum uv diserap oksigen dalam pemecahannya menjadi atom O,
serta oleh gas ozon setelah terbentuk. Dalam proses tersebut, terjadi pengurangan
energy radiasi surya sekitar 3 %. Penyerapan radiasi surya pada berbagai spectrum
oleh oksigen ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Penyerapan radiasi surya oleh oksigen
Gas penyerap

Spectrum
terserap

Keterangan

O2

0,18 m

Pada ketinggian > 85 km

0,20 m

Pemecahan O2 pada
ketinggian < 85 km

0,20 0,30 m

Di stratosfer

O3

Pada lapisan bawah (troposfer) berlangsung penyerapan berbagai spectrum radiasi


gelombang panjang, baik yang datang dari atas maupun yang berasal dari

pancaran radiasi permukaan bumi. Gas penyerap radiasi gelombang panjang terdiri
dari uap (air serta es), CO2, O2 seperti tertera pada tabel 2 di bawah ini :

Gas penyerap

Spectrum
terserap

Keterangan

H2O

5 8 m

Berlangsung di awan dan


sekitarnya

17 24 m

CO2

4 5 m

Menyebabkan kenaikan suhu


atmosfer

11 17 m
O3

9 10 m

Berlangsung di stratosfer

Tanpa ada proses penyanggaan (penyerapan, penerusan dan pemantulan) radiasi


oleh atmosfer, suhu bumi pada waktu siang hari akan mencapai lebih dari 93 oC
dan malam hari akan mencapai 184 oC. Sejak 10 tahun terakhir timbul
kekhawatiran terjadi gangguan terhadap lingkungan. Penggunaan gas ringan
khususnya CFC (Chloro Flouro Carbon) pada system mesin pendingin dan alat
sprayer untuk kosmetika sangat dikhawatirkan akan mengurangi lapisan ozon.
Kekhawatiran lain timbul sehubungan dengan semakin menurunnya populasi
tumbuh-tumbuhan (pohon-pohon hutan, red) tropika yang diperkirakan akan
menambah kanndungan CO2 di atmosfer. Penambahan gas CO2 semakin
dikhawatirkan dengan meluasnya penggunaan bahan bakar untuk berbagai
keperluan dan juga semakin intensifnya peristiwa kebakaran hutan di dunia.
Apabila gangguan terhadap kesetimbangan alamiah pada lingkungan ini tidak
diatasi, diperkirakan suhu udara akan semakin meningkat yang diikuti peruibahan
iklim beserta dampak-dampak lainnya. Peningkatan kandungan CO2 di atmosfer
dari 320 ppm menjadi 370 ppm diperkirakan akan menyebabkan kenaikan suhu
udara sekitar 0,5 oC. Diduga peningkatan CO2 ini akan terus berlangsung apabila
tidak dilakukan pencegahan dan tidak ada factor yang menghambat.

2. aspek spasial
1. Aspek Fisik dan Aspek Sosial
Aspek fisik bersifat alamiah meliputi: bantuan bumi, mineral dan struktur batuan,
air, cuaca dan iklim, flora fauna juga. Aspek sosial berkaitan dengan manusia

meliputi: ekonomi, politik, dan budaya.


Dalam geografi, aspek fisik dan aspek sosial selalu berhubungan dengan ilmu-ilmu
lain.
A. Aspek Fisik
Aspek geografis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah aspek fisik.
Membahas unsur-unsur geosfer yang bersifat fisik. Aspek fisik dalam geografi yang
dapat mempengaruhi kehidupan manusia, antara lain:

a. Iklim dan unsur-unsurnya


Iklim merupakan elemen geografis penting yang dapat mempengaruhi kegiatan
manusia.
Kondisi Iklim di permukaan bumi bervariasi.

Kawasan Asia memiliki empat karakteristik iklim dasar, yaitu:


-Suhu rata-rata tahunan yang tinggi akibat letak astronomis.
-Memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau akibat angin muson.
-Kelembaban udara tinggi.
-Bebas dari serangan angin taifun.
Pengaruh iklim terhadap kegiatan manusia:
-Nelayan mulai pergi ke laut (berlayar ke laut) di malam hari, karena mereka
menggunakan angin lahan, sebaliknya pada siang hari, nelayan kembali ke tanah
dengan menggunakan angin laut.
-Sekitar bulan Oktober-April petani dari Asia mulai bekerja di tanah mereka, karena
dalam bulan-bulan yang memiliki musim hujan.
b. Relief/Batuan Bumi
Relief bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Relief bumi merupakan
aspek fisik geografi yang mempengaruhi kehidupan manusia maupun tumbuhan.
Pengaruh relief bumi terhadap pertumbuhan tanaman dalam klasifikasi iklim
junghuhn, sebagai berikut :
Zona panas = 0 700 meter Jenis tanamannya padi, jagung, tebu dan kelapa
Zona sedang = 700 1500 meter Jenis tanamannya kopi, coklat, teh, kina, karet
dan hortikultura.
Zona sejuk = 1500 2500 meter Jenis tanamannya cemara dan pinus.
Zona dingin = lebih dari 2500 meter Jenis tanamannya lumut.

c. Gempa bumi
Gempa, baik tektonik maupun vulkanik, sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Jumlah gempa kali terjadi dipengaruhi oleh posisi geologi. Efek yang dihasilkan oleh
gempa pada kehidupan di permukaan bumi sangat luas, misalnya:
-Kehadiran gempa tektonik dapat membantu ahli geologi untuk menentukan isi dari
mineral dalam litosfer.
-Kehadiran gempa dapat membantu arsitek dalam menentukan bentuk rumah dan
bahan yang digunakan untuk membangun rumah yang tahan gempa.
B. Aspek sosial
Aspek sosial geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, misalnya
adalah penduduk, mobilitas penduduk, dan penyebaran penduduk.
a. Populasi
Salah satu aspek sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah jumlah
penduduk. Potensi besar penduduk dapat mendukung atau menghambat
pembangunan.
Potensi penduduk yang dapat mendukung pengembangan antara lain:
-Penduduk usia produktif merupakan sumber tenaga kerja.
-Populasi besar dapat digunakan sebagai tenaga kerja perkembangan.
-Kualitas tinggi dari tenaga kerja dapat digunakan sebagai ahli.
b. Mobilitas Penduduk
Aspek sosial geografi yang sesuai dengan mobilisasi penduduk adalah urbanisasi.
Urbanisasi pengaruh penduduk perkotaan dan pedesaan. Fenomena yang bisa kita
lihat di daerah perkotaan sebagai dampak dari urbanisasi adalah penyebaran dan
tingkat kriminalitas kumuh yang tinggi. Sementara itu, fenomena yang muncul di
daerah pedesaan adalah menurunnya produktivitas pertanian sebagai dampak dari
kehilangan pekerjaan muda.
c. Pola Penyebaran Penduduk
Winder efek seragam penyebaran penduduk adalah sebagai berikut:
-Pembangunan tidak merata.
-Pemanfaatan sumber daya alam tidak optimal.
-Lahan pertanian berkurang karena digunakan untuk perumahan.
Geografi Pembangunan merupakan suatu studi yang memperhatikan aspek-aspek
Geografi dalam menunjang suatu pembangunan dan pengembangan wilayah.
Aspek-aspek dalam pembangunan antara lain :

Aspek
Aspek
Aspek
Aspek

Fisik : Tanah, Iklim, Air, Topografi, dll.


Manusiawi/Sosial : Jumlah Penduduk, Persebaran Penduduk,Tenaga Kerja, dll
Biotis : Hewan, dan tanaman.
Abstrak : Letak, Luas, Batas, Bentuk.

2. Ruang Lingkup Geografi


1. Dari segi aspeknya, terdiri atas empat objek kajian, yaitu atmosfer, litosfer,
hidrosfer, dan biosfer
2. Dari segi konteksnya, mempelajari konteks keruangan, kelingkungan, dan
konteks kewilayahan.
3. Dari segi tekniknya, terdiri dari tahapan identifikasi, inventarisasi, analisis,
sintesis, klasifikasi, dan evaluasi.
Daldjoeni mengemukakan pokok-pokok telaah geografi sebagai berikut.
a. Ukuran, bentuk, dan aneka gerakan bumi.
b. Persebaran serta posisi masa daratan dan wujud perairan.
c. Batuan, struktur dan berbagai relief permukaan bumi.
d. Air yang ada di berbagai samudra, lautan, serta seluk beluk gerakannya
e. Pola persebaran dunia tumbuhan dan hewan.
f. Atmosfer dengan gejala-gejala di dalamnya serta pola-pola iklim yang terdapat di
permukaan bumi.
g. Ras-ras umat manusia dan persebarannya yang berdasarkan unit kenegaraan.
h. Aneka bentuk kegiatan manusia dalam rangka menegakkan perekonomian.
i. Bermacam-macam ciri dan jenis pemukiman manusia yang ada. j. Ciri-ciri sosial
dan budaya masyarakat manusia
k. Pengaturan umat manusia secara politis dan relasi antarmereka.
Rhoad Murphey dalam bukunya The Scope of Geography merumuskan tiga pokok
ruang lingkup studi geografi,yaitu sebagai berikut:
-Persebaran dan keterbatasan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek
keruangan serta bagaimana manusia memanfaatkanya.
-Interaksi antara manusia dan lingkungan fisik merupakan salah satu bagian dari
keragaman wilayah.
-Kajian terhadap region atau wilayah.
3. Objek Studi Geografi
A. Objek Material
Semua materi yang menjadi sasaran atau kajian ilmu geografi, berupa fenomena
yang terjadi dimuka bumi, baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat sosial
budaya yang berhubungan dengan keruangan atau region.
Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
a. Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut
kerak bumi dalam ilmu geologi. Yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi,
Geomorfologi, Petrografi, dll.
b. Atmosfer (lapisan udara), cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan
Meteorologi, dll.

c. Hidrosfer (lapisan air), meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji
dalam Hidrologi dan Oceanografi, berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
d. Biosfer (lapisan tempat hidup/kehidupan), Terdiri atas hewan, tumbuhan (flora,
fauna) yang dikaji dalam Biologi dll.
e. Anthroposfer (lapisan manusia), yaitu lapisan yang merupakan tema sentral
(diutamakan) di antara lapisan-lapisan lainnya.
B. Objek Formal
Cara pandang dan cara berfikir dalam mempelajari geografi serta analisis terhadap
objek material dari sudut pandang keruangan atau spasial. Dari pandangan objek
formal, muncul beberapa pertanyaan sesuai 5W + 1H (What, when, where, why,
who, how).

Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek:

a. Aspek Keruangan, geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi nilai
suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita lalu mempelajari tentang
letak, jarak, keterjangkauan dsb.
b. Aspek Kelingkungan, geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan
keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan
wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tak hidup seperti tanah, air,
iklim dsb, dan komponen hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
c. Aspek Kewilayahan, geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah
serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari hal ini lalu muncul pewilayahan atau
regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciriciri serupa sebagai gurun.
d. Aspek Waktu, geografi mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan periodeperiode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Misalnya
perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari waktu ke
waktu dsb.
Dapat dilihat dari organisasi keruangan (Spatial Setting) yang meliputi:
a. Pola persebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern)
b. Keterkaitan atau hubungan sesama antargejala tersebut (spatial system)
c. Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial
process)
4. Struktur Geografi

Berdasarkan bidang kajian, geografi terbagi atas tiga cabang ilmu yaitu sebagai
berikut.
a. Geografi fisik
Geografi fisik mempelajari bentang lahan (Landscape) yaitu bagian ruang dari
permukaan bumi yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi bentuk lahan.
Perhatian utama geografi fisik adalah lapisan hidup (Life layer) dari lingkungan fisik,
yaitu zone tipis dari daratan dan lautan yang di dalamnya terdapat sebagain besar
kehidupan.

Adapun ilmu-ilmu yang menunjang geografi fisik adalah sebagai berikut:


1) Meteorologi dan klimatologi, merupakan ilmu yang mempelajari gejala cuaca di
atmosfer.
2) Oceanografi adalah ilmu pengetahuan dan studi eksplorasi mengenai lautan
serta semua aspek yang terdapat di dalamnya termasuk sedimen, batuan yang
membentuk dasar laut, interaksi antara laut dengan atmosfer, pergerakan air laut
serta tenaga yang menyebabkan adanya gerakan tersebut baik tenaga yang
berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar.

3) Hidrologi mempelajari gerakan dan distribusi air di bumi.


4) Hidrografi adalah suatu cabang ilmu geografi fisik yang berhubungan dengan
penelitian dan pemetaan air di permukaan bumi.
5) Geologi menjelaskan bagaimana bumi terbentuk dan bagaimana bumi berubah
dari waktu ke waktu.
6) Geomorfologi mempelajari bentuk permukaan lahan dan sejarahnya.
7) Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal atau sifat-sifat tanah.
8) Geografi tanah ialah ilmu yang mempelajari tentang tanah, meliputi sifat,
genesis, penyebaran, dan penerapannya terhadap kehidupan manusia.
9) Biologi adalah ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup, baik manusia maupun
tumbuhan dan hewan.
10) Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme dalam ruang

dan waktu, serta faktor-faktor yang memengaruhi, membatasi atau menentukan


pola penyebaran jarak.
b. Geografi manusia
Geografi manusia mempelajari manusia dalam ruang, termasuk jumlah penduduk,
penyebaran penduduk, dinamika penduduk, aktivitas ekonomi, politik, sosial dan
budayanya.

Cabang geografi manusia di antaranya sebagai berikut:


1) Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha-usaha manusia
untuk mencapai kemakmuran, gejala-gejalanya dan hubungan timbal balik dari
usaha tersebut.
2) Geografi ekonomi membahas bagaimana manusia mengeksploitasi sumber daya
alam, menghasilkan barang dagangan, pola lokasi, dan persebaran kegiatan
industri, serta seluk beluk komunikasi.
3) Politik adalah kegiatan pada suatu negara yang berhubungan dengan proses
untuk menentukan tujuan-tujuan yang telah dipilih oleh suatu negara dalam rangka
mencapai tujuan yang akan dicapai oleh negara itu sendiri.
4) Geografi politik mempelajari unit-unit politik, wilayahnya, perbatasan, serta
ibukotanya dengan unsur-unsur kekuatan nasional dan politik internasional.
5) Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahanperubahan penduduk.
6) Geografi penduduk adalah cabang disiplin geografi yang membicarakan variasivariasi kualitas ruang dalam demografi dan nondemografi dari penduduk manusia
dan konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi yang berasal dari rangkaian
interaksi dengan suatu rangkaian khusus dari kondisi-kondisi yang terdapat di
dalamnya yang diberikan oleh suatu unit atau daerah.
c. Geografi teknik
Geografi teknik mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan menganalisis data
dan informasi geografis dalam bentuk peta, diagram, foto udara dan citra hasil
penginderaan jauh.

Cabang ilmu geografi teknik yaitu sebagai berikut:

1) Kartografi adalah ilmu dan seni membuat peta yang menyajikan hasil-hasil
ukuran dan pengumpulan data berbagai unsur permukaan bumi yang telah
dilakukan oleh surveyor, geograf, kartograf, dan lain-lain.
2) Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni yang memperoleh informasi mengenai
objek, daerah, atau gejala dengan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang
dikaji.
3) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi berbasis komputer yang
dapat menyimpan, mengelola, memproses, menganalisis data geografis dan
nongeografis serta menyediakan informasi dan grafis secara terpadu.
Perpaduan antara geografi fisik dan geografi manusia secara faktual di lapangan
menghasilkan geografi regional. Regional adalah geosfer ditelaah dengan
menggunakan pendekatan geografi, sehingga regional adalah objek formal dari ilmu
geografi.
Meteorologi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rangkaian dari
Sains
Sains formal[tampilkan]
Sains fisik[tampilkan]
Sains kehidupan[tampilkan]
Ilmu sosial[tampilkan]
Ilmu terapan[tampilkan]
Antardisiplin[tampilkan]
Portal

Kategori

Ilmu atmosfer
Meteorologi
Klimatologi
Fisika atmosfer
Kimia atmosfer
l

s
Meteorologi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari atmosfer. Studi di bidang
ini telah dilakukan selama ribuan tahun meski kemajuan yang signifikan baru terjadi
pada abad ke 18. Pada abad ke 19, gebrakan besar terjadi setelah pengamatan
terkoordinasi yang dilakukan lintas negara. Setelah pengembangan komputer di
pertengahan abad ke 20, peramalan cuacadapat dilakukan.
Fenomena meteorologi adalah aktivitas cuaca yang dapat diamati dan dijelaskan
dengan ilmu meteorologi. Akivitas tersebut terikat dengan variable yang ada di
atmosfer bumi, seperti temperatur, tekanan udara, uap air, dan gradien interaksi
setiap variabel serta bagaimana mereka berubah seiring dengan waktu. Perbedaan
spasial dipelajari untuk menentukan bagaimana sistem cuaca terbentuk secara
lokal, regional, dan global serta dampaknya.
Meteorologi, klimatologi, fisika atmosfer, dan kimia atmosfer adalah
subdisiplin sains atmosfer. Meteorologi dan hidrologimembentuk bidang
interdisipliner hidrometeorologi. Meteorologi memiliki banyak aplikasi di berbagai
bidang, seperti militer,produksi energi, transportasi, pertanian, dan konstruksi.

Kata "meteorologi" berasal dari perbendaharaan bahasa Yunani


kuno, metros "megah; tinggi (di angkasa)" (dari - meta-"di atas"
dan er "mengangkat") dan - -logia "-(o)logy" "ilmu".
Daftar isi

Ramalan tekanan permukaan lima hari ke depan di Pasifik utara, Amerika Utara, dan
Atlantik Utara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ramalan cuaca
Peramalan cuaca adalah aplikasi sains dan teknologi untuk memprediksi
kondisi atmosfer pada masa depan pada suatu lokasi. Manusia telah mencoba
memprediksi cuaca secara informal sejak ribuan tahun yang lalu, dan secara formal
sejak abad ke 19.[1] Peramalan cuaca dibuat dengan
mengumpulkan data kuantitatif mengenai kondisi terkini dari atmosfer
menggunakan pemahaman ilmuah dari proses atmosfer untuk memproyeksikan
bagaimana atomsfer berubah.[2]
Dulu peramalan cuaca amat bergantung pada perubahan tekanan udara, kondisi
cuaca terkini, dan kondisi langit,[3][4]permodelan cuaca kini digunakan untuk
menentukan kondisi pada masa depan.
Terdapat keragaman penggunaan ramalan cuaca. Peringatan cuaca menjadi penting
karena digunakan untuk melindungi nyawa dan properti milik masyarakat.
[5] Peramalan berdasarkan temperatur dan presipitasi penting bagi pertanian,[6][7]
[8][9]dan juga kepada pedagang komoditas di stock market. Peramalan temperatur
digunakan perusahaan utilitas (misal suplayer gas, listrik) untuk menentukan
jumlah permintaan konsumen yang akan datang.[10][11][12] Dalam kehidupan
sehari-hari, peramalan cuaca menentukan apa yang akan dipakai orang ketika itu
(payung, jaket, ban rantai, dan sebagainya).
Meteorologi penerbangan[sunting | sunting sumber]
Meteorologi penerbangan berhubungan dengan dampak cuaca pada lalu lintas
udara. Meteorologi penerbangan penting bagi kru penerbangan untuk memahami
implikasi dari cuaca untuk rencana penerbangan dan pesawat mereka.[13][14]
Meteorologi pertanian[sunting | sunting sumber]

Pakar meteorologi, ilmu tanah, hidrologi, dan agronomi seringkali bekerja sama
mempelajari efek cuaca dan iklim terhadap pertumbuhan tanaman, hasil
pertanian, efisiensi penggunaan air, fenologi perkembangan hewan dan tumbuhan,
dan keseimbangan energi ekosistem. Mereka juga tertarik untuk memahami
bagaimana vegetasi dan makhluk hidup mempengaruhi cuaca dan iklim.[15]
Hidrometeorologi[sunting | sunting sumber]
Hidrometeorologi adalah cabang meteorologi yang berhubungan dengan siklus
hidrologi, suplai air, dan statistik hujan.[16] Hidrometeorologi menyiapkan dan
mengeluarkan ramalan cuaca mengenai akumulasi kuantitatif dari presipitasi, hujan
dan salju besar, dan lokasi yang akan terpengaruh dan berpotensi
mengalami banjir. Biasanya jangkauan pengetahuan yang digunakan membutuhkan
kemampuan klimatologi dan cabang ilmu bumi lainnya.[17]
Meteorologi maritim[sunting | sunting sumber]
Meteorologi maritim berhubungan dengan peramalan gelombang laut dan angin
untuk operasi kelautan dan perkapalan.
Meteorologi militer[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Meteorologi militer
Meteorologi militer adalah riset dan aplikasi dari meteorologi untuk kepentingan
militer, seperti memperhitungkan kondisi cuaca untuk taktik strategi tertentu,
memastikan keamanan penerbangan pesawat militer dan lepayaran kapal militer,
hingga aplikasi cuaca buatan untuk menyerang musuh.

Meteorologi Dasar

Dalam Meteorologica, Aristoteles (384-322 SM) dianggap sebagai berbagai macam


fenomena seperti yang dianut oleh ilmu ini. Sejak jaman dahulu, fenomena
meteorologi yang berpikir untuk mengambil tempat di dalam bumi dan di ruang

membentang dari planet kita ke Bulan. Sebagai subjek, meteorologi tidak batasbatas tertentu yang terkait dengan itu hari ini dan, karena tidak hanya mencakup
berbagai aspek cuaca, tetapi juga pelangi, komet, dan meteor, Aristoteles dianggap
penelitian meteorologi sebagai semacam jembatan antara De caelo ( Di Surga) dan
De-Nya generatione et corruptione. Dalam Meteorologica, ia menggunakan teori
dari empat elemen, bahwa semua materi terdiri dari prinsip-prinsip bumi, udara,
api, dan air dalam berbagai derajat, dan diasumsikan dua pernapasan (satu basah
dan kering lainnya, serupa, masing-masing, untuk uap dan asap) untuk menjelaskan
efek dalam apa yang bisa disebut atmosfer.

