Anda di halaman 1dari 4

TANAH NEGARA

DARI PENGHAPUSAN DESA PERDIKAN


A. PENGERTIAN
Istilah Desa Perdikan sudah ada sejak jaman pemerintahan raja - raja. Pada jaman
kerajaan tanah adalah milik raja dan rakyat hanya mempunyai hak untuk menggarap dan
memungut hasilnya saja, tetapi tidak memilikinya. Desa Perdikan adalah desa yang memiliki
hak istimewa berupa pembebasan dari pajak tanah, karena jasa tertentu pendirinya kepada
raja yang berkuasa sebelum/selama awal penjajahan. Hal ini tidak sesuai dengan konsep
demokratis, maka hak ini dihapuskan dengan UU N0.13/1946.
Yang dimaksud dengan Desa Perdikan adalah Desa yang didalamnya mempunyai
hak-hak istimewa berupa pembebasan dari pajak tanah pada Negara dan Kepala Perdikan
dibebaskan pula dari pajak pemotongan hewan kerbau, kuda dan kambing. Tanah Perdikan
diberikan oleh Raja atau Sultan yang berkuasa sebelum atau semasa awal penjajahan kepada
pendirinya karena jasa-jasa tertentu. Desa Perdikan dapat dijumpai di daerah Banyumas,
Madiun, Kediri dan Demak.
Sedangkan sistem penguasaan tanah Desa Perdikan menggunakan sistem Parsprototo
yaitu hanya para ahli waris saja yang diperbolehkan menggarap dan menikmati hasilnya dan
dengan sistem Kloso Gumelar yaitu tanah boleh dipakai tetapi tidak boleh dijual. Dalam
perkembangan selanjutnya dengan adanya kebutuhan dari pemegang hak atas tanah sehingga
peralihan hak atas tanah dengan jual beli tidak terjadi antar kerabat saja melainkan juga
kepada orang luar (bukan kerabat). Sehingga sekarang banyak pemilik tanah yang bukan para
ahli waris keluarga pemegang hak atas tanah tersebut.
Adapun tata cara jual beli yang berlaku atas tanah bekas Desa Perdikan adalah para
pihak yaitu penjual dan pembeli datang sendiri ke Kantor Kelurahan untuk mengadakan
perjanjian jual beli. Pelaksanaan jual beli dimaksud dinyatakan dengan pembuatan segel jual
beli (akta dibawah tangan) dihadapan kepala Kelurahan dan dua sarekat Kelurahan sebagai
saksi yang kemudian ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan dengan diikuti
pembayaran harga jual belinya yang telah disepakati bersama. Surat perjanjian jual beli
(segel) yang dibuat dihadapan Kepala Kelurahan tersebut berfungsi sebagai alat bukti yang
sah bahwa benar telah dilakukan jual beli yang bersangkutan.

Demi tercapainya masyarakat adil dan makmur serta kesejahteraan masyarakat, maka
tanah di Indonesia dikuasai oleh Negara. Hal tersebut diatur dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
junto Pasal 2 UUPA, bahwa bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam dikuasai oleh
Negara. Dikuasai disini bukan berarti dimiliki tetapi Negara mempunyai kewenangan:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa.
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi,
air dan ruang angkasa.
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatanperbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Terhadap segala hal yang berkaitan dengan pertanahan yang diberi tugas adalah
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang pelaksanaannya dari pusat
sampai daerah, termasuk permasalahan yang timbul.Dari hal-hal sebagaimana tersebut diatas
bahwa status hukum hak atas tanah bekas Desa Perdikan menjadi tanah Negara karena sudah
tidak sesuai dengan cita cita demokrasi,yaitu adil,makmur dan sejahtera.
B. DASAR HUKUM
Undang-undangNomor 13 tahun 1946 tentang Penghapusan Desa Perdikan yang di
Undangkan pada tanggal 4 September 1946 di Yogyakarta.
C. STATUS BERLAKUNYA TANAH NEGARA DARI PENGHAPUSAN DESA
PERDIKAN
Berlangsungnya Desa Perdikan dengan hak istimewa tersebut tidak sesuai dengan
cita-cita dan Asas Negara Kesatuan. Maka pada Tahun 1946 Menteri Dalam Negeri
melakukan penghapusan hak istimewa dari apa yang dikenal sebagai Desa Perdikan. Dan
dalam rangka kepentingan masyarakat khususnya Pemerintah pada umumnya keberadaan
Desa Perdikan sebagaimana tersebut diatas tidak dapat dipertahankan lagi. Maka Pemerintah
pada tanggal 4 September 1946 mengeluarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1946 yaitu
tentang Penghapusan Desa-desa Perdikan, dan berdasarkan pasal 4 Undang Undang No.13
Tahun 1946,undang undang ini berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1945.Maka pada tanggal
17 Agustus 1945 tanah tanah bekas dari penghapusan Desa Perdikan menjadi Tanah
Negara.

Status tanah perdikan merupakan tanah bebas yang dibagi-bagikan oleh Negara
kepada masyarakat setempat sesuai UU No. 13/1946 tentang pembagian tanah kepada
masyarakat seterusnya lebih khusus dijabarkan oleh UU No 56/1960 tentang penetapan luas
tanah pertanian, yang dikenal umum dengan UU Landreform
D. SUBYEK TANAH NEGARA DARI PENGHAPUSAN DESA PERDIKAN
Pada Tahun 1946, langkah-langkah pendahuluan yang dilakukan oleh menteri dalam
negeri yaitu menghapus desa perdikan, yaitu menghapus hak istimewa yang dimiliki oleh
pendiri desa .Yang mana hak istimewa tersebut berupa pembebasan dari pembayaran pajak
tanah atas jasanya kepada raja atau sultan sebelum atau selama masa awal penjajahan.
Karena hak istimewa tersebut dianggap tidak sesuai dengan cita-cita demokrasi, maka
Menteri Dalam Negeri menyatakan tidak mengakui desa perdikan beserta keluarga-keluarga
yang berkuasa atas hak istimewa tradisionalnya. Sehingga setengah dari tanah-tanah yang
dikuasai oleh pendiri desa dan keluarganya diambil oleh negara dan dibagikan kepada para
petani yang menggarapnya, dan para pendiri desa tadi memperoleh ganti rugi dalam bentuk
uang bulanan selama hidupnya.
Tanah negara lainnya yang merupakan tanah pertanian yang telah digarap rakyat yang
ditegaskan oleh Menteri (sekarang Menteri Negara Agraria/Kepala BPN) sebagai obyek
landreform adalah : Tanah Negara bekas penghapusan Desa Perdikan.Subyek dari Tanah
Negara penghapusan Desa Perdikan adalah para petani penggarap yang ditegaskan oleh
Menteri Negara Agraria/Kepala BPN.

TUGAS MATA KULIAH PEMBERIAN HAK


TANAH NEGARA YANG BERASAL DARI
PENGHAPUSAN DESA PERDIKAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1) ARDI SAPUTRA SINAGA
NIM 14232836
2) ISHAK RIYADI
NIM 14232847
3) SANDY IRAWAN
NIM 14232866
PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai