Terkadang kita masih bingung apa itu yang membedakan antara kalibrasi dan tera. Artikel pendek ini
mungkin bisa membantu menjelaskan apa perbedaan antara kalibrasi dan tera.
Dari segi metrologi, perbedaan mendasar antar kalibrasi dan tera adalah kalibrasi termasuk metrologi
industri sedangkan tera merupakan metrologi legal.
mutu terhadap produk tersebut, dengan cara melakukan pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan
dengan spesifikasi tadi. Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa produk tersebut mempunyai ukuran
sesuai dengan spesifikasi, maka produk tersebut dinyatakan sesuai dengan spesifikasi.
Di dalam proses pengukuran tadi, terdapat sumber-sumber ketidakpastian pengukuran, sehingga hasil
pengukuran pun mempunyai nilai ketidakpastian pengukuran. Maka dalam paradigma terbaru,
penilaian kesesuaian (conformity assessment) harus memperhitungkan nilai ketidakpastian dan nilai
pengukuran. Suatu produk baru dapat dikatakan sesuai dengan spesifikasi jika memenuhi ketentuan:
E+UT
dengan:
E = penyimpangan dari spesifikasi (absolut)
U = nilai ketidakpastian pengukuran (pada tingkat kepercayaan 95 persen)
T = toleransi untuk produk tersebut (absolut)
Dengan kata lain, nilai ketidakpastian pengukuran harus lebih kecil daripada toleransi yang diberikan
untuk produk yang diukur. Idealnya nilai ketidakpastian pengukuran besarnya sepersepuluh dari
toleransi, atau dalam kondisi terburuk, nilai ketidakpastian pengukuran diharapkan tidak lebih dari
sepertiga toleransi.
Uraian di atas menunjukkan bahwa toleransi berkaitan dengan produk yang diukur, bukan
dengan alat ukurnya. Untuk alat ukur, VIM (kosakata metrologi internasional) 2008 memberikan
istilah maximum permissible error (MPE). Antara MPE dan toleransi memang ada kesamaan makna,
tetapi dianjurkan untuk tidak dicampuraduk.
Kembali ke proses di atas, maka seharusnya urutan yang benar adalah:
spesifikasi dan toleransi (T1) untuk sebuah produk ditetapkan;
pengukuran terhadap produk tersebut dilakukan dengan sistem pengukuran yang mempunyai
ketidakpastian pengukuran (U1) cukup kecil dibandingkan toleransi T1;
alat ukur yang dipakai dalam sistem pengukuran tersebut dikalibrasi menggunakan sistem
kalibrasi yang dapat memberikan nilai ketidakpastian pengukuran (U2) lebih kecil daripada U1;
dan seterusnya.
Jadi, pada saat kita akan mengalibrasi alat ukur, harus sudah jelas dulu berapa MPE (bukan toleransi)
untuk alat ukur tersebut. Baru kita mengevaluasi ketidakpastian pengukuran dari kalibrasi tersebut,
supaya kita bisa menilai apakah ketidakpastian pengukuran tersebut memadai (cukup kecil)
dibandingkan MPE-nya.
Ibaratnya, kalau mau mengemudikan sebuah kendaraan, tentukan dulu tujuannya! Jangan mulai
menjalankan kendaraan kalau kita belum tahu ke mana tujuannya. Toleransi objek ukur adalah tujuan
yang ingin dicapai; pengukuran atau kalibrasi alat ukur dan evaluasi ketidakpastian adalah cara untuk
mencapai tujuan tersebut.(sumber : Blog LIPI)
Intinya: MPE untuk alat ukur dapat ditetapkan berdasarkan toleransi benda kerja yang akan diukur. Dan
toleransi benda kerja ditetapkan berdasarkan desain penggunaan benda tersebut. (Sumber: forum
kalibrasi)
Demikianlah adanya untuk penentuan unjuk kerja timbangan seperti yang Bapak sebutkan.
Hal ini mengacu pada AS TG2 Laboratory Balances Calibration Requirements yang
diterbitkan
International Accreditation New Zealand, Maret 2002. Disitu ada statemen sebagai
berikut :
These figures would apply to most balances although, as shown above, some semi-micro
balances, even when new, can demonstrate "Limits of performance" in the order of 7 to 10
times their readabilities.
Jadi, apakah timbangan Bapak termasuk semi-micro balances yang mungkin saja bisa LOPnya berada pada 7-10 kali readability-nya meskipun timbangannya masih baru.
Acuan lain yang bisa digunakan untuk penentuan unjuk kerja timbangan adalah OIML R76-1 Nonautomatic weighing instruments Part 1: Metrological and technical requirements - Tests.
Yth sdri Mimin
>
> Dikalibrasi tidaknya sebuah alat ukur merujuk dua hal:
>
> 1. Jika alat ukur digunakan sebagai alat transaksi maka tidak perlu
> dikalibrasi tetapi wajib ditera dan ditera ulang. Ini wewenang instansi
> metrologi setempat
>
> 2. Alat yang harus dikalibrasi adalah semua alat yang menentukan atau
> mempengaruhi mutu hasil uji, hasil produksi, atau jasa.
>
> Contoh penggaris yang digunakan untuk mengukur panjang produk dalam rangka
> pengendalian mutu produk. Penggaris ini harus dikalibrasi. Namun jika hanya
> digunakan untuk menggarisi buku catatan, ya ga perlu dikalibrasi.
>
> Setahu saya belum ada buku panduan tentang alat yg hrs dikalibrasi, kecuali
> dlm manual alat biasanya ada. Namun demikian kita dg mudah memilah alat
> mana yg perlu dikalibrasi.
>
> Demikian
>
> Endang Sumirat