Dalam Renaissance, karya-karya filsafat, puisi, dan sastra banyak yang


didedikasikan untuk topik ", meteor" berbagai penampilan di atmosfer. Bunga
dalam subjek ini juga dirangsang oleh laporan dari pelayaran samudera, yang
pengetahuan diperbesar dari berbagai fenomena atmosfer, dan dengan
perkembangan baru dalam disiplin ilmu seperti misalnya geografi dan studi kristal.
Sampai abad ketujuh belas, Aristoteles Meteorologica dianggap teks pada subjek,
dan terus mengerahkan pengaruh yang kuat.
Pada 1637 Ren Descartes (1596-1650) menerbitkan bukunya Essays berisi
Mtores (yaitu, upaya filsuf Prancis untuk mengambil tempat Aristoteles di bidang
meteorologi). Risalah Descartes mirip sebuah komentar akhir-Gramedia, itu tidak
mengandung penjelasan revolusioner, kecuali untuk wacana pelangi, tetapi
merupakan hal baru filsafat asli. Descartes difokuskan pada asal-usul fenomena,
tidak mengklasifikasikan "meteor" menurut empat elemen, dan diidentifikasi awan
sebagai fenomena meteorologi yang paling penting. Singkatnya, Descartes disukai
pendekatan murni mekanis untuk meteorologi, menentang naturalisme Aristoteles
dan Renaissance eklektisisme.
Selama abad ketujuh belas, seorang meteorologi eksperimen baru mulai
berkembang di luar universitas. Di Italia, di University of Padua-pusat Renaissance
Aristotelianisme-guru tetap mengajar pada teks Meteorologica, sementara, pada
saat yang sama, di Pengadilan Medici di Florence, sebuah meteorologi ilmiah baru
dilahirkan. Dalam Accademia del Cimento, filosof alam mulai terlibat dalam
penelitian dengan cara yang baru. Dua faktor meteorologi diperbolehkan untuk
membatasi subjek yang lebih sempit dan untuk meningkatkan metode dan status

ilmiah: penemuan dan penggunaan instrumen baru dan akumulasi pengamatan


sistematis. Berkat perlindungan dan dukungan dari Grand Duke Ferdinand II (16101670), pada tahun 1654 jaringan stasiun, dibebankan dengan mengumpulkan
pengamatan metereological dan data, didirikan. Ini "Medicean jaringan," yang
berlangsung sampai 1667, diperpanjang hingga berbagai kota-kota Eropa, seperti
Paris dan Warsawa.
Penggunaan barometer dan termometer, masing-masing, diizinkan kuantifikasi
tekanan atmosfer dan pengukuran suhu, sedangkan hygrometer, anemometer, dan
alat pengukur hujan yang disukai pendekatan baru untuk fenomena uap air, angin,
dan hujan. Observasi, eksperimentasi, dan kuantifikasi menjadi tren di Meteorologi
Baru.
Hanya pada abad kesembilan belas tidak meteorologi menemukan identitasnya
sebagai ilmu yang mempelajari sifat fisik dan dinamis atmosfer. Selama Revolusi
Ilmiah, bagaimanapun, meteorologi, serta ilmu-ilmu lain, mulai mencari lapangan
yang tepat tematis sebagai cabang baru berkembang pengetahuan. Untuk
membangun identitasnya sebagai ilmu, ia harus menghancurkan tradisi Aristotelian,
untuk menciptakan citra baru, dan untuk menciptakan metode baru dan alat-alat
baru untuk penyelidikan.
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang atmosfer bumi. Atmosfer adalah
selubung gas yang menyelimuti bumi atau kumpulan partikel-partikel gas yang
menyelimuti permukaan bumi.

Atmosfer juga terdiri dari fluida dan partikel. Partikel-partikel dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Partikel basah, contohnya hujan.
2. Partikel kering, contohnya debu, uap air laut, gas pembakaran hutan.
Cuaca adalah keadaan fisis atmosfer di suatu saat pada suatu tempat.
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu periode yang cukup lama atau
daerah yang cukup luas.

Pengertian Observasi Udara Permukaan


Observasi udara permukaan suatu pengamatan yang dilakukan oleh Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Observasi udara permukaan biasa disebut
Observasi Synoptik. Synoptik sendiri berasal dari bahasa Yunani dan terdiri atas dua
kata, yaitu Syn yang artinya bersama dan Optik yang artinya melihat. Jadi, Synoptik
dapat diartikan dengan pengamatan secara serentak pada waktu yang sama.
Dalam kaitannya dengan obsevasi synoptik kita tidak akan pernah lepas dari
observasi atau pengamatan dan obsever. Observasi atau pengamatan didefinisikan
sebagai suatau rangkaian proses kegiatan mengadakan, berdasarkan aturan atau
prosedur yang ditetapkan untuk menilai suatu atau lebih parameter tertentu untuk
mendapatkan hasil (output) secara kuantitatif dan atau kualitatif. Kegiatan
mengadakan adalah kegiatan untuk membuat ada dari tidak ada. Aturan atau
prosedur sendiri adalah suatau tahapan yang harus dilalui, parameter - parameter
yang diamati atau dinilai dalam pengamatan synoptik antara lain :

Suhu atau Temperatur Udara (T)


Kelembaban Udara (RH)
Penynaran Matahari (S)
Penguapan (E)
Precepitation
Visibiliti
Awan Rendah
Keadan Tanah

Dari hasil pengamatan ini akan diperoleh output berupa data cuaca. Data adalah
sesuatu yang tidak bisa dirubah, berupa informasi, angka, tulisan konsep,gambar,
dan lain - lain. Sifat data ada dua, yakni :
>>Kuantitatif, hasil pengukuran berupa angka.
>>Kualitatif, hasil pengukurannya berupa informasi atau keterangan-keterangan.
Data ini nantinya diolah dikode, di sandi atau dihitung untuk menjadi berita cuaca

(berita Synoptik) yang merupakan informasi cuaca berupa angka angka sandi dari
hasil pengamatan synoptik.

Atmosfer
Dalam kegiatan meteorologi termasuk pengamatan synoptik, kita tidak lepas dari
atmosfer, khususnya Trroposfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti
bumi, diperkirakan tebel atmosfer mencapai sekitar 12.000 km. Lapisan udara ini
banyak mengandung nitrogen (78%) dan oksigen (21%) dalam bentuk gas. Fungsi
atmosfer antara lain :
Mengatur dan menyarring sinar matahari yang mengenai dan yang dipantulkan oleh
permukaan bumi sehingga suhu di permukaan bumi tidak berubah dengan extrim.
Sebagai medium bagi penjalaran gelombang bunyi.
Mengatur sirkulasi udara.
Sebagai penahan radiasi matahari.
Sebagai tempat tersediannya gas oksigen (O2) bagi pernafasan dan pembakaran.
Dapat dimanfaatkan pada bidang komunikasi dan transpotasi
Susunan Atmosfer
Sebanyak 97 % udara terletak pada lapisan paling bawah hingga 29 km di atas
permukaan air laut. Lapisan udara semakin tipis sejalan dengan bertambahnya
ketinggian. Ketingggian Troposfer tidak sama pada setiap tempat di permukaan
bumi, khusus di ekuator ketinggian troposfer bisa mencapai 17-18 km, sedangkan di
kutub sekitar 6-8 km.
Lapisan Atmosfer
Berdasarkan ketinggian, temperatur dan susunan gasnya, lapisan uadar dapat
dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu troposfer, startosfer, mesofer dan termosfer.
a) Troposfer
Lapisan terbawah dari atmosfer, Termosfer dipisahkan dari lapisan atasnya

(stratosfer) oleh tropopause. Tebal troposfer di Khatulistiwa 16 km, di daerah


antara khatulistiwa dan kutub sekitar 11 km, dan di kutub kurang dari 8 km.
Temperatur udara di troposfer manurun dengan bertambahnya ketinggian pada
permukaan bumi, temperatur rata rata 20C, dan pada ketinggian sekitar 5 km
temperatur udara mencapai 0C. Segala macam fenomena cuaca, seperti, hujan,
awan, angin, badai dan petir terjadinya pada lapisan ini.
b) Startosfer
Lapisan ini berada di atas lapisan troposfer, stratosfer dipisahkan dari lapisan di
atasnya (mesofer) oleh tropopause. Temperatur uadara di startosfer meningkat
dengan brtambahanya ketinggian. Pada lapisan startosfer terdapat lapisan Ozon
(O3), yang merupakan bagi makhluk hidup dari pengaruh radiasi Ultraviolet sinar
matahari. Lapisan ozon terletak pada ketinggian antara 20-55 km diatas permukaan
bumi. Penipisan lapiasan ozon, seperti yang terjadi dewasa ini, akan mengubah
iklim sehingga dapat memperburuk kehidupan di muka bumi ini. Pada lapisan
stratosfer sudah tidak terdapat uap air, debu, ataupun awan.
c) Mesofer
Lapisan ini berada di atas lapisan stratosfer, mesofer dipisahkan dari lapisan
diatasnya (termosfer) oleh Mesopause. Temperatur uudara pada lapisan mesofer
berkurang dengan adanya ketinggian.
d) Termosfer
Lapisan ini berada di atas lapisan mesofer. Termosfer berada diatas 80 km dari
permukaan bumim Temperatur pada lapisan termosfer meningkat dengan
bertambahnya ketinggian.
Pada ketinggian 100-175 terdapat lapisan yang sangat kuat, daya iomisasinya, dan
disebut lapisan Kennely Heaviside.

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama
karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi.
Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga
terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang
dapat menimbulkan arus angin.

Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya,


jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2)
sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta
karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya jufga
terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah,
misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3),
metan dan uap air.

Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan
uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta
dari waktu ke waktu untuk uap air.

Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi
atmosfer antara lain :

1.
Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari
dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
2.

Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi

3.

Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.

4.

Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.

Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak
ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima
oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme
yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia.

Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini
terlihat dalam siklus hidrologi. Tasnpa adanya atmosfer yang mampu menampung
uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat
yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes
ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja.
Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua mahluk
hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi.

Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan
tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.

Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima
lapisan, yaitu :

a. Troposfer

Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi
sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 19 km pada daerah
ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya
ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan
ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis
mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer.

Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93%
argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton,
0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.

Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim.
Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam,
akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan
inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain.

Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang
tingginya antara 0 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya
antara 2 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 12 km.

Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :


Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di
dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis
tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam
lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan
tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.

Lapisan Udara Bawah

Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,


planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 2 km. Di sini berlangsung berbagai
perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.

Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)


Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2
8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan
tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu
yang berubah-ubah.

Lapisan Udara Tropopouse


Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8
12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara 46 o C sampai 80o C pada musim panas dan antara
57 o C sampai 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada
tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan
atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair
(hujan) dan padat (salju, hujan es).

b. Stratosfer

Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada
ketinggian 50 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan
troposfer dan ionosfer.

Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya


ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada
permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini
merupakan kebalikan dari lapisan troposfer.

Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna
untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai
permukaan bumi.

Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya
menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer

tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering.
Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse.

Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :

Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 35 km dpl, dengan suhu udara 50o C
sampai -55o C.
Lapisan udara panas; terletak antara 35 50 km dpl, dengan suhu 50o C sampai
+ 50o C.
Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 80 km dpl, dengan suhu
antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian
30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5
menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.

c. Mesosfer

Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 70 km. Suhu di lapisan ini
akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
tetapi kemudian turun dan mencapai -72 derajat C di ketinggian 75 km. Suhu
terendah terukur pada ketinggian antara 80 100 km yang merupakan batas
dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara
lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah 110
derajat C .

d. Lapisan Termosfer

Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian


sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan
ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi
oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer
lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu
pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya
ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :

1. Lapisan Udara E

Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu
udara di sini berkisar 70o C sampai +50o C .

2. Lapisan udara F

Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.

Lapisan udara atom


Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini
antara 400 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan
diduga suhunya mencapai 1200o C .

e. Lapisan Ekosfer

Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gasgas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga
adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih
termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi
bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut
magnetopause.
CUACA
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif
sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terdiri dari seluruh fenomena
yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya
merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca ratarata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim.

Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim


Ada beberapa unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara,
tekanan udara, kelembaban udara dan curah hujan.
1. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu
udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan
dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di
muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin
dingin.

Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika
ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100
meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,60 C. Penurunan suhu semacam ini
disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse
rate adalah 10 C. Tapi kita juga akan menemukan kenaikan suhu yang sejalan
dengan naiknya ketinggian, contoh : di Stratosfer, Ionosfer, fenomena semacam ini
diberinama inversi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah
adalah:
a. Lama penyinaran matahari.
b. Sudut datang sinar matahari.
c. Relief permukaan bumi.
d. Banyak sedikitnya awan.
e. Perbedaan letak lintang.
Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui
dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak
langsung.
a. Pemanasan secara langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1) Proses absorbsi
adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan
ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen,
nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi
adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa
oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.
3) Proses difusi
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan
lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna
biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian
bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di
atasnya.
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfer.
2. Tekanan Udara
Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya,
tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh
berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer
umum di dalam massa tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi

(antisiklon) dan tekanan rendah (depresi). Daerah bertekanan rendah memiliki


massa atmosfer yang lebih sedikit di atas lokasinya, di mana sebaliknya, daerah
bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya.
Meningkatnya ketinggian menyebabkan berkurangnya jumlah molekul udara secara
eksponensial. Karenanya, tekanan atmosfer menurun seiring meningkatnya
ketinggian dengan laju yang menurun pula. Berikut adalah rumus pendekatan untuk
tekanan atmosfer:

di mana P adalah tekanan dalam pascal dan h adalah ketinggian dalam meter.
Persamaan ini menunjukkan bahwa tekanan pada ketinggian 31 km asalah sekitar
10(5-2) Pa = 1000 Pa, atau 1% dari tekanan pada permukaan laut. Secara kasar,
untuk beberapa kilometer di atas permukaan laut, tekanan berkurang 100 hPa per
kilometer.

