Anda di halaman 1dari 14

IKAN BANBAN (Engraulis grayi)

DISUSUN OLEH:
1. Ryan Ariefta

26030014130042

2. Mohamad Wahyu S.

26030114140072

MORFOLOGI

Ikan banban (Engraulis grayi) merupakan salah satu ikan pelagis kecil
dan bernilai ekonomis.ikan ini cendrung hidup didasar perairan bersifat
plankton feeder.

Ikan ini dicirikan oleh badan yang sangat pipih, ujung moncongnya
mempunyai ketinggian yang sama dengan pusat mata. memilikisirip
punggung, sirip dubur, sirip dada, ruas tulang belakang dan tulang
saring insang bagian bawah.

Bagian badan ikan banban (Engraulis grayi) berwarna keperakan,


bagian punggung berwarna gelap, di bagian atas celah insang terdapat
bercak gelap, bagian belakang terdapat garis gelap, sirip ekor
kekuningan.

HABITAT DAN CARA HIDUP

Spesies ini sering ditemukan bergerombol di perairan pantai atau sering


dijumpai pula di hutan bakau yang berbatasan dengan perairan payau.

Ikan banban (Engraulis grayi) dapat memasuki daerah pesisir serta


mengkonsumsi udang udangan dan copepoda sebagai pakan utamanya,
polychaeta dan amphipoda sebagai pakan pelengkap.

Daerah penyebaran ikan banban (Engraulis grayi) adalh sepanjang pantai


perairan indonesia terutama di jawa, Arafuru keutara sampai teluk
benggala, sepanjang pantai laut cina selatan, keselatan sampai utara
Queenland (Australia). Ikan jenis ini juga banyak ditemukan di lutan
hindia dan pasifik barat, dari antai barat india samapai kepulauan lesser
sunda, sumatara bagian timur, sepanjang kalimatan, sulawasi selatan

ALAT TANGKAPNYA

Ikan banban (Engraulis grayi) merupakan ikan pelagis kecil yang


hidup diperairan pantai sehingga penagkapannya dengan purse
seine, ambai, payang tepi, pukat tepi, soma dampar,jaring rampus
dan sejenisnya

BAGAIMANA CARA OPERASI ALAT TANGKAP

Ikan banaban (Engraulis grayi) merupakan kan hasil tangkapan


sampingan dari hasil tangkapan utama berupa ikan kembung, tongkol,
dan ikan plagis kecil lainnya yang harga jualnya lebih mahal

Di perairan cirebon penagkapan ikan banban (Engraulis grayi) ini


menggunkan alat tangkap jaring rampus dengan mesh size 1,5-1,75 inch.

Jaring rampus merupakan alat tangkap yang termasuk kelompok jaring


insang yang dioperasikan di dasar perairan atau jaring insang dasar.

Pengoperasian jaring rampus dapat dilakukan dengan cara menetap,


cara hanyut atau cara memencang tegak lurus di dalam perairan dan
menghadang arah gerakan ikan atau cara melingkar.

BAGAIMANA CARA MENAGKAPNYA

Alat pengakapan ikan baban dengan menggunakan jaring rampus


dengan mesh size 1,5-1,75 inch. yang berbentuk empat persegi
panjang yang ukuran mata jaringnya sama besar dan dilengkapi
dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau
tanpa tali ris bawah untuk menghadang arah renang ikan, sehingga
ikan sasaran terjerat mata jarring.

PENYEBAB KEMATIAN

Ikan banban ( engraulis grayii) mengalami kematian sesaat setelah


penangkapan dikarenakan oleh faktor ukuran dari jaring alat tangkap
ikan banban ( engraulis grayii) tersebut. Semisal jaring rampus dan
jaring insang yang mata jaring nya berukuran kecil kecil, dapat
merusak sisik maupun sirip pada ikan banban sehingga ikan tersebut
mengalami gangguan sistem gerak dan mengalami kematian.

PROSES KEMUNDURAN MUTU

Ikan yang baru mati dan masih dalam fase pre rigor mortis
mempunyai tekstur daging yang sama dengan ikan hidup, yaitu
kenyal, elastis, dan lentur, hal ini karena Ikan yang baru mati masih
memiliki sisa sisa ATP dari hasil proses glikolisis anaerob yang
menyebabkan otot ikan masih bisa melakukan relaksasi.

Tekstur daging ikan yang kenyal,elastis dan lentur secara berangsur


angsur akan mengeras karena energi yang tersisa tidak cukup untuk
merombak aktomiosin menjadi aktin dan miosin.

Akibatnya otot ikan mulai menjadi keras dan kaku. Karena


Bergabungnya aktin dan miosin membentuk aktomiosin, akan
menyebabkan ikan menjadi kaku dan keras.

PERUBAHAN FISIKO KIMIA

Perubahan yang di alami ikan disebabkan oleh aktivitas enzimatis,


oksidasi dan mikrobiologi.

Perubahan yang disebakan oleh oksidasi dan mikrobiologi berlangsung


setelah memasuki fase post rigor mortis banyak parameter yang dapat
digunakan untuk menetukan tingkat kesegaran ikan, baik secara
fisikawi, kimiawi, biologis dan organoleptik.

1. Kimia
-Enzim Katepsin

Proses kimiawi yang terjadi pada ikan salah satunya adalah banyaknya
enzim katepsin yang terbentuk setelah ikan mati.

Enzim Katepsin merupakan salah satu enzim proteolitik yang


ditemukan pada jaringan hewan termasuk ikan yang dapat
menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Katepsin banyak
ditemukan dalam jaringan otot ikan.

-Enzim Kolagenase

Enzim kolagenase berperan mendegradasi protein, enzim ini dapat


dibentuk oleh bakteri maupun jaringan, jaringan tubuh ikan yang
dapat membentuk enzim kolagenase adalah seperti fibroblast
maupun sel tulang pada umumnya.

Fisika

Parameter kerusakan fisika pada ikan sangat dipengaruhi oleh


parameter kerusakan kimia, protein pada ikan seperti myofibril akan
sangat mudah didegradasi oleh enzim katepsin maupun enzim
kolagenase yang menyebabkan protein menjadi rusak dan membentuk
rantai peptide.

Sehingga Protein yang rusak pada ikan akan menyebabkan tekstur


pada ikan akan melunak dikarenakan rusaknya jaringan pembangun
pada ikan tersebut

Proses handling ikan banban (Engraulis grayi)

Kecepatan pembusukan ikan setelah penangkapan dan pemanenan


sangat dipengaruhi oleh teknik penangkapan atau pemanenan, kondisi
biologis ikan, serta teknik penanganan dan penyimpanan diatas kapal.
Oleh karena itu, segera setelah ikan ditangkap atau dipanen harus
secepatnya diawetkan dengan pendinginan atau pembekuan.

Pada umumnya pendinginan difungsikan untuk menurunkan kecepatan


pembusukan akibat aktivitas enzim maupun aktivitas bakteri.

Ada pendapat lain mengenai cara penanganan pertama yang perlu


diperhatikan, yakni dengan cara membunuh ikan secara cepat sesaat
setelah ditangkap kemudain ikan dicuci lalu disimpan didalam palka
dengan suhu yang dingin dan diberi es.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai