Demi tercapainya masyarakat adil dan makmur serta kesejahteraan masyarakat, maka
tanah di Indonesia dikuasai oleh Negara. Hal tersebut diatur dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
junto Pasal 2 UUPA, bahwa bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam dikuasai oleh
Negara. Dikuasai disini bukan berarti dimiliki tetapi Negara mempunyai kewenangan:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa.
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi,
air dan ruang angkasa.
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatanperbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Terhadap segala hal yang berkaitan dengan pertanahan yang diberi tugas adalah
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang pelaksanaannya dari pusat
sampai daerah, termasuk permasalahan yang timbul.Dari hal-hal sebagaimana tersebut diatas
bahwa status hukum hak atas tanah bekas Desa Perdikan menjadi tanah Negara karena sudah
tidak sesuai dengan cita cita demokrasi,yaitu adil,makmur dan sejahtera.
B. DASAR HUKUM
Undang-undangNomor 13 tahun 1946 tentang Penghapusan Desa Perdikan yang di
Undangkan pada tanggal 4 September 1946 di Yogyakarta.
C. STATUS BERLAKUNYA TANAH NEGARA DARI PENGHAPUSAN DESA
PERDIKAN
Berlangsungnya Desa Perdikan dengan hak istimewa tersebut tidak sesuai dengan
cita-cita dan Asas Negara Kesatuan. Maka pada Tahun 1946 Menteri Dalam Negeri
melakukan penghapusan hak istimewa dari apa yang dikenal sebagai Desa Perdikan. Dan
dalam rangka kepentingan masyarakat khususnya Pemerintah pada umumnya keberadaan
Desa Perdikan sebagaimana tersebut diatas tidak dapat dipertahankan lagi. Maka Pemerintah
pada tanggal 4 September 1946 mengeluarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1946 yaitu
tentang Penghapusan Desa-desa Perdikan, dan berdasarkan pasal 4 Undang Undang No.13
Tahun 1946,undang undang ini berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1945.Maka pada tanggal
17 Agustus 1945 tanah tanah bekas dari penghapusan Desa Perdikan menjadi Tanah
Negara.
Status tanah perdikan merupakan tanah bebas yang dibagi-bagikan oleh Negara
kepada masyarakat setempat sesuai UU No. 13/1946 tentang pembagian tanah kepada
masyarakat seterusnya lebih khusus dijabarkan oleh UU No 56/1960 tentang penetapan luas
tanah pertanian, yang dikenal umum dengan UU Landreform
D. SUBYEK TANAH NEGARA DARI PENGHAPUSAN DESA PERDIKAN
Pada Tahun 1946, langkah-langkah pendahuluan yang dilakukan oleh menteri dalam
negeri yaitu menghapus desa perdikan, yaitu menghapus hak istimewa yang dimiliki oleh
pendiri desa .Yang mana hak istimewa tersebut berupa pembebasan dari pembayaran pajak
tanah atas jasanya kepada raja atau sultan sebelum atau selama masa awal penjajahan.
Karena hak istimewa tersebut dianggap tidak sesuai dengan cita-cita demokrasi, maka
Menteri Dalam Negeri menyatakan tidak mengakui desa perdikan beserta keluarga-keluarga
yang berkuasa atas hak istimewa tradisionalnya. Sehingga setengah dari tanah-tanah yang
dikuasai oleh pendiri desa dan keluarganya diambil oleh negara dan dibagikan kepada para
petani yang menggarapnya, dan para pendiri desa tadi memperoleh ganti rugi dalam bentuk
uang bulanan selama hidupnya.
Tanah negara lainnya yang merupakan tanah pertanian yang telah digarap rakyat yang
ditegaskan oleh Menteri (sekarang Menteri Negara Agraria/Kepala BPN) sebagai obyek
landreform adalah : Tanah Negara bekas penghapusan Desa Perdikan.Subyek dari Tanah
Negara penghapusan Desa Perdikan adalah para petani penggarap yang ditegaskan oleh
Menteri Negara Agraria/Kepala BPN.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1) ARDI SAPUTRA SINAGA
NIM 14232836
2) ISHAK RIYADI
NIM 14232847
3) SANDY IRAWAN
NIM 14232866
PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
TAHUN 2016