3. Kelembapan Udara
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan
dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air
di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada
tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 C (86 F), dan tidak melebihi
0,5% pada 0 C (32 F).
Kelembapan Absolut
Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu
campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik
(g/m3).
Kelembapan Relatif
Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara
dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan
dalam rasio kilogram uap air, per kilogram udara.
pencemaran udara
Minggu, 11 Mei 2014
toksik lingkungan

Tugas individu toksikologi lingkungan


Nama : Muhammad Taslim Nur
Nim

: 70200110060

Proses interaksi zat toksik di Udara


Perpindahan :
1

Meterologis

Faktor meteorologis mempunyai peranan yang penting dalam menentukan kualitas


udara di suatu daerah. Kondisi atmosfer sangat ditentukan oleh berbagai faktor
meteorologis, seperti kecepatan dan arah angin, kelembaban, suhu udara, tekanan
udara, dan aspek tinggi permukaan. Kadar gas pencemar di udara selain
dipengaruhi oleh jumlah sumber pencemar, parameter meteorologi juga
mempengaruhi kadar gas pencemar di udara sehingga kondisi lingkungan tidak
dapat diabaikan. Kecepatan angin, suhu udara dan kelembaban udara adalah
bagian dari parameter meteorologi yang dapat mempengaruhi kadar gas pencemar
di udara. Kecepatan angin menentukan kedalaman seberapa banyak udara
pencemar tersebut mula-mula tercampur dan ketidak teraturan kecepatan serta
arah angin menentukan laju penyebaran pencemar ketika terbawa dalam arah
angin. Faktor ini yang menentukan suatu daerah akan tercemar dan seberapa cepat
kadar pencemar menipis akibat pencampuran dengan udara lingkungan setelah
bahan tersebut meninggalkan sumbernya. Faktor meteorologis akan menentukan
penyebaran pencemar di udara ambien, baik yang berasal dari emisi sumber tidak
bergerak maupun dari sumber bergerak. Kondisi meteorologi akan menentukan
luasan penyebaran pencemar, pola penyebaran, dan jangkauan penyebaran serta
jangka waktu penyebarannya.
2.

Difusi

Difusi merupakan peroses penyebaran zat pencemar di udara. Kondisi atmosfer


sangat berpengaruh terhadap proses laju difusi atau penyebaran bahan pencemar
baik secara vertikal maupun horizontal. Proses difusi zat polutan di udara terbagi
dua yaitu difusi molekuler adalah perjalanan penyerapan zat ke dalam atmosfer
melalul kontak molekul, pada umumnya perjalanan lambat. Difusi turbulensi adalah
penyerapan atau peresapan zat ke dalam atmosfer karena adanya proses
turbulensi. Proses turbulensi adalah gerakan massa udara berpusar, sehingga
mempercepat penyerapan dan peresapan zat pencemar ke dalam atmosfer Dalam
proses difusi, peranan stabilitas. atmosfer sangat penting. Perbedaan nilai stabilitas
atmosfer akan menghasilkan perbedaan pola penyebaran atau menghasilkan
bentuk kepulan yang berbeda sehngga menghasilkan jarak jangkau dan
kemampuan difusi yang berbeda-beda.
3.

Disfersi

Proses dispersi polutan di atmosfer melibatkan tiga mekanisme utama, yaitu


gerakan global, fluktuasi turbulensi dan difusi polutan terhadap lingkungan sekitar
akibat perbedaan konsentrasi. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses

dispersi polutan itu sendiri diantaranya adalah faktor atau aspek meteorologis, sifat
fisis dan sifat kimia zat polutan, kondisi geografi serta topografi sumber polutan.
Karakteristik polutan sangat menentukan keberadaan dan perilaku polutan itu
sendiri di atmosfer. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari kondisi fisis dan
dinamis atmosfer. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan
campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau
gas yang masuk kemudian terdispersi ke udara dan menyebar ke lingkungan
sekitarnya. Selain faktor angin, suhu juga turut berpengaruh dalam proses dispersi
polutan. Suhu merupakan energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul,
sementara panas adalah salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu
benda.
4.

Presipitasi atau jatuhan

Presipitasi merupakan peristiwa di mana terjadi peroses diatmosfer seperti hujan


ataupun salju, lapisan kabut, turbulensi, serta karakteristik permukaan merupakan
faktor utama dalam pembersihan atmosfer sehingga zat pencemar dapat
terendapkan Proses pembersihan atau penghilangan zat pencemar ini terjadi
melalui dua mekanisme, yaitu rain out dan wash out. Rain out terjadi pada saat
proses kondensasi dengan partikel pencemar sebagai butir kondensasi.
Sedangkan wash out terjadi pada saat air hujan dalam perjalananya menuju
permukaan bereaksi dengan partikel-partikel pencemar.
Perubahan bentuk :
1.

Fotolisis

2.

Oksidasi

Proses oksidasi di udara yaitu adanya interaksi zat-zat yang ada di udara sehingga
membentuk senyawa lain yang berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan.
Misalnya pada Nitrogen dioksida (NO2) adalah gas yang sangat berbahaya jika
terhirup oleh manusia. Nitrogen monoksida (NO) dapat mengalami oksidasi menjadi
NO2 yang bersifat racun berbau tajam menyengat hidung dan berwarna merah
kecoklatan. Gas NO2 yang terkandung dalam udara dapat membahayakan
kesehatan makhluk hidup terutama manusia karena dapat menyebabkan gangguan
pernapasan (penurunan kapasitas difusi paru-paru).

Proses interaksi zat toksik di air


Perpindahan :
1.

Penyerapan

Umumnya hanya bagian zat yang berada dalam bentuk terlarut, terdispersi secara
molekul yang dapat diabsorbsi. Penyerapan ini sangat ditentukan oleh faktor kadar
zat dan lamanya bersentuhan antara zat yang terdapat dalam bentuk yang dapat
diabsorpsi dengan permukaan organisme yang berkemampuan mengabsorbsi zat
tersebut. Pada pencemaran lingkungan, bagian dosis yang dapat diabsorbsi
menentukan derajat eksposisi yang efektif terhadap organisme.

2.

Pengupan

Penguapan dalam proses interaksi zat toksik dalam air dipengaruhi oleh dinamika
ekosistem lingkungan. Seperti halnya pada pestisida dikenal istilah residu.
Sedangkan residu itu sendiri merupakan bahan kimia pestisida yang terdapat di
atas atau di dalam suatu benda dengan implikasi penuaan (aging), perubahan
(alteration) atau kedua-duanya. Residu dapat hilang atau terurai dan proses ini
kadang-kadang berlangsung dengan derajat yang konstan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ialah penguapan, pencucian, pelapukan (weathering), degradasi
enzimatik dan translokasi.
3.

Pengambilan biologis

Perubahan bentuk :
1.

Fotolisis

2.

Hidrolisis

Peroses hidrolisis yang terjadi didalam air dimana terjadi peningkatan nilai pH
dalam air, Peningkatan pH terjadi saat proses hidrolisis dimana H+ digunakan untuk
mengkatalisis reaksi pemutusan ikatan pada polisakarida, lipid dan protein.
Peningkatan pH menunjukkan adanya kegiatan mikroorganisme menguraikan bahan
organik seperti karbohidrat yang diuraikan menjadi glukosa. Setelah itu terjadi
proses asidogenesis dan asetogenesis. Tahap asidogenesis dilakukan oleh berbagai
kelompok mikroorganisme, yang mayoritas adalah mikroorganisme obligat anaerob
dan anaerob fakultatif. Pada proses ini terjadi penurunan pH karena adanya asam
organik yang dihasilkan seperti asam butirat, propionat, dan asetat. Selanjutnya pH
cenderung mengalami peningkatan karena asam organik diuraikan menjadi metana
dan karbondioksida.
3.

Oksidasi

Potensial redoks (reduksi dan oksidasi) yang menggambarkan aktivitas elektron di


perairan adalah potensi larutan untuk mentransfer elektron dari suatu oksidan
kepada reduktan (Libes 1992; Kester 2001). Reduksi-oksidasi atau potensial redoks
adalah pengukuran kuantitatif reduksi-oksidasi dari suatu sistem yang dapat diukur
dengan elektroda platina dan merupakan elektroda standar 39 hidrogen (Kester
2001). oksidasi adalah proses kehilangan elektron dari suatu persenyawaan kimia
dari substansi atau dari atom dan radikalnya. Dalam reaksi redoks, oksigen bersifat
sebagai penerima elektron.
Metabolisme :
Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air dan
menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba.
Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan
peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme perairan, dan akhirnya
mengakibatkan penurunan kandungan oksigen terlarut.
Biodegradasi :

Biodegradasi didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi senyawa organik oleh


mikroorganisme, baik di tanah, perairan, atau pada instalasi pengolahan air limbah
Biodegradasi terjadi karena bakteri dapat melakukan metabolisme zat organik
melalui sistem enzim untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi. Energi
digunakan untuk sintesis, motilitas, dan respirasi.
Peroses interaksi zat toksik di tanah
Perpindahan :
1.

Penyerapan

Penyerapan merupakan peristiwa dimana umumnya hanya terjadi dibagian zat yang
berada dalam bentuk terlarut, terdispersi secara molekul yang dapat diabsorbsi.
Penyerapan ini sangat ditentukan oleh faktor kadar zat dan lamanya bersentuhan
antara zat yang terdapat dalam bentuk yang dapat diabsorpsi dengan permukaan
organisme yang berkemampuan mengabsorbsi zat tersebut. Pada pencemaran
lingkungan, bagian dosis yang dapat diabsorbsi menentukan derajat eksposisi yang
efektif terhadap organisme.
2.

Sedimentasi

Sedimentasi merupakan proses pengendapan berbagai zat baik itu bersifat toksik
maupun non toksik. sedimentasi juga dapat mempengaruhi kondisi habitat
meiofauna. Kekeruhan yang disebabkan oleh sedimentasi dapat menghalangi
penetrasi cahaya yang masuk ke dalam air dan mengganggu proses fotosintesis
alga bentik. Akibatnya, produktivitas primer menjadi rendah dan ketersediaan
oksigen di kolom air berkurang. Sedimen yang tersuspensi kembali ke kolom air
dapat menyumbat permukaan alat pencernaan pemakan suspensi. Gangguan pada
permukaan sedimen dapat menghambat perkembangan larva meiofauna interstisial
yang menempel pada permukaan sedimen tersebut. Ukuran butir sedimen juga
penting dalam mengontrol kemampuan sedimen untuk menahan dan mensirkulasi
air.
3.

Aliran

Aliran air sangat dipengaruhi oleh kondisi dalam air itu sendiri, aliran air
berpengaruh terhadap keadaan dan distribusi oraganisme maupun zat toksik dalam
air.
4.

Penguapan

Penguapan merupakan proses dimana zat atau polutan


5.

Pencucian

Logam berat memasuki lingkungan tanah melalui penggunaan bahan kimia yang
berlangsung mengenai tanah, penimbunan debu, hujan atau pengendapan,
pengikisan tanah dan limbah buangan. Interaksi logam berat dan lingkungan tanah
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu proses sorbsi atau desorbsi, difusi pencucian dan
degradasi. Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan
agrokimia (pupuk dan pestisida), asap kendaraan bemotor, bahan bakar minyak,
pupuk organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan pertambangan.

6.

Pengambilan biologis

Perubahan bentuk :
1.

Hidrolisis

2.

Oksidasi

3.

Fotolisis

4.

Reduksi

Metabolisme :
metabolisme zat organik melalui sistem enzim untuk menghasilkan karbon dioksida,
air, dan energi. Energi digunakan untuk sintesis, motilitas, dan respirasi
Biodegradasi :
Biodegradasi merupakan proses pembuangan dan perubahan yang penting dalam
air, sedimen dan tanah. Reaksi mencakup oksidasi, reduksi, hidrolisis dan terkadang
penataan ulang dan dipengaruhi oleh bangun molekul dan kepekatan zat polutan,
sifat alamiah mikroorganisme, keadaan lingkungan dan suhu.

Study khasus
Penipisan Lapisan Ozon dan Global Warming
lingkungan yang semakin hancur, es kutub mencair yang dampaknya menimbulkan
banjir di sana-sini; ada lagi tentang stereotype karakter kesukuan, dan lain
sebagainya, seringkali tidak fokus menyelesaikan satu pembahasan tertentu. Agak
lelah juga membahasnya, lebih mirip debat kusir. Hal itulah yang membuat saya
tergelitik mengurai penjelasan tentang dua hal ini: Apa beda penipisan lapisan ozon
dan pemanasan global? Kebingungan mungkin dipicu karena ada persamaan antara
penipisan lapisan ozon dan pemanasan global, yaitu pada sumber penyebabnya.
Salah satu jenis gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan
penipisan lapisan ozon adalah CFC (Chlorofluorcarbon).Tapi fenomena yang terjadi,
dan dampaknya yang diakibatkan sangat berbeda.Pada pemanasan global,
menumpuknya emisi gas rumah kaca (termasuk CFC) bisa menyelimuti bumi (di
atmosfer), sehingga membuat panas matahari yang masuk ke bumi tidak bisa
dipantulkan kembali ke luar. Akibatnya, panas matahari terperangkap di permukaan
bumi. Peristiwa semacam ini bisa dianalogikan dengan peristiwa saat kita berada di
dalam mobil dengan kaca tertutup, di bawah terik matahari. Akibatnya panas
terperangkap di dalam, tidak bebas lalu-lalang keluar masuk. Inilah yang
menyebabkan bumi kita makin panas, atau sekarang lebih dikenal dengan
pemanasan global.Penipisan lapisan ozon terjadi karena atom Chlor pada CFC
memecah molekul ozon (O3) di atmosfer. Semakin banyak CFC di atmosfer, maka
semakin banyak molekul ozon yang terpecah sehingga menyebabkan terjadinya
penipisan lapisan ozon, bahkan sampai bolong.Lapisan ozon sendiri berfungsi untuk
menyerap radiasi sinar ultraviolet (UV) yang akan masuk ke bumi. Tipisnya lapisan
ozon mengakibatkan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya lebih banyak

masuk ke permukaan bumi. Hal ini berdampak pada meningkatnya kasus penyakit
katarak dan kanker kulit, juga merusak hasil panen.Saduran tulisan demi turut
membangun kesadaran dan menyebarluaskan pengetahuan mengenai isu
pemanasan global penyebab perubahan iklim.

MAKALAH
OZON
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi
Dosen Pengampu : Dr. Ch. Muryani

oleh :
WAHYU PURNOMO AJI
K5412077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan
apapun.

Makalah yang berjudul Ozon ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metorologi dan Klimatologi Semester I Prodi Pendidikan Geografi FKIP UNS
2012.
Dalam kesempatan ini kami berterima kasih atas bimbingan, bantuan, serta saran
dari berbagai pihak seperti :
1)
Allah SWT atas segala nimat yang diberikan-Nya.
2)
Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan moril maupuun
materil.
3)
Ibu Dr. Ch. Muryani sebagai dosen pengampu mata kuliah Meteorologi dan
Klimatologi.
4)
dan masih banyak pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demu
terwujudnya penulisan makalah yang akan datang yang lebih baik.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
Geografi.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surakarta,
Penulis,

Desember 2012

Wahyu Purnomo Aji


NIM. K5412077
Motto

Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, melainkan kita yang
meminjamnya dari anak cucu kita. ( Anonim )

Daftar Isi

Halaman Judul ...................................................................................................


i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Motto ................................................................................................................. iii
Pengesahan......................................................................................................... iv
Daftar Isi ............................................................................................................ v
Daftar Gambar ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Pembentukan Lapisan Ozon ...................................... 3


B. Manfaat Lapisan Ozon ................................................................... 4
C. Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon ..................................... 5
D. Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon .............................................. 6
E. Dampak Menipisnya Lapisan Ozon ................................................ 7
F. Pencegahan dari Penipisan Lapisan Ozon ....................................... 9
G.Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon ..................................... 10
H.Alasan Keberadaan Lubang Ozon di Antartika .............................. 12
I. Contoh Kasus .................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................. 18
Daftar Pustaka ..................................................................................................

20

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari.
Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada
tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia
untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur
pembentuk plastik.
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi
dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Indikasi kerusakan lapisan ozon pertama kali
ditemukan sekitar tiga setengah dekade yang lalu oleh tim peneliti Inggris, British
Antarctic Survey (BAS), di benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil
pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di lapisan stratosfer menjadi begitu parah.
Lapisan ozon melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultraviolet matahari.
Namun, semakin membesarnya lubang ozon di kawasan kutub bumi akhir- akhir ini
sungguh mengkhawatirkan. Bila hal tersebut tidak diantisipasi, bisa menimbulkan
bencana lingkungan yang luar biasa.
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi
hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan
lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk pada musim
semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali.
Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan satelit-satelit
cuaca menunjukan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di Antartika
sebenarnya terus menurun. Penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga
memberikan hasil yang sama.
Gas chlofluorocarbons (CFC) disebut juga sebagai gas yang menyebabkan
terjadinya penipisan lapisan ozon ini. Selain CFC, ada pula hydrochlorofluorocarbons
(HCFC), halons, methyl bromide, carbon tetra chloride, dan methylchloform. Ozon
tercipta jika radiasi yang berasal dari matahari bertemu dengan oksigen di dalam
atmosfer.

Penipisan lapisan ozon disebabkan meningkatkan persentasi gas-gas yang bereaksi


dengan ozon (O3) sehingga mengurangi kadarnya di atmosfir. Di pihak lain, lapisan
ozon ini diperlukan untuk mengurangi penetrasi ultraviolet dari matahari.
Di lain pihak, manusia juga membutuhkan ultraviolet ini guna menunjang
ketersediaan vitamin D bagi setiap orang. Oleh karena itu, ozon perlu dijaga
konsentrasinya sehingga kehidupan dapat berjalan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan bagaimana proses pembentukan lapisan ozon.
2. Apa manfaat dari lapisan ozon
3. Apa yang menjadi faktor penyebab menipisnya lapisan ozon
4. Bagaimana mekanisme penipisan lapisan ozon
5. Apa dampak yang ditimbulkan dari penipisan lapisan ozon
6. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah menipisnya lapisan ozon
7. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulangi menipisnya lapisan
ozon baik oleh badan dunia,
negara Indonesia maupun masyarakat dunia.
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dan proses pembentukan lapisan ozon
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang manfaat lapisan ozon
3. Menginformasikan kepada pembaca tentang faktor penyebab penipisan lapisan
ozon
4. Mendeskripsikan mekanisme proses penipisan lapisan ozon
5. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan dari penipisan
lapisan ozon
6. Memberi penjelasan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan dari
penipisan lapisan ozon.
D. Manfaat
Mengetahui manfaat lapisan ozon dan efek samping akibat menipisnya lapisan
ozon.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Manfaat dan Sistematika Penulisan.
Bab II Pembahasan, yang terdiri dari : Definisi dan Pembentukan Lapisan Ozon,
Manfaat Lapisan Ozon, Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon, Mekanisme
Penipisan Lapisan Ozon, Dampak Menipisnya Lapisan Ozon, Pencegahan dari
Penipisan Lapisan Ozon, Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon, Alasan
Keberadaan Lubang Ozon di Antartika, Contoh Kasus
Bab III Penutup, yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran

BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Pembentukan Lapisan Ozon

Ozon ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840. Ozon
merupakan molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen yang dilambangkan dengan
simbol O3. Meskipun ozon bisa ditemukan dalam jumlah yang kecil di semua lapisan
atmosfer, namun karena adanya proses kimia dan radiasi, keberadaannya tidak
terlalu signifikan. Hampir sekitar 90 persen dari jumlah ozon yang ada di atmosfer
berada pada lapisan teratas yang dikenal dengan nama stratosfer, yang lokasinya
sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi. Wilayah yang berisikan konsentrasi
terbesar dari ozon ini dinamakan sebagai lapisan ozon.
Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon
yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di
bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan
troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di
dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun
dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga
menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.
Ozon membentuk cairan berwarna biru tua pada suhu di bawah -112 C, dan
cairan berwarna biru tua gelap pada suhu di bawah -193 C. Selain itu mempunyai
bau yang keras, menusuk hidung serta terbentuk pada kadar rendah dalam udara
akibat arus eletrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi
eletromagnetik. Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan
tanah akan berbahaya dan bila terhisap dapat merusak paru-paru bahkan mampu
menyebabkan kematian.
Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet dari
pancaran sinar matahari. Pada tahun 1930, Chapman menjelaskan pembentukan
ozon secara alamiah. Di mana ia menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran
sinar matahari mampu menguraikan gas oksigen di udara bebas.
Molekul oksigen tersebut terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini
dikenal dengan nama photolysis. Lalu kedua atom oksigen tadi secara alamiah
bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada disekitarnya, kemudian
terbentuklah ozon.
Reaksi Pembentukan Ozon :
Sinar Ultra Violet

OO + O

O3

Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang dikenal dengan nama
lapisan ozon adalah kumpulan ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah
photolysis. Lapisan ozon ini berada pada ketinggian 19 48 km (12 30 mil) di atas
permukaan bumi.
Selain terjadi proses pembentukan molekul ozon, secara alamiah terjadi juga
proses penguraian O3. Sinar ultraviolet yang mempunyai energi tinggi dapat
memutus ikatan rantai molekul ozon, sehingga molekul ozon tersebut kembali
menjadi atom oksigen bebas (O) dan molekul oksigen (O2). Pada kondisi normal,
tanpa adanya Bahan Perusak Ozon (BPO), reaksi pembentukan dan penguraian
molekul Ozon terjadi dalam keadaan seimbang sehingga jumlah molekul Ozon di
stratosfir relatif stabil.

Reaksi Penguraian Ozon :


Sinar UV + O3
O + O3
2O3

===> O2 + O
===> O2 + O2
<==> 3O2

B. Manfaat Lapisan Ozon


Lapisan Ozon sangat bermanfaat bagi segala kehidupan di bumi karena ia
berfungsi sebagai :
1. Melindungi makhluk hidup yang ada di bumi dengan cara menyerap hampir 90%
radiasi sinar ultraviolet B (UV-B) yang dipancarkan oleh matahari.
Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek
daripada cahaya. UV-B yang mempunyai panjang gelombang 280-315 nm. Telah
diketahui bahwa Sinar UV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan :
a. Penyakit kanker kulit
b. Katarak
c. Kerusakan genetik pada sel-sel manusia, hewan maupun tumbuhan.
d. Penurunan sistem kekebalan hewan, tumbuhan dan organisme yang hidup di air
e. Mengurangi hasil pertanian dan dan merusak tanaman
f. Mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi
jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewanhewan laut.
2. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm) tidak diserap oleh
lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi.
3. Ozon stratospheric memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu
dunia
C. Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon
Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan Perusak Ozon
(BPO), contohnya yaitu :
1.

Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofluorocarbons (HCFC).

CFC yang
berlebihan dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluhpuluh
tahun yang lalu. CFCdapat melepaskan atom Chlorine dan dapat
merusak lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara yang
tidak terkira banyaknya, misalnya dengan penggunaan Freon pada alat AC, lemari
es, dan alat pendingin lainnya merupakan salah satu bentuk yang turut andil dalam
pengrusakan lapisan ozon, karena alat ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114
dan HCFC-22 dalam proses kerjanya.
Catatan : Penentuan Rumus Kimia suatu CFC (Menggunakan Aturan 90)
Contoh : CFC-11 (Nama Dagang : Freon-11 atau R-11)
CFC-11 : 11 + 90 = 101
101 merupakan 3 digit angka, dimana :
Digit Pertama menunjukkan jumlah atom Karbon (a)
Digit Kedua menunjukkan jumlah atom Hidrogen (b)

Digit Ketiga menunjukkan jumlah atom Fluorin (c)


Menghitung jumlah atom klorin dengan Rumus (2.a + 2) - b -c
Sehingga CFC-11 dengan jumlah atom karbon adalah 1, jumlah atom hidrogen
adalah nol, jumlah atom fluorin adalah 1, dan jumlah atom klorin (2.1 + 2 - 0 - 1
=3).
Jadi rumus kimia CFC-11 adalah CFCl3. Artinya, ia memiliki 1 atom karbon, tidak
memiliki hidrogen, 1 atom fluorin, dan 3 atom klorin.
2. Penggunaan CFC-11, CFC-12 dan CFC-114 secara luas juga digunakan pada
produk dengan alat kerja penyemprot atau disebut aerosol spray seperti kaleng
semprot untuk
pengharum ruangan, penyemprot rambut (hair spray), minya
wangi/parfum, insektisida, pembersih kaca (jendela), pembersih oven, produkproduk farmasi, cat, minyak pelumas dan oli.
3. Penggunaan CFC-113 sebagai cairan pembersih (cleaning solvent) pada proses
pembuatan peralatan elektronik, penghilangan lemak (degreasing) logam selama
proses fabrikasi. Selain itu CFC-113 digunakan untuk dry-cleaning dan spotcleaning pada industri tekstil.
4. Haloncarbon yang digunakan dalam zat cair pemadam kebakaran (aerosol fire
extinguiser) sepertiMethyl Bromide, Carbon Tetrachloride, dan Methyl Chloroform.
5. Penggunaan methyl chloroform dan carbon tetrachloride sebagai bahan pelarut
(solvent).

D. Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon


Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang
mengandung khlorin atau bromin yang dihasilkan oleh zat/bahan perusak ozon
seperti CFC dan Haloncarbon yang akan menghasilkan radikal khlor dan brom.
Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai memecahkan
ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah
menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi
konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa yang mengandung khlor
dan brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam
stratosfer (10 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV dan
membebaskan atom Chlorine. Bahan kimia ini menipiskan lapisan ozon dan
menghasilkan Lubang Ozon dengan bertindak sebagai katalis dalam suatu reaksi
kimia yang merubah ozon (O3) menjadi oksigen (O2). Reaksi ini dipercepat dengan
adanya kristal-kristal es di stratosfer yang merupakan salah satu dari sumber bagi
kerugian besar ozon di Antartika. Karena CFC bertindak sebagai katalis, maka
mereka tidak dikonsumsi dalam reaksi yang merubah ozon menjadi oksigen, tetapi
tetap ada di stratosfer dan terus menerus merusak ozon selama bertahun-tahun.
Menurut hasil penelitian, satu atom Cl dapat menguraikan sampai 100.000 senyawa
ozon dan bertahan sampai 40-150 tahun di atmosfer. Padahal stratosfer hanya bisa

menyerap sejumlah atom klorin, sehingga pada akhirnya meskipun penggunaan


CFC ditekan, jumlah yang ada dalam atmosfer masih cukup besar dan perlu waktu
yang sangat lama untuk diserap.
1. Reaksi Penipisan Ozon Stratosfer karena CFC
Fotodisosiasi CFC :
CFCl3 + UV ==> CFCl2 + Cl
Reaksi dengan O3 :
O3 + Cl
==> ClO + O2
ClO + O
==> Cl + O2
Hasil :
O3 + O ==> 2O2
2.

Reaksi Perusakan Ozon oleh Bromin

Senyawa Bromine dipecah oleh sinar UV sehingga melepaskan Bromin, dan


meng-katalisa perusakan Ozon :
O3 + Br ==> BrO + O2
BrO + O ==> Br + O2
Hasil :
O3 + O ==> 2O2
Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29
juta Km. Konsentrasi rata rata lapisan ozon kurang dari 200 DU dikategorikan
sebagai lubang ozon (Ozone Hole).
Dari data dan pengamatan kondisi ozon di atmosfir kondisi dari bulan Oktober 1980
sampai dengan Oktober 1991 kondisi lubang pada lapisan ozon makin
memprihatinkan dan makin membesar, bahkan berdasarkan laporan dari NASA
bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta km, hampir sebesar benua
Australia. Kondisi terbaru memang sudah lebih baik menurut data per 9
September 2011 konsentrasi rata-rata lapisan ozon minimum 164 DU ( lubang ozon
= 200 DU) terletak di lokasi 76 derajat selatan dan 108 derajat sebelah barat
dengan luas sekitar 18.12 million km2 dan kehilangan partikel ozon sebesar 8.14
megatron. Dari foto satelit lubang ozon di kutub utara masih terlihat terjadi
penipisan. penipisan itu berada di sekitar Rusia dan Skandinivia, selain yang juga
terlihat di Australia.

E. Dampak Penipisan Lapisan Ozon


Dampak Negatif
Apabila lapisan ozon semakin tipis, praktis akan mengakibatkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Lapisan ozon akan membentuk lubang sehingga makin banyaknya sinar UV
yang mencapai bumi, karena untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan
terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20 persen. Hal ini sangat berbahaya terhadap

kelangsungan makhluk hidup di bumi. Sinar ultraviolet dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan :
a. Kanker kulit pada manusia. Menurut pnelitian, di Punta Arenas, Chili terjadi
peningkatan kasus kanker kulit sebesar 66% selama 1994 2004, di Australia 1000
kasus per 100.000 orang/thn.
b.

Penyakit katarak pada mata manusia

c.

Rusaknya sistem imunisasi tubuh

d. Perusakan genetik atau sel-sel hidup pada manusia dan hewan


e. Kehidupan laut, ekosistem, dan hutan pun akan terganggu bila volume sinar
ultra ungu melebihi batas normal
f.
Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan
cenderung kerdil, sehingga menurunkan produktifitas pertanian.
g. Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di
lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber
makanan kebanyakan hewan-hewan laut.
h.

Dengan banyaknya radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi
kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah
reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan
berakibat naiknya gangguan saluran pernapasan pada manusia.
2. Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair yang mengakibatkan naiknya
permukaan air laut dunia. Sehingga lambat laun daratan di bumi pun akan
tenggelam.
3. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan
bumi yang
sering disebut sebagai Global Warming. Sebagian besar ozon
stratosfer dihasilkan di
kawasan tropis dan diangkut ke ketinggian yang tinggi
dengan skala besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga musim semi.
Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
Dampak Positif
Beberapa dampak positif dari sinar ultraviolet antara lain :
1. Sebagai penghangat
2. Pembentukan vitamin D untuk tulang
3. Membasmi & membunuh bakteri
4. Energi bagi tumbuhan
5. Menghilangkan depresi
Oleh sebab itu disarankan untuk sering berjemur secara sehat di pagi hari selama
30 menit. Untuk mendapatkan vitamin D dan agar tak gampang terserang
osteoporosis. Itupun disarankan hanya pada muka dan tanggan saja dan hanya
dilakukan di pagi hari.
Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:

1. Mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik),


2. Menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan
bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna),
3. Membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu
penapis menghilangkan besi dan arsenik),
4. Mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),
5. Membantu mewarnakan plastik,
6. Menentukan ketahanan getah.

F.

Pencegahan dari Penipisan Lapisan Ozon

Dalam memelihara lapisan ozon, seluruh masyarakat di dunia harus bertindak yaitu
dengan cara :
1. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV.
2. Menggunakan selalu produk-produk yang berlogo ramah ozon.
3. Menggunakan alat pemadam api yang tidak mengandung Haloncarbon.
4. Memeriksa dan merawat peralatan pendingin/pengatur suhu dan sistem
pemadam api secara berkala untuk memastikan tidak adanya kebocoran BPO (CFC,
HCFC atau Halon)
5. Memastikan bahwa CFC/HCFC/Halon yang ada di dalam sistem diambil kembali
(recovery) dan didaur ulang (recycle) dalam proses perawatan dan perbaikan sistem
pendingin atau pemadam api.
6. Mengirim CFC/HCFC/Halon yang sudah tidak terpakai ke fasilitas pengolahan BPO
bekas seperti Halon Bank, Pusat Reklamasi CFC atau Pemusnahan BPO.
7. Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak
ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan misalnya pembangkit
tenaga listrik dari sel surya, angin atau arus air terjun/turbin.
8. Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat
dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai
penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk,
dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar
Save Our Earth.
9. Tidak membakar hutan maupun menebang pohon-pohon secara liar.
Cara Pencegahan Langsung Dampak Sinar Ultraviolet

Dibawah ini beberapa tips mencegar paparan langsung dari dampak negatif sinar
Ultraviolet. Menghindari berjemur dibawah sinar matahari yang terik pada jam 10
16 sore. Waspadai SUNBURN respon inflamasi kulit normal yang bersifat akut,
lambat dan sementara setelah terjadinya paparan oleh sinar UV. Ditandai dgn
eritema pd kulit, jika berat dapat terbentuk vesikel, bula, terjadi edema & nyeri.
Menggunakan baju yg mampu menangkal sinar UV (Bahan pakaian terdiri dari SPF
15 50 (Suppl):S79-S82 yang aman bagi tubuh)). Penggunaan Tabir Surya Topikal
terbukti mampu menjadi induksi solar keratosis & KSS. Serta gunakan kacamata,
topi dan payung pada puncak sinar matahari yaitu pada pukul 10.00 s/d 16.00.

G. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon


1. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Badan Dunia
Isu penipisan lapisan ozon telah dijadikan isu internasional oleh Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lingkungan Hidup, United Nations Environment
Programme (UNEP) sejak tahun 1987. Atas permintaan United Nations Environment
Programme (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek
Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam
jangka panjang. Semua data dari penelitian pemantauan di seluruh dunia
diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada
masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia
terhadap lapisan ozon, dengan ditandatanganinya Protokol Montreal pada tahun
1987, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini
kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. Kemudian pada
tahun 1990 diumumkan pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan
oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui
oleh Presiden Amerika Serikat, George Bush.
Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics
and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit
dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk
mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas
pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.
Perhatian negara-negara di dunia terhadap penipisan lapisan ozon
sebenarnya sudah ada sebelum lahirnya Protokol Montreal. Yaitu dengan terciptanya
kebijakan dalam perlindungan lapisan ozon pada tahun 1981 melalui keputusan
UNEP Governing Council, merupakan kelompok kerja yang beranggotakan wakil dari
beberapa negara. Kelompok kerja ini menyusun suatu konsep Konvensi untuk
Perlindungan Lapisan Ozon.
Sampai kemudian pada tahun 1985 dokumen ini dikenal dengan Konvensi
Wina, yang berisikan tentang perlindungan terhadap lapisan ozon. Dokumen ini
diadopsi oleh negara-negara Uni Eropa serta 21 negara lainnya di dunia. Konvensi
Wina merupakan titik awal pergerakan dalam menyelamatkan lapisan ozon.
Konvensi Wina merupakan landasan hukum pelaksanaan perlindungan lapisan ozon
ditingkat internasional yang mensyaratkan seluruh negara pihak untuk bekerjasama

melaksanakan pengamatan, penelitian dan pertukaran informasi guna memperoleh


pemahaman yang lebih baik dan mengkaji dampak kegiatan manusia terhadap
lapisan ozon serta dampak penipisan lapisan ozon terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan.
Tak lama setelah itu muncul Protokol Montreal pada tanggal 16 September
1987. Protokol Montreal memuat aturan pengawasan produksi, konsumsi dan
perdagangan bahan-bahan perusak lapisan ozon. Dalam protokol tersebut
tercantum jenis-jenis bahan kimia yang masuk dalam daftar pengawasan serta
jadwal penghapusan masing-masing jenis BPO. Protokol Montreal kemudian
mengalami penyempurnaan melalui penetapan Amandemen London (1989),
Amandemen Kopenhagen (1992), Amandemen Montreal (1997) serta Amandemen
Beijing (1999).
2. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Indonesia
Pada tahun 1992, Indonesia meratifikasi Protokol Montreal dan Konvensi
Wina melalui Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pengesahan
Konvensi Wina dan Protokol Montreal. Dilakukannya hal ini sebagai bentuk upaya
Indonesia dalam rangka perlindungan lapisan ozon.
Aksi nyata yang dilakukan seperti penghapusan CFC sebagai salah satu
Bahan Perusak Ozon (BPO) pada sektor manufaktur refrigrasi yang dilaksanakan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan United Nations
Development Programme (UNDP). Kegiatan proyek dilaksanakan mulai tahun 2003
sampai 2007 dengan tujuan untuk menghapuskan penggunaan CFC pada industri
yang memproduksi alat pendingin. Proyek ini merupakan pelaksanaan Konvensi
Wina dan Protokol Montreal.
Jadwal penghapusan BPO yang berlaku bagi Indonesia adalah sebagai berikut
:
Bahan Perusak Ozon
Jadwal Penghentian Impor
Halon1998
TCA1998
CTC1998
CFC2007
Methyl Bromida2015
HCFC2040
Keberhasilan mem-phase-out sebanyak 8,989 Metrik Ton CFC pada tahun 2007,
Indonesia dinilai berhasil karena telah menghapuskan konsumsi CFC lebih cepat dua
tahun dari pada target Protokol Montreal.
Keberhasilan Indonesia diatas tidak sampai disitu saja, beberapa rencana Kedepan
terus digagas. Antara lain; Implementasi HPMP 2011 2018. Rencana Kedepan
adalah melaksanakan HCFC Phase-out Management Plan (HPMP) atau Penghapusan
konsumsi HCFC.Untuk mencapai target pemerintah Indonesia menghapus konsumsi
HCFC secara bertahap pada Freeze, pada baseline levelpada tahun 2013 dengan
kriteria baseline : Rata-rata konsumsi 2009 dan 2010. Selanjutnya; 10 %
pengurangan impor tahun 2015, 35% pengurangan impor tahun 2020, 67.5 %
pengurangan impor tahun 2025, 97.5 % pengurangan impor tahun 2030.

Upaya penghapusan HCFC ini akan diimplementasikan secara bertahap mulai dari
tahun 2013 sebagai masa pembekuan konsumsi, yaitu kembali kepada angka
baseline rata-rata konsumsi tahun 2009 dengan 2010; kemudian pengurangan
konsumsi HCFC sebesar 10% dari baseline pada tahun 2015, pengurangan
konsumsi sebesar 35% konsumsi pada tahun 2020, pengurangan sebesar 67.5%
pada tahun 2025 dan pengurangan sebesar 97.5% pada tahun 2030.
Langkah-langkah dalam menjalankan program HCFC Phase-out Management Plan
(HPMP) Periode Tahun 2011 -2013 dengan cara; Sosialisasi ke pemangku
kepentingan pusat dan daerah, Penurunan/pencegahan pertumbuhan konsumsi
HCFC, Pembuatan peraturan kendali import HCFC, Pembuatan peraturan
penggunaan HCFC di sektor manufaktur, Pembuatan peraturan import produk yang
mengandung HCFC, Pengembangan sistem dan mekanisme pemberian bantuan
Incremental Capital Cost, Incremental perational Cost, dan Technical Assistances;
monitoring, audit dan evaluasi pemberian bantuan pada manufaktur.
Hidrokarbon alternatif pengganti BPO
Harapan kedepan dari upaya tersebut adalah menjadikan Hidrokarbon salah satu
alternatif pengganti BPO, yang tidak memiliki potensi merusak ozon dan rendah
potensi pemanasan globalnya. Pertamina pada saat ini sedang mengembangkan
produk Hidrokarbon sebagai pengganti CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin di
AC maupun refrigerasi.
3.

Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Masyarakat Dunia

Salah satu upaya masyarakat dalam membantu upaya pemerintah untuk


menanggulangi menipisnya lapisan ozon yaitu dengan cara penanaman tumbuhan
dan pohon-pohon sekaligus melestarikannya.
Karena dengan banyaknya pohon, maka banyak pula oksigen yang
dihasilkan oleh tumbuhan atau pohon tersebut. Dengan banyaknya kandungan
oksigen di udara bebas maka semakin banyak juga ozon yang terbentuk dan naik
ke atmosfer. Sehingga membentuk lapisan ozon yang tebal dan stabil
keberadaannya.

H. Alasan Mengapa Lubang Ozon Berada di Antartika


Jawaban dari pertanyaan ini terletak pada dua alasan. Pertama, ketika sesuatu
(seperti sebuah molekul CFC dilepaskan ke udara, dia tidak tetap tinggal pada
atmosfer di wilayah sumbernya. Karena CFCs memiliki waktu-tinggal beberapa
dekade, maka CFC tetap tinggal cukup lama untuk melakukan perjalannya ke
stratosfer. Kunci dari waktu hidup yang panjang dari CFC adalah karena mereka
tidak reaktif. Mereka tidak bereaksi dengan substansi lainnya di troposfer, dan
hanya terpisah di stratosfer ketika mereka terekspose pada radiasi ultraviolet
energi-tinggi--sebuah proses yang dapat memakan waktu beberapa tahun. oleh
karena angin di troposfer dan stratosfer memilki waktu yang cukup untuk
mendistribusikan molekul CFC bumi.

Kedua, kondisi cuaca di Antartika memungkinkan terbentuknya awan yang disebut


dengan polar stratospheric clouds (PSCs). Awan ini terbentuk hanya pada kondisi
dingin. Hal ini lah yang mnenyebabkan awan ini biasanya hanya terbentuk di
Antartika (PSCs juga dapat ditemukan di Artik, tetapi karena cuacanya tidak selalu
dingin, maka awannya tidak begitu sering ditemukan). Untuk memahami mengapa
PSCs mengkontribusi penipisan ozon, informasi tambahan mengenai kimia di
stratosfer diperlukan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika CFCs memasuki stratosfer,
mereka terekspose pada sinar ultraviolet energi-tinggi dari matahari, yang
menyebabkan klorin (simbol kimianya adalah Cl) terlepas dari molekul CFC. Satu
atom klorin memiliki kemampuan untuk memfragmentasi lebih dari 1000 molekul
ozon (sebagai contoh melalui reaksi Cl + O3 => ClO +O2) sebelum atom klorin
tersebut terperangkap lagi dalam molekul yang lebih stabil (sering disebut dengan
reservoir substances), seperti chlorine nitrate (ClONO2). Fakta ini memang sangat
menarik dan mungkin dapat menjelaskan mengapa terjadi pengurangan ozon di
bumi. Akan tetapi tidak bisa menjelaskan mengapa terjadi lubang ozon.
Maka disinilah PSCs berperan. Pada permukaan awan yang dingin ini, reservoir
substances sekali lagi bertransformasi menjadi bentuk klorin yang lebih aktif.
Sebagi contoh, ClONO2 bereaksi dengan hydrochloride acid (HCl) untuk membentuk
chlorine gas (Cl2) and HNO3. Selama periode gelap total di kutub sejumlah besar
Cl2 dapat terakumulasi, tetapi hanya sedikit penurunan ozon yang teramati.

Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada akhirnya membentuk lubang ozon
terjadi hanya ketika sinar matahari pertama menyinari atmosfer Antartika setelah
periode malam di kutub, memecah Cl2 menjadi dua atom klorin (Cl2 => 2 Cl).
Sekarang destruksi ozon dapat dimulai lagi melalui reaksi Cl + O3 => ClO +O2.
Karena terdapat banyak sekali klorin dalam bentuk aktif pada akhir malam di kutub
(September di Antartika) lubang ozon dapat meluas ke ukuran yang lebih besar dari
pada wilayah Amerika Serikat. Pada kutub selatan, level ozon dibawah 100 Dobson
unit sekarang telah secara frekuentif diobservasi pada akhir September dan awal
Oktober.
Temperatur paling dingin di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan
September. awan tipis terbentuk pada kondisi dingin ini, dan reaksi kimia pada
partikel awan membantu gas klorin dan bromin secara cepat menghancurkan ozon.
Pada awal Oktober, temperatur biasanya mulai menghangat dan kemudian lapisan
ozon mulai terbentuk kembali.
I. Contoh Kasus
1. Dilema Lubang Ozon dan Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik Ketika Es Antartika Terancam oleh Pulihnya Lubang Ozon
Kalau lubang ozon sudah terpulihkan, apakah kemudian pemanasan global bisa
teratasi? Ternyata studi terkini menunjukkan pulihnya lubang ozon di atas Antartika
malah menyebabkan lebih banyak es mencair pada dekade mendatang. Ketika
lubang ozon pulih, pola angin yang melindungi interior wilayah kutub dari udara

yang hangat menjadi terbuka, mengakibatkan Antartika menghangat, demikian


juga kondisi yang lebih hangat dan kering di Australia.
Kendati suhu global meningkat, interior Antartika mempunyai situasi yang unik
karena cenderung mendingin pada musim panas dan gugur selama beberapa
dasawarasa belakangan. Ilmuwan mengaitkan pendinginan tersebut dengan adanya
lubang pada lapisan ozon yang mempengaruhi pola sirkulasi atmsofer dan
memperkuat angin yang mengarah ke barat dan berputar-putar di dalam benua
Antartika. Angin tersebut mengisolasi interior Antartika dari pola pemanasan,
sebagaimana yang teramati pada semenanjuang Antartika serta bagian lain dunia.
Upaya untuk mencegah terjadinya lubang pada ozon telah dilakukan semenjak
lama. Protokol Montreal tahun 1987 telah berhasil mengupayakan pelarangan
bahan-bahan perusak ozon, sehingga kerusakan yang lebih parah bisa terhindarkan.
Tetapi permasalahan tidak sesederhana itu. Studi telah dilakukan pada dinamika
antara ozon strastosfer dan kondisi atmosfer dari tahun 1950 sampai akhir abad ke
dua puluh; hasilnya menunjukkan bahwa ketika tingkat ozon terpulihkan, lapisan
bawah stratosfer di atas Antartika - 10-20 km di atas permukaan Bumi - akan
menyerap radiasi ungu-ultra, dan menaikkan temperatur sampai 9 derajat C,
mengurangi gradien temperatur utara-selatan yang kuat. Kalau sudah begitu,
temperatur menjadi lebih suam-suam kuku di Antartika, bersamaan dengan itu,
angin yang mengarah ke barat menjadi lebih lemah dan menghasilkan temperatur
yang lebih hangat dan kering di Australia dan meningkatnya presipitasi di Amerika
Selatan.
Model iklim, sebagaimana yang dipergunakan oleh IPCC (Intergovernmental Panel
on Climate Changes) tidak memperhitungkan detil mengenai kimiawi ozon. Banyak
model tidak menyertakan situasi pada 30 km di atas permukaan Bumi, sementara
untuk menjelaskan stratosfer itu paling tidak membutuhkan ketinggian sampai 60
km. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi ilmuwan yang bekerja pada analisis iklim
untuk memperhitungkan perubahan ozon dari pengurangan sampai
penyembuhannya selama abad dua puluh dan dua puluh satu.
Jika didapatkan umpan-balik bahwa ternyata pencairan es berdasarkan model yang
ada masih kurang tepat, maka tingkat aman karbon-dioksida yang ditetapkan
selama ini juga salah. Produktivitas biologi di lautan ditentukan oleh pola sirkulasi
lautan dan atmosfer, sehingga studi mendatang harus bisa menggandeng sekaligus
dinamika lautan pada kimiawi ozon dan iklim.

Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik


Para ilmuwan mengatakan lapisan ozon di atas atmosfer daerah Inggris berada di
tingkat rendah. Pengamatan ozon yang berpusat di Jerman memperlihatkan lapisan
ozon, berfungsi melindungi bumi dari radiasi matahari yang berbahaya,
ketebalannya makin menipis, yakni dari 4 mm - 5mm turun menjadi 2,5 mm.
Menurunnya ketebalan lapisan ozon di Inggris, menurut kepala program
pengamatan ozon Eropa di Postdam, disebabkan adanya kombinasi dari salju Arktik
dan udara bertekanan tinggi di sekitar Atlantik Utara. Keadaan tersebut dapat
bertambah buruk, tergantung dari apa yang terjadi pada bulan selanjutnya dan juga

bahwasanya penipisan ozon yang terjadi di Inggris baru-baru ini memang hal yang
signifikan.
Tingkatan ozon menipis di sekeliling Arktik dan Antarktika akibat pantulan sinar
matahari mendorong bahan-bahan kimia perusak ke atmosfer. Temperatur rendah
mempercepat kerusakan ini, dan yang paling menjadi perhatian saat ini adalah
Antartika, dimana sebuah lubang di lapisan ozon telah terbuka sejak tahun 80-an.
Melihat kondisi suhu dingin yang tidak biasa di Arktik saat musim dingin (yang
dihubungkan dengan pemanasan global) para ilmuwan Eropa memberi peringatan
mengenai kerusakan ozon di utara pada bulan Januari.
Komisi Eropa mengatakan bahwa sehubungan dengan terjadinya pendinginan di
lapisan stratosfer Arktik, peningkatan kerusakan ozon dapat terjadi dalam beberapa
dekade. Sebuah lubang di lapisan ozon dapat mengakibatkan meningkatnya
intensitas radiasi UV yang mempengaruhi daerah kutub dan skandinavia, dan
mungkin turun ke Eropa Tengah. Hal ini dapat mempengaruh kesehatan manusia
dan juga keanekaragaman hayati lainnya.
Kerusakan lapisan ozon yang diakibatkan oleh penggunaan zat-zat kimia yang
mengandung CFCs (chloroflurocarbons) seperti yang terdapat di dalam pendingin
ruangan dan aerosols sprays ini diakibatkan oleh banyaknya Chlorine yang
dihasilkan dari suatu fenomena yang dikenal dengan polar vortex.
Polar vortex merupakan kejadian dimana CFCs digerakkan oleh sirkulasi angin
global menuju utara dan selatan bumi, sehingga kumpulan CFCs tersebut
terjebak di kutub. Awan yang terbentuk dalam musim dingin ini adalah yang
terbesar terlihat di Arktik dalam 20 tahun terakhir. Polar vortex merupakan tempat
kejadian dan situasi menjadi lebih buruk. Kerusakan ozon yang terjadi bisa lebih
banyak lagi jika vortex tetap stabil.
Kutub Arktik berputar, tidak seperti Antarktika yang tetap posisinya tiap tahun. Hal
ini mencegah penipisan ozon yang terpusat pada suatu tempat, seperti yang terjadi
di hemisphere selatan setiap musim semi, namun hal ini membuat pancaran UV ke
permukaan bumi tidak dapat diprediksi.
Kebanyakan pengrusakan ozon terjadi karena pembentukan formasi ozon baru di
daerah tropis, yang diangkut ke Arktik. Kerusakan zat kimia ozon semestinya
diimbangi dengan perpindahan ozon.
Kerusakan lapisan ozon karena adanya pergerakan alami polar vortex Arktik yang
menyebar sampai sekitar Skandinavia dan daerah Inggris bagian utara lainnya.
Musim dingin 2004-2005 di Arktik merupakan musim dingin yang paling buruk yang
pernah tercatat, dengan temperatur mencapai -78C pada lapisan stratosfer.
Sampai sejauh ini, hal tersebut merupakan bukti yang paling dipercaya bahwa
perubahan iklim global dapat mempengaruhi kenaikan suhu yang ekstrim daripada
hanya sekedar pemanasan secara umum di lapisan atmosfer yang lebih rendah.
2. Katarak dan Kanker Kulit pun Meningkat
SUARA MERDEKA-Kerusakan ozon telah merupakan perhatian dan kekhawatiran
dunia. Padahal lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi, karena

lapisan ini akan melindungi dari radiasi sinar ultraviolet. Berbagai penyakit dan
gangguan kesehatan dapat timbul akibat peristiwa ini.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi
penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, Radiasi
ultraviolet (UV) dari matahari berperan dalam peningkatan beberapa penyakit
noninfeksi.
Kebanyakan radiasi yang sampai ke bumi merupakan sinar UV-A yang memiliki
panjang gelombang 315 - 400 nanometers.
Sedangkan sinar UV-C (180-280 nm) akan dihalangi sepenuhnya oleh atmosfer dan
UV-B (290-315 nm) yang dapat menyebabkan katarak, kanker kulit dan bersifat
immunosupresi akan diserap ozon pada lapisan stratosfer. Namun seiring dengan
menipisnya ozon akibat penumpukan gas CFC, sinar UV-B ini tidak terblok dan
dapat menimbulkan berbagai penyakit noninfeksi tersebut.
Kerusakan Mata
Pada mata, energi radiasi UV-B sebagian besar diserap kornea dan dapat mencapai
lensa. Sedangkan UV-A dapat diserap kuat oleh lensa dan sebagian kecil dapat
mencapai retina. Katarak merupakan penyebab kebutaan dari setengah jumlah
kasus kebutaan akibat radiasi ultraviolet. Risiko ini meningkat sebanding dengan
dosis pajanan radiasi. Asam amino dan sistem transport membran pada lensa
umumnya mudah mengalami proses fotooksidasi oleh oksigen radikal dari UV-B.
Gangguan mata lain yang dapat terjadi akibat radiasi adalah keratokonjungtivitis,
pterigium, eritema dan gangguan pada kornea dan kelopak mata.
Keratokonjunctivitis (welders flash atau snow blindness) yaitu reaksi radang akut
kornea dan konjungtiva mata akibat reaksi fotokimia pada kornea (fotokeratitis) dan
konjungtiva (fotokonjungtivitis) yang dapat timbul beberapa jam setelah pajanan
200 - 400 nm dan berlangsung umumnya hanya 24 - 48 jam. Gejala yang mungkin
timbul berupa memerahnya bola mata disertai rasa sakit yang parah dan pada
beberapa kasus terjadi blepharospasme.
Eritema kornea mata muncul muncul beberapa jam pasca pajanan akut 20 - 400
nm, biasanya berlangsung selama 8 - 72 jam bergantung tingkat pajanan dan
daerah spektrum. Pajanan kronik dapat pula menimbulkan pterygium atau
tumpukan lemak di atas kornea.
Kanker Kulit
Penyerapan UV-B/C pada kulit dibatasi oleh lapisan basal epidermis, sedangkan UVA dapat menembus stratum korneum dan lapisan atas stratum Malphigi. UV-C
memberikan efek tidak langsung terhadap timbulnya eritem dan mengubah fungsi
imunitas sel langhans. UV-B memberikan efek terparah, dari eritema, kaker kulit
sampai dengan induksi luka bakar. UV-A dapat menimbulkan kanker kulit dan
pigmentasi kulit.
Peningkatan suhu dalam jangka waktu lama sebesar 2 derajat C sebagai akibat
perubahan iklim, akan meningkatkan efektivitas UV sebesar 10%.

Kanker kulit yang berkaitan dengan radiasi sinar matahari, dapat berupa kanker
nonmelanomatous(basal sell karsinoma, squamous sell karsinoma) dan melanoma
superficial. Melanoma merupakan bentuk kanker kulit yang paling serius.
Sedangkan basal cell carcinoma merupakan jenis kanker kulit yang paling sering
ditemukan, biasanya berbentuk benjolan, kecil, atau nodul. Sedangkan squamous
sell karsinoma berbentuk nodul merah bersisik. Tidak seperti kanker kulit lainnya,
melanoma tidak berhubungan dengan pemaparan kumulatif total terhadap radiasi
ultraviolet, melainkan berkaitan dengan pemaparan intermiten yang kuat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lapisan Ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet dari matahari. Lapisan ini berada di lapisan stratosfer bumi yang terletak
di sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi. Seiring dengan berkembangnya
zaman, penggunaan bahan-bahan yang mengandung Bahan Perusak Ozon (BPO)
telah banyak digunakan oleh masyarakat dunia hingga sekarang. Sehingga
menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon dengan terbentuknya lubang ozon.
Generasi mendatang berada dalam ancaman bahaya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan langkah perbaikan lingkungan secara global dan berkesinambungan.
B. Saran
Perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan oleh semua masyarakat
dunia untuk mengantisipasi kerusakan pada lapisan ozon. Tindakan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat dunia untuk mencegah penipisan lapisan ozon
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan ozon.
2. Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak
ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
3. Beberapa kegiatan ramah ozon (ozone friendly) harus digalakkan dan
disosialisasikan untuk mengubah secara bertahap perilaku manusianya. Upaya ini
harus selalu menerapkan prinsip 4R (reduce, reuse, recycle, replace/replant).
4. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program
perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan
lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak
merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar-seminar dan penyuluhan
secara rutin di berbagai organisasi masyarakat.
Namun demikian, kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak akan efektif jika tidak
diikuti kegiatan penyebarluasan / permasalahan ozon ini kepada seluruh tingkatan
pada masyarakat. Kota-desa, suami-isteri, orang tua-anak, guru-murid, kelompok

pekerja formal-non formal, teknisi lemari es dan AC, petani, nelayan, dan lainnya,
kalau bisa semua mendapatkan pengenalan pentingnya ozon dan bahayanya jika
lapisan ozon ini rusak. Ibu-ibu rumah tangga dan anak sekolah merupakan sasaran
yang utama dalam kegiatan penyadartahuan semacam ini. Terlebih lagi jika
menggunakan sarana multimedia akan memberikan hasil yang lebih efektif,
misalnya dengan pemutaran film Ozzy Ozone kepada siswa sekolah dasar dan ibuibu mereka. Film yang sangat bagus dan menumbuhkan antusiasme yang besar
pada siswa sekolah.
Dari pembahasan, maka penulis memberikan saran-saran kepada pembaca agar
peduli terhadap lapisan ozon dengan cara sebagai berikut :
1. Memperluas ilmu mengenai faktor penyebab dan dampak kerusakan lapisan
ozon.
2. Berperan aktif dalam suatu seminar atau acara tentang penipisan lapisan ozon
agar mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangan lapisan ozon.
3. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan ozon

Daftar Pustaka

id.wikipedia.org/wiki/Ozon (diunduh pada Jumat, 21 Desember 2012 pukul 21.00


WIB)
www.scribd.com/doc/56907443 (diunduh pada Jumat, 21 Desember 2012 pukul
......... 21.05 WIB)
www.g-excess.com Pendidikan IPA (diunduh pada Jumat, 21 Desember 2012
pukul 21.05 WIB)
www.menlh.go.id/pengertian-lapisan-ozon-bahan-perusak-ozon-dam...(diunduh pada
Jumat, 21 Desember 2012 pukul 21.10 WIB)
www.sitenar.com Kabar Terkini Science ...(diunduh pada Jumat, 21 Desember
2012 pukul 21.10 WIB)
...(diunduh pada Jumat, 21 Desember 2012 pukul 21.10 WIB)
www.suaramerdeka.com ...(diunduh pada Selasa 1 Januari 2013 pukul 07.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai