Anda di halaman 1dari 5

Organ Perasa

System sensori berupa sel-sel reseptor perifer dan gabungan neuron di otak
yang memberi gambaran lingkungan secara biologis. Barisan elemen reseptor
berupa sel tunggal, missal taktil korpuskel, atau kompleks retina mata.
Ikan, karena hidup di perairan, perkembangan kemoreseptor sangat baik
untuk mendeteksi rasa dan bau. Lokasi organ perasa pada ikan boleh jadi tidak
hanyatidak hanya terletak di kepala atau di mulut, mungkin diperluas di beberapa
bagian permukaan tubuh termasuk juga di bagian sirip.
Sebagian besar ikan, organ olfaktori (pencium) berupa sepasang lubang
bergaris dengan lipatan berupa epitel sensori. Organ olfaktori pda Dipnoi serupa
dengan vertebrata tinggi, mempungai saluran nasal yang terbuka yang dinamankan
choanae masuk ke dalam farink, saluran nasal ini terbuka pada bagian internal
maupun eksternalnya dan di lapisi epitel olfaktori berupa lipatan epitel yang
berlekuk-lekuk
Tidak ada perbedaan prinsip antara mata ikan dean vertebrata lain, kecuali
hanya pada cara akomodasi atau adaptasi spasial akibat cara hidup. Akomodasi,
atau kemampuan mata untuk mengatur dengan sendirinya atau mengatur dengan
sendirinya atau mengatur secara otomatis untuk melihat dekat atau jauh, pada ikan
dilengkapi dengan gerakan lensa mata ke samping atau muka-belakang sehingga
dapat merubah jarak retina yang paling sensitif. Ikan hiu, yang merupakan ikan
predator, selalu memiliki jarak pandang dan selalu menggerakkan lensa matanya ke
depan atau menjauhi retina untuk melihat obyek agar tampak lebih besar.
Beberapa ikan mempunyai mata spesifik dari hasil adaptasi. Banyak tipe
mata yang dikenal, satu contoh ikan yang sangat terkenal di amerika Selatan foureyed fish (Anablep). Habitat ikan ini pada air tenang, saat mengapung di
permukaan menggunakan separuh mata atas. Saat melihat ke udara dan kedalam
air, kadang lensa matanya tampak terbagi dua, setiap bagian tersebut jaraknya
dengan retina tidak sama.ikan bermata empat yang lain adalah blennie Galapagos
(Dialommus fuscus), peloncat batu yang gesit sangat cepat sekali dari air. Tidak
seperti Anableb, maka blenny tidak tampak terbagi di bagian dalam tetapi lebih ke
arah kornea. Lagi pula, bentuk pembagian ini bagian anterior untuk melihat ke udara
dan bagian posterior untuk melihat ke dalam air. Beberapa ikan laut dalam,
mempunyai mata lebar yang sangat penting untuk melihat di daerah yang sedikit

intensitas cahayanya. Ikan laut dalam lainnya, seperti yang ditemukan pada spesies
ikan gua, kehilangan kemampuan melihat karena degenerasi mata.
Telinga ikan sangat berbeda dengan telinga mamal. Telinga ikan, tidak sebaik
telinga kita dalam mengasosiasi suara. Ikan tidak mempunyai telinga luar, tengah
dan kohlea. Bagian dalam dari ikan berupa utrikulus dorsal yang dihubungkan
dengan kanal semi-sirkuler, dan pelebaran di tengah yang disebut sacculus (pada
amfibi, reptile dan burung disebut lagena yaitu bangunan semacam kohlea untuk
mendengar). Ikan dapat medeteksi vibrasi di dalam air, beberapa di antara vibrasi itu
mungkin dihasilkan oleh jenisnya sendiri. Alat pendengaran pada ikan terutama
untuk organ keseimbangan.
Ikan dan larva amfibi akuatik memiliki beberapa system organ sensori yang
tidak ditemukan pada vertebrata terestrial yaitu linea lateralis yang berfungsi untuk
membedakan perubahan tekanan dan arus air. Reseptor tersebut berupa sensori
papilla atau neuromast yang mengelilingi seluruh tubuh. Linea lateralis terletak di
kedua sisi tubuh dan bercabang menjadi tiga bagian di sisi kepala. Neuromast
mungkin berada di permukaan kulit atau mungkin berupa kanal terlindung dan
bagian yang muncul berupa pori-pori kecil.
Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran, produknya langsung masuk
ke dalam system peredaran darah. Produk tersebut disebut hormone, yang
merupakan regulator kimia tubuh. Fungsi pokoknya adalah sebagai agen katalis
dengan cara merangsang kelenjar lain, mengatur pertumbuhan, mengontrol
metabolism dan menjaga keseimbangan kimiawi tubuh, tanpa mengalami perubahan
pada kelenjar itu sendiri. Sebagian besar kelenjar yang ada pada mamal, ditemukan
pada ikan kecuali kelenjar paratiroid (berperan dalammengatur metabolism
kalsiumpada vertebrata yang lebih tinggi). Pankreas berupa kelenjar bersaluran
(eksokrin) dan tidak bersaluran

(endokrin). Pankreas tidak ditemukan pada

Cyclostomata, tetapi ditemukan pada ikan tulang rawan dan ikan tulang kerasserta
memiliki pulau Langerhan yang berfungsi untuk memproduksi insulin. Kelenjar
andrenalin ikan berbeda dengan vertebrata lain yang lebih tinggi, karena pada
kelenjar ini korteks dan medulla bersatu sedangkan pada mamalia terpisah satu
sama lain.

Vertebrata sejenis ikan memiliki kelenjar tiroid dan pituitaria yang berkembang
baik. Gonad ikan sama seperti yang ada pada hewan vertebrata lain, yaitu berfungsi
seperti kelenjar endokrin dan berperan dalam membentuk ciri seksual sekunder
yang tampak pada musim kawin. Fungsi dan aktivitas gonad, tidak diragukan lagi
bahwa selalu di bawah kendali hormon.

Ciri Khusus
a. Sisik
Sisik adalah bagian tubuh luar dan merupakan cirri sangat penting baik untuk
ikan tulang keras mauoun ikan tulang rawan. Sisik, umumnya sebagai pelindung dan
penutup tubuh. Berdasarkan asal, struktur dan fungsi, sedemikian bervariasi,
sehingga sisik merupakan hal yang p[aling penting dalam klasifikasi.

Gambar. Struktur sisik ikan


Kulit ikan hiu atau ikan karang terasa seperti amplas (amril) karena banyak sisiksisik kecil. Yang tertanam pada kulit. Sisik ini dikenal sebagai sisik bertipe palakoid
dan strukturnya sama dengan struktur gigi. Setiap sisik tersusun dari lempengan
tulang di bagian basal, menuju ke atas menembus kulit kemudian mengarah ke
belakang membentuk tonjolan seperti duri yang tewrsusun dari dentin. Seperti pada
gigi, di sana ada lubang pusat (pulpa), dimana terdapat banyak saluran darah. Spina
ditutupi oleh lapisan yang lebih keras, dipercayai terbuat dari bahan sama dengan
email gigi. Tidak ada perbedaan prinsip antara sisik dan gigi ikan hiu, kecuali pada
ukuran gigi lebih besar, keduanya adalah barang yang bisa hilang dan diganti. Ikan
pari, giginya berubah secara berkala menjadi lebih besar, piringan dasar tergabung
menjadi satu sehingga mampu memecah cangkang moluska. Sisik plakoid pada
ikan hiu dan ikan pari sangat berbeda dalam bentuk dan susunanya.

Tipe sisik gonoid tampak jelas pada ikan gars, berbentuk seperti belah ketupat
tersusun amat rapat satu sama lain dan tersusun searah diagonal tubuh. Di atas
lempengan dasar sisik dilapisi oleh substansi mirip email tipis disebut ganoid. Oleh
karena adanya ganoid pada sisik beberapa Chondrostei dan Holostei, maka
kelompok ini sering disebut ikan-ikan ganoid (telah punah). Sebagian besar, sisik
pipih pada sturgeon sedikit mengandung ganoin dan pada paddlefish hanya memiliki
sangat sedikit sisik ganoid.
Sisik sebagaian besar ikan tulang keras adalah tipe sikloid, tertanam bagian
depannya di celah-celah kulit, bagian distal sisik menutup sisik berikutnya. Tidak
seperti sisik plakoid, imbricate scale atau tumpang tindihnya sisik ini tidak diganti jika
lepas. Susunan sisik ini seperti kulit, tidak dilindungi epidermis atau material seperti
email ataupun ganoin. Sisik sikloid, pada dasarnya melingkar dan bertambah ukuran
seiring pertumbuhan ikan. Akibat dari pertumbuhan sisik tersebut tampak sebagai
tanda cincin pertumbuhan, seperti lingkaran tahunan pada pohon. Cincin
pertumbuhan tersebut lebih jelas pada bagian sisik yang tertanam, karena
pertumbuhannya terhambat selama musim dingin akibat menurun suhu dan pasokan
makanan.
Sisik ktenoid pada dasarnya sama seperti sikloid mengenai struktur dan
susunanya, tetapi berbeda pada bagian belakangnya yaitu berbentuk seperti sisir.
Beberapa spesies mungkin mereduksi menjadi satu tonjolan atau spina (duri). Sisik
ktenoid ditemukan menjadi duri sirip dorsal pada ikan pari.
b.

Warna Tubuh

Warna indah pada tubuh Vertebrata banyak ditemukan pada ikan dan burung.
Pada burung, warnanya terbatas pada bulu, perubahannya tidak berada pada
struktur kulit. Warna bulu burung dapat berubah hanya Karena letih, oksidasi atau
saat brodol. Warna tubuh ikan lebih kompleks oleh karena adanya kromatofora yang
berada di lapisan dermis. Kristal guanine, di dalam sel disebut iridosit yang
berhubungan dengan sisik, mungkin responsif terhadap perubahan fisiologis.
Beberapa ikan bertulang keras, juga reptil mampu merubah warna sangat cepat
di bawah control system saraf. Proses perubahan waran lebih lambat terdapat pada
ikan tulang rawan, juga amfibi sebagai akibat pelepasan hormone dari kelenjar
pituitaria yang diedarkan melalui pembuluh darah. Perubahan warna pada ikan,
adalah akibat dari gerakan granula pigmen dalam kromatofora atau akibat
perubahan bentuk kromatofora itu sendiri. Jika granula disebarkan merata ke

seluruh sel makab warna tubuh ikan menjadi lebih terang, jika terkonsentrasi pada
suatu tempat akan menjadi gelap.
Pigmen utama pada ikan adalah melanin yang mampu memproduksi warna
coklat, ungu atau hitam, dan karotenoid yang sangat responsif terhadap warna
kuning, oranye dan merah. Kromatofora yang mengandung melanin disebut
melanofora dan yang mengandung karotenoid disebut lipofora. Beberapa jenis ikan
Nampak terjadi perubahan warna pada saat masa kawin. Hal ini merupakan bagian
dari pelayanan pengenalan jenis kelamin. Kebanyakan ikan, warna menunjukkan
adaptasi terhadap lingkungan sehingga ikan mendapat perlindungan dari latar
belakang warna tempat hidupnya. Spesies ikan yang hidup pada batu karang
umumnya berwarna cerah. Ikan yang hidup pada dasar yang kecerahan bertahap
menyebabkan warna tubuh ikan seperti mempunyai berkas garis gelap dan terang
pada tubuhnya. Permukaan atas tubuh dari ikan dasar (bootom-dweling fishes)
kadang sangat serupa dengan warna substrat di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai