BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Farmasi analisis dapat didefinisikan sebagai penerapan berbagaai
teknik, metode, dan prosedur kimia analisis untuk menganalisis bahanbahan atau sediaan farmasi. Dalam bidang farmasi khususnya kimia
farmasi sering dilakukan analisis sediaan faramasi, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Kimia analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
jumlah suatu cuplikan.
Pada
percobaan
dilakukan
penetapan
kadar
suatu
yang
NINIEK RAMADHANI AA
NINIEK RAMADHANI AA
etranol dingin, larut dalam kloroform, etanol panas, aseton dan benzene
panas. Papaveri dapat dibuat melalui isolasi opium (yang mengandung
sekitar 1 % papaverin) atau dengan sintesis alakaloid (Klaus, 1998).
Suatu campuran ekstrak belladona dan papaverin HCl merupakan
kombinasi obat yang umum ditemukan. Campuran ini, dari sediaanya
dapat
dipisahkan
secara
kuantitatif
melalui
metode
ekstraksi
NINIEK RAMADHANI AA
[ S ] org
[ S ] aq
NINIEK RAMADHANI AA
( CS ) org
[ Cs ] aq
NINIEK RAMADHANI AA
diatas
waterbath/oven
sampai
berat
konstan,
dan
air
diperoleh
dari
NINIEK RAMADHANI AA
3. Penetapan
Kadar
Sediaan
(Campuran
Ekstrak
Belladona-
Papaverin HCl)
Timbang 20 tablet lalu tentukan berat rata-rata tablet. Tablet
digerus sampai halus, kemudian dambil sebanyak 1000 gram untuk
dianalisis, misalkan sediaan tablet mengandung 10 mg ekstrak
belladonna dan 25 mg papaverin HCl dan 500 mg metampiron, serta
bahan lain sehingga diperoleh berat tablet. Larutkan serbuk tablet
dalam corong pisah yang berisi 30 ml air, 15 ml NaOH 1N dan 9 gram
NaCl (volume akhir larutan 50 ml).
a) Isolasi ekstrak Belladona dari sediaan
Sebanyak 50 mL larutan sediaan tadi, dilakukan ekstraksi
dengan 25 mL eter P sebanyak 3 kali.Kumpulkan ekstrak eter
dalam gelas kimia yang berat nya telah ditera.Lalu uapkan
pelarutnya diatas waterbath/oven sampai berat konstan.Hitunglah
presentasenya.Hasilnya
dibandingkan
dengan
persyaratan
waterbath/oven
presentasenya.Hasilnya
sampai
berat
dibandingkan
konstan.Hitunglah
dengan
persyaratan
NINIEK RAMADHANI AA
3.2 Bahan
Adapun
bahan
adalahaquadest,bahan
yang
obat
digunakan
papaverin
dalam
HCl,
percobaan
bahan
obat
ini
ekstrak
NINIEK RAMADHANI AA
III
IV
Sampel
Tablet
Spasminal
(Ekstrak
Belladona)
Tablet
Berat Sampel
4,83
% Kadar obat
Berat rata-rata
139,175
8,372 mg
104,5 %
502,5 mg
1.111,55 %
NINIEK RAMADHANI AA
Spasminal
(Papaverin HCl)
b. Perhitungan
1. Koefisien distribusi papaverin HCl
Dik : Berat cawan porselin kosong= 49,892 gram
Berat sampel
= 100,7 mg
0,1007 mg
Berat cawan porselin + isi = 49,9754 gram
Peny :
W = 49,9754 49,892
= 0,0834
w
KDA= ww
=
0,0834
0,10070,0834
0,0834
0,0173
= 4,82
Berat 20 tablet
20
2783,5
20
139,175
3. Ekstrak Belladona dari sediaan
a. Berat sampel
Berat serbuk analisis
(BS) =
x kadar obat sesuai etiket
BT
502,5
600,205
x 10
= 8,372 mg
b. Ekstrak Belladona dalam sediaan
NINIEK RAMADHANI AA
% Kadar
8,75 mg
8,372mg
x 100 %
= 104,5 %
502,5
25 mg
600,205
20,9303 mg
b. Kadar obat
Kadar=
232,61 mg
100
20,9303
1111,55
4.2 Pembahasan
Suatu campuran ekstrak belladona dan papaverin HCl merupakan
kombinasi obat yang umum ditemukan. Campuran ini, dari sediaanya
dapat
dipisahkan
secara
kuantitatif
melalui
metode
ekstraksi
solven/pelarut cair-cair.
Ekstraksi cair-cair bertujuan untuk memisahkan analit yang dituju
dari penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut
RIA FITRIANI UMASANGAJI
15020130162
NINIEK RAMADHANI AA
yang tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan
fase yang lain adalah pelarut organik. Senyawa-senyawa yang bersifat
polar akan ditemukan di dalam fase air, sementara senyawa-senyawa
yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut organik, begitupula
dengan ekstraksi padat cair akan tetapi sampel yang digunakan tidak
larut air.
Pada praktikum ini pertama dilakukan penentuan koefisian
distribusi ekstrak belladonna. Dimana pertama siapkan fase air dengan
mencampurkan 50 ml air, 25 ml NaOH dan 15 mg. Kocok campuran ini
dalam corong pisah dengan 50 ml eter sampai setimbang, pisahkan
kedua fasa.Timbang seksama 50 mg ekstrak belladona masukan dalam
corong pisah, tambahkan 25 ml fasa air yang baru dibuat tadi untuk
melarutkan papaverin.Selanjutnya, tambahkan 25 ml fasa eter lalu kocok
sampai setimbang.Setelah itu dipisahkan kedua fasa dan kumpulkan fasa
eter secara kuantitatif dalam gelas kimia, uapkan pelarutnya di atas
waterbath/oven sampai berat konstan, dan timbang berat ekstrak
belladona dalam fasa eter. Adapun berat ekstrak belladona dalam fasa air
diperoleh dari pengurangan dari jumlah sampel yang ditimbang mulamula.Hitunglah koefisien distribusi ekstrak belladona.
Selanjutnya
dilakukan
penentuan
koefisien
distribusi
ekstrak
NINIEK RAMADHANI AA
1000
gram
untuk
dianalisis,
misalkan
sediaan
tablet
NINIEK RAMADHANI AA
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan penentuan kadar obat dengan
menggunakan metode ekstraksi cair-cair dapat disimpulkan berat
papaverin HCl 502,5 mg dengan persen kadar obat papaverin dalam
sediaan adalah 1.111,55%.
5.2 Saran
Diharapkan kepada asisten untuk pada saat selesai praktikum
asisten dapat berdiskusi dengan praktikan kelompok masing-masing agar
praktikan lebih memahami lagi tentang praktikum yang dilakukan.
NINIEK RAMADHANI AA
DAFTAR PUSTAKA
Ananonim., 2016, Penuntun Praktikum Analisis Farmasi Kuantitatif.
Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia
Cairnes,D., 2004, Intisari Kimia Farmasi, Penerbit Salemba Empat,
Dantje T., 2015, Toksikologi Lingkungan. CV.Andi, Yogyakarta.
Klaus florey, 1988. Analytical Progiles of Drug Substances
Vol.17.Academic press, California.
Rohman,.A,.2009. Kromatografi
Yogyakarta.
untuk
Analisis
Obat. Graha
Ilmu.
NINIEK RAMADHANI AA