Diazepam
Diazepam
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengetahui morfologi, mekanisme kerja (farmakodinamik dan farmakokinetik), dosis dan
sediaan obat, cara pemberian, indikasi, kontraindikasi, efek samping dan interaksi obat
diazepam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi
Metabolisme
2.2.2
Farmakodinamik
Hampir semua efek benzodiazepine merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan
efek utama: sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ ansietas, relaksasi otot,
dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan kerja golongan ini pada jaringan perifer:
vasodilatasi koroner setelah pemberian dosis terapi secara IV dan blockade neuromuscular yang
hanya terjadi pada pemberian dosis tinggi.
Target dari kerja benzodiazepine adalah reseptor GABA. Reseptor ini terdiri dari subunit
, , dan dimana berkombinasi dengan lima atau lebih dari membrane postsinaptik.
Benzodiazepine meningkatkan efek GABA dengan berikatan ke tempat yang spesifik dan
afinitas tinggi. Reseptor ionotropik ini, suatu protein heteroligometrik transmembran yang
berfungsi sebagai kanal ion klorida, yang diaktivasi oleh neurotransmitter GABA inhibiotrik.
Benzodiazepin meningkatkan frekuensi pembukaan kanal oleh GABA. Pemasukan ion klorida
2.3 Indikasi
Secara umum penggunaan terapi benzodiazepine bergantung kepada waktu paruhnya,
dan tidak selalu sesuai dengan indikasi yang dipasarkan. Efek terapeutik diazepam digunkan
untuk menghasilkan efek anxiolytic, meningkatkan ambang kejang, menghasilkan relaksasi
musculoskeletal. Diazepam digunakan untuk pengobatan jangka panjang pada anxietas.
Diazepam juga digunakan untuk terapi spasme musculoskeletal seperti strain, dan spastisitas dari
gangguan degenerative. Diazepam merupakan obat pilihan dalam mengatasi kejang epilepsi tipe
grand mal dan status epileptikus. Diazepam dan oxazepam bermanfaat untuk digunakan dalam
penanganan akut dari gejala putus obat alcohol.
2.4 Kontraindikasi dan Perhatian Khusus
Tidak boleh digunakan pada pasien dengan angleclosure glaucoma, koma, depresi SSP,
dpresi nafas, sakit berat, nyeri yang tidak terkontrol., akut pulmonary insufisiensi, myasthenia
gravis atau sleep apnoe. Perlu diperhatikan pada penggunaan terhadap geriatri, atau pasien yang
dalam keadaan lemah karena cenderung lebih mudah terkena efek samping. Penggunaan obat ini
juga perlu perhatian khusus pada pasien dengan kelemahan otot, gangguan ginjal, dan gangguan
hepar, yang biasanya membutuhkan adanya penurunan dosis. Efek sedasi yang muncul pada awal
penggunaan perlu diperhatikan, sehingga pasien tidak berkendara sendiri atau mengoprasikan
mesin. Pada penggunaan sedasi dalam perlu perhatian pada fungsi kardiorespirasi.
Obat diazepam juga perlu diperhatikan pada penggunaannya pada pasien gangguan
daerah otak slah satunya arteriosklerosis. Pasien dengan riwayat kecanduan alcohol dan obatobatan harus di perhatikan. Obat ini tidak bissa diberikan pada ibu hamil dan menyusui,
berhubungan dengan obat ini dapat menembus barrier plasenta. Pada ibu menyusui dapat
diberikan dengan dosis rendah apabila terpaksa dan tidak dapat dihindari penggunaannya.
depresi, disartria, perubahan libido, tremor, gangguan visual, retnsi urin atau inkontinensia urin,
gangguan GIT, perubahan salvias dan amnesia. Efek samping yang sangat jarang, jaundice
(ikterik), gangguan darah, reaksi hipersensitivitas. Pada dosis tinggi dan penggunaan parenteral
dapat terjadi depresi nafas dan hipotensi. Pda penggunaan secara IV efek samping yang mungkin
timbul nyeri dan tromboflebitis. Overdosis dapat menyebabkan depresi SSP, koma atau
paradoxical eksitasi, tetapi jarang menyebabkan kematian. Penggunaan pada kehamilan trimester
ke 3 dapat menyebabkan malformasi pada janin.
DAFTAR PUSTAKA
2. Wikipedia,
the
free
encyclopedia.
Diazepam.
(Online)
:
(http://www.en.wikipedia.org/wiki/linkomycin, diakses tanggal 10 Agustus 2011)
2010.