Anda di halaman 1dari 10

1.

1 LATAR BELAKANG
Reaksi redoks memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, baik yang
merugikan maupun menguntungkan. Reaksi redoks yang menguntungkan misalnya saja reaksi
yang berlangsung dalam proses respirasi pada tumbuhan. Dalam proses ini, karbohidrat
dioksidasi menjadi karbondioksida dan uap air dengan melepas energi, adapun contoh redoks
yang merugikan, yaitu korosi besi(besi berkarat ). Korosi ini sangat merugikan karena merusak
banyak bangunan dan benda-benda yang terbuat dari besi.
Reaksi redoks memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri. Misalnya prinsip
reaksi redoks mendasari pembuatan baterai dan aki, ekstrasi dan pemisahan logam dengan logam
lain, seperti emas, perak, dan kromium. Selain itu, reaksi redoks juga digunakan untuk membuat
senyawa kimia, seprti natrium hidroksida yang merupakan bahan baku dalam banyak kegiatan
industri.
Proses oksidasi pada buah dapat kita dapat amati secara langsung, misalnya buah apel
yng dikupas dan didiamkan beberapa saat maka buah tersebut akan berubah warna dari tidak
bewarna menjadi kecoklatan. Pencoklatan pada apel setelah dikupas atau pada just apel terjadi
karena senyawa polifenol teroksidasi, bentuk polifenol teroksidasi ini nantinya dapat bergabung
satu sama lain membentuk senyawa makromolekul berwarna coklat, dimana senyawa
makromolekul ini nantinya bisa membuat jus apel menjadi keruh.Begitu pula pada kulit tubuh
manusia, proses oksidasi dapat berlangsung perlahan-lahan dalam jangka waktu yang relatif lama
namun nampak jelas perubahan dari oksidasi kulit manusia ini. Proses oksidasi pada kulit
manusia atau disebut pula proses penuaan terjadi karena adanya radikal bebas (-OH). Jika di
suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa
radikal bebas (OH) seperti asap kendaraan , rokok maupun polusi maka tanpa adanya kehadiran
antioksidan radikal bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya, seperti pada
kulit tubuh manusia. Oksidasi sendiri adalah hancurnya jaringan tubuh karena pengaruh radikal
bebas.
Antioksidan sangat dibutuhkan manusia dalam manghambat atau memperlambat
proses oksidasi pada tubuh. Buah strawberry memiliki fungsi yang sangat besar terhadap prases
penunda penuaan pada tubuh manusia. Buah ini memang banyak mengandung asam salisilat

(salah satu jenis asam beta -hidroksi yang membantu mengencangkan kulit ) , silica, serta
vitamin B , C, E dan K. Dengan kemampuannya menyehatkan dan meremajakan kulit,
strwaberry cocok digunakan untuk hampir semua jenis kulit. Oleh karenanya strawberry banyak
dimanfaatkan industri-industri kosmetik ( terutama industri sabun mandi).

1.2 PENGERTIAN REDOKS


Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan
berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini
dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon
dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa
proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer
elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat
dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
1.

Oksidasi menjelaskan ;
a.

pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion

b. reaksi pengikatan oksigen dan


c.
2.

a.

reaksi yang mengalami kenaikan bilangan biloks

Reduksi menjelaskan ;
penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion

b. reaksi pelepasan oksigen dan


c.

reaksi yang mengalami penurunan bilangan biloks.


Pada reaksi Redoks terjadi transfer elektron dari fase satu ke yang lain dan elektron

tersebut tidak hilang maupun diciptakan selama proses redoks. Oksidasi dan reduksi selalu
terjadi bersama tidak ada suatu zat yang teroksidasi tanpa adanya zat lain yang mengalami
reduksi. Zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi disebut oksidator, dan zat yang
menyebabkan zat lain mengalami reduksi disebut reduktor. Oksidator akan mengalami reaksi
reduksi sedangkan reduktor mengalami oksidasi.
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas
tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi
karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik

didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan
oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun
terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer
elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain
dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator
melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia
"menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah
senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti
H2O2, MnO4, CrO3, Cr2O72, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif, sehingga
dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa
(misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain
dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan
elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan"
elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor
sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai
reduktor.
Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus
lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH 4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini
digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil
menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H 2)
dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya digunakan pada
reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.
Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer
elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan teroksidasi,
dan oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat
dalam sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks.

Reaksi reduksi oksidasi adalah reaksi

yang ditandai dengan adanya serah terima elektron dari satu partikel kepada partikel yang lain.

Reaksi redoks dapat diketahui dengan melihat perubahan bilangan oksidasi (BO) atom atom
sebelum dan sesudah reaksi. Atom yang BO-nya naik mengalami oksidasi atau melepas elektron,
sedangkan yang BO-nya turun adlah reduksi atau menerima elektron.
Partikel (unsur , ion, atau senyawa yang dapat mengoksidasi partikel lain disebut
pengoksidasi, tetapi ia sendiri terreduksi. Sebaliknya partikel yang mereduksi partikel lain
disebut pereduksi, tetapi ia sendiri teroksidasi.
Pengoksidasi , partikel akan bersifat pengoksidasi bila ia mempunyai kecenderungan
menarik elektron dari partikel lain. Pereduksi, partikel bersifat pereduksi bila mempunyai
elektron yang terikat lemah, sehingga mudah lepas dan ditarik oleh partikel lain.
reaksi oksidasi kulit tubuh pada manusia atau proses penuaan memiliki berbagai faktor
utama dalam reaksi oksidasi reduksi ini terutama adanya radikal bebas di alam yang cenderung
berada bebas di alam, yang elektronnya sangat lemah dan mudah berikatan dengan elektron lain
di sekitarnya sehingga elektron dari radikal bebas berusaha untuk mencari pasangan elektron di
lingkungan tersebut. Sehingga dari reaksi ini ada peristiwa penerimaan elektron dari partikel lain
dan ada pelepasan elektron dari partikel lainnya. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil
metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat
pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas
bersifat kronis, untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas
diperlukan antioksidan.
Proses penuaan, pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal
serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu
melawannya, tetapi karena manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring
dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan
baik, maka Kerusakan jaringan terjadi secara perlahan-lahan. Contohnya: di kulit menjadi
keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen
kecoklatan /flek pikun, parkinson, Alzheimer karena dinding sel saraf yang terdiri dari asam
lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari radikal bebas.
Istilah radikal bebas mengarah pada setiap molekul yang memiliki satu elektron bebas,
dan elektron bebas inilah yang bereaksi dengan merusak molekul sehat di dalam tubuh. Karena

molekul radikal bebas memiliki elektron ekstra, molekul ini membentuk beban negatif ekstra.
Ketidakseimbangan energi ini menyebabkan radikal bebas mengikatkan diri ke molekul
seimbang lain sebagai upaya untuk mencuri elektron. Hal ini menyebabkan molekul seimbang
menjadi tidak seimbang dan akhirnya molekul ini pun menjadi radikal bebas. Sebagai analogi,
hal ini dapat diibaratkan seperti tabrakan mobil beruntun yang merusak satu persatu bumper
mobil secara beruntun.
Radikal bebas di dalam tubuh dapat berasal dari diet, obat-obatan, gaya hidup yang
tidak sehat (seperti merokok dan alkohol), radiasi, dan lain-lain. Namun radikal bebas juga dapat
diproduksi secara alami di dalam tubuh, yang merupakan hasil produksi energi, terutama di
dalam mitokondria. Proses sederhana dari makan, minum, dan bernapas membentuk radikal
bebas dari siklus produksi energi, saat tubuh memproduksi molekul energi universal Adenosine
Triphosphate (ATP). Dalam hal ini, oksigen merupakan produser radikal bebas yang poten.
Radikal bebas juga diketahui merusak struktur membran sel, yang kemudian
membentuk produk sampah metabolik. Akumulasi racun-racun ini mempengaruhi komunikasi
antar sel, merusak DNA, RNA, dan sintesis protein, menurunkan level energi dan secara umum
merusak proses kimia penting dalam tubuh.
Namun, radikal bebas dapat diubah oleh molekul yang melawan aksi radikal bebas
yang disebut antioksidan. Antioksidan tertentu akan mengikat radikal bebas tertentu dan
membantu menstabilkannya.
Radikal bebas terdapat dalam berbagai derajat berdasarkan kekuatan merusaknya, dari
hydroxyl-radikal hingga superoxide-radikal di level tertinggi. Hal ini lah yang menyebabkan
diperlukannya mengambil sampel antioksidan yang mewakili keseluruhan untuk proses eliminasi
munculnya radikal bebas, atau dengan kata lain radikal bebas dengan daya merusak tinggi dapat
dipecah menjadi beberapa radikal bebas berdaya rusak lebih rendah.
Beberapa sampel antioksidan luas termasuk zat-zat seperti beta-karoten, vitamin C,
ekstrak biji buah anggur, vitamin E, dan juga beberapa zat yang mungkin lebih kuat seperti
Hydergine, Melatonin dan Vinpocetine. Dari teori ini dapat diambil kesimpulan pentingnya
antioksidan sebagai upaya untuk melawan efek radikal bebas yang menjadi salah satu penyebab
proses penuaan.

Antioksidan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menghambat /


memperlambat proses oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan
oksigen, pelepasan hydrogen, atau pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami
yang terjadi di alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita.
Oksigen dilibatkan pada reaksi metabolisme. Seperti yang diketahui oksigen adalah
unsur yang sangat reaktif. Keterlibatan oksigen dalam reaksi metabolisme di dalam sel dapat
menghasilkan apa yang disebut sebagai reaktif spesies oksigen seperti H2O2, radikal bebas
hydroksil (OH), dan anion superoksida ( O2-).
Molekul-molekul ini memang diperlukan tubuh misalnya untuk menjalankan sistem
metabolisme dan memberi signal pada sistem syaraf akan tetapi apabila jumlahnya berlebihan
seperti pengaruh gaya hidup (merokok, stress, konsumsi obat, polusi lingkungan, pengaruh zat
kimia tertentu pada tubuh, radiasi, dll) maka dapat merusak sel dengan cara memulai reaksi
berantai lipid, mengoksidasi DNA dan protein. Oksidasi DNA berakibat adanya mutasi dan
timbulnya kanker sedangkan oksidasi protein mengakibatkan nonaktifnya enzim yang dapat
menghambat proses metabolisme. Disinilah pentinganya kita mengkonsumsi antioksidan.
Jika di suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil
samping berupa radikal bebas (OH) maka tanpa adanya kehadiran antioksidan radikal bebas ini
akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya. Hasil reaksi ini akan dapat menghasilkan
radikal bebas yang lain yang siap menyerang molekul yang lainnya lagi. Akhirnya akan
terbentuk reaksi berantai yang sangat membahayakan.
Berbeda halnya bila terdapat antioksidan. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan
antioksidan membentuk molekul yang stabil dan tidak berbahaya. Reaksi pun berhenti sampai
disini.
1. Tanpa adanya antioksidan maka,
Reaktan

Produk + (-OH)

OH + (DNA,protein, lipid)

Produk + Radikal bebas yang lain

Radikal bebas yang lain akan memulai reaksi yang sama dengan molekul yang ada disekitarnya.
2. Dengan adanya antioksidan
Reaktan

Produk + OH

OH + antioksidan

Produk yang stabil

Mengapa antioksidan cenderung bereaksi dengan radikal bebas terlebih dahulu


dibandingkan dengan molekul yang lain? Antioksidan bersifat sangat mudah teroksidasi atau
bersifat reduktor kuat dibanding dengan molekul yang lain. Jadi keefektifan antioksidan
bergantung dari seberapa kuat daya oksidasinya dibanding dengan molekul yang lain. Semakin
mudah teroksidasi maka semakin efektif antioksidan tersebut.

Contoh reaksi redoks


Salah satu contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin:
Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini sebagai dua reaksi setengah: reaksi oksidasi
dan reaksi reduksi
Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan keseluruhan proses kimia lebih
jelas. Karena tidak terdapat perbuahan total muatan selama reaksi redoks, jumlah elektron yang
berlebihan pada reaksi oksidasi haruslah sama dengan jumlah yang dikonsumsi pada reaksi
reduksi.
Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki bilangan oksidasi nol. Pada
reaksi di atas, hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan fluorin
tereduksi dari bilangan oksidasi 0 menjadi -1.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron yang terlibat akan saling
mengurangi:
hidrogen fluorida:

Reaksi redoks dalam biologi

Atas: asam

askorbat (bentuk

tereduksi Vitamin

C)

Bawah: asam

dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi Vitamin C) Banyak proses biologi yang melibatkan


reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung secara simultan karena sel, sebagai tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, harus melangsungkan semua fungsi hidup. Agen
biokimia yang mendorong terjadinya oksidasi terhadap substansi berguna dikenal
dalam ilmu pangan dan kesehatan sebagai oksidan. Zat yang mencegah aktivitas oksidan
disebut antioksidan.
Pernapasan

sel,

contohnya,

adalah

oksidasi glukosa (C6H12O6)

menjadi CO2 dan

reduksi oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi NADH
dan reaksi baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD +). Fotosintesis secara esensial
merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada pernapasan sel:
6 CO2 + 6 H2O + light energy C6H12O6 + 6 O2
Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan reaksi
redoks. Fotosintesis melibatkan
oksidasi air menjadi oksigen.

reduksi karbon
Reaksi

dioksida menjadi gula dan

baliknya, pernapasan,

mengoksidasi

gula,

menghasilkan karbon dioksida dan air. Sebagai langkah antara, senyawa karbon yang
direduksi digunakan untuk mereduksi nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+), yang
kemudian berkontribusi dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong
sintesis adenosina trifosfat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel
hewan, mitokondria menjalankan fungsi yang sama. Lihat pula Potensial membran.
Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan
antara NAD+/NADH denganNADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan
organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit
(misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya

sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat
buruk, seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.

Cara Menyeimbangkan reaksi redoks


Untuk

menuliskan

keseluruhan

reaksi

elektrokimia

sebuah

proses

redoks,

diperlukan penyeimbangankomponen-komponen dalam reaksi setengah. Untuk reaksi dalam


larutan, hal ini umumnya melibatkan penambahan ion H , ion OH , H O, dan elektron untuk
+

menutupi perubahan oksidasi.

Media asam
Pada

media

menyeimbangkan

asam,

ion H dan
+

keseluruhan

reaksi.

air

ditambahkan

Sebagai

pada

contoh,

reaksi

setengah

ketika mangan(II)

untuk
bereaksi

dengan natrium bismutat:


Reaksi ini diseimbangkan dengan mengatur reaksi sedemikian rupa sehingga dua setengah reaksi
tersebut melibatkan jumlah elektron yang sama (yakni mengalikan reaksi oksidasi dengan jumlah
elektron pada langkah reduksi, demikian juga sebaliknya).
Reaksi diseimbangkan:
Hal yang sama juga berlaku untuk sel bahan bakar propana di bawah kondisi asam:
Dengan menyeimbangkan jumlah elektron yang terlibat:
Persamaan diseimbangkan:

Media basa
Pada media basa, ion OH dan air ditambahkan ke reaksi setengah untuk menyeimbangkan
-

keseluruhan reaksi.Sebagai contoh, reaksi antara kalium permanganat dan natrium sulfit:
Dengan menyeimbangkan jumlah elektron pada kedua reaksi setengah di atas:
Persamaan diseimbangkan:

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a.

Dalam reaksi redoks terjadi adanya partikel (unsur, ion, atau senyawa) yang melepaskan

elektron dan partikel (unsur, ion, atau senyawa) lain menangkap elektron.
b. Proses penuaan terjadi karena adanya faktor dari luar dan dalam. Faktor dari luar disebabkan
oleh radikal bebas yang memiliki elektron ekstra, dan jika berikatan dengan elektron yang ada
pada tubuh dapat merusak molekul-molekul di dalam tubuh tubuh yang menyebabkan penuaan
dini.
.

Penuaan dapat diperlambat dengan cara mengkonsumsi antioksidan yang ada pada berbagai

macam buah dan sayuran. Antioksidan dapat mengurangi aktivitas oksidasi pada tubuh, sehingga
memperlambat proses penuaan.

SARAN
Gunakanlah antioksidan yang alami, yang berasal dari buah-buahan dan sayuran daripada
menggunakan antioksidan buatan atau sintetik, ditakutkan adnya indikasi atau efek samping dari
antioksidan buatan.

Anda mungkin juga menyukai